Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam upaya pencapaian visi dan misi rumah sakit melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan tidak terlepas dari peran penting pelayanan
kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan pasien yaitu selama 24
jam per hari dan 7 hari per minggu karenanya perawat memegang posisi kunci dalam
membangun citra Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan berkualitas dapat diberikan
apabila pelayanan tersebut diberikan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi,
bekerja sesuai standar praktik dan etika profesi keperawatan.
Salah satu satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional
adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan Model
Praktik Keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga
keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui
penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan,
sistem penugasan, dan sistem penghargaan yang memadai.
Model ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas,
yang memungkinkan perawat profesional menata struktur (menentukan jumlah, jenis,
dan standar kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian asuhan keperawatan
melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga memungkinkan
perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Di berbagai RS telah banyak dilakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan melalui pengembangan MPKP. Keuntungan dari penerapan MPKP adalah
dapat dilihat dari penurunan angka kejadian infeksi pada kateter urin, penurunan jumlah
pasien yang mengalami dekubitus, angka perpindahan perawat menurun, adanya
kepuasan pasien dan kepuasan perawat serta adanya hubungan pasien dan perawat yang
berkesinambungan. Pengembangan MPKP merupakan hal yang sangat penting dalam
mewujudkan kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, melalui pengembangan MPKP ini masyarakat dapat melihat dan
merasakan secara konkrit pemberian pelayanan keperawatan yang profesional.

5
Berdasarkan analisis situasi nyata penampilan kerja perawat di Ruang Kebidanan RS
Bunda Aliyah belum sepenuhnya menerapkan konsep MPKP yaitu 4 pilar nilai
profesional pelayanan keperawatan : management approach, compensatory rewad,
profesional relationship, patient care delivery(hasil pengkajian dan analisis data pada
diseminasi awal pada tanggal 19- 31 Maret 2017. Perawat di Ruang Kebidanan belum
mendapatkan sosialisasi terkait MPKP, dan hanya tidak ada satu orangpun dari perawat
di ruang Kebidanan yang telah mendapat pelatihan tentang MPKP. Maka dari itu, perlu
diadakannya kegiatan pembelajjaran mengenai konsep MPKP sehingga perawat dapat
benar-benar mengerti dan mampu menerapkannya di ruangan.

2. Tujuan Kegiatan
1) Tujuan Umum
Perawat mampu memahami konsep Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
sesuai dengan standar dan mampu mengimplementasikannya di ruangan masing-masing.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sosialisasi MPKP, perawat diharapkan mampu:
a. Mampu menjelaskan MPKP dan jenis-jenisnya.
b. Mampu memahami penerapan MPKP
c. Mampu memberikan feed back (umpan balik/masukan) dalam penerapan MPKP
yang ada di ruangan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MPKP (MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL)
I. Pengertian MPKP
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan
keperawatan dari sistem, struktur, proses dan nilai-nilai profesional yang memfasilitasi
perawat professional, yang mempunyai kemampuan dan tanggung jawab dalam
mengatasi masalah keperawatan dan telah,menghasilkan berbagai jenjang produk
keperawatan untuk pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan tempat asuhan
keperawatan tersebut diberikan (Sitorus & Yulia, 2011).
II. Tujuan dari MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
tim keperawatan.
III. Metode Tim dalam Penugasan MPKP dalam Keperawatan
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
(Nursalam, 2014). Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi (Sitorus,
2011).Pelaksanaan metode tim berlandaskan konsep berikut (Sitorus, 2011) :
a. Ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Tanggung jawab ketua tim
adalah :
1) Mengkaji setiap klien dan menetapkan renpra.
2) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis.

7
3) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi.
4) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas renpra terjamin. Komunikasi yang
terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui renpra tertulis yang
merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan berhasil baik
apabila didukung oleh kepala ruangan, untuk itu kepala ruangan diharapkan telah :
1) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.
2) Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan.
3) Memberi kesempatan pada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan.
4) Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperawatan.
5) Menjadi narasumber bagi ketua tim.
6) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.
7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
Hasil penelitian Lambertson dalam Douglas (1992) menunjukkan bahwa metode tim jika
dilakukan dengan benar adalah metode pemberian asuhan yang tepat untuk
meningkatkan kemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi kemampuannya.
(Sitorus, 2011).
Kekurangan metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga
pakar mengembangkan metode keperawatan primer (Sitorus, 2011).

IV. Karakteristik MPKP


1) Penetapan jumlah tenaga keperawatan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat
ketergantungan klien.
2) Penetapan jenis tenaga keperawatan
Pada suatu ruang rawat MPKP, terdapat beberapa jenis tenaga yang memberikan asuhan
keperawatan yaitu Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP), dan Perawat
Asosiet (PA). Selain jenis tenaga tersebut terdapat juga seorang kepala ruang rawat yang
bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat

8
tersebut.Peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuannya dan
terdapat tanggungjawab yang jelas dalam sistem pemberian asuhan keperawatan.
3) Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (renpra)
Standar renpra perlu ditetapkan, karena berdasarkan hasil observasi, penulisan renpra
sangat menyita waktu karena fenomena keperawatan mencakup 14 kebutuhan dasar
manusia (Potter & Perry, 1997).Penggunaan metode modifikasi keperwatan primer.Pada
MPKP digunakan metode modifikasi keperawatn primer, sehingga terdapat satu orang
perawat profesional yang disebut perawat primer yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan.Disamping itu, terdapat
Clinical Care Manager (CCM) yang mengarahkan dan membimbing PP dalam
memberikan asuhan keperawatan. CCM diharapkan akan menjadi peran ners spesialis
pada masa yang akan datang.

V. Langkah-langkah dalam MPKP


1. Tahap Persiapan
Menurut Sitorus,2011 pada tahap persiapan penerapan MPKP ini ada beberapa hal yang
harus dilakukan, yaitu.:
a. Pembentukan Tim
Jika MPKP akan diimplementasikan di rumah sakit yang digunakan sebagai tempat
proses belajar bagi mahasiswa keperawatan, sebaiknya kelompok kerja ini melibatkan
staf dari institusi yang berkaitan. Sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi
antara pelayanan/rumah saklit dan institusi pendidikan.Tim ini bisa terdiri dari seorang
koordinator departemen, seorang penyelia, dan kepala ruang rawat serta tenaga dari
institusi pendidikan (Sitorus, 2011).
b. Rancangan Penilaian Mutu
Penilaian mutu asuhan keperawatan meliputi kepuasan klien/keluarga kepatuhan perawat
terhadap standar yang diniali dari dokumentasi keperawatan, lama hari rawat dan angka
infeksi noksomial (Sitorus, 2011).
c. Presentasi MPKP
Selanjutnya dilakukan presentasi tentang MPKP dan hasil penilaian mutu asuhan kepada
pimpinan rumah sakit, departemen,staf keperawatan, dan staf lain yang terlibat. Pada
presentasi ini juga, sudah dapat ditetapkan ruang rawat tempat implementasi MPKP akan
dilaksanakan (Sitorus, 2011).

9
d. Penempatan Tempat Implementasi MPKP
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan tempat implementasi MPKP,
antara lain (Sitorus, 2011) :
1) Mayoritas tenaga perawat merupakan staf baru di ruang tersebut. Hal ini diperlukan
sehingga dari awal tenaga perawat tersebut akan mendapat pembinaan tentang
kerangka kerja MPKP
2) Bila terdapat ruang rawat, sebaiknya ruang rawat tersebut terdiri dari 1 swasta dan 1
ruang rawat yang nantinya akan dikembangkan sebagai pusat pelatihan bagi perawat
dari ruang rawat lain.
e. Penetapan Tenaga Keperawatan
Pada MPKP, jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan dari klasifikasi
klien berdasarkan derajat ketergantungan. Untuk menetapkan jumlah tenaga keperawtan
di suatu ruangrawat didahului dengan menghitung jumlah klien derdasarkan derajat
ketergantungan dalam waktu tertentu, minimal selama 7 hari berturut-turut (Sitorus,
2011).
f. Penetapan Jenis Tenaga
Pada MPKP metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode
modifikasi keperawatan primer. Dengan dtemikian, dalam suatu ruang rawat terdapat
beberapa jenis tenaga, meliputi (Sitorus, 2011).:
1) Kepala ruang rawat
2) Clinical care manager
3) Perawat primer
4) Perawat asosiet
g. Pengembangan Standar rencana asuhan Keperawatan
Pengembangan standar renpra bertujuan untuk mengurangi waktu perawat menulis,
sehingga waktu yang tersedia lebih banyak dilakukan untuk melakukan tindakan sesuai
kebutuhan klien.Adanya standar renpra menunjukan asuhan keperawtan yang diberikan
berdasarkan konsep dan teori keperwatan yang kukuh, yang merupakan salah satu
karakteristik pelayanan professional. Format standar renpra yang digunakan biasanya
terdiri dari bagian-bagian tindakan keperawatan: diagnose keperawatan dan data
penunjang, tujuan, tindakan keperawatan dan kolom keterangan (Sitorus, 2011).

10
h. Penetapan Format Dokumentasi Keperawatan
Selain standar renpra, format dokumentasi keperawatan lain yang diperlukan adalah
(Sitorus, 2011) :
1) Format pengkajian awal keperawatan
2) Format implementasi tindakan keperawatan
3) Format kardex
4) Format catatan perkembangan
5) Format daftar infuse termasuk instruksi atau pesanan dokter
6) Format laporan pergantian shif
7) Resume perawatan

i. Identifikasi Fasilitas
Fasilitas minimal yang dibutuhkan pada suatu ruang MPKP sama dengan fasilitas yang
dibutuhkan pada suatu ruang rawat. Adapun fasilitas tambahan yang di perlukan adalah
(Sitorus, 2011) :
1) Badge atau kartu nama tim
Badge atau kartu nama tim merupakan kartu identitas tim yang berisi nama PP dan
PA dalam tim tersebut. Kartu ini digunakan pertama kali sat melakukan kontrak
dengan klien/keluarga.
2) Papan MPKP
Papan MPKP berisi daftar nomor CM klien, PP, PA, dan timnya serta dokter yang
merawat klien.

2. TahapPelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan MPKP dilakukan langkah-langkah berikut ini (Sitorus, 2011):
a. Pelatihan tentang MPKP
Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah
ditentukan.
b. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan konferensi.
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan setelah melaukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas PP. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar (Sitorus, 2011).

11
c. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan ronde dengan
perawat asosiet (PA).
Ronde keperawatan bersama dengan PA sebaiknya juga dilakukan setiap hari.Ronde
ini penting selain untuk supervisi kegiatan PA, juga sarana bagi PP untuk
memperoleh tambahan data tentang kondisi klien (Sitorus, 2011).
d. Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar renpra.
Standar renpra merupakan acuan bagi tim dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Semua masalah dan tindakan yang direncenakan mengacu pada standar tersebut
(Sitorus, 2011).
e. Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak/orientasi dengan
klien/keluarga.
Kontrak antara perawat dan klien/keuarga merupakan kesepakatan antara perawat
dan klien/keluarganya dalam pemberian asuhan keperawatan.Kontrak ini diperlukan
agar hubungan saling percaya antara perawat dan klien dapat terbina.Kontrak diawali
dengan pemberian orientasibagi klien dan keluarganya (Sitorus, 2011).
f. Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan presentasi kasus dalam tim.
PP secara teratur diharapkan dapat mempresentasikan kasus-kasus klien yang
dirawatnya.Melalui kasus ini PP dan PA dapat lebih mempelajari kasus yang
ditanganinya secara mendalam (Sitorus, 2011).
g. Memberi bimbingan kepada Critical Care Manager (CCM) dalam membimbing PP
dan PA.
Bimbingan CCM terhadap PP dan PA dalam melakukan implementasi MPKP
dilakukan melalui supervisi secara berkala.Agar terdapat kesinambungan bimbingan,
diperlukan buku komunikasi CCM.Buku ini menjadi sangat diperlukan karena CCM
terdiri dari beberapa orang yaitu anggota tim/panitia yang diatur gilirannya untuk
memberikan bimbingan kepada PP dan PA.Bila sudah ada CCM tertentu untuk setiap
ruangan, buku komunikasi CCM tidak diperlukan lagi (Sitorus, 2011).
h. Memberi bimbingan kepada tim tentang dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan menjadi bukti tanggung jawab perawat kepada klien.Oleh
karena itu, pengisisan dokumentasi secara tepat menjadi penting.
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi proses dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen evsluasi MPKP oleh
CCM. Evaluasi prses dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu.Evaluasi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini maslah-masalah yang ditemukan dan dapat
12
segera diberi umpan balik atau bimbingan. Evluasi hasil (outcome) dapat dilakukan
dengan (Sitorus, 2011) :
a. Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/keluarga untuk setiap klien pulang.
b. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai berdasarkan
dokumentasi.
c. Penilaian infeksi nosokomial (biasanya ditetapkan per ruang rawat).
d. Penilaian rata-rata lama hari rawat.

4. Tahap Lanjut
MPKP merupakan penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan.
Agar implementasi MPKP memberikan dampak yang lebih optimal, perlu disertai
dengan implementasi substansi keilmuan keperawatan.Pada ruang MPKP diuji coba ilmu
dan teknologi keperawatan karena sudah ada sistem yang tepat untuk menerapkannya
(Sitorus, 2011).
a. MPKP pemula ditingkatkan menjadi MPKP tingkat I. Pada tingkat ini, PP pemula
diberi kesempatan meningkatkan pendidikan sehingga mempunyai kemampuan
sebagai SKp/Ners. Setelah mendapatkan pendidikan tambahan tersebut berperan
sebagai PP (bukan PP pemula) (Sitorus, 2011).
b. MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP tingkat II. Pada MPKP tingkat I, PP
adalah SKp/Ners. Agar PP dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan ilmu
dan teknologi mutakhir, diperlukan kemampuan seorang Ners sepeialis yang akan
berperan sebagai CCM. Oleh karena itu, kemampuan perawat SKp/ Ners
ditingkatkan menjadi ners spesialis (Sitorus, 2011).
c. MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP tingkat III. Pada tingkat ini perawat
denga kemampuan sebagai ners spesialis ditingkatkan menjadi doktor keperawatan.
Perawat diharapkan lebih banyak melakukan penelitian keperawatan eksperimen
yang dapat meningkatkan asuhan keperwatan sekaligus mengembangkan ilmu
keperawatan (Sitorus, 2011).

VI. MPKP di Rumah Sakit Jiwa


Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah
dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3
jenis yaitu:
1. MPKP Transisi
13
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan
SPK, namun Kepala Ruangan dan ketua Tim minimal D3 Keperawatan
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.
3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:
a. MPKP 1
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan Ruangan
(Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan
b. MPKP 2
MPKP intermediate dengan tenaga minimal D3 keperawatan dan mayoritas
sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
c. MPKP 3
MPKP advance yang semua tenaga minimal sarjana Ners keperawatan sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. Dan doctor keperawatan yang
bekerja di area keperawatan jiwa.

VII. Pilar-pilar MPKP


Pilar 1: Pendekatan manajemen keperawatan
Terdiri dari :
a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek, harian, bulanan
dan tahunan).
b. Pengorganisasian dengan menyusun struktur organisasi, jadwal dinas, dan daftar
alokasi pasien.
c. Pengarahan
Terdapat kegiatan delegasi, supervisi, menciptakan iklim motivasi, manajemen
waktu, komunikasi efektif yang mencakup pre dan post conference, dan manajemen
konflik.

Pilar 2: Sistem penghargaan


Manajemen sumber daya manusia diruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen,
seleksi kerja orientasi, penilaian kerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.

14
Pilar 3: Hubungan profesional
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dalam
penerimaan pelayanan keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaannya
hubungan profesional secara internal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk
pelayanan kesehatan misalnya perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
lain, sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi
dan penerima pelayanan kesehatan.

Pilar 4: Manajemen asuhan keperawatan


Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu.Manajemen asuhan
keperawatan yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan.

VII. Proses Rekrutan Tenaga Perawat di Ruang MPKP

Proses perekrutan perawat di ruang MPKP adalah sebagai berikut:


a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati tingkat MPKP yang akan dipilih,
disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, dan
diharapkan minimal memilih tingkat MPKP pemula.
b. Setelah tingkat MPKP disepakati, Kepala bidang keperawatan melakukan sosialisasi
pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada
dirumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.
c. Kepala Ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan
tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan
tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat
di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir
pendaftaran dan biodata.

Sebelum menetapkan proses perekrutan, jumlah perawat yang dibutuhkan harus ditetapkan.
Jenis tenaga perawat terdiri dari: Kepala ruangan (Karu), perawat primer sebagai ketua tim,
dan perawat pelaksana. Berdasarkan pengalaman pada pengembangan MPKP di RSMM
Bogor, perbandingan pasien dan perawat adalah 1:1 atau 1,7:1, ditambah Karu. Kriteria dari

15
tiap tenaga perawat ditetapkan dan umumnya perawat memiliki latar belakang pendidikan
D3 Keperawatan.
Kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah sebagai berikut:
a. Kepala Ruangan
1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada, diperbolehkan D3
Keperawatan pada MPKP Pemula.
2. Pengalaman menjadi Kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area
keperawatan jiwa minimal 2 tahun.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat):
a) Asuhan keperawatan jiwa
b) Standar asuhan keprawatan jiwa atau audit keperawatan.
c) Terapi modalitas keperawatan jiwa atau terapi aktifitas kelompok (TAK).
d) Komunikasi keperawatan
e) Manajemen keperawatan
f) Bimbingan klinik (untuk RS Pendidikan)
5. Lulus tes tulis
6. Lulus wawancara
7. Lulus tes presentasi

b. Perawat Primer/Ketua Tim


1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (Perawat Primer), jika belum ada, D3
Keperawatan diperbolehkan pada MPKP Pemula.
2. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D3 Kperawatan minimal 2 tahun
dan S1 Keperawatan magang 3 bulan.
3. Sehat jasmani rohani
4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat):
a) Asuhan keperawatan jiwa
b) Standar asuhan keprawatan jiwa atau audit keperawatan.
c) Terapi modalitas keperawatan jiwa atau terapi aktifitas kelompok (TAK).
d) Komunikasi keperawatan
e) Manajemen keperawatan
5. Lulu tes tulis
6. Lulus tes wawancara

c. Perawat Pelaksana (Asosiet)


1. Pendidikan minimal D3 Keperawatan
2. Pengalaman kerja dibagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa
5. Lulus tes tulis
6. Lulus tes wawancara

16
BAB III
RENCANA KEGIATAN PENERAPAN MPKP DI RUANG LANTAI 2
RUANG RAWAT KEBIDANAN

A. Jenis Kegiatan
Role Play penerapan MPKP
B. Waktu dan Tempat
Hari : Sabtu-Jumat
Tanggal:1-7 April 2017
Tempat : Ruang rawat Kebidanan Lantai 2 RS Bunda Aliyah
C. Rincian Kegiatan
1. Identifikasi masalah
2. Perencanaan
2.1. Visi Ruangan
Mengacu pada Visi Rumah sakit yaitu:
Menjadikan RSIA bunda aliyah sebagai rumah sakit pilihan dan
rujukan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mampu
bersaing di era gobalisasi.

2.2. Misi Ruangan


Memberikan asuhan keperawatan pada ibu dan
anak dengan menerapkan proses keperawatan
dan aspek dasar caring, responsive, tanggung
jawab, komunikatif empaty, assurance, tangible
oleh tim pelayanan rumah sakit yang solid.
Meningkatkan kualitas tenaga keperawatan
melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan
terus menerus dengan mengikuti perkembangan
IPTEK keperawatan.
Memberikan pelayanan keperawatan secara
profesional dan berpedoman pada etika profesi
keperawatan.

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________17


Mengembangkan sarana dan peralatan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan
perkembangan IPTEK keperawatan.

2.3. Tujuan ruangan


Memberikan asuhan kebidanan yang holistic dan terpadu
2.4. Falsafah ruangan
Pelayanan kebidanan diberikan untuk membantu pasien
kebidanan menuju kemandirian dan dapat dicapai melalui
kerjasama di Antara perawat dan bidan serta tenaga kesehatan
lainnya.
2.5. Rencana Harian
Kepala Ruangan membuat rencana harian kegiatan yang akan
dilaksankan ssetiap hari menggunakan format sebagai berikut:
Rencana Harian Kepala Ruangan
Nama :
Ruangan :
Tanggal :
Jumlah Perawat :
Jumlah Pasien :

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari
1), mengecek SDM dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan,
kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru
atau pasien yang memerlukan perhatian
khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim /
perawat pelaksana
Perawat 1 : ...............................(nama)
..(tindakan)
Perawat 2 : ...............................(nama)
..(tindakan)

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________18


Perawat 3 : ...............................(nama)
..(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-
rapat terstruktur / insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi
Ishoma

13.00 Mempersiapkan dan merencanakan


kegiatan asuhan keperawatan untuk sore,
malam dan besok sesuai tingkat
ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan

Ketua Tim membuat rencana harian kegiatan yang akan


dilaksankan setiap hari menggunakan format sebagai berikut:

Rencana Harian Ketua Tim


Nama :
Ruangan :
Tanggal :
Nama Pasien : 1.
2.
3.
4.

Waktu Kegiatan Keteranga


n
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih
dari 1 orang)
Memberi pendidikan kesehatan dan memberi
obat pasien
08.00 Pasien 1 ............................. (tindakan)
Pasien 2 .............................. (tindakan)
Pasien 3 ................................ (tindakan)

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________19


09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi
dan kebutuhan)
Perawat 1 ....................................... (nama)
........................................ (tindakan)
Perawat 2 .................................. (nama)
....................................................... (tindakan)
10.00 Mendampingi dokter visite

11 00 Pasien 1 ............... . (tindakan)


Pasien 2 ............................. (tindakan)
Pasin 3 ................................ (tindakan)

12.00 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan


membuat catatan perkembangan pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang
dinas
14.00 Operan

Perawat pelaksana membuat rencana harian kegiatan yang akan


dilaksanakan setiap hari menggunakan format sebagai berikut:
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama Perawat :
Ruangan :
Tanggal :
Nama Pasien : 1.
2.
3.
4.

Waktu Kegiatan Ket


07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1
orang)
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
diagnostik (dinas pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1 ................................. (tindakan)

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________20


Pasien 2 ......................... (tindakan)
Pasien 3 ................................. (tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4 ............................... (tindakan)
Pasien 5 .......................... (tindakan)
Pasien 6 ................................. (tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1 ................................. (tindakan)
Pasien 2 ................................. (tindakan)
Pasien 3 ................................. (tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4 ................................. (tindakan)
Pasien 5 ................................. (tindakan)
Pasien 6 ................................. (tindakan)
12.00 19.00 Melakukan evaluasi terhadap tindakan
yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan.
Istirahat
13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu
orang) dan dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan

2.6. Rencana bulanan


Kepala ruangan membuat rencana bulanan kepala ruangan
dalam format sebagai berikut:
Rencana Bulanan Kepala Ruangan MPKP
Bulan :
Ruangan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
RPLB SKT AD SPA AD PKK Libur
8 9 10 11 12 13 14
RK SKT AD SPA AD CC Libur
15 16 17 18 19 20 21
RPLB SKT AD SPA AD PKK Libur
22 23 24 25 26 27 28
MJD SKT AD SPA AD CC Libur
29 30 31
RK SKT AD
Mengetahui,
Kepala Ruangan

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________21


(.........................................)

Keterangan :
RPBL : Rapat Rencana Laporan Bulanan
RK : Rapat Koordinasi
SKT : Supervisi Ketua Tim
SPA : Supervisi Perawat Associet
AD : Audit Dokumentasi
PKK : Pendidikan Kesehatan Keluarga
CC : Case Conference
MJD : Menyusun Jadual Dinas

Ketua Tim membuat rencana kegiatan bulanan dalam format


sebagai berikut:
Rencana Bulanan Ketua Tim
Bulan :
Ruangan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
RR SPA SPA SPA SPA PKKCC Libur
8 9 10 11 12 13 14
AP SPA SPA SPA SPA PKKCC Libur
15 16 17 18 19 20 21
AP SPA SPA SPA SPA PKKCC Libur
22 23 24 25 26 27 28
MJDT SPA SPA SPA SPA PKKCC Libur
29 30 31
MLT KKMLB MLB
Mengetahui,
Ketua Tim Kepala Ruangan

(...........................) (.........................................)

Keterangan :

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________22


RR : Rapat Ruangan
SPA : Supervisi Perawat Associet
PKKCC : Pendidikan Kesehatan Keluarga & Case Conference
AP : Alokasi Pasien
MJDT : Menyusun Jadual Dinas Tim
MLT : Menyusun Laporan Tim
KKMLB : Koordinasi dengan Katim Menyusun Laporan
Bulanan
MLB : Menyusun Laporan Bulanan
Sedangkan perawat pelaksana tidak membuat rencana bulanan.

2.7. Rencana tahunan


Kepala Ruangan membuat rencana tahunan dengan
menggunakan format sebagai berikut:
RENCANA TAHUNAN KEPALA RUANGAN PERIODE 2017

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NO
NO KEGIATAN

1 Mengikuti
rapat laporan
bulanan
2 Merevisi SOP
dan SAK
dengan Ka
Instalasi
Keperawatan
3 Melaksanakan
rotasi tim
anggota tim
4 Penyegaran
terkait dengan
materi MPKP
5 Pengembangan
SDM dengan
mengikuti
pelatihan-
pelatihan
6 Rapat
evaluasi
bulanan
ruangan untuk
meningkatan
mutu
pelayanan

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________23


7 Melaksanakan
penilaian
kinerja
perawat
pelaksana dan
katim
8 Perencanaan
dan
pengajuan
logistic
tahunan
9 Menyusun
laporan
tahunan
10 Menghitung
dan membuat
grafik BOR,
TOI, BTO dan
AvLOS
tahunan
11 Pembuatan
jadwal dinas
perawat setiap
bulan
12 Rekreasi
bersama para
perawat dan
keluarganya

Kepala Ruang

( )

3. Pengorganisasian
1.1. Struktur organisasi

Kepala Ruangan
Kepala Ruangan

Tim A Tim B
Tim A Tim B

Ketua Tim A Ketua Tim B


Ketua Tim A Ketua Tim B

Anggota Tim Anggota Tim


Anggota Tim Anggota Tim
Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________24
7-8 Pasien 7-8 Pasien
7-8 Pasien 7-8 Pasien
1.2. Uraian tugas
1.2.1. Uraian tugas Kepala Ruangan
a) Manajemen Approach
(1) Perencanaan
(a) Menyusun visi
(b) Menyusun misi
(c) Menyusun filosofi
(d) Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan,
tahunan

(2) Pengorganisasian
(a) Menyusun struktur organisasi
(b) Menyusun jadwal dinas
(c) Membuat daftar alokasi pasien

(3) Pengarahan
(a) Memimpin operan
(b) Menciptakan iklim motivasi
(c) Mengatur pendelegasian
(d) Melakukan supervise
(4) Pengendalian
(a) Mengevaluasi indikator mutu
(b) Melakukan audit dokumentasi
(c) Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat,
dan tenaga kesehatan lainnya.
(d) Melakukan survey masalah kesehatan / keperawatan

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________25


b) Compensatory Reward
(1) Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana.
(2) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

c) Profesional Relationshif
(1) Memimpin rapat keperawatan
(2) Memimpin konferensi kasus
(3) Melakukan rapat tim kesehatan
(4) Melakukan kolaborasi dengan dokter

d) Patient Care Delivery


(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipertermia
(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan nyeri akut
(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan perifer
(4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan cerebral
(5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak toleransi beraktifitas
(6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan keterbatasan aktivitas
(7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan pola nafas tidak efektif
(8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak efektifnya bersihan jalan nafas
(9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pertukaran gas
(10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penurunan curah jantung

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________26


(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
(12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan
(13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kekurangan volume cairan
(14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan anxietas
(15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan cairan
(16) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kurang pengetahuan

1.2.2. Uraian tugas Ketua Tim


a) Manajemen Approach
(1) Perencanaan
(a) Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian,
rencana bulanan)

(2) Pengorganisasian
(a) Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
(b) Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana

(3) Pengarahan
(a) Memimpin pre conference
(b) Memimpin post conference
(c) Menciptakan iklim motivasi dalam timnya
(d) Mengatur pendelegasian dalam timnya
(e) Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya

(4) Pengendalian

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________27


(a) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien
(b) Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana

b) Compensatory Reward
(1) Menilai kinerja perawat pelaksana

c) Profesional Relationshif
(1) Melaksanakan konfrensi kasus
(2) Melakukan kolaborasi dengan dokter

d) Patient Care Delivery


(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipertermia
(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan nyeri akut
(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan perifer
(4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan cerebral
(5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak toleransi beraktifitas
(6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan keterbatasan aktivitas
(7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan pola nafas tidak efektif
(8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak efektifnya bersihan jalan nafas
(9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pertukaran gas
(10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penurunan curah jantung

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________28


(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
(12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan
(13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kekurangan volume cairan
(14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan anxietas
(15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan cairan
(16) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kurang pengetahuan

1.2.3. Uraian tugas Perawat Pelaksana


a) Manajemen Approach
(1) Perencanaan
(a) Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)

b) Patient Care Delivery


(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipertermia
(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan nyeri akut
(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan perifer
(4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan perfusi jaringan cerebral
(5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak toleransi beraktifitas
(6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan keterbatasan aktivitas

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________29


(7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan pola nafas tidak efektif
(8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan tidak efektifnya bersihan jalan nafas
(9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pertukaran gas
(10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penurunan curah jantung
(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
(12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan
(13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kekurangan volume cairan
(14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan anxietas
(15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan cairan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kurang pengetahuan
1.3. Metode Penugasan
Metode penugasan yang dipakai adalah Metode Tim
dengan penerapan model praktek keperawatan
profesional
1.4. Ketenagaan
Pengukuran jumlah tenaga di ruang rawat Lantai 2
menggunakan rumus ketenagaan yang sudah ditetapkan
oleh rumah sakit. Dimana jumlah ketenagaan ini
nantinya dimasukkan ke dalam daftar dinas yang dibuat
setiap bulan oleh Kepala ruangan.
4. Pengarahan
4.1. Motivasi

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________30


Motivasi dilaksanakan menggunakan cara:
- Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap
personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya
Kepala ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua
staf baik ketua tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat
hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-
masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan
kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu
motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP. Dan
mendokumentasikan dalam buku catatan dokumentasi setiap
perawat.

- Manajemen sumber daya manusia melalui penerapan


pengembangan jenjang karir dan kompetensi , menggunakan
rencana TNA (Training Need Analysis)

- Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja menggunakan Key


Performance Indicator (KPI), dimana setiiap staf dinilai menngunakan
indicator yang sudah ditetapkan, lalu melakukan penilaian
berkelanjutan.

4.2. Supervisi
Supervisi dilakukan oleh Kepala Ruangan kepada
seluruh perawat diruangannnya, sedangkan ketua tim
melakukan supervise kepada perawat pelaksana di
ruangannya. Supervisi dilakukan setiap hari.
4.3. Handover
Handover dilaksanakan setiap hari menggunakan format
handover yang telah dibuat. Handover dipimpin oleh
Kepala Ruangan atau Ketau Tim. Hand over dilaukan
setiap pergantian jadwal dinas.
Pedoman Operan antar Shift

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________31


Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift
(pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/PJ shift membuka acara dengan
salam
2. PJ shift mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi / keadaan pasien : Dx
keperawatan, Tujuan yang sudah dicapai, tindakan yang
sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift
berikutnya
3. Perawat shift berikutnya
mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan,
memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan
menutup acara
7. Bersalaman

4.4. Pre dan post Conference


Pre dan post conference dilaksankan setiap pergantian
jadwal dianas dimana pada saat ini adalah pembagian
kasus pasien kepada masing-masing perawat associate.
4.5. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan dilaksankan satu minggu sekali
untuk membahas kasus pasien yang dianggap istimewa.
Dilaksanakn didepan pasien selama kurang lebih 30

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________32


menit yang dihadiri oleh Kepala Ruangan, ketua tim, dan
perawat associate yang berdinas saat itu.
5. Pengendalian
5.1. Indikator mutu unit
Indikator mutu unit yang akan diukur yaitu:
- Kejadian kematian ibu karena persalinan
- Pertolongan persalinan melalui section secarea
- Kepuasan pelanggan
Ketiga indicator mutu ini dibuat dalam bentuk kerangka
acuan pelaksanaan. Hasil penilaian indicator di tabulasi
dan dilaporkan ke Panitia Mutu Rumah Sakit.
5.2. PPI
Akan ditunjuk penanggung jawab (PIC) pelaksanaan PPI
di unit rawat kebidanan lantai 2 yang akan mengawasi :
- Cuci tangan
- Pemakaian APD
- Pemakaian tempat sampah medis dan non medis
Hasil akan ditabulasi dan dilaporkan kepada Panitia IPCN
Rumah Sakit.
5.3. Patient safety
Penerapan pelaksanaan patien safety di ruangan dengan
menunjuk PIC untuk menilai 6 standar IPSG. Penilaian
pelaksanaan menggunakan format yang sudah disipapkan. Lalu
setelah data dikumpulkan, di tabulasi dan dilaporkan kepada
Manajer keperawatan.
5.4. Audit
Audit dilaksankan 6 bulan sekali: adapun yang diaudit adalah :
- Penilaian indicator mutu
- Pelaksanaan patient safety
- Pencatatan dokumentasi keperawatan
Audit dilaksankan oleh bagian unit lain atau tim audit internal
yang sudah ditunjuk oleh rumah sakit, agar hasil objektif. Audit

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________33


menggunakan format yang sudah dibuat. Hasil audit
disampaikan ke Direktur Rumah Sakit
5.5. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan dilaksanakan setiap hari
menggunakan format dokumentasi yang sudah disepakati rumah
sakit. Dokumentasi meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
rencana tindakan, iimplementasi, dan evaluasi.
5.6. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kinerja ruangan kebidanan
dilaksankan setiap bulan yang dimasukkan ke dalam
laporan bulanan yang dibuat oleh kepala ruangan dengan
menggunakan format yang sudah dibuat oleh Manajer
Keperawatan. Evaluasi bulanan ini nantinya
dikumpulkan dan dibuat menjadi evaluasi tahunan oleh
Kepala Ruangan dan diserahkan kepada Manajer
Keperawatan.
5.7. Kinerja perawat
Kinerja perawat dinilai menggunakan Key Performance
indicator yang dilakukan oleh Kepala Ruangan.
Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan setiap 3 bulan
sekali.
5.8. Evaluasi Kinerja Unit
Evaluasi kinerja unit dilaksanakan setiap bulan oleh
Manajer Keperawatan dengan menggunakan format
penilaian kinerja unit.

Proposal MPKP di Ruang perawatan lantai II RS Bunda Aliyah ________________34

Anda mungkin juga menyukai