Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL PENGKAJIAN DI RUANG

PERAWATAN LANTAI II RSIA BUNDA ALIYAH


1. Agusni Riyanty
2.Dayang Laily
3. Eka Nurhayati
4. Resa Fauziah
5. Refi Fitri Nasution
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
2017
Management Keperawatan
Keperawatan suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian
terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit .
Manajemen keperawatan adalah suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan objektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan (heidental (2004).
Proses manajemen keperawatan dilaksanakan dalam tahap tahap
yaitu perencanaan (strategi dan operasional), pengorganisasian,
kepersonalian, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010).
Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek selama 1 bulan dinas manajemen keperawatan calon praktisi mampu melakukan dasar
pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan kosep dan langkah langkah managemen calon praktisi
keperawatan mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan.
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek selama 1 bulan dinas, calon praktisi keperawatan mampu mencapai kompetensi pada siklus
manajemen keperawatan meliputi :
Menerapkan konsep kepemimpinan dalam mengelola unit pelayanan keperawatan
Melakukan kajian situasi di unit pelayaan sebagai dasar penyusunan rencana
Membuat perencanaan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan di tingkat unit pelayanan
keperawatan
Mengorganisasikan pelayanan keperawatan ditingkat unit pelayanan keperawatan
Melakukan pengelolan staf
Menerapkan fungsi pengarahan pada tingkat unit pelayanan keperawatan yang dikelolanya
Melakukan fungsi pengendalian dalam pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
Melakukan evaluasi program
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG LANTAI II
PERENCANAAN
Visi
Menjadikan RSIA bunda aliyah sebagai rumah sakit pilihan dan rujukan dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta mampu bersaing di era gobalisasi.
Misi
Melakukan upaya untuk memberikan pelayanan yang bermutu dengan penuh kepedulian
dan utamakan kepuasan pelanggan.
Melakukan pendidikan dan tim medis.
Mengelola rumah sakit secara profesional dan etis.
Moto Rumah Sakit
Care With Health
Kajian Situasi Di Ruangan
Karakteristik Unit
Visi Ruangan
Visi Ruangan masih mengacu pada Visi RS

Misi Ruangan
Memberikan asuhan keperawatan pada ibu dan anak dengan menerapkan proses keperawatan dan aspek dasar caring,
responsive, tanggung jawab, komunikatif empaty, assurance, tangible oleh tim pelayanan rumah sakit yang solid.
Meningkatkan kualitas tenaga keperawatan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan terus menerus dengan
mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.
Memberikan pelayanan keperawatan secara profesional dan berpedoman pada etika profesi keperawatan.
Mengembangkan sarana dan peralatan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Prosedur/SPO
Rumah sakit sudah memiliki peraturan atau aturan SPO yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Bunda aliyah.
Kebijakan
Bagi Pasien datang dari UGD mendaftar keruang administrasi
kemudian menghubungin ruangan lantai II untuk membooking kamar
lalu pasien baru dibawa ke lantai II. Pasien BPJS rujukan dari
puskesmas kecuali gawat darurat untuk melakukan rawat inap yang
harus dilakukan dengan mengfotocopy kartu indentitas dan Kartu
keluarga, dan harus memiliki surat perintah rawat dokter yang
bersangkutan, selanjutnya perawat ruangan menempatkan pasien
diruang perawatan sesuai kelas.
Rencana Unit
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan di dapat data bahwa
tenaga keperawatan dilantai 2 rencana ketenagaan dibuat dalam bidang keperawatan
berdasarkan target BOR unit saat ini dengan hasil 60,71%. Dimana jumlah perawat saat
ini sebayak 18 orang, 1 (5,5%) orang sebagai kepala ruangan, 4 (22,2%) orang sebagai
katim dan 13 (72,2%) orang perawat pelaksana. Berdasarkan observasi yang dilakukan
tenaga keperawatan sudah terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan ruangan lantai 2.
Hasil kuesioner yang dilakukan menunjukkan presepsi perawat pelaksana, 80%
menunjukan bahwa perawat pelaksa yang mengalami kendala dalam melakukan
pengkajian. 80% perawat pelaksana yang tidak melaksanakan askep berdasarkan SAK.
Hasil observasi, perawat memberikan edukasi sesuai prosedur dalam memberikan
penkes pada orientasi pasien pulang tapi tidak menyiapkan media penkes.
Fasilitas Dan Peralatan
Fasilitas Dan Peralatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di dapat data masih terdapat alat
kesehatan yang masih bisa dipakai. Berdasarkan angket yang dibagikan didapat data 70%
perawat dan bidan menjawab bahwa peralatan yang berada di lantai II dalam kondisi bisa
terpakai

Pengembangan
Sesuai dengan wawancara kelompok dengan kepala ruangan di lantai III untuk
mengembangakan mutu SDM, Setiap perawat diberikan kesempatan pelatihan atau
seminar untuk menjaga mutu pelayanan kepada pasien, 1 orang perawat melanjutkan
pendidikan formal ke jenjang Sarjana untuk menyetarakan standar kompetensi saat ini.
PENGORGANISASIAN
Berdasarkan observasi yang dilakukan terpasang stuktur organisasi rumah sakit yang di ditempelkan
di dinding ruangan yang dapat terbaca debgan mudah oleh semua orang yang melewatinya.

Uraian Tugas
Kepala ruangan
Bedasarkan wawancara menurut kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas
masing masing bagi setiap tenaga keperawatan. Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup
jelas dan di buat dalam job description di ruangan. Berdasarkan kuesioner kepala ruangan di ruang lantai
III sudah memiliki perencanaan, pengorganisasian, serta sudah di sosialisasikan ke semua staf dan selalu
di lakukan evaluasi dalam jangka waktu tertentu tergantung situasi ruangan minimal 1 minggu sekali.
Namun berdasarkan observasi yang kelompok lakukan banyak para perawat ruangan yang masih
belum melakukan pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai visi, misi dan filosofi ruangan
seperti saat melakukan operan seharusnya kepala ruangan yang harus melakukan tetapi perawat
pelaksana yang melakukan operan.
Kepala tim
Berdasarkan hasil quesioner dan wawancara yang kami lakukan dengan ketua tim bahwa ketua tim
sudah melakukan tugasnya sesuai SOP, seperti saat melakukan pendelegasian tugasnya kepada
pelaksana. Berdasarkan observasi ketua tim belum melakukan pendelegasian sesuai SOP.

Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perawat pelaksana masih belum memberikan asuhan
keperawatan sessuia dengan standar yang berlaku dimana sebelum menberikan asuhan tidak melakukan
hand hgiene, saat melakukan tindakan keperawatan, tidak melakukan salam terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan. Berdasrkan kuesioner yang dilakukan perawat pelaksana hanya 20% perawat
pelaksana yang mengetahui SOP asuhan keperwatan yang diberikan.

Penjadwalan
Jadwal yang dibuat dalam 1 bulan, dan setiap shift nya diatur sesuai dengan kebutuhan diruangan
lantai 2. Setiap shift sore dan malam penanggung jawab atau ketua tim menjadi pengganti kepala
ruangan.

Sistem Penugasan
Hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan sistem
penugasan yang dilakukan adalah metode tim. Dari hasil
kuesioner di data sebanyak 90% perawat pelaksana yang
masih belum mengetahui cara menetapkan metode tim
di ruang perawatan lantai 2 RSIA Bunda Aliyah.

Tingkat ketergantungan
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara tanggal 23
25 Maret 2017 ditemukan 15% pasien Ibu yang di
rawat memiliki tingkat ketergantungan parsial care
( pasien post sc hari ke-1).
Kapasitas Ruangan
Dari hasil wawancara, didapat data ruang lantai II terdiri dari
28 bed, yaitu :
VIP : 3 ruangan (1 bed dalam 1 ruangan)
kelas I : 3 ruangan (2 bed dalam ruangan )
kelas II : 3 ruangan (4 bed dalam ruangan )
kelas III : 1 ruangan ( 6 bed dalam ruangan)
Letak Ruangan
Lokasi dan Denah ruangan Lantai 2
Sebelah timur berbatasan dengan ruang linen/ londry
Sebelah barat berbatasan dengan ruang Vk dan perina
Sebelah utara berbatasan dengan ruang rapat
Sebelah selatan berbatasan dengan tangga menuju lantai 3
Alur Pelayanan
Pasien yang masuk keruangan lantai 2 RSIA Bunda Aliyah datang dari
UGD atau poli mendaftar keruang administrasi kemudian menghubungin
ruangan lantai 2 untuk membooking kamar lalu pasien baru dibawa ke
lantai 2. Keluarga klien membawa surat perintah rawat dokter. Perawat
UGD atau poli mengantarkan pasien dan melakukan serah terima pasien
dengan perawat ruangan. Pasien di antarkan ke kamar dan perawat
pelaksana melakukan pengkajian.

Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan yang terdapat di perawatan lantai 2 adalah perawatan
Ibu hamil dan melahirkan.
Sumber Daya Manusia
Hasil observasi didapat data pada tahun 2016 perawat yang dipindahkan ke unit lain sebanyak 1 orang dari 19 orang
perawat. tahun 2017 tenaga keperawatan sebanyak 18 orang. Dari hasil penjumlahan didapat 5,3% tenaga keperawatan
trun off di lantai II.
Jmlh hari minggu/thn + cuti + hari besar x jumlah perawat
jumlah kerja hari efektif
Jumlah pasien kebidanan = rata rata perhari = 22 orang
Rata rata per jam per pasien 2,5 jam
Sehingga jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 22 x 2,5 = 55/7 = 7,8 = 8 orang

52+12+14 = (78 x 8 )/256 = 624/256 = 2,43


(Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25 = 2,68
100
8 + 2,43 + 2,68 = 13,11 = 13
Sementara yang tersedia di unit ada 18 orang

Dari hasil perhitungan diatas didapat ketenagaan perawat berlebih dengan kebutuhan jumlah pasien.
Pendidikan
Sesuai wawancara dan kuesioner yang di dapat rata-rata
pendidikan Perawat D 3 sejumlah 3 orang ( 16,67 %) D 3
Kebidanan 15 orang ( 83,33%)
Lama Kerja
Sesuai wawancara dan kuesioner yang didapat :
< 1 Tahun : 8 Perawat (38%)
< 3 Tahun : 5 Perawat (23, 8%)
> 3 Tahun : 5 Perawat (23, 8%)
Pelatihan
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi, kepala ruangan mengatakan tidak ada
pelatihan ekternal, perawat ruangan lantai II hanya mengikuti work shop dan seminar
lainnya. contoh pelatihan yang telah diikuti BHD, DAMKAR dan PPI. Hasil kuseioner
didapat rata- rata perawat yang mengikuti pelatihan yaitu 90%.

Orientasi
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi kepala ruangan mengatakan bahwa
setiap perawat baru selalu mengikuti orientasi, dan pada akhir tahun semua kepala
ruangan juga mengikuti orientasi rumah sakit yang diadakan oleh rumah sakit dan
sesuai hasil wawancara yang dilakukan pada perawat baru bahwa dilakukan orientasi
oleh manajer keperawatan dan HRD saat pertama kali dilakukan panggilan kerja
kemudian diberikan orientasi oleh kepala ruangan dan perawat lantai II.
PENGARAHAN
Pre Dan Post Conference
Setelah di dilakukan wawancara, menurut kepala ruangan pre dan post
conference tidak dilakukan secara terjadwal sesuai dengan kondisi pasien.
Berdasarkan observasi tidak di lakukan pre dan post conference di ruangan.

Pendelegasian
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruanagan pendelegasian dilakukan
antara kepala ruangan dengan ketua tim, dan ketua tim dengan perawat
pelaksana. Pada saat observasi, tidak dilakukan pendelegasian sesuai SOP
seperti pada saat ada pasien baru ketua tim tidak mendelegasi secara sop
Supervisi
Berdasarkan wawancara, menurut kepala ruangan lantai 2 bahwa
supervise yang dilakukan tidak terjadwal dan belum dilakukan
secara optimal.Berdasarkan hasil kuesioner didapat data 90 %
mengatakan terdapat supervise diruangan lantai II.

Penanganan Konflik
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan di ruang 2, bahwa
penyelesaian penanganan konflik dengan cara negosiasi dan
kompromi.
Komunikasi efektif
Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat komunikasi efektif saat terjadi
hand over yang sesuai dengan SOP, pada saat menerima telefon dengan
ruagan lain atau luar ruangan tidak di dapat data 50% perwat ruangan tidak
mengucapkan salam dan nama.

PENGENDALIAN
Penilaian Kinerja Perawat
Setelah dilakukan wawancara, ketua tim mengatakan ada kinerja penilaian
kepada perawat secara berkala setiap 3 bulan setelah masuk. Biasanya
diberikan format dari koordinator dan di beritahukan terlebih dahulu
kekurangan dan kelebihan kinerja perawat.
Kajian indikator mutu ruangan ( bulan februari )
Hasil perhitungan LOS didapat data jumlah hari rawat
pasien keluar selama bulan februari sebanyak 476 dan
jumlah pasien keluar sebanyak 151 orang. maka hasil LOS
bulan januari yaitu 3,51.
Hasil perhitungan BOR didapat data jumlah hari rawat
sebayak 476 hari, dan jumlah tempat tidur sebayak 28
buah dalam periode 1 bulan februari (28 hari) sehingga
didapatkan presentase sebayak 60,71 %.
Hasil perhitungan TOI didapat data jumlah tempat tidur
sebanyak 28 buah dalam periode 1 bulan februari (28 hari)
dikurangi jumlah pasien yang keluar sebanyak 151orang
dan hari perawatan 473. Hasil perhitungan TOI didapat
jumlah sebanyak 2,06.

PPI
Berdasarkan wawancara kepada perawat
pelaksana, didapat data bahwa sangat penting
melakukan cuci tangan dengan menggunakan
standar WHO .Hasil observasi 90% perawat tidak
melakukan five moment dan hasil kuesioner hamper
85% anggota keluarga pasien mengatakan tidak
mengetahui cara melakukan cuci tangan yang dan
benar.
Pasien safety
Berdasarkan hasil wawancara oleh ketua tim,
mayoritas pasien dilantai 2 tergolong dalam pasien
resiko jatuh karna rata rata pasien adalah pasien ibu
hamil , dan biasanya diberikan tanda pada gelang
pasien untuk membedakan pasien resiko jatuh atau
tidak. berdasarkan observasi pada pendokumentasian
asuhan keperawatan terdapat format pasien resiko
jatuh, pada pelaksanaanya pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien resiko jatuh tidak di lengkapi dan
tidak terdapat gelang yang membedakan pasien resiko
jatuh dengan pasien lain.
STRENGHT
Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan rata-
rata 90 % perawat mengikut BHD, DAMKAR dan PPI
Rata-rata tenaga perawat pelaksana mempunyai pendidikan
perawat adalah 14 ( 77,7%) Perawat D 3 dan 3 ( 16,6%)
Masa kerja perawat di dapat jumlah sebanyak < 1 Tahun : 8
Perawat (38%) , < 3 Tahun : 5 Perawat (23, 8%), > 3 Tahun :
5 Perawat (23, 8%).
Memiliki cleaning servis
WEAKNESS
Jumlah bidan baru 50% dari keseluruhan jumlah perawat di
ruangan sehingga level kompetensi nya belum merata disetiap
pembagian shift
OPPORTUNITY
RS memberikan kesempatan perawat dan bidan untuk
pengembangan eksternal
THREATENED
Berkembangnya tehnologi dan pengetahuan
yang bisa diakses oleh semua orang menyebabkan
pasien bertambah kritis sehingga perawat dan
bidan perlu terus meng up grade pengetahuan nya
dan memberikan pelayanan paripurna
MARTERIAL
STRENGTH
Memiliki misi ruangan yang mengacu visi rumah
sakit
Memiliki panduan dan pedoman unit keperawatan
lantai II
WEAKNESS
Tidak semua perawat mengetahui visi misi rumah sakit dari 18
perawat , 12 perawat tidak mengetahui visi misi

OPPORTUNITY
Sebagai salah satu pemberi pelayanan kebidanan yang
terpercaya sesuai dengan visi sebagai RSIA.
THREATENED
Adanya RSIA lain di sekitar Pondok Bambu yang memberikan
layanan perawatan ibu melahirkan
METHOD-M3 (MAKP)

STRENGTH
Operan shift sudah dilaksanakan di nurse station dan keliling
melihat kondisi klien
Adanya survey kepuasan pasien untuk menilai pelayanan yang
telah diberikan
WEAKNESSES
Pelaksanaan penugasan metode PJ shift belum optimal dan bersifat
fungsional
Belum ada SOP handover
Materi Operan shift belum berfokus pada masalah keperawatan
Belum adanya jadwal pembagian obat
OPPORTUNITIES
Kesempatan yang terbuka luas untuk meningkatkan keterampilan dan knowledge

THREATENED
Penilaian KARS secara berkala, sehingga unit dalam
memberikan pelayanan dituntut untuk sesuai dengan
capaian pada akreditasi yang mendapatkan perolehan
paripurna

MESIN
STERENGH
Standar ruang rawat lengkap (Tv, AC, bed set table, dll)

WEAKNESS
Penempatan tempat sampah medis dan non medis belum
merata disetiap ruangan
OPPORTUNITIES
RS yang sudah terstandar akreditasi sehingga
berupaya untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang sudah dicapai

THREATENED
RS lain yang memiliki pelayanan ibu dan anak yang lebih baik
disekitar daerah pondok bambu
Penilaian KARS secara berkala menuntut RS memnuhi standar seusi
dengan ketentuan KARS

Anda mungkin juga menyukai