Anda di halaman 1dari 7

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

Di era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam
bidang kesehatan menuntut kita sebagai perawat agar bisa memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal, adapun salah satu upaya yang bisa ditempuh ialah dengan
menerapkan model praktik keperawatan professional atau lebih sering disingkat
dengan MPKP.

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan
yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.

Sedangkan MPKP atau model praktik keperawatan professional ialah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. (Ratna Sitorus & Yulia (2006).

Tujuan Model praktik keperawatan professional atau MPKP

Adapun tujuan MPKP atau model praktik keperawatan professional ialah sebagai
berikut :

 Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.


 Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
 Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
 Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
 Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan

Karakteristik model praktik keperawatan professional atau MPKP

 Penetapan jumlah tenaga keperawatan


 Penetapan jenis tenaga keperawatan
 Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
 Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

Komponen-komponen dalam metode praktik keperawatan professional (MPKP)

Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu
nilai–nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional,
metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam
perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.

a. Nilai–nilai professional

Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi


partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi
renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan
asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP
mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan
berdasarkan nilai-nilai professional.

b. Hubungan antar professional

Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui


perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi
tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi
yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan


Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi
keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan
mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra
sesuai kebutuhan klien.

d. Pendekatan manajemen

Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas
antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan
demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer,
PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP
dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.

e. Sistem kompensasi dan panghargaan.

PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan
yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang
diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur.

Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya
adalah

a. Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai


pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan
manajemen terdiri dari

 Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP


meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;
harian,bulanan,dan tahunan)
 Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar
alokasi pasien.
 Pengarahan, Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang
mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik
 pengawasan
 pengendalian.

b. Pilar II: sistem penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional


berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawatan baru.

c. Pilar III: hubungan professional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan)


dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya
hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk
pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah
hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan
keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan

Macam-macam metode penugasan MPKP

1. Metode Kasus

Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali digunakan.
Sampai perang dunia II metode tersebut merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang paling banyak digunakan. Pada metode ini satu perawat akan
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode
dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan
perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien. (Sitorus, 2006).

2. Metode Fungsional
Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas setiap perawat dalam satu ruangan.
Perawat akan melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan
kepala ruangan tersebut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode
fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat
sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya. (Sitorus,
2006).

3. Metode tim

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
(Douglas, 1992). Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi. (Sitorus, 2006).

4. Metode perawatan primer

Menurrut Gillies (1989) “Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian


asuhan keperawatan, dimana terdapat hubungan yang dekat dan berkesinambungan
antara klien dan seorang perawat tertentu yang bertanggungjawab dalam perencanaan,
pemberian, dan koordinasi asuha keperawatan klien, selama klien dirawat.” (Sitorus,
2006).

Pada metode keperawatan primer perawat yang bertanggung jawab terhadap


pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse) disingkat
dengan PP. (Sitorus, 2006).

Metode keperawatan primer dikenal dengan ciri yaitu akuntabilitas, otonomi, otoritas,
advokasi, ketegasan, dan 5K yaitu kontinuitas, komunikasi, kolaborasi, koordinasi,
dan komitmen. (Sitorus, 2006).

Langkah-langkah Implementasi MPKP Agar Dapat Terealisasi Dengan Baik

Agar dapat terlaksana / terimplementasi dengan baik maka perlu dilakukan 3 tahapan
dibawah ini

1. Tahap persiapan :

 Pembentukan team
Terdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua
MPKP

 Rancangan penilaian mutu

Kelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi kepuasan
klien.

 Presentasi MPKP

Untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat presentasi.

 Penetapan tempat implementasi

Dalam menentukan tempat implementasi perlu memperhatikan : mayoritas tenaga


perawat apakah ada staf baru.

 Identifikasi jumlah klien

Kelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)

 Penetapan tenaga keperawatan


 Penetapan jenis tenaga : kepala ruang rawat, clinical care manager, perawat
primer, perawat asociate
 Pengembangan standar asuhan keperawatan

Bertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis
untuk melakukan tindakan keperawatan

 Penetapan format dokumentasi keperawatan


 Identifikasi fasilitas : Badge atau kartu nama tim, Papan nama, Papan MPKP

2. Tahap pelaksanaan :

 Pelatihan MPKP
 Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi
 Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA
 Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar Renpra
 Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien
 Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim
 Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA
 Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan
3. Tahap evaluasi :

 Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien


pulang
 Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian
 Penilaian infeksi nasokominal di ruang rawat
 Penilaian rata-rata lama hari rawat

Kelebihan Dan Kekurangan Metode Praktik Keperawatan Profesional

Dalam setiap metode atau system pasti ada kelebihan dan kekurangan termasuk pada
MPKP

Kelebihan model praktek keperawatan professional :

 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.


 Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
 Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan pada anggota tim
 bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
 ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar
 ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan Nursing

Kekurangan model praktek keperawatan professional :

 Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim,


membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
 Akuntabilitas pada tim.Konsep
 beban kerja tinggi
 pendelegasian tugas terbatas
 kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien tugas

Anda mungkin juga menyukai