Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH CARING DALAM KEPERAWATAN

TENTANG
ANTEPARTUM DAN POST PARTUM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


MARIA FIANEY ROSALIA ESSE NAFTALIA MAUREN WILLA
MARIA MAGDELENA TENA
MARIANCE R. E. KABORANG MELANIA HERONIMA BILI
MBURU HAMU MEHA MALIANA LEMBA ATA KEU
MUSA
OKTAVIANA ARITA BORU

OKTAVIANUS J.L. KODI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas perkenanannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami. Sehingga pada akhirnya pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah
ini, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.

 Penulis

 
DAFTAR ISI

COVER DEPAN...................................................................................................................

KATAPENGANTAR………………………………………………………………...........

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. ANTEPARTUM............................................................................................
B. POST PARTUM...........................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan


bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan
kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga
profesionalisme dari tenaga kesehatan.Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat
akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus
terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu post partum?


2. Apa itu antepartum?

BAB II
PEMBAHASAN
A. ANTEPARTUM
Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 24 minggu. Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi
kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat
ditindaklanjuti, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada
janin.

 Penyebab Perdarahan Antepartum

Para ahli medis terus melakukan berbagai penelitian untuk mencari tahu penyebab
pasti pemicu terjadinya perdarahan antepartum. Namun hingga kini, dari keseluruhan kasus
perdarahan antepartum, sebagian didiagnosis akibat robekan plasenta, plasenta previa,
persalinan prematur, dan gangguan pada leher rahim. Meski demikian secara statistik, sekitar
50 persen kasus perdarahan antepartum tidak dapat diketahui penyebab pastinya meski telah
dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

 Gejala Perdarahan Antepartum yang Harus Diwaspadai

Gejala utama perdarahan antepartum adalah darah yang keluar melalui vagina.
Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Jika disertai dengan nyeri,
kemungkinan perdarahan disebabkan karena robekan plasenta. Namun jika sebaliknya,
kemungkinan besar penyebabnya adalah plasenta previa.Tanda gejala lain perdarahan
antepartum yaitu timbulnya kontraksi rahim. Bisa juga terjadi tanda-tanda syok
hipovolemik pada si ibu akibat kehilangan banyak darah. Tanda-tanda syok ini berupa
linglung, pucat, bernapas dengan cepat, berkeringat dingin, produksi urine berkurang atau
tidak berkemih sama sekali, lemas, dan pingsan. Terkadang, bagi ibu hamil yang fit dan
berusia muda, tanda-tanda ini tidak tampak dan baru diketahui ketika keadaan sudah sangat
memburuk.

B. POST PARTUM
Perdarahan post partum umumnya dikarenakan terbukanya pembuluh darah pada
rahim di mana plasenta melekat di dinding rahim ketika hamil. Selain itu, darah juga dapat
keluar dari robekan jalan lahir yang terjadi saat wanita melalui prosedur episiotomi pada
proses persalinan.
Berbagai Penyebab Perdarahan Post Partum

Tubuh tiap pasien memiliki reaksi berbeda-beda ketika terjadi perdarahan. Akan tetapi, ada
sebagian kasus yang mengalami perdarahan post partum lebih parah. Berikut berbagai hal
yang bisa menyebabkan perdarahan post partum secara berlebihan/postpartum
hemorrhage (PPH):

 Adanya perdarahan post partum yang terjadi akibat robekan ataupun sayatan
episiotomi yang lebar pada perineum atau vagina.
 Atonia uteri adalah kondisi hilangnya tonus otot rahim sehingga tidak dapat
berkontraksi, menekan pembuluh dan mengurangi aliran darah. Situasi ini menjadi
penyebab utama perdarahan post partum.
 Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta bayi menutup seluruh atau sebagian leher
rahim yang menghubungkannya dengan bagian atas vagina.
 Kekurangan enzim thrombin dapat menyebabkan gangguan perdarahan akibat
kegagalan pembekuan darah.
 Rahim yang pecah (ruptur) juga dapat menyebabkan perdarahan post partum. Namun,
kasus ini merupakan kondisi yang jarang terjadi.

Cara Mengatasi Perdarahan Post Partum dan Pencegahannya

Tujuan dari pengobatan perdarahan post partum adalah menghentikan penyebab perdarahan
sesegera mungkin. Berikut beberapa cara dalam mengatasi perdarahan post partum:

 Pijat dan infus oksitosin


Setelah plasenta keluar, seharusnya rahim terus berkontraksi hingga pembuluh darah
kembali menutup. Namun pada kondisi tertentu kontraksi tidak terjadi. Proses ini
biasanya dapat dibantu oleh perawat dengan memijat perut, tindakan ini dikenal
sebagai masase fundus uteri.Selain itu, proses menyusui yang melepaskan hormon
oksitosin alami juga bisa membantu mempercepat proses ini. Di samping itu, dokter
dapat memberikan hormon oksitosin sintetis melalui infus untuk membantu kontraksi.

 Balon kateter Foley
Mengembangkan balon kateter Foley yang ditempatkan di rahim, dapat memberi
tekanan pada pembuluh darah yang terbuka. Tindakan ini membantu menghentikan
perdarahan untuk sementara, sampai tindakan lain dapat dilakukan.
 Mengeluarkan plasenta
Plasenta yang belum keluar perlu segera dikeluarkan secara manual. Prosedur ini akan
dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih. Sebelumnya akan diberikan obat-obatan
pereda nyeri.

 Obat untuk merangsang kontraksi rahim


Sambil terus dipijat, dokter akan memberikan obat-obatan selain oksitosin, untuk
merangsang kontraksi rahim sehingga menghentikan perdarahan.

Dokter mungkin juga perlu memeriksa sisa plasenta di dalam rahim dengan
memasukkan tangan ke vagina. Pada beberapa kasus, perlu dilakukan kuretase untuk
membersihkan rahim dan mengeluarkan sisa plasenta.Pada kasus yang lebih berat,
kemungkinan diperlukan tindakan laparotomi (pembedahan perut) untuk menemukan
penyebab dari perdarahan atau bahkan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim untuk
menghentikan perdarahan post partum. Histerektomi adalah pilihan terakhir yang dilakukan
dalam sebagian kasus.

Setelah perdarahan berhenti, pasien mungkin akan merasa sangat lemas. Oleh karena
itu, pasien akan mendapatkan cairan infus dan transfusi darah. Wanita yang mengalami
perdarahan post partum bisa jadi juga mengalami anemia sehingga membutuhkan banyak
istirahat dan mengonsumsi cairan serta makanan bernutrisi yang cukup.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Caring merupakanfenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.Caring merupakan inti dari
keperawatan.Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga harung caring dengan
sekitarnya.Tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan secara
total(hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah berbeda karena caring identik
dengan tindakan asuhan keperawatan ,sedangkan curing adalah pengobatan terhadap penyakit
klien.Antar caring dan curing saling berhubungan satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai