Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

GASTROENTERITIS AKUT PADA Ny. N DI IGD


RSUD BATARA SIANG PANGKEP

OLEH:

RABIAH SRI INDRIYANI S.Kep


N2112160

CI Institusi CI Lahan

(…………………………….) (…………………………….)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian

Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan

baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton (Guyton &

Hall, 2006).

Gastroenteritis akut (diare akut) adalah buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air

tinja lebih banyak daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam.

Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali

perhari, buang air tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan ( Sudoyo Aru, dkk 2009):

1) Lama waktu diare:

a. Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu

b. Kronik: berlangsung lebih dari 2 minggu

2. Etiologi

Menurut arif muttaqin (2011) dan suriadi (2010), penyebab dari

gastroenteritis sangat beragam, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor infeksi:

1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi

makanan maupun air minum (enteropatahogenic, Escherichia coli,

salmonella, shigella, V.Cholera dan clostridium).

2) Infeksi berbagai macam virus: enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan

rotavirus, penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus rotavirus,

Jamur: candida
3) Parasit (giardia clamblia, amebiasis, cryptosporidium dan Cyclospora)

b. Faktor non infeksi/bukan infeksi:

1) Alergi makanan, misal susu, protein

2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit

3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

4) Obat-obatan: Antibiotik, laksatif, quinidine, kolinergik, dan sorbital

5) Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis

6) Emosional atau stress

7) Obstruksi usus

3. Manifestasi klinis

Menurut Sodikin (2011), beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada

kasus gastroenteritis akut, antara lain:

a. Diare

b. Muntah

c. Demam

d. Nyeri abdomen

e. Membran mukosa bibir dan mulut kering

f. Fontanel cekung

g. Kehilangan berat badan

h. Tidak nafsu makan

i. Lemah

4. Patofisiologi

Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Diare dapat

terjadi akibat adanya makanan/zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Hal ini

disebut diare osmotik atau karena iritasi saluran cerna. Penyebab tersering

iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di usus halus distal atau usus besar,

iritasi usus oleh suatu pathogen mempengaruhi lapisan mukosa usus sehingga

terjadi peningkatan produk-produk sekretorik, termasuk mukus, iritasi oleh

mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan

motilitas, peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit

terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di

kolon berkurang. Individu yang mengalami diare berat dapat meninggal akibat

syok hipovolemik dan kelainan elektrolit.

Selain itu diare dapat rerjadi akibat rangsangan tertentu misalnya toksin,

yang dikeluarkan oleh bakteri adalah contoh dari bahan yang merangsang.

Motilitas secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit ke dalam

usus besar, sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam

jumlah besar. Diare juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya

ketakutan atau jenis-jenis stres tertentu, yang diperantarai oleh stimulasi usus

oleh saraf stimulus.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah

c. Kultur tinja

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, dan kalsium

e. Pemeriksaan tinja: PH, leukosit, glukosa dan adanya darah


6. Penatalaksanaan

a. Terapi cairan

Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita

diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah cairan yang

telah hilang melalui diare dan/muntah PWL (Previous Water Losses)

ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin

dan pernafasan NWL (Normal Water Losses)

2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus

berlangsung CWL (Concomitant Water Losses), (Suharyono dkk.,1994

dalam Wicaksono, 2011)

Ada 2 jenis cairan yaitu:

1) Cairan rehidrasi oral (CRO): cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-

ORS, tiap 1 liter mengandung osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat

20 g/L, Kalori 85 cal/L, potassium 20 mEq/L, chloride 80 mEq/L,

bikarbonat 30 mEq/L.

2) Cairan rehidrasi parenteral (CRP) cairan ringer laktat sebagai cairan

rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini,

perlu dilakukan evaluasi:

 Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah

 Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk.,1994 dalam

Wicaksono, 2011).

b. Antibiotik

Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut

infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada pasien

dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,

leukosit pada feses, mengurangi eksresi dan kontaminasi

lingkungan,persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, dan pasien

immunocompromised.

7. Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotoni, isotonik, atau hipertonik)

1) Hipokalemia

2) Hipoglikemia

3) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik

4) Malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik
RESUME KEPERAWATAN DENGAN KASUS GASTROENTERITIS
AKUT PADA Ny. N DIRUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD BATARA SIANG PANGKEP

OLEH:

RABI’AH SRI INDRIYANI S.Kep


N2011231

CI Institusi CI Lahan

(…………………………….) (…………………………….)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI MAKASSAR


T.A 2021/2022

NAMA: RABI’AH SRI INDRIYANI NIM: N2112160

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

a. Nama : Ny.N

b. Umur : 45 Thn

c. Alamat : Sambung jawa

d. Agama : Islam

e. Pekerjaan : IRT

f. Diagnosa medik : Gastroenteritis akut

2. Penanggung jawab

a. Nama : Tn.A

b. Umur : 49

c. Hubungan : Suami

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : BAB encer

b. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan bab encer lebih

dari 10x sehari, keluhan disertai dengan muntah frekuensi 3x, nyeri seluruh

bagian perut, Demam (+)

c. Riwayat penyakit dahulu: pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat

penyakit

4. Pengkajian primer

a. Airway: jalan nafas paten (tidak ada sumbatan/secret)


b. Breathing:

1) Bentuk dada simetris

2) Tidak terdapat bantuan otot pernafasan

3) Frekuensi nafas = 16x/mnt, Spo2= 98%

c. Circulation:

1) Akral teraba hangat

2) CRT<3 detik, tidak terdapat edema

d. Disability

1) Kesadaran Compos mentis = GCS : E 4 V 5 M 6

2) Pupil: 2,5 mm/2,5mm

3) Reflek cahaya: +/+

5. Pengkajian sekunder

a. TTV:

1) TD: 130/90 Mmhg

2) RR:16x/mnt

3) HR: 93x/mnt

4) S: 38,9℃

5) Spo2: 98%

6. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1) Insfeksi

Bentuk kepala bulat, rambut hitam sedikit beruban, penyebaran rambut

merata, keadaan kulit kepala dan rambut bersih

2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

b. Mata

1) Insfeksi

Mata simetris, sclera bening, pupil isokor kiri dan kanan, reflek cahaya

baik, kongjungtiva anemis

2) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

c. Hidung

1) Inspeksi

Posisi hidung Nampak simetris, Tidak ada secret/cairan, bersih, tidak ada

cuping hidung.

d. Telinga

1) insfeksi

Simetris antara kiri dan kanan, bersih, tidak terlihat adanya benjolan

e. Mulut

1) Insfeksi

Klien tidak memakai gigi palsu, keadaan gigi bersih, terdapat caries,

keadaan lidah nampak bersih, mukosa bibir kering

f. Leher

1) Insfeksi

Tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada peningkatan

JVP

2) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan


g. Dada

1) Inspeksi:

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Jenis pernafasan bronchovesikuler.

type pernafasan takepnea, Frekuensi pernafasan : 16 x/menit

2) Palpasi:

Nyeri tekan: tidak ada

h. Abdomen

NT epigastrium (+)

i. Ekstremitas: tidak terdapat edema, klien mengalami kelemahan pada

ekstremitas sisi kiri dan ekstremitas kanan, pada pemeriksaan kekuatan otot

didapatkan nilai 3,3,3,3

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium: DR, SGPT, SGOT, UR,CR, Swab antigen

8. Terapy:

Ivfd RL 20 Tpm

Inj. Paracetamol 500 mg 8 jam/IV

Inj. Ketorolac 30 mg/12jam/IV

Inj. Metoclopramide 1 ampul/8 jam/IV

Attapulgit 2-1-1
ANALISA DATA

NO. DATA DIAGNOSA


1. DS : Hipertermia berhubungan dengan infeksi

1. Klien mengatakan demam sejak satu diare

hari yang lalu sebelum masuk Rs. Domain1:keamanan/perlindungan

DO : Kelas 6 : termoregulasi

1. Pasien tampak gelisah Kode : 00007 hipertermia

2. Kulit terasa panas

3. Suhu tubuh 38.9℃

2. DS: Kekurangan volume cairan berhubugan

1. klien mengatakan BAB encer lebih dengan out put yang berlebihan

dari 10x dalam sehari disertai muntah Domain2:Nutrisi

DO : Kelas 5: Hidrasi

1. Mata cekung Kode: 00027

2. Mukosa Bibir kering

3. Turgor kulit kurang elastis

4. Klien tampak lemah

5. Klien tampak kehausan

3. DS: Nyeri akut berhubungan dengan agen

1. Klien mengatakan nyeri seluruh cidera biologis

bagian perut Domain 12: kenyamanan

DO : kelas 1: kenyamanan fisik

1. Pasien tampak meringis Kode 00132 nyeri akut

2. Pengkajian Nyeri :
P : diare

Q : Tertusuk-tusuk

R : bagian perut

S : 3 (ringan )

T : hilang timbul

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA NOC NIC

KEPERAWATAN

1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan pengaturan suhu 3900


dengan infeksi diare
tindakan keperawatan 1. Memonitor suhu paling
Domain11:
selama 1x6 jam tidak setiap 2 jam,
keamanan/perlindungan
Kelas 6 : termoregulasi diharapkan klien sesuai kebutuhan
Kode : 00007 hipertermia
menunjukkan dengan 2. Memonitor suhu dan

indikator warna kulit

Termoregulasi 0800 3. Berikan pakaian yang

1. 080001 tidak terjadi nyaman pada pasien

peningkatan suhu tubuh 4. Kolaborasi pemberian

2. 080007 tidak tejadi antipiretik,sesuai

perubahan warna kulit kebutuhan

3. 080004 tidak terjadi sakit

pada otot
2. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan
(4120)
berhubungan dengan out put keperawatan klien mampu
1. Pertahankan catatan
yang berlebihan menunjukkan
intake dan output yang
Domain 2: Nutrisi Hidrasi (0602)
akurat
Kelas 5: Hidrasi Tidak ada tanda-tanda
2. Monitor status hidrasi
Kode 2: 00027 dehidrasi:
(kelembaban membran
1. (060226) tidak ada diare
mukosa)
2. (060201) turgor kulit baik
3. Monitor vital sign
3. ( 060208 ) mata tidak
4. Berikan cairan
cekung
5. Kolaborasi pemberian
4. (060202) Membran
cairan RL 20 tpm
mukosa lembab
6. Kolaborasi pemberian
5. ( 060205) Tidak ada
attapulgite
haus yang berlebihan
7. Kolaborasi pemberian

metoclopramide (jika

pasien muntah)

3. Nyeri akut yang Setelah dilakukan tindakan manajemen nyeri 1400

berhubungan dengan agen keperawatan selama 6 jam, 1. Lakukan pengkajian

biologis masalah teratasi dengan nyerisecara

Domain 12 : kenyamanan kriteria hasil : komprehensif termasuk


kelas 1 : kenyamanan fisik lokasi, karakteristik,
1. Tidak ada gangguan
Kode 00132 nyeri akut tidur durasi, frekuensi,

2. Tidak ada gangguan kualitas dan faktor

konsentrasi presipitasi

3. Tidak ada ekspresi 2. Observasi reaksi

menahan nyeri dan nonverbal dari

ungkapan secara verbal ketidaknyamanan

4. skala nyeri 2 (ringan) 3. Ajarkan tentang teknik

5. Tidak ada ketegangan non farmakologi:

otot. napas dalam,

relaksasi, distraksi

4. Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

5. Anjurkan klien untuk

istirahat

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Hipertermia 18 Desember 2021 18 desember 2021, Jam 05.00

berhubungan dengan Jam 02.45 WITA WITA

infeksi diare 1. Memonitor suhu paling S: klien mengatakan suhunya

Domain11: tidak setiap 2 jam, sesuai masih panas

keamanan/perlindun kebutuhan O: tubuh klien terasa panas

gan Hasil : suhu 38℃ A: Masalah belum teratasi


Kelas:6: 2. Memonitor warna kulit P: lanjutkan intervensi

termoregulasi Kode: Hasil: kulit klien tidak pengaturan suhu 3900

00007 hipertermia nampak kemerahan 1. Memonitor suhu setiap 2 jam

3. Berikan pakaian yang 2. Berikan pakaian yang

nyaman pada pasien nyaman pada pasien

Hasil: pasien menggunakan 3. Kolaborasi pemberian

pakian yang tebal dan antipiretik,sesuai kebutuhan

selimut

4. berikan kompres hangat

Hasil : keluarga klien

melakukan kompres hangat

5. Kolaborasi pemberian

antipiretik, sesuai

kebutuhan Hasil :

paracetamol

500mg/8jam/iv

2. Kekurangan volume Manajemen Cairan (4120) S: Klien mengatakan masih BAB

cairan berhubungan 1. Memonitor vital sign: TD encer dan muntah

dengan output yang 130/90 mmHg, Nadi: O:

berlebihan 93x/m, Suhu:38℃, P:16 4. Mata cekung

Domain 2 : Nutrisi x/menit 5. Mukosa Bibir kering

Kelas 5 : Hidrasi 6. Turgor kulit kurang elastis


2. Memonitor status hidrasi
Kode 2: 00027
Hasil: 7. Klien tampak lemah

a) Mata cekung 8. Klien tampak kehausan


b) Bibir kering 9. Klien masih BAB encer

c) turgor kulit kurang elastis disertai muntah

d) Klien tampak lemah A: Kekurangan volume cairan

e) Klien tampak kehausan P: Lanjutkan intervensi

3. Berikan attapulgite dan Manajemen Cairan (4120)

metoclopramide 1. Pertahankan catatan intake dan

output yang akurat

2. Monitor status hidrasi

(kelembaban membran mukosa,

nadi adekuat)

3. Monitor vital sign

4. Berikan cairan

5. Dorong masukan oral

3. Nyeri akut yang 1. Lakukan pengkajian nyeri S : klien mengatakan


berhubungan
secara komprehensif masih nyeri
dengan agen cedera
termasuk lokasi, P : diare
biologis
Domain12: karakteristik, durasi, Q:Tertusuk
kenyamanan
frekuensi, kualitas dan R : bagian perut
kelas1: kenyamanan
faktor presipitasi S : 3 (ringan )
fisik Kode 00132
nyeri akut Hasil : T : hilang timbul

P : diare O : pasien nampak meringis

Q:Tertusuk-tusuk Td: 130/90

R:bagian perut Nadi: 93x/m

S : 3 (ringan ) Suhu : 38℃

T : hilang timbul Pernapasan : 16x/menit


2. Observasi reaksi nonverbal A : masalah belum teratasi

dari ketidak nyamanan P : lanjutkan intervensi

Hasil : pasien nampak

meringis

3. Ajarkan tentang teknik non

farmakologi: napas dalam,

relaksasi, distraksi, kompres

dengan air hangat

Hasil: menganjurkan pasien

untuk teknik distraksi

dengan menahan napas

selama beberapa menit

kemudian buang lewat

mulut secara perlahan-

lahan

4. Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Hasil : ketorolac

30mg.12jam/iv

5. Tingkatkan istirahat

Hasil : menganjurkan

pasien untuk istirahat

Anda mungkin juga menyukai