Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG RAMA

RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan


Disusun Oleh :
1. Tri yuliartanto
2. Yanuar
3. Edi santoso
4. Tulus tri
5. Umi laela
6. Agung supri
7. M. Amin F
8. Bachtiar kusuma
9. Arif mulyoto
10. Ayu dwi s
11. Apryda Hanum
12. Erba Meilita
13. Lina Ayu
14. Mega Erliya
15. Widya ismunandar

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN


PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana cara
menggunakan sumber daya secara efesien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga
tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan
dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia
dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan
tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang
mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Rumah Sakit Permata Bunda sebagai
salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian
serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka
rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga
pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami manajerial manajemen keperawatan, baik dalam hal
pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.
2. Tujuan Khusus
a) Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen.
b) Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
c) Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi
untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan
perubahan yang positif dan pencapaian tujuan.
d) Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif
dan konstruktif.
e) Menggunakan konsep penjaminan mutu dan penampilan kerja dalam
melakukan asuhan keperawatan.

C. Manfaat
Dapat meningkatkan kemampuan mengorganiasi dan mengkoordinasi
kegiatan keperawatan secara efektif dengan penerapan gaya kepemimpinan
yang tepat dalam sebuah individu maupun kelompok.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit


RS. Permata Bunda pertama berdiri dalam bentuk Rumah Bersalin (RB)
”UTOMO” pada tahun 1990 yang berlokasi di Jl. Glugu No. 1, Purwodadi
Grobogan. Dengan bertambahnya jumlah pasien dan semakin tingginya
kepercayaan masyarakat akan pelayanan Rumah Bersalin UTOMO, pada
tahun 1996 status Rumah Bersalin UTOMO meningkat menjadi Rumah Sakit
Bersalin (RSB) Permata Bunda, dan lokasinya pindah di Jl. Hayam Wuruk
No. 24 Purwodadi Grobogan.
Pada tahun 1999 perkembangan RSB Permata Bunda yang semakin
baik serta semakin banyaknya pasien dengan penyakit umum yang ingin
dilayani maka RSB Permata Bunda meningkat statusnya menjadi Rumah
Sakit Umum ( RSU ) Permata Bunda dengan cakupan pelayanan yang lebih
luas.

B. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit


1. Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat Grobogan dan sekitarnya 
2. Misi
a. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang menjamin mutu dan
keselamatan pasien
c. Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat
d. Menumbuhkan budaya kerja yang positif, adaptif dan proaktif
3. Motto
Kami memberi hanya yang terbaik
4.  Budaya Kerja
a. Tepat Waktu : Kami bekerja dengan standart waktu yang terbaik
b. Tepat Mutu : Kami bekerja dengan standart profesi
c. Tepat Biaya : Kami memberikan pelayanan yang efektif dan efisien

C. Tipe rumah sakit


Rumah sakit Permata Bunda merupakan rumah sakit dengan tipe C.
D. Lokasi rumah sakit
E. Struktur organisasi rumah sakit/ ruangan
1. Struktur organisasi rumah sakit

2. Struktur organisasi ruangan

Kepala Ruang

KATIM KATIM KATIM


A B C

Perawat PPJA Perawat PPJA Perawat PPJA


pelaksana pelaksana pelaksana
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAATAN

A. Hasil Pengkajian
1. 5 M
a. Man
1) Recruitmet
Recruitment untuk pegawai dan perawat di Rumah Sakit Permata
Bunda Purwodadi di lakukan dengan ujian lisan, tulisan, serta
praktek oleh pihak rumah sakit dan di evaluasi setiap 3 bulan
sekali.
2) Penempatan
Penempatan sesuai dengan hasil kompetensi perawat. Di
kewenangan klinis perawat yang dilakukan oleh bidang
keperawatan, di lakukan roling sesuai kompetensi berdasarkan
kebutuhan dan pelayanan.
3) Struktur Organisasi keperawatan Ruang Rama di Rumah Sakit
Permata Bunda Purwodadi :
4) Komposisi ketenagaan perawat
STATUS
NAMA PENDIDIKAN
PEGAWAI
PERAWAT
Ns S1 D3 PNS KONTRAK


JUMLAH

b. Material
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Kudus
adalah di ruang Rama di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
dengan kapasitas 30 tempat tidur, dengan 3 tempat tidur untuk pasien
dengan pengawasan (total care). Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan Peralatan dan perlengkapan medis dan non-medis untuk
menunjang pelayanan perawatan telah memenuhi persyaratan.
c. Metode
a) Metode pelayanan asuhan keperawatan
Berdasarkan observasi metode penugasan asuhan keperawatan
di ruang Rama di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
menggunakan metode Moduler, yaitu metode modifikasi
antara Tim dan Primer.
b) Operan
Di ruang Rama di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
operan jaga dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu hari, yaitu
pagi, siang dan malam. Hal-hal yang di sampaikan dalam
operan adalah kondisi pasien saat itu , diagnosa medis, rencana
program, terapi yang diberikan untuk pasien dan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital. Ada buku khusus untuk
mencatat hasil laporan untuk operan. Kemudian masing-
masing perawat yang akan bertugas di jam berikut nya
menyiapkan catatan program-program atau tindakan yang
harus dilakukan pada shif selanjutnya. Selain itu, ketika
operan, perawat melakukan intraksi dengan pasien / berkeliling
ke kamar-kamar pasien.
c) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka didapatkan
pada proses ronde keperawatan semua perawat telah
melakukan ronde keperawatan, perawat yang menerapkan
ronde keperawatan sesuai dengan standar dalam proses ronde
keperawatan, sudahdilakukan pengenalan diri dalam
pertukaran jam dinas dengan perawat yang yang sebelum dinas
dan perawat yang akan melakukan dinas pada jam tersebut,
telah menyebutkan diagnosa keperawatan, dan rencana
keperawatan yang akan dilakukan dan ronde keperawatan
dilakukan pada saat semua pergantian shift. pada proses serah
terima atau operan shift sebagian perawat telah melakukan
operan secara optimal menyebutkan diagnosa keperawatan dan
rencana tindakan keperawatan yang harus dilanjutkan.
d) Pendokumentasian keperawatan
Di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi menggunakan
dokumentasi asuhan keperawatan dengan pendekatan Nanda
NOC dan NIC. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih
secara paper base. Pada lembar pengkajian keperawatan,
diagnose dan intervensi keperawatan dilakukan secara
checklist sedangkan implementasi dan evaluasi keperawatan
dilakukan dengan ditulis secara narasi. Hasil temuan
manajemen keperawatan : adanya complain dari pasien karena
dokumentasi pengkajian hanya lengkap 80%, diagnose hanya
lengkap 85% dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri
atau cemas dari pasien masuk sampai pulang. Perawat
mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh, tidak sempat
melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan, dan akan
diisi bila pekerjaan sudah berkurang. Dokumentasi discharge
planning juga diisi bila pasien sudah pulang. Perencanaan
pasien pulang
Perencanaan pulang di lakukan sejak pasien datang. Discharge
planning/ perencanaan pasien pulang dilakukan perawat atas
kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu mulai dari gizi,
rehabilitasi medis, dokter yang berhubungan dengan kondisi
terakhir pasien. Discharge planning juga dibahas bersama oleh
setiap tim yang mengelola pasien tersebut.
e) Pelaksanaan pasien safety
Data kepatuhan perawat dalam mencuci tangan sesuai protocol
6 langkah cuci tangan dan 5 moment cuci tangan.
d. Money
Menurut kepala ruang seluruh kebutuhan pasien dan ruangan sudah di
kelola manajemen rumah sakit, sedangkan untuk keuangan ruangan di
lakukan iuran rutin anggota untuk kebutuhan anggota, bukan untuk
kebutuhan ruangan ataupun pasien.
e. Market
Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan disekitar wilayah di
Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi terdiri dari internal
(karyawan Rumah Sakit), dan eksternal (asuransi, calon legislatif,
calon mahasiswa, mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa
rekam medis, mahasiswa apoteker, mahasiswa psikologi).
2. Fungsi-fungsi Manajemen
a. Perencanaan
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa kepala ruang Rama
sudah melakukan perencanaan. Tetapi didalam perencanaan tersebut
belum terstruktur secara optimal, dari hasil wawancara didapatkan
perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah
tenaga keperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan ratio
jumlah pasien, perencanaan untuk pengembangan peningkatan
kemampuan kerja melalui pelatihan/ pendidikan tambahan sudah ada
komitmen ruangan, kepala ruang mengatakan bahwa sudah
merencanakan dan mengajukan untuk pengembangan SDM
keperawatan dan peningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/pendidikan tambahan, serta perencanaan pengembangan
sarana dan prasarana ruangan keperawatan.
b. Pengorganisasian
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Rama adalah
dengan metode moduler, yaitu metode modifikasi antara Tim dan
Primer, sejauh ini masih belum berjalan baik, karena ketenagaan
didalam ruangan tidak cukup. Hasil temuan manajemen keperawatan
: adanya complain dari pasien karena dokumentasi pengkajian hanya
lengkap 80%, diagnose hanya lengkap 85% dengan mengangkat
masalah keperawatan nyeri atau cemas dari pasien masuk sampai
pulang. Perawat mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh,
tidak sempat melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan, dan
akan diisi bila pekerjaan sudah berkurang. Dokumentasi discharge
planning juga diisi bila pasien sudah pulang. Ruang Rama memiliki
rata-rata BOR 90% dengan beban kerja perawat yang tinggi.
Program orientasi staf baru sudah ada yang baru, ketika ada staf baru
yang dilakukan adalah dengan perkenalan, pengenalanan visi misi,
pengenalan dokumentasian, pengenalan struktur organisasi.
Ruang Rama memiliki 18 Perawat dengan 1 tenaga administrasi,
diantaranya :
Jenjang pendidikan Pelatihan Jumlah
Profesi Ners
D III Keperawatan
Total
Ruang Rama di RS Permata Bunda Purwodadi rata-rata jumlah pasien
yaitu :
Kategori Jumlah Pasien
Total care 3
Parsial care 15
Minimal care 12
Total 30

Hasil Perhitungan berdasarkan rumus Douglas


No Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
1 Minimal Care 12 12 x 12 x 12 x 0,07 =
0,17 = 0,14 = 0,84
2,04 1,68
2 Partial Care 15 15 x 15 x 15 x 0,10 =
0,27 = 0,15 = 1,5
4,05 2.25
3 Total Care 3 3 x 0,36 3 x 0,3 3 x 0,2 = 0,6
= 1,08 = 0,9
Jumlah 30 7,17 = 4,83 = 2,94 = 3
7 5

Berdasarkan perhitungan diatas, maka Pagi : 7 orang, Sore : 5 orang, Malam : 3


orang, sehingga jumlahnya 15 orang.
Faktor libur dan cuti = 25% x 15 = 3,75 perawat = 4 perawat.
Jadi berdasarkan perhitungan diatas jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
ketergantungan pasien adalah : (P+S+M+L+1) = (7+5+3+4+1) = 20 Perawat.
c. Pengarahan dan pengawasan
Pada pengarahan terhadap ketua tim dan staf dilaksanakan tiap hari,
Sedangkan proses pelaksanaan supervisi hanya dilakukan bila akan
dilakukan akreditasi rumah sakit. Penggunaan komunikasi dengan
katim dan staf sudah cukup baik, komunikasi melalui conference
(pre dan post) sudah maksimal, jumlah pegawai masih kurang dan
pelayanan terhadap pasien juga sudah baik. Apabila terdapat konflik
antar staf dalam mengatasinya dengan cara memanggil ke dua pihak
yang bermasalah secara pribadi kemudian dicari duduk
permasalahannya dan juga mendiskusikan solusinya
d. Pengendalian
Pengendalian mutu ruangan di ruang Rama dikerjakan bersama-
sama, indikatornya meliputi pengendalian mutu, pasien safety,
kenyamanan, perawatan diri, kepuasan klien. Pada pengendalian
sosialisasi dan pengawasannya kepada staf dilakukan dengan cara
langsung dan tidak langsung (check list).

B. Analisa SWOT
FAKTOR KEKUATAN KELEMAHAN

M1 Memiliki tenaga kesehatan yang Ketenagaan yang kurang, rata


(Ketenagaan) telah memiliki sertifikasi – rata tenaga kerja D3 Kep

M2-Sarana Raung Rama memiliki pelayanan Pelayanan yang diberikan


dan yang baik dari segi tenaga medis kurang cepat
Prasarana dan keperawatan

M3-Methode Ruang wijawa kusuma bisa Metode penugasan asuhan


menerapkan penugasan asuhan keperawatan dengan metode
keperawatan dengan metode tim, moduler ( modifikasi antara
karena lebih efektif. tim dan primer).
M4 money

M5 market Rumah sakit Permata Bunda Ruang Rama kusuma kurang


Purwodadi bekerja sama dengan tenaga keperawatan sehingga
Institusi Pendidikan Kesehatan dalam pelayanan praktik
untuk kegiatan praktik klinik mahasiswa, perawat clinical
mahasiswa instruction kurang dalam
mengelola mahasiswa praktik

Kasus :
Ruang Rama Rumah Sakit Permata Bunda Purwoadi merupakan bangsal kelas
VIP yang memiliki SDM perawat sejumlah 18 perawat dengan tingkat pendidikan
Ners 5 orang, Sarjana Keperawatan 4 orang, Diploma Keperawatan 9 orang.
Kapasitas total tempat tidur 30 buah terisi pasien rawat inap dengan 6 pasien total
care di ruang khusus, 15 pasien partial care dan 9 pasien minimal care. Memiliki
nilai Bed Occupancy Rate (BOR) rata-rata tiap bulan 90%. Manajemen
mendorong SDM perawat mengembangkan jenjang. Adanya komplain dari pasien
dan keluarga karena kurangnya komunikasi dan pelayanan yang kurang cepat
termasuk sering kali tidak tepat waktu pemberian obat. Pendokumentasian asuhan
keperawatan dilakukan 11 secara paper based dengan metode checklist pada
format pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan serta format
EWS. Tetapi pada format implementasi dan evaluasi keperawatan, perawat masih
banyak menuliskan secara narasi. Ditemukan ketidaklengkapan dokumentasi pada
pengkajian keperawatan sejumlah 65%, diagnosa keperawatan seringkali
ditemukan satu diagnosa dari pasien masuk sampai pasien pulang, misalnya
diagnosa tentang nyeri. 65 % intervensi keperawatan ditemukan tidak lengkap.
Pada format implementasi keperawatan ditemukan tindakan yang dilakukan tidak
sesuai dengan yang ditulis perawat. Perawat bekerja berdasarkan rutinitas
meskipun sudah dibagi metode penugasannya secara Metode Tim. Sistem
pengawasan dalam kegiatan audit dan supervisi belum berjalan secara optimal
sehingga perawat bekerja tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

C. Dashboard Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien menjamin keselamatan
pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang menjangkau keseluruh unit kerja di rumah sakit. Untuk
melaksanakan program tersebut tidaklah mudah karena memerlukan koordinasi
dan komunikasi yang baik antara kepala bidang medis, keperawatan, penunjang
medis, administrasi dan lainnya termasuk kepala unit. Rumah sakit perlu
menetapkan tim lainnya untuk mengelola program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien agar mekanisme koordinasi pelaksanaan program
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dapat berjalan lebih baik. Standar ini
menjelaskan pendekatan yang komprehensif untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang berdampak pada semua aspek pelayanan. Pendekatan ini
mencakup
1. Setiap unit terlibat dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
2. Rumah sakit menetapkan tujuan, mengukur seberapa baik proses kerja di
laksanakan
3. Menggunakan data secara efektif dan fokus pada tolak ukur program
Kebijakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
 Kebijakan umum
a. Program mutu dan keselamatan pasien wajib dijalankan seluruh unit
rumah sakit
b. Pelaksanaan indikator mutu dan pelaporan insiden wajib dilaporkan,
dianalisis, ditindak lanjuti dan dievaluasi berdasarkan unit terkait di
rumah sakit
c. Unit rumah sakit wajib menjalankan pencegahan terjadinya insiden di
rumah sakit melalui pelaporan insiden, tindak lanjut dan solusi guna
pembelajaran supaya tidak terulang kembali.
d. Unit rumah sakit wajib melaksanakan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
 Kebijakan khusus
a. Prioritas pada angka kepuasan pasien
b. Prioritas pada angka kejadian pulang paksa
c. Kepatuhan Tenaga Kesehatan dalam melakukan 5 moments cuci tangan
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
DAN POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN

A. Penentuan Prioritas Masalah


Prioritas Masalah dengan metode CARL
No Daftar Masalah C A R L Total Urutan
1 Tingkat pelayanan mutu di 3 4 4 3 144 II
ruang Rama
2 Kurang optimalnya 3 3 4 3 108 III
manajemen ruangan:
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan berhubungan
dengan keterbatasan SDM,
biaya, metode, sarana
prasarana, dan instrumen
3 Proses pelaksanaan tindakan 3 4 4 4 192 I
tidak sesuai SOP
Keterangan:
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan
prasarana)
A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Indikator nilai skor CARL :
Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 : tidak menjadi masalah
Nilai 3 : cukup menjadi masalah
Nilai 4 : menjadi masalah
Nilai 5 : sangat menjadi masalah
Dari hasil prioritas masalah diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
prioritas masalah adalah :
1. Proses tindakan keperawatan tidak sesuai SOP
2. Tingkat mutu pelayanan pasien di ruang Rama
3. Kurang optimalnya manajemen ruangan: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan berhubungan
dengan keterbatasan SDM, biaya, metode, sarana prasarana, dan
instrumen
B. Plan Of Action
Plan of action manajemen keperawatan ruang Rama
Masalah Tujuan Strategi Sasaran Waktu Tempat PJ
Proses tindakan 1. Perawat 1. Pengkajian Perawat 07 Ruang Karu &
keperawatan tidak melakukan dan diskusi Desember Rama Katim
sesuai SOP tindakan pelaksanaan 2021
keperawatan tindakan
dengan keperawatan
menerapkan menurut
mencapai 90% patient safety.
benar. 2. Pengkajian
2. Perawat dan diskusi
melakukan pelaksanaan
dokumentasi dokumentasi
keperawatan asuhan
dengan benar keperawatan
dan tepat serta sesuai SAK
melakukan yang tersedia
reevaluasi dengan benar
dokumentasi dan tepat.
keperawatan 3. Pelaksanaa
setelah prosedur
dilakukan keperawatan
tindakan sesuai dengan
keperawatan SOP berlaku
mencapai 90%
benar.
Tingkat mutu 1. Terdapat 1. Koordinasi Perawat 07 Ruang Karu
pelayanan pasien peningkatan dan Desember Rama
di ruang mawar Standar Asuhan komunikasi 2021
Keperawatan efektif dengan
2. Tindakan kepala ruang,
keperawatan PP, PA, dan
yang dilakukan peserta didik
perawat sesuai yang praktik
dengan SOP di ruangan.
(Standar 2. Peningkatan
Operasional jumlah SAK
Prosedur) untuk
mlengkapi
keterbatasan
SAK di
ruangan.
3. Pengkajian
dan diskusi
tindakan
keperawatan
sesuai SOP
yang telah
ditetapkan
rumah sakit.
Kurang 1.Perencanaan : 1. Koordinasi Perawat 07 Ruang Karu
optimalnya perawat (kepala dan Desember Rama dan tim
manajemen ruang, ketua tim, komunikasi 2021
ruangan: dan perawat efektif
perencanaan, pelaksana) dengan
pengorganisasian, menyusun kepala ruang,
pengarahan, dan rencana kegiatan katim, dan
pengawasan harian dan PP.
berhubungan mingguan, 2. Sosialisasi
dengan terdapat buku metode tim
keterbatasan rencana harian dalam
SDM, biaya, dan mingguan. pelaksanaan
metode, sarana 2.Terdapat sistem pelayanan
prasarana, dan pembagian tugas keperawatan.
instrumen perawat yang 3. Berkolaborasi
sesuai metode dengan
tim. perawat
3.Penerapan ruangan
metode tim dalam
4.Inventarisasi alat melaksanaka
dan logistik n 5 fungsi
tersusun manajemen
sistematis
5.Tersusunnya
indikator dan
instrumen yang
jelas untuk
mengukur
kinerja perawat.
6.Terdapat alat
ukur yang jelas
dalam
menetapkan
reward and
punishment
DAFTAR PUSTAKA

AA Muninjaya, 2004, Manajemen Kesehatan, Kedokteran, Jakarta : EGC


Gillies, D.A. (2000). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi
kedua. Philadelphia: W. B. Saunders.
Huber D., 2000. Leadership and Nursing Care Management 2nd edition.
Philadelphia. Wb. Saunders Company.
Marquis, B & Huston. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
Jakarta: Salemba medika
Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan
praktis. Jakarta: Erlangga
Swansburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai