Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. APRYDA HANUM
2. ADIA IKSANU R
3. NAELA DUROTUN N
4. SAIDATUL HUSNA
5. SAIFUDIN ZANIAR
6. TITIN SUHESNI

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS RS GETAS PENDOWO
2020/2021
7.
A. Pengertian
Keperawatan keluarga adalah serangkain kegiatan yang di beri via praktik
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan
kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap
perkembangan keluarga (Budiono, 2016).

B. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Keluarga Meliputi:


1. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif)
2. Pencegahan (preventif)
3. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif)
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
5. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu
keluarga, kelompok, dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Budiono (2016) menjelaskan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitative dan resosialitatif.
A. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
B. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharan kehamilan, nifas, dan menyusui bayi
C. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan :
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
D. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitative merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya. Dilakukan melalui kegiatan :
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke :
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
E. Upaya Resosialitatif
Upaya resosilatatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain.
Disamping itu, upaya resosilatatif meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasanbatasan yang jelas dan dapat dimengerti.

C. Tren dan Isu Keperawatan Keluarga


Beberapa tren dan isu dalam keperawatan keluarga menurut Ayu (2010),
diantaranya :
1. Tren dan Isu Global :
a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola
perilaku keluarga.
b. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga
penyebarannya semakin meluas.
c. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar – besaran yang
berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
d. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan
yang ketat serta menimbulkan munculnya sekolah – sekolah yang
mengutamakan kualitas Pendidikan.
e. Kompetisi global di bidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan Kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan
yang tinggi.
2. Tren dan Isu Nasional
a. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan Kesehatan.
b. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang Kesehatan.
c. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang Kesehatan.
d. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah
Kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga
miskin serta asuransi Kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak
mampu.

D. Proses Keperawatan Keluarga menurut Sudiharto (2005)


1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Proses pengkajian keperawatan diwarnai dengan pengumpulan informasi
secara terus menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang
dikumpulkan tersebut. Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematis,
diklasifikasikan dan dianalisa artinya. Pengumpulan data merupakan syarat
utama untuk mengidentifikasi masalah.
Pengumpulan data tentang keluarga didapat dari berbagai sumber, yaitu :
a. Wawancara dengan klien dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian
pada waktu lalu dan sekarang.
b. Temuan-temuan yang objektif, missal : observasi terhadap rumah dan
fasiliats-fasilitas yang ada didalamnya.
c. Informasi-informasi yang tertulis maupun lisan dan rujukan, berbagi
lembaga yang menangani keluarga dan anggota tim lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Masalah-masalah keluarga perlu diidentifikasikan dan didiskusikan dengan
keluarga, untuk memeriksa kepentingan bahwa masalah atau kebutuhan
tersebut dilihat secara timbal balik.
Diagnosa-diagnosa keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa-diagnosa
keperawatan terhadap system keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian
terhadap perawatan. Diagnosa keperawatan keluarga didalamnya termasuk
masalah-masalah kesehatan yang actual dan potensial.
Pada tingkat keluarga, diagnosa keperawatan dapat diturunkan dari pemakaian
salah satu teori tentang keluarga atau keperawatan atau dari diagnosa North
American Diagnosis Association (NANDA). Ataupun klasifikasi NANDA
adalah :
a. Diagnosa-diagnosa tersebut tidak bersifat teoritis, yang mana bisa jadi
merupakan kakuatan dan kelemahan, tergantung pada sudut pandang
seseorang.
b. Sebagian besar keperawatan yang berorientasi pada keluarga bersifat
sangat luas dan tidak cukup untuk mengarahkan intervensi.
c. Diagnosa-diagnosa tersebut lebih berorientasi pada penyakit.
d. Daftar yang ada sekarang tidak lengkap dan tidak mencakup sebagian
besar masalah/diagnosa yang potensial dan actual dari keperawatan
keluarga yang dilihat praktis.
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
a. Penyusunan Tujuan
Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien.
Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri atas kemungkinan sumber –
sumber, menggambarkan pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan
– tujuan, menyeleksi intervensi keperawatan yang spesifik,
memobilisasi sumber – sumber dan mengoperasionalisasikan
perencanaan. Penyusunan tujuan bersama dengan keluarga menjadi
penentu perencanaan yang efektif. Salah satu tujuan utama keperawatan
keluarga adalah bahwa klien mempunyai tanggung jawab akhir dalam
mengatur hidup mereka sendiri.
Penyusunan tujuan semakin dikenali dengan suatu komponen yang amat
penting dalam perencanaan. Ada beberapa tingkatan tujuan yaitu tujuan
jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesifik.
Ditengah kontinum adalah tujuan tingkat menengah dan tujuan jangka
panjang adalah tujuan akhir yang menyatakan maksud secara luas yang
diharapkan oleh perawat dan keluarga agar dapat dicapai.
b. Membuat pendekatan alternatif dan mengidentifikasi sumber – sumber
Sebagaimana digambarkan bahwa sumber – sumber yang dapat dipakai
untuk menangani kebutuhan – kebutuhan perlu diidentifikasi. Sumber –
sumber itu meliputi kekuatan – kekuatan yang paling dalam , termasuk
sumber – sumber perawatan diri dari mereka, system pendukung dari
mereka dan sumber – sumber bantuan fisik serta komunitas.
Tindakan atau pendekatan yang spesifik yang dimudahkan oleh perawat,
dipilih dari alternatif dan sumber yang ada.
4. Penyusunan prioritas
Penyusunan prioritas intervensi dalam suatu perencanan yang bertahap dan
terkoordinasi akan membawa intervensi tersebut kepada
pengimplementasiannya.
Pengurutan prioritas yang dibuat oleh keluarga merupakan paling penting
dalam penyusunan prioritas secara bersama. Sejumlah perawat menetapkan
intervensi - intervensi terencana dengan urutan prioritas rendah , menengah
dan utama , dengan yang termasuk prioritas utama perlu dilaksanakan segera.
5. Intervensi Keperawatan Keluarga
Tahap intervensi diawali dengan penyelesaian perencanaan perawatan.
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang : klien, perawat dan anggota
tim perawat kesehatan lain.
Kriteria untuk membuat keputusan termasuk keinginan dan motivasi keluarga
dalam menerima bantuan dan mencoba memecahkan masalah masalahnya ,
dan tingkat fungsinya , keluarga serta sumber – sumber yang tersedia.
Wright dan Leahey (2011) menyarankan bahwa normalnya keluarga
memerlukan bantuan dalam situasi sebagai berikut :
a. Sebuah keluarga menjadi penyebab suatu masalah dimana hubungan
anatara para anggota keluarga terganggu.
b. Seorang anggota keluarga menjadi penyebab suatu penyakit yang
mempunyai pengaruh buruk terhadap anggota yang lain.
c. Anggota keluarga memperbesar gejala atau masalah seorang individu.
d. Kemajuan kesehatan seorang anggota keluarga menimbulkan gejala atau
kemerosotan pada seorang anggota keluarga yang lain.
Disamping itu Wright dan Leahey membagi tingkatan intervensi
menjadi dua tingkatan yaitu intervenesi permulaan atau tingkat dasar
yang bersifat suportif dan mendidik, dan intervensi yang telah maju
meliputi sejumlah intervensi terapi keluarga yang bersifat psikososial
dan tidak langsung.
6. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervesi yang
dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan
dengan melihat respon keluarga dan hasi, bukan intervensi-intervensi yang
diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan,
seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam
membuat criteria objektif untuk hasil yang dikehendaki.
Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi
merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum
perencanaanperencanaan dikembangkan, perawat bersama keluarga perlu
melihat tindakantindakan perawatan tertenu apakah tindakan tersebut benar-
benar membantu.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV Sagung Seto.

Budiono, Sumirah. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.

Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta: EGC.

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : TIM.

Anda mungkin juga menyukai