Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.

E DENGAN BBLR DI
RUANG PERISTI RS PERMATA BUNDA PURWODADI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
ERBA MEILITA SARI
NIM: 82021040102

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN


PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021
A. PENGKAJIAN
1. Data Bayi
Nama bayi : By. Ny. E
Tanggal lahir/usia : 17 Januari 2022
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cengklik 03/11 Nambuhan
Nama orang tua : Tn. K dan Ny. E
Pendidikan ayah/ibu : SMA
Pekerjaan ayah/ibu : Swasta/Ibu rumah tangga
Usia ayah/ibu : 39 th/35 th
Diagnosa medis : BBLR

2. Riwayat bayi
APGAR Score : 6-7-8
Usia gestasi : 29 minggu
Berat badan : 1990 gram
LK : 27 cm
LD : 20 cm
PB : 38 cm
Partus : Sungsang
Komplikasi persalinan : ada
a. Aspirasi mekonium : tidak ada
b. Denyut jantung janin abnormal : tidak ada
c. Masalah lain : PEB (pre eklamsi berat)
d. Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat : tidak ada
e. Ketuban pecah dini : tidak ada

3. Riwayat ibu
Usia Gravida Partus Abortus
32 minggu 1 1 0
29 minggu 2 2 0
Jenis persalinan : Persalinan pervaginam
Komplikasi persalinan : ada (PEB)
 Perawatan antenatal : tidak ada
 Ruptur plasenta/plasenta previa :tidak ada
 Pre eklamsia/toxcemia : tidak ada
 Suspect sepsis : ada
 Persalinan premature/post matur : ada
 Masalah lain : PEB

4. Pengkajian fisik neonatus


a. Reflek:
1) Menghisap : Lemah
2) Menggenggam : Lemah
3) Moro : Ekstensi abduksi tapi lemah
b. Tonus/aktivitas : Lemah, bayi merintih
c. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan.
 Fontanel anterior :ada, berbentuk berlian panjang 4 cm. diameter
2 cm
 Fontanel Posterior : ada, berbentuk segitiga berdiameter 1 cm
 Sutura sagitalis : tepat dan menyatu
 Fontanel diraba halus datar, lunak dan padat
 Gambaran Wajah : simetris
d. Mata : simetris
Mata terlihat bersih, jarak interkantus normal, tidak ada sekresi, sklera
berwana putih, mata terlihat edema, ada reflek glabela.
e. Mulut : mulut simetris, ada palatum, terpasang OGT dan
bayi minum 8x30 cc PASI/OGT. Bibir kering.
f. THT
Telinga : normal, posisi puncak pinna berada pada garis
hirizontal bersama bagian luar kantus mata, pinna lentur adanya kartilago.
Hidung : simetris, tidak ada sekresi, ada reflek bersin.
g. Leher : leher pendek dan terdapat lipatan kulit disekeliling leher.
h. Toraks: bentuk simetris, retraksi dada +
Jantung
I : Ictus kordis tidak tampak
Pa : ictus kordis teraba di SIC IV mid klavikula
Pe : Pekak, tidak ada pembesaran jantung
A : Bunyi jantung murni BJ I-II
Paru
I : Pengembangan kanan dan kiri simetris
Pa : Vocal fremitus sama kanan dan kiri
Pe : Sonor di seluruh lapang paru
A : Vesikuler, tak ada suara tambahan.
i. Abdomen :
Au : Bising usus 24x/m
I : Datar, tidak asites, tali pusat belum puput, tali pusat berwarna
kehijauan, tali pusat telah terpotong, tali pusat dalam kondisi terbuka.
Pa : tidak ada distensi, tak ada pembesaran hati dan limfa.
Pe : timpani
j. Ekstremitas: jari-jari tangan dan kaki lengkap, telapak datar, ada reflek
plantar/plamar tapi lemah, reflek menggenggam lemah, terpasang infus
pada tangan sebelah kiri.
k. Genitalia laki-laki: normal, skrotum ada, glan penis ada, meatus uretra di
ujung glan penis.
l. Anus: lubang anus paten, sudah keluar feses warna kekuningan.
m. Spina: spina utuh, tidak menonjol
n. Kulit: kulit tangan dan kaki terlihat tidak kering, tidak
mengelupas/bersisik, kulit tipis dan transparan.
o. Suhu tubuh 36,3°c, bayi dirawat didalam incubator dengan seting suhu
35,7°c.
5. Riwayat Sosial
a. Struktur Keluarga (Genogram)
b. Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran : Pengalaman nyata saat
kelahiran anak pertama
c. Budaya : Jawa
d. Suku : Jawa
e. Agama : Islam
f. Bahasa Utama : Jawa
g. Perencanaan makanan bayi : Susu formula BBLR
h. Masalah social yang penting :-
i. Hubungan orang tua dan bayi : Baik
IBU TINGKAH LAKU AYAH
- Menyentuh ˅
- Memeluk -
- Berbicara ˅
- Berkunjung ˅
- Memanggil nama ˅
- Kontak nama -
j. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Tn. K
k. Orang tua berespon terhadap penyakit : Ya
Berespon : Menyetujui tindakan keperawatan
l. Orang tua berespon terhadap hospitalisasi : Ya
Berespon : Menyetujui tindakan keperawatan

6. Riwayat Anak Lain


Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Perempuan SC Lengkap

7. Data tambahan
a. Hasil lab tanggal 17 Januari 2022
Hematologi
Hasil lab nilai normal
1. Hb : 20,8 g/dl 14-18 g/dl
2. leukosit : 6.600µL 4.000-10.000 µL
3. Ht : 58 % 44-65%
b. Therapy farmakologi
 Aminofilin 5 mg
 Ceftazidin 2 x 70 mg
 Aminophilin 8 gr
c. Therapy cairan
Bayi minum per OGT dan tidak menggunakan stopper.

B. ANALISA DATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. E Hari/tanggal : Senin, 17-01-2022
Umur : 0 hari No. medrek : 0435XXX
Diagnosa : BBLR Ruangan : Peristi
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:- Epidermis dan dermis Hipotermi
DO: belum terikat dengan baik
- Suhu tubuh dan tipis, jaringan lunak
36,30C pada sunkutan belum
- Bayi dirawat terbentuk sempurna
dalam incubator 
dengan seting Kurangnya oksigen ke
suhu 35,7°c jaringan
- Kulit tipis 
- Usia gestasi 29 Mekanisme penguapan
minggu panas
- Berat badan lahir 
1990 gram. Resiko hipotermi Resiko tinggi infeksi
DS: - Tali pusat terputus
DO: 
- Tali pusat telah terlepasnya IgA (system
terpotong. kekebalan tubuh) pada
- Tali pusat belum bayi dari tali pusat
puput 
- Warnanya Menurunnya system
kehijauan kekebalan tubuh
- Tali pusat tidak 
tertutup. Kurangnya imunologis

Resiko tinggi ifeksi
Gangguan pola nafas
tidak efektif
DS:
Prematuritas
DO:

- Bayi terpasang
Pertumbuhan dinding
oksigen nasal
dada belum sempurna
kanul.

- Bayi premature
Vaskuler paru belum
dengan usia
sepurna
kehamilan 29

minggu.
Gangguan pola nafas
- Inpartu kala I
tidak efektif
dengan janin
gemeli.
- R: 37 x/mnt

C. PRIORITAS MASALAH
1. Hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis.
3. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat
pernafasan.

D. INTERVENSI DAN RASIONAL


IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. E Hari/tanggal : Senin 17-01-2022
Umur : 0 hari No. medrek : 0435XXX
Diagnosa : BBLR Ruangan : Peristi

1. Hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
hipotermi dapat teratasi.
Criteria hasil : tidak terdapat gangguan perubahan suhu tubuh, suhu
norma (36,5-37,5), akral hangat, akral kemerahan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Anjurkan ibu memeluk bayi untuk 1. Untuk memberikan rasa nyaman
memberikan kehangatan pada bayi. sekaligus memberiakan
2. Pakaikan topi kepada bayi. 2. Untuk mencegah hilangnya panas
melalui kepala.
3. Rawat bayi / letakkan bayi dalam 3. Memberikan kehangatan tambahan
inkubator. agar tidak terjadi hipotermi
4. Observasi: suhu kulit, penurunan 4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
suhu, pucat, sianosis, kemerahan kelainan yang disebabkan oleh
edema lengan / kaki, merintih saat hipotermi.
ekspirasi, malas minum, muntah,
kembung dan penurunan aktivitas
atau refleks.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam.
Criteria hasil :
- Tali pusat mengering dan tertutup.
- Terhindari dari potensial infeksi melalui tali pusat yang sudah
terpotong.
Intervensi Rasional
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah 1. Mencegah infeksi atau transmisi
merawat bayi, serta gunakan sarung mikroorganisme.
tangan.
2. Periksa pusat bayi setiap saat. 2. Melihat adanya infeksi atau tidak.
3. Jaga bayi dari sumber potensial 3. Mencegah infeksi.
infeksi dan mempertahankan
potongan umbilikus bersih dan
kering.

3.Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas


pusat pernafasan.
Tujuan : Tujuan : setelah dilakukan tindakan pola nafas menjadi
efektif.
Criteria hasil : neonatus akan mempertahankan pola pernafasan
periodic, membrane mukosa merah muda.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi dan pola pernafasan, 1. Membantu dalam membedakan
perhatikan adanya apnea dan perputaran periode pernafasan normal
perubahan frekuensi jantung. dari serangan apnetik sejati.
2. Isap jalan nafas sesuai kebutuhan. 2. Menghilangkan mucus yang
menyumbat jalan nafas.
3. Posisikan bayi pada abdomen atau 3. Posisi ini memudahkan pernafasan
posisi terlentang dengan gulungan dan menurunkan periode apnea,
popok dibawah bahu untuk khususnya bila ditemukan adanya
menghasilkan hiperekstensi. hipoksia, asidosis metabolic, atau
4. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap hiperkapnea.
obat-obatan yang dapat 4. Magnesium sulfat dan narkotik
memperberat depresi pernafasan menekan pusat pernafasan dan
pada bayi. aktivitas susuan syaraf pusat SSP.
5. Berikan oksigen sesuai indikasi. 5. Perbaikan kadar oksigendan
karbondiogsida dapat meningkatkan
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan fungsi pernafasan.
lain seperti 6. Tujuannya:
a. Pantau pemeriksaan
laboratorium (GDA, glukosa, a. Hipoksia, asidosis metabolic,
serum, elektrolit, kultur dan hiperkapnea, hipoglikemia,
kadar obat) sesaui indikasi. hipokalsemia, dan sepsis dapat
b. Berikan obat-obatan sesuai memperberat dapat memperberat
indikasi, seperi berikut: serangan apnetik.
- Natrium bikarbonat b. Untuk:
- Antibiotic
- Memperbaiki asidosis
- Aminopilin - Mengatasi infeksi pernafasan
dan sepsis
- Dapat meningkatkan aktifitas
pusat pernafasan dan
menurunkan sensitivitas
terhadap CO2, menurunkan
frekuensi apnea.

E. Implementasi
Hari/tgl/jam No Imlementasi Paraf
dx
Senin 1 1. Merawat bayi / meletakkan bayi dalam
17-01-12 inkubator.
13.00 Ef: bayi berada dalam incubator dengan suhu
35,7oC
13.05 2. Mengobservasi: suhu kulit, penurunan suhu,
pucat, sianosis, kemerahan edema lengan / kaki,
merintih saat ekspirasi, malas minum, muntah,
kembung dan penurunan aktivitas atau refleks.
Ef: suhu kulit hangat dengan suhu 36,3oC,
kulitnya merah, tidak ada sianosis, tidak ada
edema pada lengan/kaki, tidak merintih saat
ekspirasi, tidak ada muntah, ada penurunan
reflek.

Senin 1 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat


17-01-12 bayi, serta menggunakan sarung tangan.
13.10

13.11 2. Memeriksa pusat bayi setiap saat.

13.12 3. Menjaga bayi dari sumber potensial infeksi dan


mempertahankan potongan umbilikus bersih dan
kering.

Senin 3 1. Mengkaji frekuensi dan pola pernafasan,


17-01-12 perhatikan adanya apnea dan perubahan
frekuensi jantung.
Ef: frekuensi pernafasan 37 x/ menit, pola
pernafasan menggunakan otot perut.
13.15 2. Memposisikan bayi pada abdomen atau
posisi terlentang dengan gulungan bantal
dibawah bahu untuk menghasilkan
hiperekstensi.
Ef: pasien tidur dengan posisi terlentang
13.17 3. Memerikan oksigen sesuai indikasi.
Ef: pasien terpasang oksigen nasal kanul.

F. Evaluasi
Hari/tgl/jam No Evaluasi Paraf
Dx
Senin 1 S :-
17-01-12 O:- Suhu tubuh 36,30C
13.30 - Bayi dirawat dalam incubator dengan
seting suhu 35,7°C
- Kulit tipis
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjut intervensi

Senin 2
S:
17-01-12
O: - Tali pusat telah terpotong.
13.35
- Tali pusat belum puput
- Warnanya kehijauan
- Tali pusat tidak tertutup.
A: masalah teratasi sebagian
3 P: lanjutkan intervensi 1-3
Senin
S :-
17-01-12
O: - Bayi terpasang oksigen nasal kanul.
13.40
- Pernafasan 37 x/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjut intervensi 1,2,4,5,6
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN KASUS BBLR


DI RUANG PERINA A RSU TANGERANG
NAMA MAHASISWI : KRISTINA SELVIA
NIM : 080210153
SEMESTER: 6 A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN


SERPONG
2012

Anda mungkin juga menyukai