Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN BAYI FISIOLOGIS

PADA BAYI BARU LAHIR BAYI NY. I UMUR 6 JAM


DENGAN BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)
DI RUANG BAYI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH

Hari / Tanggal : Sabtu/ 07 Mei 2022


Pukul : 20.30 WITA
Tempat : Ruang bayi

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Bayi Ny. M
Tanggal Lahir/Jam : 07-05-2022 / 13.50 WITA
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Keramat Raya, Banjarmasin Timur

2. Keluhan Utama
Bayi lahir segera menangis secara SPT-BK (spontan belakang kepala), APGAR
Score 5,6,7 dengan riwayat KPD (ketuban pecah dini)

3. Riwayat Prenatal
a. Kehamilan ke :1
b. Tempat ANC : Puskesmas, PMB, SpOg
c. Imunisasi TT : TT4
d. Obat-obatan yang diminum selama hamil : Asam folat, FE, Vitamin
e. Keluhan/masalah yang dirasakan ibu saat hamil: Tidak ada

4. Riwayat Obstetri : G1P0A0 hamil 38-39 minggu

5. Riwayat Intranatal
a. Persalinan : ke 1
b. Tempat dan Penolong Persalinan : RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh
c. Masalah Persalinan : KPD (ketuban pecah dini)
d. Cara Persalinan : SPT-BK (spontan belakang
kepala)
e. Keadaan Bayi Saat lahir
Segera Menangis/Tidak : Segera menangis
APGAR score : 5,6,7
BB lahir / PB lahir : 2100 gram / 45 cm / LK: 31
cm / LD:31 cm / LP:29 cm /
LILA:10 cm.
6. Riwayat Kesehatan
a. Bayi
Bayi lahir dengan cara SPT-BK (spontan belakang kepala) segera menangis
dengan berat badan lahir rendah 2100 gram.
b. Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarga tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC dll, penyakit
menurun seperti asma, DM, hipertesi dll, dan penyakit menahun seperti
jantung, hati, ginjal dll.

7. Status Imunisasi : HB0

8. Vitamin K : Sudah diberikan

9. Data Kebutuhan Biologis


a. Nutrisi
Jenis : ASI
Frekuensi : on demand
Banyaknya : Semau bayi
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 Kali
Warna : Hitam-kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
BAK : Ada
c. Kebutuhan personal Hygiene
Frekuensi mandi : belum bisa dimandikan
Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
Penggunaan popok anti tembus : sesuai kebutuhan

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan orang tua terhadap anaknya : Khawatir
b. Tanggapan keluarga terhadap keadaan bayi : Cemas
c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Keluarga
d. Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak : Baik
e. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan kelahiran : Tasmiyah

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Cukup aktif
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital : Respirasi : 48 x/menit
Suhu : 37,0 oC
Nadi : 150 x/menit
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan : 2100 gram
b. Panjang Badan : 45 cm
c. Lingkar Dada : 31 cm
d. Lingkar Kepala : 31 cm
e. Lingkar Lengan Atas : 10 cm

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak ada caput
sucsedanium
b. Muka : Simetris, wajah putih kemerahan, tidak ada paralisis wajah
c. Mata : Bentuk simetris, kelopak mata tidak odem, tidak ada keluar
cairan dari mata, sklera putih, konjungtiva merah muda, jarak mata normal
dan sejajar dengan telinga bayi
d. Telinga : Simetris, telinga berjumlah 2, tidak ada kelainan bentuk, tidak
ada pengeluaran serumen
e. Hidung : Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak
ada pergerakan cuping hidung, tidak ada keluar cairan dari hidung
f. Mulut : Simetris, tidak ada kelainan bentuk pada bibir, warna merah
muda, belum ada tumbuh gigi, bayi bisa membuka mulut dan menjulurkan
lidahnya
g. Leher : Tidak teraba fraktur, bayi bisa menoleh ke kanan dan kiri,
leher tidak menyatu dengan bahu.
h. Dada : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi
dinding
dada, ada puting
i. Abdomen : Tali pusat kuning segar, bentuk perut simetris,
palpasi tidak ada celah/lubang tanda hernia diafragmatika,
tidak ada massa, , tidak ada kelainan.
j. Genetalia : Terdapat labia mayor dan labia minor, ada lubang uretra, ada
klitoris normal, tidak ada keluar cairan dari vagina bayi.
k. Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak ada kelainan jari seperti sindaktili/ polidaktili/
klinodaktili, gerak tangan aktif, tidak ada fraktur, bayi bisa
menggenggam, ada kuku.
Bawah : Simetris, tidak ada kelainan jari seperti sindaktili/ polidaktili/
klinodaktili, gerak kaki aktif, tidak ada fraktur, ada kuku, jari
kaki bergerak jika disentuh.
l. Anus : Terdapat lubang anus

4. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks Moro : Bayi terkejut saat ada suara keras, tangan kaki dan
seluruh tubuh bergerak seperti ingin memeluk.
b. Refleks Rooting : Bayi menoleh saat pipi disentuh mengikuti arah jari
c. Repleks Grasping : Saat disentuh telapak tangannya bayi bisa
menggenggamnya
d. Repleks Sucking : Bayi bisa menghisap saat dicek dengan jari
e. Repleks Babinsky : Saat disentuh kaki bayi dari tumit sampai sepanjang
telapak kaki, jari kaki bayi bergerak seperti
mengembang

5. Pemeriksaan Perkembangan bayi


a. Kemampuan bahasa bayi : Bayi menangis
b. Kemampuan motorik halus : Bayi dapat menggenggam jari pemeriksa dan
menggerakan tangan dan kakinya saat
menangis.
c. Kemampuan motorik kasar : Belum ada
d. Adaptasi sosial : Belum ada

6. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa kebidanan : Bayi baru lahir umur 6 jam dengan fisiologis
2. Masalah : Riwayat persalinan KPD (ketuban pecah dini) SPT-BK
(spontan belakang kepala) dengan bayi BBLR (berat
badan lahir rendah)
3. Kebutuhan : Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada keluarga bayi yaitu, keadaan umum
cukup aktif, kesadaran baik, tanda-tanda vital: respirasi : 48 x/menit,
suhu: 37,0 oC, nadi: 150 x/menit.
Rasional tindakan: Keluarga bayi berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan hasil pemeriksaan yaitu tentang diagnosis, tindakan medik
yang akan dilakukan, segala resiko dari tindakan medik tersebut.
Evaluasi: keluarga bayi telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memakaikan pakaian hangat dan membedong bayi
Rasional Tindakan: Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi
harus segera diselimuti dan bayi dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk
mencegah terjadinya hipotermi (Rehatta, 2020).
Evaluasi:Bayi telah dipakaikan pakaian kering dan dibedong.
3. Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk advice lanjutan
Rasional Tindakan: Dari data (observasi) yang dikumpulkan dapat menunjukan
satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus
menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi
lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter (Anggraini DKK, 2020)
Evaluasi: Kolaborasi dengan SpA telah dilakukan
4. Mengobservasi keadaan umum dan TTV bayi dan melaporkannya pada dokter
spesialis anak
Rasional tindakan: Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi
(Anggraini DKK, 2020)
Evaluasi: Pelaporan kepada DPJP SpA hasil observasi telah dilakukan
5. Mengganti popok bayi yang telah basah dan kotor
Rasional Tindakan: Menjaga kebersihan area selangkangan pada bayi dengan
rutin mengganti popok setiap seelsai BAB/BAK agar mengurangi pajanan urin dan
feses. Pemakaian popok yang terlalu lama menyebabkan kulit bayi menjadi
lembab sehingga mudah terjadi iritasi. (Hasnidar DKK, 2021)
Evaluasi: Popok telah diganti dengan yang baru dan bersih.
6. Memberitahukan tanda bahaya bayi baru lahir pada ayah bayi yaitu bayi tidak
mau menyusu, kejang, lemah, sesak nafas, merintih, pusar kemerahan, demam
atau tubuh bayi terasa dingin, keluar cairan/nanah dari mata, kulit terlihat kuning,
Serta memberitahukan perawatan tali pusat bayi yaitu, bahwa talipusat harus
selalu bersih dan kering, tidak boleh diolesi/diberikan apapun sampai tali pusat
lepas sendiri tanpa dilakukan apapun (ditarik dsb).
Rasional Tindakan: Dalam hak-hak pasien, salah satunya adalah pasien memiliki
hak untuk mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan (Nardina, 2021)
Evaluasi: Ayah bayi sudah tau tanda bahaya pada bayinya dan cara perawatan
tali pusat.
7. Menganjurkan sang ayah mendukung ibunya melakukan ASI ekslusif, yaitu hanya
meminumkan ASI pada bayi selama 6 bulan. Saat umur bayi ≥ 6 bulan boleh
diberi PASI.
Rasional Tindakan: Pasien memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang
meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan (Nardina,
2021)
8. Menyarankan ayah agar mendukung ibu dalam melakukan perawatan kanguru,
memberitahu ayah bayi cara perawatan metode kanguru yaitu kontak kulit antara
ibu dan bayi, bayi tidak dipakaikan baju kecuali popok dan topi untuk menutupi
kepalanya. Bayi ditempatkan menempel pada payudara ibu (posisi ibu memeluk
bayinya dan diselimuti) kaki bayi ditekuk dan dibalut dengan kain agar seluruh
tubuh bayi dapat menempel pada dada ibu (Nurbaya, 2021)
Rasional Tindakan: Sebuah penelitian oleh Mira Agusthia, Rachmawati M. Noer
dan Intan Susilawati tahun 2020 dengan judul PENGARUH PERAWATAN
METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BBLR PADA
RUANG PERINATOLOGI RSUD MUHAMMAD SANI KABUPATEN KARIMUN
TAHUN 2019 mendapat kesimpulan bahwa ada pengaruh PMK (perawatan
Metode Kanguru) terhadap peningkatkan berat badan BBLR di Ruang
Perinatologi RSUD Muhammad Sani Tahun 2019, serta penelitian oleh Yusnaini
Siagian, Wasis Pujiati, Martina Indah Sinaga tahun 2021 dengan judul
PENGARUH METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN
PADA BAYI BBLR mendapat kesimpulan bahwa Terdapat pengaruh perawatan
metode kanguru terhadap peningkatan berat badan bayi BBLR di RSUD Provinsi
Kepulauan Riau.
Evaluasi: Ayah mengerti dan bersedia mendukung ibu dan bayi melakukan
perawatan metode kanguru
9. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan lalu lapor kepada
dokter spesialis anak/DPJP
Rasional tindakan: Sebagai alat komunikasi antara tenaga kesehatan, dan
sebagai alat mempertanggungjawabkan asuhan pada hukum.
Evaluasi : Dokumentasi dan pelaporan telah dilakukan.
REFERENSI

RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh. (2022). Rekam Medik Elektronik (E-Rekam Medik).
Banjarmasin: RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh.

Anggraini, D.D, DKK. (2020). Konsep Kebidanan. Medan: Yayasan Kita Menulis
https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Kebidanan/OiIJEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Hasnidar DKK. (2021). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Medan: Yayasan Kita
Menulis
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Kebidanan_Neonatus_Bayi_dan_Balit/
kjJAEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Agusthia, M. dkk. (2020). PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP


PENINGKATAN BERAT BADAN BBLR PADA RUANG PERINATOLOGI RSUD
MUHAMMAD SANI KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2019. VOL. 1 NO. 1: JURNAL
PENELITIAN KEBIDANAN. Diakses pada 11 mei 2022
https://ojs.stikesawalbrosbatam.ac.id/index.php/JPKebidanan/article/view/6

Nardina, E.A (2021). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Medan: Yayasan Kita Menulis
https://www.google.co.id/books/edition/Etikolegal_Dalam_Praktik_Kebidanan/
Afg_EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Nurbaya. (2021). Konseling Menyusui. Aceh: Syiah Kuala University Press


https://www.google.co.id/books/edition/Konseling_Menyusui/RflJEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Rehatta, M. (2020). Pedoman Keterampilan Medik 4. Surabaya: Airlangga University Press


https://www.google.co.id/books/edition/Pedoman_Keterampilan_Medik_4/tqXIDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0

Siagian, Y. dkk. (2021). PENGARUH METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN


BERAT BADAN PADA BAYI BBLR. Jurnal SMART Kebidanan, 2021, 8 (2), 136-142.
Diakses pada 11 Mei 2022 : http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v8i2.500

Anda mungkin juga menyukai