Anda di halaman 1dari 31

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

Nama Mahasiswa : CARDIO QITFIRUL DAHLAN

Tempat Praktek : RSUD PEMUDA

Tanggal Praktek : 16 MARET 2020

A. IDENTITAS

1. Identitas Data

a. Nomor RM : 321xxx

b. Nama Klien : By. D

c. Tangal lahir / usia : 2 bulan

d. Jenis kelamin :L

e. Tanggal masuk rawat : 16 Maret 2020

f. Tanggal pengkajian : 16 Maret 2020, Pukul 14 : 30 wib

g. Cara masuk : Bayi masuk ke ruang perawatan RS Pemuda yang

sebelumnya berada di ruang unit urensi

h. Diagnosa : Diare

2. Riwayat Bayi

a. Apgar Score : 10

b. Berat badan lahir : 3,5 kg

c. Berat badan saat dikaji : 8 kg

d. Panjang badan : 70 cm

e. Komplikasi kelahiran : Tidak Ada


3. Riwayat Ibu

a. Usia kehamilan : 9 bulan

Gravida 0 Partus 1 Aborus 0 (G..P..A..)

b. Kelahiran : Spontan

c. Komplikasi kehamilan : Tidak Ada

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Bayi masuk ke ruang perawatan RSUD Pemuda pada tanggal 16 Maret 2020

dengan keluhan sejak dua hari mengalami buang air besar 4 kali cair dalam 24 jam di

sertai muntah, hasil pemeriksaan didapatkan data RR 40x/menit, Nadi 110x/menit,

Suhu 38oC, Berat badan bayi saat dikaji 8 kg, ibu px mengatakan sebelumnya bayi

memiliki berat badan 8,5 kg setelah dua hari mengalami BAB cair sebanyak 4 kali

dan muntah berat badan anak menjadi 8kg.

Hasil Pemeriksaan fisik terlihat abdomen tampak cembung, lalu ketika

dilakukan tindakan perkusi abdomen terdengar hipertimpani,palpasi abdomen tidak

teraba massa atau nyeri tekan, cubitan kulit perut kembali lambat, auskultasi bising

usus mencapai 20x/menit, mata cekung, dan fontanel anterior terlihat cekung.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny. A mengatakan bahwa dirumahnya tidak ada yang mengalami diare tetapi

dirumahnya kurang paham tentang sanitasinya.

6 . Pengkajian Fisik

a. Refleks-refleks

1) Menangis : Kuat

2) Sucking (menghisap) : Kuat


3) Rooting (menoleh) : Kuat

4) Graps (menggenggam): Kuat

5) Babinski : Kuat

6) Moro : Kuat

b. Tonic neck : Positif

c. Kekuatan aktivitas : Bayi ketika aktif bergerak tidak mengalami letargi,

tidak mengalami tremor, dan tidak terdapat paralisis.

d. Kelapa / leher : Bagian kepala bayi fontanel anterior mengalami

cekung, pada kepala bayi tidak terdapat luka atau lesi,

tidak terdapat pembekakakn atau edema, bentuk

wajah yang simetris

e. Mata : Bentuk mata bayi simetris dengan konjungtiva yang

tidak anemis, mata bayi lunak dengan kondisi siap recoil

dengan baik.

f. Telinga / hidung / tenggorokan : Bentuk hidung simetris, pada hidung tidak

terdapat lesi, tidak terdapat napas cuping

hidung, dengan palate normal tidak terdapat

kelainan pada palate. Pernapasan bayi spontan

dengan RR 40x/menit, suara napas terdengar

diseluruh bagian paru. Bentuk telinga bayi

simetris, lengkung terbentuk dengan baik, tidak

tertekuk.
g. Abdomen : Abdomen tampak cembung, perkusi abdomen

hipertimpani, tidak terdapat nyeri tekan, cubitan perut

kembali lambat, peristaltik usus 20

h. Umbilikal : Saat dikaji, umbilical bayi tampak normal dngan

kondisi yang sudah kering dan tidak trdapat radang.

i. Thoraks : Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi atau

tarikan dinding dada, dengan klavikula normal dan

simetris

1) Paru-paru : pergerakan dinding dada tampak sama dengan suara

napas terdengan di selruh paru-paru dengan

pernapasan spontan jumlah pernapasan 40x/menit,

tidak menggunakan ventilator ataupun oksigen.

2) Jantung : Bunyi jantung regular, tidak terdapat suara tambahan

dengan frekuensi nadi 40x/menit dengan capillary

refill time yaitu >3 detik

j. Ektremitas : Gerak ekstremitas atas dan bawah bayi sehat, nadi

femoral kanan dan kiri kuat pada ekstremitas atas dan

bawah sama kuatnya, bayi mampu memfleksikan

tangannya sampai 60o.

k. Genetalia : Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan genetalia

normal laki-laki, testis bayi tampak mulai turun dan


terlihat guratan yang cukup jelas. Anus bayi tampak

kemerahan dengan spine yang normal.

l. Kulit : Saat dikaji, warna kulit bayi tampak berwarna putih

kemerahan, tidak ada lesi pada bayi, bayi teraba

hangat, tidak ada ruam dikulit, saat kulit dicubit

lambat saat kembali, terdapat tanda lahir di bagian

abdomen ada berwarna itam berbentuk prisma

segitiga.

m. Temperatur :

a) Tubuh : 380C

7. Riwayat Sosial

a. Nama Orang Tua : Ny. A

b. Alamat : Kesambi

c. Telepon : 083844911xxxx

d. Pekerjaa : Ibu rumah tangga

e. Genogram :
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Serumah
B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

1. Analisa Data

Data Klien Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Ibu mengatakan suhu bayi Mikroorganisme Hipertermi b.d infeksi
meningkat
DO: Suhu : 38oC Membentuk toksin

Radang pada usus

Hipertermi
DS :Ibu mengatakan bayi BAB Diare Hipovolemia b.d
sebanyak 4 kali dalam 24 Kehilangan cairan aktif
jam dengan kondisi feses
Frekuensi BAB
cair meningkat
DO : Abdomen tampak cembung,
fontanel anterior cekung.
Kehilangan Cairan

Gangguan Kesembangan
Caian

Hipovolemia
DS: Ibu mengatakan bayi Diare Defisit Nutrisi b.d Mual
mengalami muntah. Muntah
DO : Berat badan bayi menurun Distensi abdomen
semulanya 8,5 kg menjadi 8
kg.
Mual Muntah

Nafsu Makan Menurun

Berat Badan Menurun


DS : - Diare Gangguan integritas kulit
b.d Faktor mekanis
DO : Terlihat ada kemerahan Frekuensi BAB gesekan
dibagian anus. meningkat

Integritas Kulit

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan

a. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

b. Hipertermi b.d Infeksi

c. Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah

d. Gangguan Integritas kulit b.d Faktor mekanis gesekan


3. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


O Keperawatan
1 2 3 4 5
1. a. Hipovolemia b.d TUM: Mandiri: Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan 1. Hitung kebutuhan cairan anak 1. Indikator cairan keseluruhan
kehilangan cairan keperawatan selama 3x24 jam, dan status nutrisi
diharapkan anak akan 2. Hitung intake dan output cairan
aktif mempertahankan volume cairan yang anak 2. Pemantauan kebutuhan cairan
adekuat, dengan kriteria hasil:
TUK: 3. Observasi tanda-tanda vital, 3. Suhu tubuh yang tinggi
status membran mukosa, tingkat meningkatkan dehidrasi, kulit
1. Mempertahankan haluran urine kesadaran, turgor kulit, warna pucat, turgor kulit buruk,
sesuai usia anak 1-2ml/kg/jam kulit anak, waktu pengisian penurunan tingkat kesadaran,
2. TTV dalam keadaan batas normal kapiler. Beri tahu dokter jika ada peningkatan waktu pengisian
- Suhu ; 36,5 s/d 37,5 derajat perubahan yang signifikan kapiler dan membrane mukosa
celcius kering mengindikasikan
- Pernafasan ; 30-60x/menit dehidrasi
- Nadi ; 120-150x/menit
- Tekanan darah ; 90-95/60-65 4. Timbang berat badan setiap hari 4. Pasien tidak mengkonsumsi
mmHg cairan sama sekali
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, mengakibatkan dehidrasi atau
elastisitas turgor kulit baik dan mengganti cairan untuk
membran mukosa lembab, kadar masukan kalori yang berdampak
elektrolit sesuai usia pada keseimbangan elektrolit
5. Beri larutan elektrolit per oral 5. Larutan elektrolit per oral dapat
(misalnya, oralit) sesuai program menggantikan cairan dan
elektrolit yang hilang akibat
diare dan muntah
1 2 3 4 5
Kolaborasi: Kolaborasi:
Memberikan cairan IV dan mengisi kembali volume cairan dan
elektrolit, sesuai indikasi menurunkan risiko komplikasi
terkait ketidakseimbangan elektrolit
2. Hipertermi b.d TUM: Mandiri: Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi suhu tubuh sampai 1. Mencegah anak menalami
Infeksi
keperawatan selama 1 x 24 jam stabil (36,5oC - 37,5oC), jika peningkatan output cairan yang
diharapkan pasien mengalami diperlukan lakukan pengecekan berlebih.
penurunan suhu tubuh dalam rentan setiap 2 jam.
normal dengan kriteria hasil: 2. Berikan minum sedikit tapi 2. Menambah intake cairan
TUK: 1. Suhu tubuh pasien menurun sering.
3. Mempercepat penurunan suhu
dan 3. Lakukan tindakan water tepid
tubuh.
masuk kedalam rentang normal sponge
normal yaitu (36,5oC - 37,5oC),. 4. Edukasi keluarga tindakan water 4. memandirikan keluarga
2. Anak tidak mengalami kejang. tepid sponge
3. Keluarga mampu untuk melakukan Kolaborasi: Kolaborasi:
tindakan Water Tepid Sponge secara
1. Konsul pemberian obat 1.Mempercepat penurunan suhu
mandiri
antipiretik. tubuh.

1 2 3 4 5
3. Defisit Nutrisi b.d TUM: Mandiri: Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor yang 1. Mengetahui penyebab anak tidak
Mual Muntah
keperawatan selama 3 x 24 jam menimbulkan anak tidak minum nafsu makan.
kebutuhan nutrisi kembali terpenuhi ASI (Seperti mual dan muntah).
dengan adekuat, dengan kriteria hasil: 2. Beri ASI sedikit tapi sering. 2. Menguatkan asupan nutrisi.
3. Auskultasi bising usus atau 3. Untuk mngetahui bunyi usus
TUK: palpasi abdomen. ada atau tidak.
1.Napsu mengkonsumsi ASI 4. Timbang berat badan setiap hari. 4. Memantau ketidakefektifan terapi
meningkat nutrisi.
2. Tidak terdapat penurunan berat
badan hingga 30-40 %
3. Kondisi anak tidak lagi lemas.
4. Mempertahankan atau
meningkatkan berat badan.
1 2 3 4 5
4. Gangguan Integritas Mandiri : Mandiri: Mandiri:
kulit b.d Faktor Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau adanya kemerahan pada 1. Area ini meningkat risikonya
mekanis gesekan kulit anus untuk kerusakan dan
keperawatan selama 3 x 24 jam, memerlukan pengobatan lebih
diharapkan integritas kulit anak baik, 2. Jaga kebersihan kulit anus agar intensif
tetap bersih dan kering
dengan kriteria hasil: 2. Sering mandi membuat
3. Gunakan krim kulit khusus untuk kekeringan kulit
iritasi kulit anus akibat diare
1. Integritas kulit yang baik bisa 3. Melembabkan area kulit anus
dipertahankan(sensasi elastisitas, 4. Monitor aktivitas dan mobilisasi
anak 4. Meningkatkan sirkulasi dan
temperatur, hidrasi,pigmentasi) perfusi kulit dengan mencegah
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 5. beritahu keluarga tentang tekanan lama pada jaringan
pentingnya masukan
3. 3. Perfusi jaringan baik 5. Perbaikan nutrisi dan hidrasi
nutrisi/cairan.
akan memperbaiki kondisi kulit.
4. Implementasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Tanda


Keperawatan Tangan
(1) (2) (3) (4) (5)
Senin, 16 Hipovolemia b.d 10 : 00 Wib 1. T: Menghitung kebutuhan cairan anak Cardio
R : Bb 8kg. Rumus kebutuhan cairan anak dengan bb <10kg =
Maret 2020 Qitifirul D
kehilangan cairan 100ml/kgbb. 8x100 = 800ml

aktif T : Menghitung intake dan output cairan anak


10 : 15 Wib R : Intake : Asi 60cc x 9 botol/ hari = 540cc
Output bab cair 4x/ hari dengan jumlah 160cc x 4 kali = 640
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 880cc

T : Mengobservasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat


10 : 40 Wib kesadaran, turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler. Beri
tahu dokter jika ada perubahan yang signifikan
R : Nadi 110x/menit, Suhu 38°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk dengan
hasil cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT > 3
detik
11 : 14 Wib T : Menimbang berat badan
R : Berat badan 8kg

11 : 45 Wib T : Memberikan cairan IV sesuai intsruksi dokter


R : Infus RL 30 tpm/mikro

Senin, 16 Hipertermi b.d 13 : 00 Wib T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan Cardio
Maret 2020 lakukan pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
R : Suhu 37,5°C
13 : 20 Wib T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
R : Orangtua pasien paham
13 : 35 Wib T : Melakukan tindakan water tepid sponge
R : Tepid water sponge dilakukan pada bagian lipatan
14 : 10 Wib T : Mengedukasi keluarga tindakan water tepid sponge
R : Orangtua pasien paham
Kolaborasi:
14 : 25 Wib T : Melakukan konsultasi pemberian obat antipiretik.
R : Inj sanmol 100 Mg/ 4-6 jam bila demam
16 : 25 Wib T : Mengobservasi suhu tubuh
R : Suhu 37,4 °C
18 : 25 Wib T : Mengobservasi suhu tubuh
R : Suhu tubuh 37,2°C

Senin, 16 Defisit Nutrisi b.d 19 : 00 Wib T : Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
R : Anak muntah 4 kali Qitifirul D
Maret 2020 Mual Muntah
19 : 15 Wib T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
R : orangtua pasien paham
19 : 25 Wib T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
19 : 35 Wib T : Menimbang berat badan
R : Berat badan 8 kg
Senin, 16 Gangguan 19 : 55 Wib T : Memantau adanya kemerahan pada kulit anus Cardio
Maret 2020 Integritas kulit b.d R : Terdapat kemerahan pada kulit anus Qitifirul D
Faktor mekanis
20 : 15 Wib T : Mengganti popok 4-6 jam
gesekan
R : Popok penuh, bab cair, ampas sedikit berwarna kuning
20 : 25 Wib T : Oleskan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
R : Krim teroles disekitar kulit anus bayi
20 : 35 Wib T : Memberitahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi dan cairan
R : Orangtua pasien paham

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Tanda


Keperawatan Tangan
(1) (2) (3) (4) (5)
Selasa, 17 Hipovolemia b.d 09 : 00 1. T: Menghitung kebutuhan cairan anak Cardio
Qitifirul D
Maret Wib R : Bb 8kg. Rumus kebutuhan cairan anak dengan bb <10kg = 100ml/kgbb. 8x100
kehilangan
2020 = 800ml
cairan aktif
09 : 15 T : Menghitung intake dan output cairan anak
Wib R : Intake : Asi 60cc x 10 botol/ hari = 600cc
Output bab cair 4x/ hari dengan jumlah 160cc x 4 kali = 640
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 880cc
09 : 35 T : Mengobservasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat kesadaran,
Wib turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler. Beri tahu dokter jika
ada perubahan yang signifikan
R : Nadi 110x/menit, Suhu 37,5°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk dengan hasil
cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT > 3 detik

09 : 40 T : Menimbang berat badan


R : Berat badan 8kg
Wib
10 : 00 T : Memberikan cairan IV sesuai intsruksi dokter

Wib R : Infus RL 30 tpm/mikro

Selasa, 17 Hipertermi b.d 10 : 05 T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan lakukan Cardio
Maret Wib pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
2020 R : Suhu 37,5°C
10 : 15 T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
Wib R : Orangtua pasien paham
10 : 17 T : Menganjurkan orangtua melakukan tepid water sponge
Wib R : Orangtua pasien paham
Kolaborasi:
10 : 25 T : Melakukan kolaborasi pemberian obat antipiretik
Wib R : Injek sanmol 100 Mg
12 : 25 T : Mengobservasi suhu tubuh
Wib R : Suhu 37 °C
14 : 25 I : Mengobservasi suhu tubuh
Wib R : Suhu tubuh 36,8°C
Selasa, 17 Defisit Nutrisi 12 :00 T : Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
Maret Wib R : Anak muntah 2 kali Qitifirul D
b.d Mual Muntah
2020 12 : 15 T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
Wib R : orangtua pasien paham
12 : 25 T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
Wib R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
12 : 45 T : Menimbang berat badan
Wib R : Berat badan 8 kg

Selasa, 17 Gangguan 13 : 00 T : Memantau adanya kemerahan pada kulit anus Cardio


Integritas kulit Qitifirul D
Maret Wib R : Terdapat kemerahan pada kulit anus
b.d Faktor
2020 13 : 15 T : Mengganti popok 4-6 jam
mekanis gesekan
Wib R : Popok penuh, bab cair, ampas sedikit berwarna kuning
13 : 25 T : Oleskan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
Wib R : Krim teroles disekitar kulit anus bayi
13 : 35 T : Memberitahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi dan cairan
Wib R : Orangtua pasien paham

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Tanda


Keperawatan Tangan
(1) (2) (3) (4) (5)
Rabu, 18 Hipovolemia b.d 09 : 00 1. T: Menghitung kebutuhan cairan anak Cardio
Qitifirul D
Maret kehilangan Wib R : Bb 8,2kg. Rumus kebutuhan cairan anak dengan bb <10kg = 100ml/kgbb.
2020 8x100 = 820ml
cairan aktif
09 : 15 T : Menghitung intake dan output cairan anak
Wib R : Intake : Asi 60cc x 10 botol/ hari = 600cc
Output bab cair 2x/ hari dengan jumlah 160cc x 2 kali = 320
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 480cc
09 : 25 T : Mengobservasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat kesadaran,
Wib turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler. Beri tahu dokter jika
ada perubahan yang signifikan
R : Nadi 110x/menit, Suhu 36,8°C RR 40x/menit. Turgor kulit baik dengan hasil
cubit kulit perut < 3detik. Warna kulit merah muda dengan CRT < 3 detik
09 : 30 T : Menimbang berat badan
Wib R : Berat badan 8,2kg
09 : 35 T : Memberikan cairan IV sesuai intsruksi dokter
Wib R : Infus RL 20 tpm/mikro

Hipertermi b.d 09 : 55 T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan lakukan Cardio
Wib pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
R : Suhu 36,8°C
10 : 00 T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
Wib R : Orangtua pasien paham
Rabu, 18 Defisit Nutrisi 12 : 00 T : Mengidentifikasi faktor yang dapat menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
Maret Wib R : Anak sudah tidak muntah Qitifirul D
b.d Mual Muntah
2020 12 : 10 T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
Wib R : orangtua pasien paham
12 : 20 T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
Wib R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
12 : 30 T : Menimbang berat badan
Wib R : Berat badan 8,2 kg
Rabu, 18 Gangguan 12 : 55 T : Memantau adanya kemerahan pada kulit anus Cardio
Maret Integritas kulit Wib R : Terdapat kemerahan pada kulit anus Qitifirul D
b.d Faktor
2020 13 : 10 T : Mengganti popok 4-6 jam
mekanis gesekan
Wib R : Popok penuh, bab cair, ampas sedikit berwarna kuning
13 : 20 T : Oleskan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
Wib R : Krim teroles disekitar kulit anus bayi
13 : 30 T : Memberitahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi dan cairan
Wib R : Orangtua pasien paham

5. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda
Tangan
(1) (2) (3) (4)
Senin, Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif S : Orangtua mengatakan bayi bab 4x/hari Cardio
16 Maret O : Intake : Asi 60cc x 9 botol/ hari = 540cc Qitifirul D
2020 Output bab cair 4x/ hari dengan jumlah 160cc x 4 kali = 640
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 880cc
Nadi 110x/menit, Suhu 38°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk dengan
hasil cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT > 3 detik
A : Masalah hypovolemia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Mandiri:
1. Hitung kebutuhan cairan anak

2. Hitung intake dan output cairan anak

3. Observasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat kesadaran,


turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler. Beri tahu dokter
jika ada perubahan yang signifikan
4. Timbang berat badan setiap hari
5. Beri larutan elektrolit per oral (misalnya, oralit) sesuai program

Kolaborasi:
Memberikan cairan IV dan elektrolit, sesuai indikasi

Senin, Hipertermi b.d Infeksi S:-


16 Maret O : Suhu jam 10 : 40 38,0oC, jam10 : 05 37,5oC jam 12 : 25 37,2oC
Orangtua paham dan mamu melakukan tepid water sponge
2020
A : Masalah hipertermia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan
lakukan pengecekan setiap 2 jam.
2. Berikan minum sedikit tapi sering.
3. Anjurkan keluarga melakukan tindakan water tepid sponge
Kolaborasi:
1. Konsul pemberian obat antipiretik.

Senin, Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah S : Orangtua mengatakan anak muntah 4x
16 Maret O : Berat badan sebelum sakit 8,5kg setelah sakit 8 kg, keinginan untuk
minum ASI menurun
2020
A: Masalah defisit kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : Lanjurkan intervensi
1. Identifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan (Seperti
mual dan muntah).
2. Beri makan sedikit tapi sering.
3. Auskultasi bising usus atau
palpasi abdomen.
4. Timbang berat badan setiap hari.

Senin, Gangguan Integritas kulit b.d Faktor S: Orangtua mengatakan ada kemerahan pada kulit sekitar anus

16 Maret mekanis gesekan O : Kulit sekitar anus tampak kemerahan


A : Masalah Integritas belum teratasi
2020
P : Lanjutkan intervensi
5. Pantau adanya kemerahan pada kulit anus

6. Ganti popok setiap 4-6 jam

7. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare

5. beritahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi/cairan.


Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda
Tangan
(1) (2) (3) (4)
Selasa, Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif S : Orangtua mengatakan bayi bab 4x/hari
17 Maret O : Intake : Asi 60cc x 10 botol/ hari = 600cc
Output bab cair 4x/ hari dengan jumlah 160cc x 4 kali = 640
2020
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 880cc
Nadi 110x/menit, Suhu 37,5°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk
dengan hasil cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT >
3 detik
A : Masalah hypovolemia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Mandiri:
6. Hitung kebutuhan cairan anak

7. Hitung intake dan output cairan anak

8. Observasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat kesadaran,


turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler. Beri tahu dokter
jika ada perubahan yang signifikan

9. Timbang berat badan setiap hari


10. Beri larutan elektrolit per oral (misalnya, oralit) sesuai program

Kolaborasi:
Memberikan cairan IV dan elektrolit, sesuai indikasi

Selasa, Hipertermi b.d Infeksi S:-


17 Maret O : Suhu jam 12 : 25 37,5oC jam 37,4 jam 14 : 25 37,2oC
Orangtua paham dan mamu melakukan tepid water sponge
2020
A : Masalah hipertermia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Observasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan
lakukan pengecekan setiap 2 jam.
2. Berikan minum sedikit tapi sering.
4. Anjurkan keluarga melakukan tindakan water tepid sponge
Kolaborasi:
1. Konsul pemberian obat antipiretik.

Selasa, Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah S : Orangtua mengatakan anak muntah 2x
17 Maret O : Berat badan sebelum sakit 8,5kg setelah sakit 8 kg, keinginan untuk
minum ASI menurun
2020
A: Masalah defisit kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : Lanjurkan intervensi
1. Identifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan (Seperti
mual dan muntah).
2. Beri makan sedikit tapi sering.
3. Auskultasi bising usus atau
palpasi abdomen.
4. Timbang berat badan setiap hari.

Selasa, Gangguan Integritas kulit b.d Faktor S: Orangtua mengatakan ada kemerahan pada kulit sekitar anus
17 Maret mekanis gesekan O : Kulit sekitar anus tampak kemerahan
A : Masalah ...... belum teratasi
2020 P : Lanjutkan intervensi
8. Pantau adanya kemerahan pada kulit anus

9. Ganti popok setiap 4-6 jam

10. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare

5. beritahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi/cairan.

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda


Tangan
(1) (2) (3) (4)
Rabu, 18 Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif S : Orangtua mengatakan bayi bab 2x/hari
Maret O : Intake : Asi 60cc x 10 botol/ hari = 600cc
Output bab cair 2x/ hari dengan jumlah 160cc x 2 kali = 320
2020
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 460cc
Nadi 110x/menit, Suhu 36,8°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk dengan
hasil cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT > 3 detik
A : Masalah hypovolemia teratasi
P : Intervensi dihentikan

Rabu, 18 Hipertermi b.d Infeksi S:-


Maret O : Suhu 36,8
2020 Orangtua paham dan mamu melakukan tepid water sponge
A : Masalah hipertermia teratasi
P : Intervensi dihentikan
Rabu, 18 Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah S : Orangtua mengatakan anak tidak muntah
Maret O : Berat badan sebelum sakit 8,5kg saat ini 8,2 kg, keinginan untuk minum
ASI baik
2020
A: Masalah defisit kebutuhan nutrisi teratasi sebagian
P : Lanjurkan intervensi
2. Beri makan sedikit tapi sering.
3. Auskultasi bising usus atau
palpasi abdomen.
4. Timbang berat badan setiap hari.
5. Beritahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi/cairan.
Rabu, 18 Gangguan Integritas kulit b.d Faktor S: Orangtua mengatakan ada kemerahan pada kulit sekitar anus
Maret mekanis gesekan O : Kulit sekitar anus tampak kemerahan
2020 A : Masalah integritas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
11. Pantau adanya kemerahan pada kulit anus

12. Ganti popok setiap 4-6 jam

13. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
4.2 Pembahasan

Penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada by. D dengan

diare di Rumah Sakit Pemuda mulai tanggal 16 – 18 Maret 2020, dalam

waktu tersebut penulis memberikan asuhan keperawatan yang sesuai

dengan konsep teori yang penulis dapatkan di perkuliahan. Asuhan

keperawatan yang penulis buat melalui beberapa proses dimulai dari

pengkajian keperawatan, perumusan diagnosa, perumusan perencanaan

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.

4.2.1 Pengantar Kasus

By. D berusia 2 bulan merupakan pasien rawat inap di Rumah Sakit

Pemuda kabupaten cirebon dengan kasus Diare.

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil

4.2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan,

dimana dalam proses pengkajian penulis mengumpulkan data – data yang

bersifat objektif maupun subjektif yang bersumber dari pasien, keluarga

maupun dokumentasi catatan kesehatan pasien. Pengkajian pada By. D

dilakukan pada tanggal 16 Maret 2020.

Hasil pengkajian dilakukan pada By. D ibu mengatakan anaknya

mengalami BAB cair selama 4 hari di sertai muntah, ketika dilakukan

pengkajian pemeriksaan fisik di dapati By. D mengalami abdomen

cembung, perkusi abdomen hipertimpani, cubitan kulit perut lambat,

mata dan fontanel anterior cekung dan peristaltik usus meningkat


menjadi 20x/menit. Dijelaskan oleh Kosasih, C., Sulastri, A., Suparto, T.

A., & Sumartini, S. (2015) Balita yang mengalami diare akan timbul

gejala seperti sering buang air besar lebih dari 3 kali dengan konsistensi

tinja cair atau encer, terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit

menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa

kering),demam, muntah, anorexia, lemah, pucat, perubahan tandatanda

vital (nadi dan pernafasan cepat). Data ini sesuai dengan teori yang ada

bahwa anak dengan diare akan mengalami BAB lebih dari 3 kali dengan

konsistensi feses cair, demam, muntah.

Hasil pengkajian ibu By. D mengatakan lingkungan rumah yang

kurang bersih menjadi pemicu anak terkena Diare. Dijelaskan oleh

Ferllando, H. T., & Asfawi, S. (2015). salah satu penyebab penyakit diare

adalah kurangnya akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini sesuai

dengan teori Bloom yang menyatakan bahwa derajat kesehatan

masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan, dan faktor hereditas. Faktor lingkungan yang terkait dengan

perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan kondisi lingkungan

yang buruk inilah yang menyebabkan seseorang mudah terserang

penyakit diare pada balita. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa

penyebab diare adalah salah satunya berasal dari sanitasi lingkungan

yang kurang baik.


4.2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Kozier (2011) menyimpulkan Diagnosis adalah fase

kedua pross keperawatan. Pada fase ini, perawat menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk menginterpretasi data pengkajian

dan mengidentifikasi kekuatan serta masalah pasien. Diagnosis

adalah langkah yang sangat penting dalam proses keperawatan.

Menurut konsep teori diagnosa yang biasa muncul pada anak dengan

diare adalah Hipovolemia, Hipertermi, Defisit Nutrisi, Gangguan

Integritas kulit dan ganggua pertukaran gas. Penulis menegakan

diagnosa adalah Hipovolemia, Hipertermi, Defisit Nutrisi,

Gangguan Integritas kulit.

4.2.2.3 Intervensi Keperawatan

Kozier (2011) menyimpulkan Perencanaan adalah fase

proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan sistematis dan

mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah.

Diagnosa pertama yaitu Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif,

penulis merumuskan rencana tindakan keperawatan berupa Hitung

kebutuhan cairan anak, hitung intake dan output cairan anak,

observasi tanda-tanda vital, status membran mukosa, tingkat

kesadaran, turgor kulit, warna kulit anak, waktu pengisian kapiler.

Beri tahu dokter jika ada perubahan yang signifikan, Timbang berat

badan setiap hari

Diagnosa yang kedua yaitu Hipertermi b.d Infeksi Observasi


suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan lakukan
pengecekan setiap 2 jam, Berikan minum sedikit tapi sering, Lakukan
tindakan water tepid sponge, Edukasi keluarga tindakan water tepid
sponge.
Diagnosa yang ketiga yaitu Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah .

Identifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak minum ASI (Seperti

mual dan muntah), beri ASI sedikit tapi sering, auskultasi bising usus

palpasi abdomen, timbang berat badan setiap hari.

Diagnosa yang ketiga yaitu Gangguan Integritas kulit b.d Faktor

mekanis gesekan. Pantau adanya kemerahan pada kulit anus, Jaga

kebersihan kulit anus agar tetap bersih dan kering, gunakan krim kulit

khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare, monitor aktivitas dan

mobilisasi anak, beritahu keluarga tentang pentingnya masukan

nutrisi/cairan.

4.2.2.4. Implementasi Keperawatan

Iyer, P.W dan Camp, H. N (2005) menyimpulkan bahwa

Implementasi meliputi catatan yang dipilih untuk memenuhi

kebutuhan pasien. Intervensi tersebut dapat dimasukan kedalam

rencana perawatan tertulis, standar perawatan, protocol, atau alur

klinis. Mencatat intervensi, baik mnggunakan lembar alur maupun

catatan perkembangan, memberi informasi yang digunakan untuk

memantau perawatan yang di terima oleh pasien. Penulis melakukan

implementasi sesuai dengan yang sudah di rencanakan di intervensi

keperawatan.
4.2.2.5. Evaluasi Keperawatan

Iyer, P.W dan Camp, H. N (2005) menyimpulkan bahwa evaluasi

merupakan akhir dari proses keperawatan, dan berasal dari hasil yang

ditetapkan dalam rencana perawatan. Tujuan melakukan evaluasi

adalah untuk mendokumentasikan hasil sejauh mana tindakan yang

sudah dilakukan sebagai tolak ukur efektif atau tidak.


DAFTAR PUSTAKA

Ferllando, H. T., & Asfawi, S. (2015). Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan

dan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang. VISIKES: Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 14(2).

Kosasih, C., Sulastri, A., Suparto, T. A., & Sumartini, S. (2015). Gambaran

pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan

Padasuka. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 1(2), 86-97.

Koizer, el.al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &

Praktik, Ed. &, Vol.1. Jakarta: EGC

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator

Diagnostik. Ed 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan

Keperawatan. Ed 1. Jakarta Seatan. Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai