A. IDENTITAS
1. Identitas Data
a. Nomor RM : 321xxx
d. Jenis kelamin :L
h. Diagnosa : Diare
2. Riwayat Bayi
a. Apgar Score : 10
d. Panjang badan : 70 cm
b. Kelahiran : Spontan
Bayi masuk ke ruang perawatan RSUD Pemuda pada tanggal 16 Maret 2020
dengan keluhan sejak dua hari mengalami buang air besar 4 kali cair dalam 24 jam di
Suhu 38oC, Berat badan bayi saat dikaji 8 kg, ibu px mengatakan sebelumnya bayi
memiliki berat badan 8,5 kg setelah dua hari mengalami BAB cair sebanyak 4 kali
teraba massa atau nyeri tekan, cubitan kulit perut kembali lambat, auskultasi bising
usus mencapai 20x/menit, mata cekung, dan fontanel anterior terlihat cekung.
Ny. A mengatakan bahwa dirumahnya tidak ada yang mengalami diare tetapi
6 . Pengkajian Fisik
a. Refleks-refleks
1) Menangis : Kuat
5) Babinski : Kuat
6) Moro : Kuat
dengan baik.
tertekuk.
g. Abdomen : Abdomen tampak cembung, perkusi abdomen
simetris
segitiga.
m. Temperatur :
a) Tubuh : 380C
7. Riwayat Sosial
b. Alamat : Kesambi
c. Telepon : 083844911xxxx
e. Genogram :
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Serumah
B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa Data
Hipertermi
DS :Ibu mengatakan bayi BAB Diare Hipovolemia b.d
sebanyak 4 kali dalam 24 Kehilangan cairan aktif
jam dengan kondisi feses
Frekuensi BAB
cair meningkat
DO : Abdomen tampak cembung,
fontanel anterior cekung.
Kehilangan Cairan
Gangguan Kesembangan
Caian
Hipovolemia
DS: Ibu mengatakan bayi Diare Defisit Nutrisi b.d Mual
mengalami muntah. Muntah
DO : Berat badan bayi menurun Distensi abdomen
semulanya 8,5 kg menjadi 8
kg.
Mual Muntah
Integritas Kulit
1 2 3 4 5
3. Defisit Nutrisi b.d TUM: Mandiri: Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor yang 1. Mengetahui penyebab anak tidak
Mual Muntah
keperawatan selama 3 x 24 jam menimbulkan anak tidak minum nafsu makan.
kebutuhan nutrisi kembali terpenuhi ASI (Seperti mual dan muntah).
dengan adekuat, dengan kriteria hasil: 2. Beri ASI sedikit tapi sering. 2. Menguatkan asupan nutrisi.
3. Auskultasi bising usus atau 3. Untuk mngetahui bunyi usus
TUK: palpasi abdomen. ada atau tidak.
1.Napsu mengkonsumsi ASI 4. Timbang berat badan setiap hari. 4. Memantau ketidakefektifan terapi
meningkat nutrisi.
2. Tidak terdapat penurunan berat
badan hingga 30-40 %
3. Kondisi anak tidak lagi lemas.
4. Mempertahankan atau
meningkatkan berat badan.
1 2 3 4 5
4. Gangguan Integritas Mandiri : Mandiri: Mandiri:
kulit b.d Faktor Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau adanya kemerahan pada 1. Area ini meningkat risikonya
mekanis gesekan kulit anus untuk kerusakan dan
keperawatan selama 3 x 24 jam, memerlukan pengobatan lebih
diharapkan integritas kulit anak baik, 2. Jaga kebersihan kulit anus agar intensif
tetap bersih dan kering
dengan kriteria hasil: 2. Sering mandi membuat
3. Gunakan krim kulit khusus untuk kekeringan kulit
iritasi kulit anus akibat diare
1. Integritas kulit yang baik bisa 3. Melembabkan area kulit anus
dipertahankan(sensasi elastisitas, 4. Monitor aktivitas dan mobilisasi
anak 4. Meningkatkan sirkulasi dan
temperatur, hidrasi,pigmentasi) perfusi kulit dengan mencegah
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 5. beritahu keluarga tentang tekanan lama pada jaringan
pentingnya masukan
3. 3. Perfusi jaringan baik 5. Perbaikan nutrisi dan hidrasi
nutrisi/cairan.
akan memperbaiki kondisi kulit.
4. Implementasi Keperawatan
Senin, 16 Hipertermi b.d 13 : 00 Wib T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan Cardio
Maret 2020 lakukan pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
R : Suhu 37,5°C
13 : 20 Wib T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
R : Orangtua pasien paham
13 : 35 Wib T : Melakukan tindakan water tepid sponge
R : Tepid water sponge dilakukan pada bagian lipatan
14 : 10 Wib T : Mengedukasi keluarga tindakan water tepid sponge
R : Orangtua pasien paham
Kolaborasi:
14 : 25 Wib T : Melakukan konsultasi pemberian obat antipiretik.
R : Inj sanmol 100 Mg/ 4-6 jam bila demam
16 : 25 Wib T : Mengobservasi suhu tubuh
R : Suhu 37,4 °C
18 : 25 Wib T : Mengobservasi suhu tubuh
R : Suhu tubuh 37,2°C
Senin, 16 Defisit Nutrisi b.d 19 : 00 Wib T : Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
R : Anak muntah 4 kali Qitifirul D
Maret 2020 Mual Muntah
19 : 15 Wib T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
R : orangtua pasien paham
19 : 25 Wib T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
19 : 35 Wib T : Menimbang berat badan
R : Berat badan 8 kg
Senin, 16 Gangguan 19 : 55 Wib T : Memantau adanya kemerahan pada kulit anus Cardio
Maret 2020 Integritas kulit b.d R : Terdapat kemerahan pada kulit anus Qitifirul D
Faktor mekanis
20 : 15 Wib T : Mengganti popok 4-6 jam
gesekan
R : Popok penuh, bab cair, ampas sedikit berwarna kuning
20 : 25 Wib T : Oleskan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
R : Krim teroles disekitar kulit anus bayi
20 : 35 Wib T : Memberitahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi dan cairan
R : Orangtua pasien paham
Selasa, 17 Hipertermi b.d 10 : 05 T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan lakukan Cardio
Maret Wib pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
2020 R : Suhu 37,5°C
10 : 15 T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
Wib R : Orangtua pasien paham
10 : 17 T : Menganjurkan orangtua melakukan tepid water sponge
Wib R : Orangtua pasien paham
Kolaborasi:
10 : 25 T : Melakukan kolaborasi pemberian obat antipiretik
Wib R : Injek sanmol 100 Mg
12 : 25 T : Mengobservasi suhu tubuh
Wib R : Suhu 37 °C
14 : 25 I : Mengobservasi suhu tubuh
Wib R : Suhu tubuh 36,8°C
Selasa, 17 Defisit Nutrisi 12 :00 T : Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
Maret Wib R : Anak muntah 2 kali Qitifirul D
b.d Mual Muntah
2020 12 : 15 T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
Wib R : orangtua pasien paham
12 : 25 T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
Wib R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
12 : 45 T : Menimbang berat badan
Wib R : Berat badan 8 kg
Hipertermi b.d 09 : 55 T : Mengbservasi suhu tubuh sampai stabil (36,5oC - 37,5oC), jika diperlukan lakukan Cardio
Wib pengecekan setiap 2 jam. Qitifirul D
Infeksi
R : Suhu 36,8°C
10 : 00 T : Anjurkan orang tua memberikan minum ASI sedikit tapi sering.
Wib R : Orangtua pasien paham
Rabu, 18 Defisit Nutrisi 12 : 00 T : Mengidentifikasi faktor yang dapat menimbulkan anak tidak napsu makan Cardio
Maret Wib R : Anak sudah tidak muntah Qitifirul D
b.d Mual Muntah
2020 12 : 10 T : Anjurkan orangtua memberikan ASI sedikit tapi sering.
Wib R : orangtua pasien paham
12 : 20 T : Melakukan auskultasi bising usus atau palpasi abdomen.
Wib R : Bising usus (+) 20 kali per menit, tidak terdapat nyeri tekan abdomen
12 : 30 T : Menimbang berat badan
Wib R : Berat badan 8,2 kg
Rabu, 18 Gangguan 12 : 55 T : Memantau adanya kemerahan pada kulit anus Cardio
Maret Integritas kulit Wib R : Terdapat kemerahan pada kulit anus Qitifirul D
b.d Faktor
2020 13 : 10 T : Mengganti popok 4-6 jam
mekanis gesekan
Wib R : Popok penuh, bab cair, ampas sedikit berwarna kuning
13 : 20 T : Oleskan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
Wib R : Krim teroles disekitar kulit anus bayi
13 : 30 T : Memberitahu keluarga tentang pentingnya masukan nutrisi dan cairan
Wib R : Orangtua pasien paham
5. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda
Tangan
(1) (2) (3) (4)
Senin, Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif S : Orangtua mengatakan bayi bab 4x/hari Cardio
16 Maret O : Intake : Asi 60cc x 9 botol/ hari = 540cc Qitifirul D
2020 Output bab cair 4x/ hari dengan jumlah 160cc x 4 kali = 640
Iwl 30cc/kg bb = 240
Total output 880cc
Nadi 110x/menit, Suhu 38°C RR 40x/menit. Turgor kulit buruk dengan
hasil cubit kulit perut > 3detik. Warna kulit pucat dengan CRT > 3 detik
A : Masalah hypovolemia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Mandiri:
1. Hitung kebutuhan cairan anak
Kolaborasi:
Memberikan cairan IV dan elektrolit, sesuai indikasi
Senin, Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah S : Orangtua mengatakan anak muntah 4x
16 Maret O : Berat badan sebelum sakit 8,5kg setelah sakit 8 kg, keinginan untuk
minum ASI menurun
2020
A: Masalah defisit kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : Lanjurkan intervensi
1. Identifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan (Seperti
mual dan muntah).
2. Beri makan sedikit tapi sering.
3. Auskultasi bising usus atau
palpasi abdomen.
4. Timbang berat badan setiap hari.
Senin, Gangguan Integritas kulit b.d Faktor S: Orangtua mengatakan ada kemerahan pada kulit sekitar anus
7. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
Kolaborasi:
Memberikan cairan IV dan elektrolit, sesuai indikasi
Selasa, Defisit Nutrisi b.d Mual Muntah S : Orangtua mengatakan anak muntah 2x
17 Maret O : Berat badan sebelum sakit 8,5kg setelah sakit 8 kg, keinginan untuk
minum ASI menurun
2020
A: Masalah defisit kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : Lanjurkan intervensi
1. Identifikasi faktor yang menimbulkan anak tidak napsu makan (Seperti
mual dan muntah).
2. Beri makan sedikit tapi sering.
3. Auskultasi bising usus atau
palpasi abdomen.
4. Timbang berat badan setiap hari.
Selasa, Gangguan Integritas kulit b.d Faktor S: Orangtua mengatakan ada kemerahan pada kulit sekitar anus
17 Maret mekanis gesekan O : Kulit sekitar anus tampak kemerahan
A : Masalah ...... belum teratasi
2020 P : Lanjutkan intervensi
8. Pantau adanya kemerahan pada kulit anus
10. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
13. Gunakan krim kulit khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare
4.2 Pembahasan
4.2.2.1 Pengkajian
A., & Sumartini, S. (2015) Balita yang mengalami diare akan timbul
gejala seperti sering buang air besar lebih dari 3 kali dengan konsistensi
tinja cair atau encer, terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit
vital (nadi dan pernafasan cepat). Data ini sesuai dengan teori yang ada
bahwa anak dengan diare akan mengalami BAB lebih dari 3 kali dengan
Ferllando, H. T., & Asfawi, S. (2015). salah satu penyebab penyakit diare
adalah kurangnya akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini sesuai
penyakit diare pada balita. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa
Menurut konsep teori diagnosa yang biasa muncul pada anak dengan
Beri tahu dokter jika ada perubahan yang signifikan, Timbang berat
mual dan muntah), beri ASI sedikit tapi sering, auskultasi bising usus
kebersihan kulit anus agar tetap bersih dan kering, gunakan krim kulit
khusus untuk iritasi kulit anus akibat diare, monitor aktivitas dan
nutrisi/cairan.
keperawatan.
4.2.2.5. Evaluasi Keperawatan
merupakan akhir dari proses keperawatan, dan berasal dari hasil yang
Masyarakat, 14(2).
Kosasih, C., Sulastri, A., Suparto, T. A., & Sumartini, S. (2015). Gambaran
Koizer, el.al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &