Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

OBSTRUKSI BILIARIS

Dosen Pengampu :

IBU Linda, SKM,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 5
 Iis karlina (PO7124120051)
 Putri (PO7124120054)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES PALU
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah
ini telah terselesaikan.

Kami sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, Kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini kami
mengucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun tetap kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PEMBAHASAN
A. Kasus......................................................................................................................................1
B. Obstruksi Biliaris...................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
KASUS Obstruksi Biliaris

I.      TANGGAL PENGKAJIAN
Hari/ tanggal                 :    Selasa, 11 Oktober 2011
Jam                              :    11.00 WIB
Tempat                         :    Poliklinik Y
Penolong                      :    Bidan
 II.     PENGGUMPULANDATA

A.       Data Subjektif
1.      Biodata
BAYI
Nama                      :    By. X
TTL                        :    Baturaden, 11 Oktober 2011
Jenis Kelamin          :    Laki – laki
Anak Ke                  :    1
ORANGTUA
IBU
Nama                      :    Ny. A
Umur                      :    24 tahun
Agama                    :    Islam
Pekerjaan                :    IRT
Penghasilan             :    -
Alamat                    :    Jalan Raya Baturaden km. 12, Karangmangu
                                     Purwokerto.
AYAH
Nama                      :    Tn. Y
Umur                      :    27 tahun
Agama                    :    Islam
Pekerjaan                :    Swasta
Penghasilan             :    Rp 2.500.000,00
Alamat                    :    Jalan Raya Baturaden km. 12, Karangmangu, Purwokerto
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 11 Oktober 2011 jam 04.00 WIB jenis kelamin laki – laki,
langsung menanggis. Tetapi bayi terlihat sesak napas setelah menangis.
3.      Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan selama kehamilan, ibu tidak pernah menderita penyakit kronis atau menular.
Ibu makan seperti biasa dengan porsi 3x sehari dan melakukan kunjungan ANC sebanyak 8x
pada bidan, serta telah mendapat imunisasi 2x TT, mendapat tablet besi dan vitamin C.
4.      Riwayat Persalinan
Ibu melahirkan pada usia kehamilan 37 minggu dengan penolong persalinan bidan. Lahir
spontan, menangis. BB : 2900 gram, PB : 49 cm. Tidak ditemukan komplikasi persalinan.
5.      Riwayat Nifas
Bayi menangis keras, gerakan akfif, berwarna merah. Tidak terdapat perdarahan postpartum.
6.      Riwayat Tumbuh Kembang
BB                          :    2900 gram
PB                           :    49 cm
7.      Riwayat Imunisasi
Belum mendapat imunisasi
8.      Pola Kebiasaan
a.         Pola Nutrisi            :    Bayi diberi ASI
b.        Pola Eliminasi        :    Bayi mengeluarkan mekonium
c.         Pola Tidur              :    ± 12 jam/ hari
d.        Pola Kebersihan      :    Bayi disabun 2x / hari. Diganti popok
                                     Setiap BAB dan BAK.
   III.      PENGKAJIAN FISIK

B.    Data Objektif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum       :    Tidak cukup baik, sianosis
Kesadaran               :    compos mentis
2.      TTV
Suhu                        :    36 0C
Nadi                         :    50 x/ menit
Respirasi                  :    25 x/ menit
AS                           :    5
3.      Pemeriksaan Fisik
a.    Kepala
Rambut             :    Hitam, lurus
Mata                 :    konjungtiva merah jambu, sklera putih
Hidung             :    simetris, bersih, tidak terdapat polip
Mulut                :    Sianosis, tidak terdapat sumbing, reflex
                                hisap baik.
Telinga              :    Simetris, bersih, tidak ditemukan secret.
Leher                 :    tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.
b.   Dada
Dada asimetris saat bernapas, terdengar bising usus di rongga dada sebelah kiri. Bentuk
diding dada kiri dan kanan asimetris.
c.    Abdomen
Perut teraba kosong
d.   Genetalia
Tidak terdapat kelainan genetalia. Testis turun di scrotum.
e.    Ekstremitas
Gerakan normal, tidak ada kelainan. Jumlah jari tangan kanan 5 kiri 5. Jari kaki kanan 5
kiri 5. Tidak ditemukan pembengkakan atau bercak – bercak hitam.
f.    Integument
Warna kulit merah, turgor baik, ditemukan sedikit vernik pada tubuh bayi. Tidak terdapat
pembengkakan atau bercak – bercak hitam.
g.   Refleks
Menghisap         :    -
Menggenggam  :    +
 

IV.     ANALISIS DATA
  

Diagnosis                    :    Bayi baru lahir dengan Hernia diafragmatika


                                           7 jam postpartum.
masalah
a.       Bayi dengan sesak napas.
b.      Bayi mengalami muntah akibat obstruksi usus
Kebutuhan
a.       Bayi ditidurkan dalam posisi setengah duduk dan dipasang pipa nasogastrik yang dengan
teratur dihisap
b.      Diberikan antibiotika profilaksis
c.       Beri oksigen
d.      Rongent, USG, fluoroskopi
e.       Bedah, transplantasi paru

 V.                   DIAGNOSIS KEBIDANAN
Diagnosis Kebidanan    :    Bayi baru lahir dengan Hernia diafragmatika
                                                     7 jam postpartum.

VI.                   INTERVENSI
1.      Jelaskan pada ibu tentang keadaan/ kondisi bayinya.
R        :  Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi kecemasan ibu
2.      Pantau keadaan bayi selama dirawat
R        :  Deteksi dini adanya kelainan
3.      Lakukan perawatan pada bayi baru lahir
R        :  Agar kondisi bayi tetap stabil
4.      Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI sesering mungkin.
R        :  Untuk memenuhi nutrisi bayi.
5.      Jangan lakukan rawat gabung/ rooming in
R        :  Untuk melakukan observasi intensif, karena bayi dengan
             komplikasi.
6.      Jaga kehangatan bayi
R        :  Agar bayi tidak mengalami hipotermi.
7.      Segera beri oksigen
R        :  Agar bayi tidak sesak napas, dan mengalami syok.
8.      Segera lakukan persiapan operasi
R        :  Melakukan pembedahan pada Hernia diafragmatika untuk
             mengembalikan usus ke rongga abdomen, agar tidak terjadi
             komplikasi lebih lanjut pada paru dan jantung.
VII.                   IMPLEMENTASI
1.      Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan bayinya tidak cukup sehat, dan dilihat dari geraknya
yang kurang aktif, warna kulit kebiruan, walau lahir langsung namun bayi mengalami
sianosis.
2.      Memantau keadaan bayinya selama dirawat meliputi :
a.       Keadaan umum
b.      TTV
c.       BAB, BAK
d.      Nutrisi
e.       Perubahan warna kulit
f.       Gerakan atau aktivitas
g.      Tali pusat
h.      refleks
3.      Melakukan perawatan pada bayi baru lahir
a.       Mandi 2 x/ hari
b.      pemberian profilaksis (chloramfenicol 1% / oxiteracylin)
c.       pemberian vitamin K 0.002 cc pada jam pertama setelah lahir
d.      Perawatan tali pusat (cara : luka tali pusat dibersihkan kemudian dibalut dengan kasa
steril)
e.       Mengganti popok tiap kali BAB dan BAK, kemudian dibersihkan dengan sabun lalu
dikeringkan.
4.      Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin, yaitu setiap bayi menangis
atau setiap 2 jam sekali. Karena ASi mengandung antibody  yang dapat menjegah
terjadinya infeksi pada bayi.
5.      Tidak melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, guna memudahkan melakukan observasi
intensif pada bayi, karena bayinya mengalami komplikasi.
6.      Menjaga kehangatan bayi
Dengan cara      :    Menjaga suhu ruangan dan lingkungan
                              Memakaikan topi, sarung tangan dan kaki
7.      Segera diberikan oksigen, agar bayi tidka mengalami sesak napas lagi.
8.      Segera siapkan operasi untuk mengembalikan organ abdomen ketempat seharusnya.

VIII.                   EVALLUASI
Tanggal         :    11 Oktober 2011 jam : 11.00 WIB
Bayi tidak sehat, dan dilihat dari gerakan kurang aktif, warna kulit kebiruan. Walaupun langsung
menangis setelah lahir bayi jadi mengalami sianosis. Bayi muntah karena mengalami obstruksi
usus.
BBL             :    2900 gram
Nadi             :    50 x/ menit
P                :    25 x/ menit
Suhu             :    36 0C
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obtruksi Biliaris

Obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya


jaringan fibrosis. Hal ini disebabkan oleh degenerasi sekunder atau karena kelainan
konginetal.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu sehingga mengakibatkan
penumpukan bilirubin dan terjadi kuning atau ikterus. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yang salah satunya karena penyumbatan kandung empedu oleh bati
empedu. Biasanya, ditandai dengan kuning pada bayi sehingga sangat sulit dibedakan
antara ikterus yang fisiologis dan ikterus patologis atau obstruksi biliaris apabila tidak
dilakukan pemeriksaan lebih mendetail. Obstruksi biliaris merupakan bentuk patologis dari
ikterus, sehingga memerlukan penanganan khusus dan lebih kompleks dari pada ikterus
fisiologis yang biasanya sering dialami oleh bayi baru lahir. Penanganan obstruksi biliaris
ini memerlukan pembedahan untuk mengatasinya. ( Sitiatava Rizema Putra; 369 – 373;
2012 ).

(Sarjadi,2000) Berdasarkan penyakit yang timbul, meliputi:

1. Penyakit duktus biliaris intrahepatik:


a. Atresia biliaris
Merupakan suatu kondisi kelainan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau
tidak berkembang secara normal.
b. Sirosis biliaris primer
secara histologis kerusakan duktus tampak di kelilingi infiltrasi limfosit yang
padat dan sering timbul granuloma.
c. Kolangitis sklerosing
obat-obatan long-acting lebih menyebabkan kerusakan hepar disbandingkan
dengan obat-obatan short-acting. (Sarjadi, 2000)
2. Obstruksi biliaris akut
Obstruksi biliaris akut duktus biliaris umumnya disebabkan oleh bantu empedu.
Secara klinis akan menimbulkan nyeri kolik dan icterus. Apabila kemudian sering
terjadi infeksi pada traktus biliaris, duktus akan meradang (kolangitis) dan timbul
demam. Kolangitis dapat berlanjut menjadi abses hepar.
obstruksi biliaris yang berulang akan menimbulkan fibrosis traktus portal dan
regenerasi noduler sel hepar. Keadaan ini disebut sirosis biliaris sekunder.

B. Etiologi obstruksi biliaris

Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu sehingga


empedu tidak dapat mengalir dalam usus untuk dikeluarkan di dalam feses. Penyebab
obstruksi biliaris juga disebabkan karena kelainan kongenital dan degenerasi sekunder.
Penderita tampak ikterik, akan sangat berat apabila obstruksi tidak dapat diatasi,
bilirubin serum yang terkonjugasi meningkat, feses pucat dan urine berwarna gelap
(pekat). Biasanya terdapat juga peningkatan kadar alkalin fosfate serum terutama
transaminase. Obstruksi biliaris ini sering ditemukan, dan kemungkinan disebabkan
oleh:
1. Batu empedu
Kolestrol cair biasa berada di dalam empedu dan saluran empedu dalam kondisi
normal, namun kolestrol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak
kolestrol dan terlalu sedikit asam empedu. Hal itu memungkinkan kolestrol
mengkristal dan menggumpal menjadi batu empedu.
2. Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma Duktus Biliaris adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh di
saluran empedu menuju ke hati sehingga menyebabkan penyumbatan pada saluran
empedu. Tumor yang menyebar ke sistem empedu.
3. Karsinoma kaput panksreas
Karsinoma Kaput Pankreas adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh pada
pankreas sehingga menyebabkan sumbatan pada saluran pankreas.
4. Radang duktus biliaris komunis yang menyebabkan striktura
5. Ligasi yang tidak sengaja pada duktus biliaris komunis
6. Kista dari saluran empedu
7. Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
8. Tumor yang menyebar ke sistem empedu (Zieve David, 2009)

C. Manifestasi Klinis Obstruksi Biliaris


Gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama yakni bayi icterus. Selain
icterus, feses bayi berwarna putih agak keabu-abuan dan terlihat seperti dempul.
Urine menjadi lebih tua karena mengandung urobinilogen.

D. Diagnosis Obstruksi Billiaris

Pemeriksaan Laboratorium dan Imaging:


1) Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin) dilakukan pemeriksaan
fungsi hati khususnya terdapat peningkatan kadar bilirubin direk. Disamping itu
dilakukan pemeriksaan albumin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase, GGT dan faktor
pembekuan darah.
2) Rontgen perut (tampak hati membesar)
3) Kolangiogram atau kolangiografi intraoperatif yaitu dengan memasukkan cairan
tertentu kejaringan empedu untuk mengetahui kondisi saluran empedu. Pemeriksaan
kolangiogram intraoperatif dilakukan dengan visualisasi langsung untuk mengetahui
patensi saluran bilier sebelum dilakukan operasi kasai.
4) Breath test dilakukan untuk mengukur kemampuan hati dalam mematabolisir
sejumlah obat. Obat-obat tersebut ditandai dengan perunut radioaktif, diberikan per-
oral (ditelan) maupun intravena (melalui pembuluh darah).
5) Banyaknya radioaktivitas dalam pernafasan penderita menunjukkan banyaknya obat
yang dimetabolisir oleh hati.
6) Ultrasonografi ( USG )
Menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan hati, kandung empedu dan
saluran empedu. Pemeriksaan ini bagus untuk mengetahui kelainan struktural, seperti
tumor. USG merupakan pemeriksaan paling murah, paling aman dan paling peka
untuk memberikan gambaran dari kandung empedu dan saluran empedu. Dengan
USG, dokter dengan mudah bisa mengetahui adanya batu empedu di dalam kandung
empedu. USG dengan mudah membedakan sakit kuning (jaundice) yang disebabkan
oleh penyumbatan saluran empedu dari sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan
fungsi sel hati. USG Doppler bisa digunakan untuk menunjukkan aliran darah dalam
pembuluh darah di hati. USG juga bisa digunakan sebagai penuntun pada saat
memasukkan jarum untuk mendapatkan contoh jaringan biopsi..
7) Imaging radionuklida (radioisotop) menggunakan bahan yang mengandung perunut
radioaktif, yang disuntikkan ke dalam tubuh dan diikat oleh organ tertentu.
Radioaktivitas dilihat dengan kamera sinar gamma yang dipasangkan pada sebuah
komputer.
8) Skening hati merupakan penggambaran radionuklida yang menggunakan substansi
radioaktif, yang diikat oleh sel-sel hati.
9) Koleskintigrafi menggunakan zat radioaktif yang akan dibuang oleh hati ke dalam
saluran empedu. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui peradangan akut dari
kandung empedu (kolesistitis).
10)  CT scan bisa memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan
untuk mencari tumor. Pemeriksaan ini bisa menemukan kelainan yang difusi
(tersebar), seperti perlemakan hati (fatty liver) dan jaringan hati yang menebal secara
abnormal (hemokromatosis). Tetapi karena menggunakan sinar X dan biayanya
mahal, pemeriksaan ini tidak banyak digunakan.
11)  MRI memberikan gambaran yang sempurna, mirip dengan CT scan. Pemeriksaan
ini lebih mahal dari CT scan, membutuhkan waktu lebih lama dan penderita harus
berbaring dalam ruangan yang sempit, menyebabkan beberapa penderita
mengalami klaustrofobia (takut akan tempat sempit).
12)  Kolangiopankreatografi endoskopik retrograd merupakan suatu pemeriksaan
dimana suatu endoskopi dimasukkan ke dalam mulut, melewati lambung dan usus
dua belas jari, menuju ke saluran empedu. Suatu zat radiopak kemudian disuntikkan
ke dalam saluran empedu dan diambil foto rontgen dari saluran empedu. Pemeriksaan
ini menyebabkan peradangan pada pankreas (pankreatitis) pada 3-5% penderita.
13)  Kolangiografi transhepatik perkutaneus menggunakan jarum panjang yang
dimasukkan melalui kulit kedalam hati, kemudian disuntikkan zat radiopak ke dalam
salah satu dari saluran empedu. Bisa digunakan USG untuk menuntun masuknya
jarum. Rontgen secara jelas menunjukkan saluran empedu, terutama penyumbatan
didalam hati.
14)  Kolangiografi operatif  yaitu menggunakan zat radiopak yang bisa dilihat pada
rontgen. Selama suatu pembedahan, zat tersebut disuntikkan secara langsung
kedalam saluran empedu. Foto rontgen akan menunjukkan gambaran yang jelas dari
saluran empedu.
15)  Foto rontgen sederhana sering bisa menunjukkan suatu batu empedu yang
berkapur.
16)  Pemeriksaan Biopsi hati yaitu untuk melihat struktur organ hati apakah terdapat
sirosis hati atau komplikasi lainnya. Laparotomi biasanya dilakukan sebelum bayi
berumur 2 bulan.
17)  Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan). (Indonesia, USA
& international berkumpul 2000)

E. Pencegahan
Dapat mengetahui setiap faktor resiko yang dimiliki, sehingga bisa mendapatkan
promotif diagnosis dan pengobatan jika saluran empedu tersumbat. maka penyumbatan
itu sendiri tidak dapat dicegah. (Attasaranya S, Fogel EL, 2008)
F. Penatalaksanaan
1. Medis
penatalaksanaan medis adalah dengan operasi. operasi membutuhkan tindakan
pembedahan, ekstrasi batu empedu di duktus, atau insersi stent, dan drainase bilier
paliatif dapat dilakukan denagan stent yang ditempatkan melalui hati ( trans hepatik )
atau secara endoskopik. Papilotomi endoskopik dengan pengeluaran batu telah
mengantikan laparatomi pada pasien dengan batu di duktus kholedokus. Pemecahan
batu di saluran empedu mungkin di perlukan untuk membantu pengeluaran batu di
saluran empedu.

2. Asuhan Kebidanan
a) pertahankan kesehatan bayi ( pemberian makanan cukup gizi sesuai dengan
kebutuhan, serta menghindari kontak infeksi ).
b Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa kedaan kuning pada bayinya berbeda
halnya dengan bayi lain yang kuning karena hiperbilirubenemia biasa yang dapat
hanya dengan terapi sinar atau terapi lain.
c) Lakukan infrom consent dan infrom choise untuk dilakukan rujukan
Daftar Pustaka

1. http://novitasari819stikesyo.blogspot.com/2018/12/makalah-obstruksi-billiaris-pada.html?
m=1
2. Manggasih,Atika Vidia, pongki jaya. 2016.Asuhan kebidanan pada neonates, Bayi,Balita,
dan Anak pra sekolah. Jakarta Timur: CV Trans info media.

Anda mungkin juga menyukai