Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah Dan
Ciri- Ciri Tumbuh Kembang
DOSEN PENGAMPUH :
IBU DIAN NOVITA, SKM.,M.Kes
KELOMPOK 1 :
PUTRI (PO7124120054)
GRACELLA MAUREN MODATI (PO7124120014)
NUR AZIZA M.MASYITA (PO7124120027)
WINDA RAHAYU (PO7124120042)
YURIKE DJIHANGAH (PO7124120046)
BELLA YUNITA PERMATA SARI (PO7124120009)
SUCIYANTI (PO7124120037)
ANNISARAHMA (PO7124120004)
NADILA ADNAN (PO7124120022)
MAGHFIRA (PO7124120018)
ADISTI NIDA IMANIKA (PO7124120001)
ARISTAPIA NINGRUM (PO7124120005)
FITRA (PO71241200
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah yang maha esa, karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah
ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yaitu “Konsep Tumbuh
Kembang Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah Dan Ciri- Ciri Tumbuh Kembang”. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................................1
B. Tujuan penulisan ................................................................................................1
C. Rumusan masalah ...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tumbuh kembang dan perkembangan..............................................2
B. Ciri-ciri tumbuh kembang..................................................................................3
C. Tahap-tahap tumbuh kembang...........................................................................4
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang........................................9
a. Masa neonatus
Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan masa neonatus
(0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses
adaptasi semua sistem organ tubuh.
b. Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara usia 1-12 bulan):
pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung secara terus menerus,
khususnya dalam peningkatan sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan
pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan
motorik.
c. Masa usia prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif.
Menurut teori Erikson (dalam Nursalam, 2005), pada usia prasekolah anak berada pada fase
inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya
imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di
sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatifnya maka hal
tersebut membuat anak merasa bersalah. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada
pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan lakilaki.
Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua orang 14 tuanya sehingga
kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya. Pada masa usia prasekolah
anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami
kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan
perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan, anak sudah mempersiapkan
diri untuk memasuki sekolah (Hidayat, 2008).
d. Masa sekolah
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif
dibandingkan dengan masa usia prasekolah.
e. Masa remaja
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan laki-laki. Pada
umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan
dengan anak laki-laki dan perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.
B. Rumusan Masalah
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya sehingga perkembangan ini berperan penting dalam ke- hidupan manusia.
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih, terdapat 4 aspek perkembangan
anak balita yaitu :
1. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus dari konsepsi sampai
dewasa,
2. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya kecepatan- nya
berbeda. Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua hukum tetap:
3. perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal),
4. perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempu- nyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang kehidupan anak, namun setiap tahap
perkembangan mempunyai ciri-ciri tersendiri, maka selanjutnya coba saudara pelajari tentang
tahapan tumbuh kembang anak.
Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 18
tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak menurut WHO yaitu sejak terjadinya konsepsi
sampai usia 18 tahun. Pada dasarnya dalam kehidupan manusia mengalami berbagai tahapan
dalam tumbuh kembangnya dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu.
Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian dan menentukan kualitas
seseorang dimasa mendatang adalah pada masa anak. Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa anak. Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2005) tahapan tersebut
sebagai berikut.
Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan) terbagi
a. Masa neonatal usia 0-28 hari, terbagi menjadi: 1) Neonatal dini (perinatal) : 0-7 hari
dan 2) Neonatal lanjut: 8-28 hari
b. masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan.
Masa balita dan prasekolah usia 1 - 6 tahun, terbagi menjadi:
Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan
tahun Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara flexible dan berkesinambungan.
Misalnya pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi, tidak selalu dicapai
pada usia 1 tahun secara persis, tetapi dapat dicapai lebih awal atau lebih dari satu tahun.
Masing-masing tahap memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan
karakternya.
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada patokan
umur tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan istilah
milestone (Moersintowarti, 2002).
a. Masa Pranatal
Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada periode ini
pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Kehidupan bayi pada
masa pranatal dikelompokkan dua periode, yaitu:
1. Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan minggu. Pada masa
ini ovum yang telah dibuahi, dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi
dengan cepat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.
2. Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa fetus ini terbagi dua
yaitu masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terja- di percepatan
pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi.
Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan
tetap berlangsung cepat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa ini juga terjadi
transfer imunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta.Pada 9 bulan masa
kehamilan, kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada ibu. Oleh karena itu kesehatan
ibu sangat penting dijaga dan perlu dihindari faktor-faktor resiko terjadinya kelainan
bawaan / gangguan penyakit pada janin yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangannya.
b. Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah
serta organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat
berkisar 3000 gr - 3500 gr, tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh
hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir,
kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Pernahkah terbersit pertanyaan dalam benak sudara...bagaimana bayi baru lahir bisa
menghisap? Bayi baru lahir juga bisa mencari puting ibunya?.....untuk bisa menjawab pertanyaan
tersebut, mari kita pahami pernyataan berikut, bahwa pada masa neonatal ini, refleks-refleks
primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya refleks moro yaitu reflek merangkul,
yang akan menghilang pada usia 3-5 bulan; refleks meng- hisap (sucking refleks); refleks
menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posi- si leher/kepala (tonick neck refleks);
refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-
refleks tersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-refleks itu akan
menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengaran dan penglihatan juga sudah mulai
berkembang.
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Umur 4-5 bulan
berat badan bayi sudah 2x berat badan lahir dan umur 1 tahun sudah 3x berat badan saat lahir.
Sedangkan untuk panjang badannya pada 1 tahun sudah satu setengah kali panjang badan saat
lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala
sudah 50%. Oleh karena itu perlu pemberian gizi yang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip
menu gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti
suatu objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri, dan bersuara. Terpenuhinya
rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini.
Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih
menyukai sikap memiringkan kepala ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat
telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke
telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke
mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda,
sebaliknya akan cerewet/menangis pada suasana tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk
menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan anak bergerak merayap atau
merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Bila dibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga
anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuat cemas
(stranger anxiety) demikian juga perpisahan dengan ibunya.
Pada usia 9 bulan 1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukul-
mukul mainan, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Anak suka sekali bermain ci-
luk-ba
Pada masa bayi terjadi perkembangan interaksi dengan lingkungan yang menjadi dasar
persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan memperoleh perkemban- gan
interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan ma- salah
sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan hubungan yang mesra antara ibu
(orang tua) dan anak.
Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding masa sebelumnya
yang lebih banyak berinteraksi dengan keluarganya. Anak lebih banyak menyelidiki ben- da di
sekitarnya dan meniru apa yang diperbuat orang. Mungkin ia akan mengaduk-aduk tempat
sampah, laci, lemari pakaian, membongkar mainan, dan lain-lain. Benda-benda yang
membahayakan hendaknya disimpan di tempat yang lebih aman. Anak juga dapat menunjuk
beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata dan mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat seh-
ingga segala sesuatu yang disukainya dianggap miliknya. Bila anak menginginkan mainan
kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya. Teman dianggap
sebagai benda mati yang dapat dipukul, dicubit atau ditarik rambutnya apabila menjengkelkan
hatinya. Anak kadang-kadang juga berperilaku menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap
dirinya (self defense), misalnya menolak mengenakan baju yang sudah disediakan orang tuanya
dan akan memilih sendiri pakaian yang disukainya Pada masa ini anak waktunya dilatih untuk
buang air besar dan buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Orang tua perlu memberikan
bimbingan dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami
kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang perasaan
otonominya sehingga dapat mengontrol otot-otot dan rangsangan lingkungan.
e. Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak kelihatan lebih langsing.
Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian
juga berdiri dengan satu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan. Anak
mulai berkembang superegonya (suara hati) yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang
keliru.
Pada masa ini anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, seh-
ingga anak banyak bertanya tentang segala hal disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila
orang tua mematikan inisiatif anak, akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu
membedakan hal yang abstrak dan konkret sehingga orang tua sering menganggap anak
berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian.
Anak mulai men- genal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga
akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk
meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya.
Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis, dan
mengenal angka serta bentuk/warna benda. Orang tua perlu mulai mempersiapkan anak untuk
masuk sekolah. Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijaksana, per- awatan kesehatan dan
kasih sayang dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya sangat diperlukan oleh anak.
b. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4
bulan yang mana saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak.
Faktor lingkungan (eksternal) Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pasca natal.
d. Faktor pasca natal Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan
obat-obatan.
Faktor eksternal (faktor dalam )
Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1. Faktor prenatal
(1)Gizi Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan memengaruhi
pertumbuhan janin.
(2)Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club
foot.
(3)Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
(4)Endokrin Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, dan
hyperplasia adrenal. e) Radiasi Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung.
(5)Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Citomegali virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.
(6)Kelainan imunologi Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
kerniktus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
(7)Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
(8)Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak
3) Faktor pasca persalinan
1. Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2. Penyakit kronis atau kelainan kongenital Tuberculosis, anemia, dan kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3. Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat anak
tersebut hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan
zat kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.
5. Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6. Sosioekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan tidaktahuan, hal tesebut menghambat pertumbuhan
anak.
7. Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
memengaruhi tumbuh kembang anak.
8. Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9. Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pertumbuhan Pertumbuhan lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik (anatomi)
dan struktur tubuh karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel- sel tubuh dan
bertambah besarnya sel. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Pertumbuhan lebih ditekankan pada faktor
kwantitaf, sedangkan perkembangan lebih ditekankan pada faktor kwalitatif.
2. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan, setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan
anak mempunyai ciri-ciri tersendiri.
3. Pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari beberapa tahap meliputi : masa intranatal,
masa neonatal, masa bayi, masa toddler, masa pra sekolah
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar
dibedakan menjadi 2 yaitu factor genetik (internal) dan faktor eksternal (faktor
lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102106046-3-BAB%20II.pdf