Anda di halaman 1dari 14

ADAPTASI BAYI

BARU LAHIR

PUTRI (PO7124120054)
AUFI DALILAH BUDJANG (PO7124120007)
NADILA MOKODOMPIT (PO7124120023)
IIS KARLINA (PO7124120051)
TIARA MADya (PO7124120040)
SULVIAna (PO7124120039)
WIRDAYANTI (PO7124120043)
ADISTINIDA IMANIKa (PO7124120001)
YESTIANa (PO7124120052)
A. Adaptasi Bayi Baru Lahir Yang Terjadi
Dengan Cepat

1. Perubahan Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling
tertantang ketika mengalami perubahan dari fase intrauterus
menuju ekstrauterus. Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa, 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan
sehingga bayi baru lahir me- merlukan penanganan yang
adekuat, karena penanganan yang kurang baik pada bayi
baru lahir yang sehat dapat mengakibatkan kelainan-
kelainan / kecacatan seu- mur hidup, bahkan kematian.
Paru – paru yang bermula dari suatu titik yang muncul
dari Pharynx yang bercabang dan kemudian cabang lagi
sehingga membentuk struktur pencabangan bronkus. Proses
tersebut terus berlanjut setelah kelahiran hingga kira-kira
usia anak 8 tahun sampai jumlah bronkhiolus dan alveolus
berkembang sepenuhnya. Agar alveolus dapat berfungsi,
harus ada surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-
paru. Surfaktan adalah lipoprotein yang dapat mengurangi
ketegangan permukaan dalam alveoli dan membantu dalam
pertukaran gas.
Selama proses kelahiran, kompresi dinding dada akan
membantu pengeluaran sebagian dari cairan ini dan
lebihnya akan diserap oleh sirkulasi pulmonum serta sistem
limphatik setelah kelahiran bayiAktifnya pernafasan yang
pertama menimbulkan serangkaian peristiwa diantaranya :
a. Membantu perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
dewasa.
b. Mengosongkan cairan dari paru–paru.
c. Menentukan volume paru neonatus dan karakteristik
fungsi paru–paru bayi baru lahir.
2. Perubahan Sirkulasi
Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan
rendah, karena paru – paru masih tertutup dan berisi
cairan, organ tersebut memerlukan darah dalam jumlah
minimal. Pemasangan klem tali pusat akan menutup sistem
tekanan darah dari plasenta-janin. Aliran darah dari palsenta
berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan mandiri,
tertutup dan bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera
akibat tindakan pemasangan klem tali pusat adalah
kenaikan resistensi vaskular sistemik. Kenaikan resistensi
vaskular sistemik ini bersamaan dengan pernapasan
pertama bayi baru lahir.
Dalam waktu singkat perubahan–perubahan besar tekanan
telah berlangsung pada bayi baru lahir, sekalipun perubahan–
perubahan ini secara anatomi tidak selesai dalam hitungan
minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus
arteriosus terjadi segera setelah kelahiran, yang paling penting
untuk dipahami bidan adalah bahwa perubahan–perubahan
sirkulasi dari janin ke bayi baru lahir berkaitan mutlak dengan
kecukupan fungsi respirasi.
3. Termoregulasi
Bayi baru lahir memilki kecenderungan cepat stress akibat
perubahan suhu lingkungan, karena belum dapat mengatur suhu
tubuh sendiri. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim
ibu yang bersuhu rata-rata 37 0C, kemudian bayi masuk ke
dalam lingkungan. Suhu ruangan persalinan yang suhu 25 0C
sangat berbeda dengan suhu di dalam rahim.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu :
a. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin.

b. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di


dekat benda- benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh
bayi.

c. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara


tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi melalui mekanisme konduksi apalagi bayi diletakkan diatas benda-benda
tersebut.

d. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas


dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
Meminimalkan kehilangan panas bayi baru lahir, beberapa
cara umum untuk mempertahankan panas adalah sebagai
berikut :
a. Selimut, topi atau pakaian yang hangat sebelum kelahiran.
b. Keringkan bayi baru lahir secepatnya.
c. Atur suhu ruangan persalinan 25 0C.
d. Jangan lakukan penghisapan bayi baru lahir jika alas tempat
tidur basah.
e. Tunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu stabil.
f. Tempatkan area perawatan bayi baru lahir dari jendela,
dinding luar atau jalan ke pintu.
g. Selalu menutup kepala bayi baru lahir dan membungkus
rapat tubuh bayi selama 48 jam.
4. Glukosa
Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60
hingga 70 % dari kadar darah ibu. Dalam persiapan untuk
kehidupan luar rahim seorang janin yang sehat
mencadangkan glukosa sebagai glikogen terutama di dalam
hati. Sebagian penyimpangan glikogen berlangsung pada
trimester III.
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun dalam
waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran). Bayi baru lahir
yang sehat hendaknya didorong untuk sesegera mungkin
mendapatkan ASI setelah dilahirkan.
B. Adaptasi Bayi Baru Lahir
Selanjutnya
1. Perubahan Darah
Pada waktu dilahirkan bayi baru lahir mempunyai nilai
hemoglobin. Kadar hemoglobin normal berkisar 11,7 hingga
20,0 g /dl. Haemoglobin janin mempunyai daya ikat terhadap
oksigen yang sangat tinggi.
Penempatan bayi baru lahir dibawah perut ibu dapat
menyebabkan transfusi plasenta sebesar 15 sampai 30 % lebih
besar dari volume darah. Efek samping transfusi plasenta
yaitu : gangguan pernapasan, peningkatan tekanan darah.
2. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan
relatif sudah matang. Sebelum lahir, janin cukup bulan
melakukan hisapan dan tindakan menelan. Reflek muntah
dan batuk yang sudah sempurna tetap utuh pada saat lahir.
Mekonium kendati steril, mengandung kotoran cairan
amnion, yang menegaskan bahwa janin telah menelan
cairan amnion dan bahwa cairan tersebut telah melewati
saluran gastrointestinal.
Pemberian ASI mendorong penutupan usus karena ASI
sejumlah besar IgA sekresi dan merangsang profliferasi
enzim–enzim intestin.
3. Perubahan Sistem Imunitas

a. Imunitas Alami
Sel– sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada saat lahir
guna membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga sel
yang berfungsi dalam fagositosis (menelan dan membunuh) mikroorganisme
yang menyerang tubuh ketiga sel darah ini adalah :
1) Neutrofil polimorfomuklear.
2) Monosit.
3) Makrofag.
Sedangkan sel–sel yang lain disebut sel pembunuh alami (natural killer).
Akhirnya neotrofil polimorfonuklear akan menjadi fagosit primer dalam
pertahanan penjamu (host), tetapi pada neonatus neutrofil polimorfonuklear
ini mengalami gangguan baik pada kemampuan untuk bergerak pada arah
yang benar dan dalam kemampuannya untuk melekat pada tempat–tempat
peradangan. Kekurangan fungsi ini menyebabkan suatu kelemahan utama
sistem imunitas neonatus, ketidak mampuannya mencari dan membatasi
lokasi infeksi.
b. Imunitas Dapatan
Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus
yang berasal dari ibunya, janin mendapatkan imunitas ini
melalui berbagai Iga yang melintas melalui transplasenta.

4. Perubahan Sistem Ginjal


Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan aliran
darah dan ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerolus. Hal
ini dapat menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan
intoksikasi air. Fungsi tubulus masih belum matang, yang
dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah
besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir
tidak mampu melakukan pemekatan (konsentrasi) urin,
yang mencerminkan pada berat jenis urin yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai