Pada saat bayi baru lahir, bayi harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami
oleh bayi yang semula berada di lingkungan interna ke lingkungan eksterna. Saat ini
bayi harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasan sendiri yang baru.
Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana semua
fungsi ini dilakukan oleh plasenta. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim
disebut “Periode Transisi”. Periode ini dapat berlangsung 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi. Transisi yang paling nyata dan cepat
terjadi adalah sistem pernapasan. Sirkulasi dan sistem termoregulasi, dan dalam
kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa. Oleh sebab itu, pada
setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor antepartum,
intrapartum yang dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama pertama
kehidupan luar rahim.
d. Metabolisme glukosa
Untuk menfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Penjepitan tali pusat lahir, mengharuskan bayi mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Glukosa darah akan turun dalam waktu
1-2 jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam
jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini
terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup dalam hati.
Koreksi penurunan glukosa darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
Penggunaan ASI secepatnya
Penggunaan cadangan glikogen (glikogenelisis)
Pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glikoneogenesis)
e. Sistem gastrointestinal
Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk pada
sat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan
menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu)
terbatas pada bayi. Hubungan antara eshopagus bawah dan lambung
masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga
terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai
pertumbuhan janin.
f. Sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa
dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama
masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem ke reaksi bayi baru
lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu,
pencegahan terhadap mikroba ( seperti praktek pada persalinan yang
aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi sangat penting. (askeb neonatus bayi dan anak
balita,2011)
Persalinan aman dan bersih merupakan salah satu pilar safe motherhood. Bersih
artinya bebas dari infeksi. Unfeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas
merupakan penyebab utama kedua kematian ibu dan perinatal. Di negara-
negara maju umumnya perempuan hamil dalam keadaan sehat dan bergizi baik.
Persalinan terjadi di rumah sakit atau rumah sakit bersalin yang telah
menjalankan praktik pencegahan infeksi dengan baik. Jika diperlukan tindakan,
misalnya seksio sesarea, pembedahannya berlangsung singkat dan biasanya
tanpa komplikasi. Katerisasi urin, jika perlu hanya sebentar. Umumnya tidak
diperlukan antibiotik sistemik dan tidak memerlukan perawatan lama
sebelumpersalinan. Dengan demikian, infeksi nosokomial atau dengan
organisme yang kebal terhadap banyak obat menjadi rendah. Di samping itu,
karena umumnya perempuan hamil mengunjungi klinik antenatal lebih dini dan
diimunisasi secara lengkap, resiko infeksi pada janin dan bayi baru lahir juga
rendah.
Infeksi maternal
Kurang lebih 150 tahun yang lalu semmelweis dan holmes menyatakan bahwa
demam dan sepsis puerpuralis disebarkan dari seorang perempuan kepada
perempuan lain melalui tangan dokter. Penjangkitan penyakit ini dapat dicegah
dengan melakukan cuci tangan sebelum bersalin dengan air limau yang
diklorinasi dan mendidihkan semua instrumen dan perabotan setelah digunakan
oleh seseorang perempuan dengan infeksi pascapersalinan.
Infeksi lain adalah sayatan bedah atau infeksi bedah atau infeksi luka, karena
kontaminasi langsung dari area sayatan dengan organisme pada rongga uterus
pada saat pembedahan. Faktor predisposisi untuk infeksi luka adalah permpuan
yang mempunyai vaginosis bakterial, diseksio sesarea sewaktu kala II persalinan,
atau didiagnosis korioamnionitis sebelum kelahiran.
Upaya pencegahan telah berhasil mengurangi resiko infeksi janin dan bayi baru
lahir di negara-negara berkembang. Pencegahan yang dilakukan antara lain
adalah imunisasi maternal (tetanus, rubela, varisela, hepatitis B), pengobatan
antenatal terhadap sifilis maternal, gonorea,klamidia, penggunaan profilaksis
obat tetes mata pasca lahir untuk mencegah konjungtivis karena klamida,
gonorea, dan jamur, pengobatan profilaksis perempuan hamil yang beresiko
terhadap penyakit grup B streptokukus, dan pengobatan dengan obat
antiretroviral (ARV) maternal (antenatal dan intrapartum) dan bayi baru lahir
(pasca lahir) untuk mencegah HIV.
Persalinan pervaginam
Beberapa hal khusus yang membedakan seksio sesarea dengan prosedur bedah
umum adalah sebagai berikut :
Untuk meminimalkan infeksi luka pasca bedah lakukan hal-hal sebagai berikut :
Meminimalkan resiko infeksi bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Pakai sarung tangan dan apron plastik atau karet kalau menangani bayi,
sampai darah mekonium, atau cairan amnion dibersihkan dari kulit bayi.
Bersihkan darah dan cairan tubuh lainnya secara hati-hati dengan
menggunakan kapas yang dicelupkan kedalam air hangat diikuti dengan
pengeringan kulit.
Cuci tangan sebelum memegang atau merawat bayi, atau dapat
digunakan produk antiseptik berbasis alkohol tak berair.
Tunda membersihkan bayi baru lahir sampai suhunya stabil, yang sangat
penting adalah membersihkan area bokong dan perineal.
Masker tidak diperlukan sewaktu manangani bayi.
Secara umum perawatan tali pusat adalah :
- Cuci tangan atau pakai antiseptik pencuci tangan sebelum dan
sesudah perawatan tali pusat.
- Tali pusat harus bersih dan kering.
- Jangan tutupi tali pusat dengan gurita.
- Popok dilipat di bawah puntung tali pusat.
- Jika puntung pusat kotor, bersikan dengan air matang lalu keringkan
dengan kain bersih.
- Jika puntung tali pusat merah atau bernanah, bawa bayi ke klinik
secepatnya. (sarwono,edisi ke 4)
Rawat gabung atau rooming in adalah suatu sistem perawatan di mana bayi
serta ibu dirawwat dalam satu unit. Dalam pelaksanaanya bayi harus selalu
berada disamping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampaipulang. Ini bukan
suatu yang baru. Di indonesia persalinan 80% terjadi di rumah dan bayinya
langsung di rawat gabung. Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modifikasi
dalam praktek bahwa pada saat kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu
station bayi agar tidak ada kontaminsai dengan pengunjung. Station bayi dibuat
dengan dinding kaca agar pengunjung dapat melihat bayi.
Pihak bayi
Peralatan :
1. Satu baskom air hangat.
2. Waslap lembut.
3. Lidi kapas.
4. Sabun lembut.
5. Handuk lembut.
6. Bola kapas.
7. Kapas alkohol.
8. Alas lembut (opsional).
Langkah-langkah :
Peralatan :
Langkah-langkah :
Nurmuslihatan, wafi. 2010. Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta: Fitramaya.