(BBL)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
RUANGAN HANNA
1. Definisi
Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu.Bayi lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa
gangguan,menangis kuat,nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara
2500-4000gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun
bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil).
Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan
yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari
panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum
sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang
dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa.
Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru
lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah
asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan
ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000
gram.
- gangguan pernapasan
- hipotermia
- infeksi
- cacat bawaan
2. Adaptasi Fisiologi
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk
mempertahankan hidupnya secara mandiri dengan cara :
Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
a.
pernapasannya sendiri.
Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula
b.
darah yang cukup.
c. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24
minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah
surfaktan.
h. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya.
i. Metabolisme Glukosa
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat
lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru
lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan
yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel
darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi
dan memerangi infeksi secara efisien. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen
asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas
utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
PATHWAY
Persalinan normal
stabil
Di jalan lahir
PATOFLOW
MK :Resiko infeksi
MK: bersihan jalan napas tidak
MK :Resiko hypotermi
efektif
a. Penilaian Awal
Nadi
Denyut nadi bayi tergantung dari aktivitas bayi. Nadi dapat menjadi tidak
teratur karena adanya rangsangan seperti menangis, perubahan suhu yang tiba
– tiba. Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 – 140 kali permenit.
Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,
iramanya. Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
Pernapasan juga dipengaruhi oleh aktivitas bayi seperti menangis, serta
perubahan suhu yang tiba-tiba.
Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g kurang dari 4000gr
Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant :
bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
Bayi berat besar: bayi dengan berat badan lahir > 4.000
gram
APGAR
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk
memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5
serta pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai
yang rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10
memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah
berhubungan dengan kondisi neurologis. Pelaksanaannya APGAR cukup
kompleks karena pada saat bersamaan penolong persalinan harus menilai
lima parameter yaitu denyut jantung, usaha napas, tonus otot, gerakan dan
warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya pernapasan dan denyut
jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan anoksia.
Jumlahkan hasilnya
Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
Ulangi pada menit kelima
Ulangi pada menit kesepuluh
Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian :
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang
& membutuhkan
tindakan resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius
& membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preaterm, moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat
tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan
ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun –ubun mudah diraba.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal
ini terjadi karena adanya trisomi
Telinga
Pemeriksaan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre – robin). Perhatikan adanya kulit
tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
Mata
Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara
kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak
mata. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital
akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral,
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping
hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya rangsangan
pernapasan.\
Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher
berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Periksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma
leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang
berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara
baik pada laki – laki maupun perempuan terlihat membesar karena pengaruh
hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan.
Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali
pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat
cekung, kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
omfaloentriskus persisten.
Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma
(kelenjer kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang
seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora
dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang
ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi.
Normalnya terdapat umbai himen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya
tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus
urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
ventral penis.
Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla
spinalis atau kolumna vertebra.
Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda – tanda
lahir.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan.
Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap
tidak berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada
waktu lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis, refleks – refleks
tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks – refleks ini
menandakan masalah neurologis yang serius.
5. Penatalaksanaan Medis
a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
b. Farmakologi
-Suction dan oksigen
-Vitamin K
-Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin).
Komplikasi
1. kelahiran premature
2. rentan terhadaap infeksi
3. hipoksia
Pengkajian Keperawatan
kondisi saat MRS/lahir : Menangis Kuat
Asal Masuk : Kamar Bedah
Status Bayi : Tunggal
Bentuk Rawat : Mandiri
Anamnesis : Tunggal
Riwayat pengkajian kehamilan : G1 P0 Ab 0
Kebiasaan waktu hamil : Tidak ada pantangan dan alergi
Riwayat Persalinan Sekarang
Tempat : RSU Bethesdah
Jenis Persalinan : SCTP (sectio caesarea transperitonealis)
Komplikasi Persalinan : Terlilitnya tali pusat
Pemeriksaan Antropometri
BB = 3500gram lingkar kepala : 35cm
PB = 50Cm lingkar dada : 34 cm
lingkar perut : 33 cm
Pemeriksaan umum(Baik)
Suhu : 36℃ Rectal
Pernapasan : 44x/menit
Nadi : 144x/menit
Apgar score(AS)
Tanda 0 1 2 Jumlah
1 menit 5 menit 10 menit
Warna Biru pucat Badan merah kemerahan
kulit jambu 1 1 2
ekstrumetar
biru
Denyut Tidak ada <100 >100 2 2 2
nadi
Intabilitas Tidak Gerakan Gerakan 1 2 2
Reflek bereaksi sedikit aktif
Tonus otot Lumpuh Estrinitas Reaksi 2 2 2
sedikit melawan
fleksibel
Usaha Tidak ada Lambat Menangis 2 2 2
bernapas kuat
Jumlah 8 9 10
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DO Bayi baru lahir
Terdapat sisa ketuban Bersihan jalan napas
pada saluran napas bayi Dinding alveoli tidak efektif
RR: 42x/menit meningkat
Merangsang sekresi
surfaktan
Tertumpuknya mucus
pada saluran jalan napas
Terpajan dengan
lingkungan ekstrautri Resiko hypotermi
Tubuh beradaptasi
dengan lingkungan
BBL
Do tali pusat masih Terpotong tali pusat Resiko infeksi
basah
Panjang 5ncm Terdapat luka terbuka
Pintu masuknya
kuman,bakteri (porth de
entry)
Resiko infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
DIUNIT RAWAT INAP RSU : BETHESDA TOMOHON
RUANGAN HANNA
Nama pasien: LP
DIAGNOSA TUJUAN HARI/ INTERVENSI HARI/ IMPLEMENTASI
TGGL TGGL
(D 0001) (L 01001) Jumat (I 01025) Jumat -suara napas
bersihan -dilakukan 19/11/2 observasi 19-11- vesikuler
jalan napas tindakan kep (2 1 -monitor suara napas 21 -menggunakan
tidak efektif jam)diharapka setelah selang jalan napas APD
berhubunga n sputum terpasang mis(sarung
n dengan berkurang dari MIS(sesak,napas,mengoro tangan,masker
secret yang jalan napas k) )
tertahan sehingga bayi -terapeutik -
dapat bernapas -gunakan alat pelindung memposisikan
normal diri MIS(sarung kepala pasien
-manangis kuat tangan,masker) sesuai dengan
(A/S :9-10) -pastikan kepada pasien kebutuhan
5 menit sesuai dengan kebutuhan -melakukan
-badan merah -melakukan penghisapan penghisapan
jambu pada area orofaring untuk menggunakan
ekstremitar mengeluarkan secret section pump
biru(1) -stabilisasi
-denyut nadi jalan napas
>100x/menit(2 (AS : 2)
) -atur posisi
-gerakan pasien
aktif(2) -menghisap
-reaksi lendir
melawan(2) -rangsangan
-menangis taktil
kuat(2)
(A/S:1,2,2,2,2)
=9
10 menit
-badan
kemerahan(2)
-denyut nadi
>100x/menit(2
)
-gerakan
aktif(2) 19/11/2 19/11/2
-reaksi 1 1
(D 0140)
melawan(2)
resiko
-menangis
hipotermia (I 14507)
kuat(2)
berhubunga -observasi
(AS:2,2,2,2,2) -monitor suhu
n dengan -monitor tanda dan gejala
=10 tubuh
bayi baru dan akibat hipotermia
lahir -terapeutik SB: 36,5℃
(L 14235) -sediakan lingkungan yang RR: 42 X/m
setelah di hangat N: 139X/m
lakukan -ganti pakaian/linen yang BB: 3,500
tindakan basah PB: 50cm
keperawatan -lakukan penghangatan LD: 34cm
diharapkan (mis,selimut,penutup LK: 35cm
-suhu badan kepala) LP: 34cm
normal -keringkan
(36,5℃ - tubuh bayi
37,2℃) -hangatkan
tubuh bayi
-memonitor
tanda dan
gejala
hipotermia dan
bayi tidak
mengigil suhu
badan normal
-menyediakan
lingkungan
yang hangat
20/11/2 dengan
1 menghangatka
n bayi
(D 0142)
dibawah
resiko
lampu
infeksi
-mengganti
(I 14564) pakaian
perawatan luka
obsevasi : monitor
karakteristik luka ( mis
drainase, warna, ukuran,
setelah bau )
dilakukan Terapeutik : -monitor
tindakan - Lepaskan balutan karakteristik
keperawatan luka secara perlahan luka bekas
selama - Bersihkan dengan sayatan karena
perawatan,mak pembersih nontosik
a di harapan sesuai kebutuhan besar luka
-kemampuan - Pasang balutan pemotongan
mencari sesuai jenis luka tali pusar
- Perthankan teknik
informasi ,kem - melepaskan
steril sat melakukan
ampuan cukup perawatan luka balutan secara
meningkat - Ganti balutan sesuai perlahan
-kemampuan jumlah eksudat dan - pemersihan
melakukan drainase luka dengan
identifikasi Edukasi : alkafil
factor resiko - Jelaskan tanda - memasang
dan gejala
cukup balutan luka
infeksi
meningkat - Ajarkan dengan
kemampuan prosedur menggunakan
melakukan perawatan alkafil
strategi control luka secara - pertahankan
resiko cukup mandiri teknik steril
meningkat saat
melakukan
perawatan tali
pusar pada
bayi
- menjelaskan
tanda dan
gejala infeksi
tali pusar
seperti :
- nanah di tali
pusar
- demam
- Kulit sekitar
tali pusar
bengkak dan
berwarna
kemerahan
- tali pusar
berwarna
kekuningan
atau berbau
tidak sedap
- mengajarkan
prosedur
perawatan tali
pusar secara
mandiri
\
\
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ DIAGNOSA EVALUASI/S.O.A.P IMPLEMENTASI PRAWAT
tggl
19/11/ (D 0001) S: -OBSERVASI
21 bersihan O: -monitor suara napas
jalan napas -suara napas vesikuler vestikuler
tidak efektif -gunakan alat pelindung diri -gunakan alat
berhubungan (masker,sarung tangan) pelindung diri
dengan -mengatur posisi kepala bayi -pastikan kepala bayi
secret yang sebelah kiri sesuai kebutuhan
tertahan -suction lendir
(A/S: 1’ 5’ 10’)
1 menit
-Badan merah jambu
ekstrumetar biru
-denyut nadi >100x/menit
- Gerakan sedikit
- Reaksi melawan
-menangis kuat
(A/S:1,2.1.2,2) = 8
5 menit
-badan merah jambu
ekstremitar biru
-denyut nadi >100x/menit
-gerakan aktif
-reaksi melawan
-menangis kuat
(AS:1,2,2,2,2) = 9
10 menit
-badan kemerahan
-denyut nadi >100x/menit
-gerakan aktif
-reaksi melawan
-menangis kuat
(AS:2,2,2,2,2) =10
A:
masalah teratasi sebagian
P:
perawatan di lanjutkan
|06:00
S -melepaskan balutan
O: luka secara perlahan
-melepaskan balutan secara -membersikan luka
perlahan dengan alkafil
Membersikan luka dengan -memasang balutan luka
alkafil menggunakan alkafil
-memasang balutan luka -mempertahankan
menggunakan alkafil teknik steril saat
-mempertahankan teknik steril melakukan perawatan
saat melakukan perawatan tali tali pusat pada bayi
pusat pada bayi -menjelaskan tanda dan
-menjelaskan ntanda dan gejala gejala infeksi tali pusat
infeksi tali pusat bengkak,dan pada seperti nahah di
berwarna tidak sedap tali pusat, kulit sekitar
-mengajarkan prosedur tali pusat bengkak, dan
perawatan luka secara mandiri berwararna kemerahan
tidak sedap
A. -mengajarkan prosedur