Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

(BBL)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
RUANGAN HANNA

DELINA SALUGE SHEVANIA RUMAMBI


RIKAL SURENTU FELIX TIMBANGNUSA
MAWAR MARAMIS JOENTIKA TAHULENDING
ARIS MAMBRISAW GABRIELA MUKUAN
DIANA MANIS HENY TUEGEH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
SEMESTER 3
UNIVERSITAS SARI PUTRA INDONESIA TOMOHON
2021

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

1. Definisi

Neonatus (bayi baru lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu.Bayi lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa
gangguan,menangis kuat,nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara
2500-4000gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun
bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil).

Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan
yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari
panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum
sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang
dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa.
Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru
lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah
asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan
ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000
gram.

Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :


a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran
sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan
tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur

Pemantauan bayi baru lahir

1) 2 jam pertama sesudah kelahiran

Hal yang di nilai waktu pemantauan :

- Kemampuan menghisap lemah/kuat


- Bayi tampak aktiv atau tidak
- Warna kulit
2) sebuelum penolong persalinan meninggalkan bayi dan ibunya
penolong persalinan melakukan pemeriksaan gangguan kesehatan seperti:

- gangguan pernapasan

- hipotermia

- infeksi

- cacat bawaan

2. Adaptasi Fisiologi
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk
mempertahankan hidupnya secara mandiri dengan cara :
Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
a.
pernapasannya sendiri.
Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula
b.
darah yang cukup.
c. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru


lahir adalah :
a. Perubahan sistem pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas


melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24
minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah
surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi


adalah :
• Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
• Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru -
paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru -
paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
• Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2
akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
• Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus
paru-paru untuk pertama kali. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat
survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru –
paru.

Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya


meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir


pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas
keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-
paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan
darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi


kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting


dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia,
pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi,
berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang
berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan,
yang akan memperburuk hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas


dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

f. Perubahan pada sistem peredaran darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil


oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar : a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran
darah.

g. peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah


• Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
• Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan
ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paruparu mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri,
foramen ovali secara fungsional akan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus
dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa
menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan
fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

h. Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan


lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh
tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi
yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi
ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin.

Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak


coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan
panas merupakan prioritas utama dan tenaga kesehatan (perawat dan bidan)
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

i. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah


tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1
sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan
dengan 3 cara :

a. melalui penggunaan ASI

a. melaui penggunaan cadangan glikogen


b. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang


cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya
terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama
bulan-bulan terakhir dalam rahim.

Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan


hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang
lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

j. Perubahan sistem gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat
lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru
lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan
yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

k. Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga


menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di
dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah
atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:

• perlindungan oleh kulit membran mukosa


• fungsi saringan saluran napas
• pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
• perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel
darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi
dan memerangi infeksi secara efisien. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen
asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas
utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.

Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali


terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu,
pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan
menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini
infeksi menjadi sangat penting.

PATHWAY
Persalinan normal

Kepala bayi melewati perubahan


suhu tubuh
dari
Jalan lahir suhu intra
uterin yg

stabil

Bayaknya cairan amion suhu


ruangan

Di jalan lahir

Koordinasi reflek menelan menghisap


Beum sempuna
penghilangan suhu tubuh
(konveksi,radiasi,evaporasi)

Akumulasi cairan amino pada perubahan


suhu tubuh
Jalan napas
Bersihan jalan napas tidak efektif
proses adaptasi

Resiko tinggi hipotermi

PATOFLOW

Bayi lahir secara secsio

Dinding alveoli meniingkat


Terppotonya tali pusat
Terpajang dengan
lingkungan ekstrautri
Merangsang sekresi surfaktan
Terdapat luka terbuka
Tubuh beradaptasi
dengan lingkungan Adanya tekanan negatif
Pintu masuknya
kuman,bakteri (porth de
Tumpuknya mucus pada
entry)
saluran napas
Suhu tubuh menurun

MK :Resiko infeksi
MK: bersihan jalan napas tidak
MK :Resiko hypotermi
efektif

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan
pascanatal antara lain:

a. Lingkungan pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal


tidak di rawat oleh ibunya sehingga dilingkungan pascanatal
meempengaruhi perkembangannya.
b. Jenis persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi
penyesuaian pascanatal.
c. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, ada dua
pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian
pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh obat-obatan
dan mudah sullitnya bayi bernapas.
d. Lamanya periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum
waktunya di sebut premature, sedangkan yang terlambat disebut
postmatur. Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari
500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka
harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
e. Sikap Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua
memperlakukan bayinya itu akan mendorong penyesuaian yang
baik.
f. Perawatan pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan
tubuh, kedua rangsangan yang diberikan.dan ketiga
kepercayaan orang tua.
Pemeriksaan Diagnostik

a. Penilaian Awal

Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas


fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang
bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti
pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks – refleks primitive
seperti menghisap dan mencari putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat,
cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan
mungkin meninggal. Pada beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali
dengan spontan dalam 10 – 30 menit sesudah lahir namun bayi tetap
mempunyai resiko tinggi untuk cacat.

o Pemeriksaan tanda – tanda vital


 Suhu tubuh
Pada saat lahir suhu tubuh bayi hampir sama dengan suhu tubuh ibunya.
Namun demikian bayi memiliki sedikit lemak, luas permukaan tubuh yang
besar dan sirkulasi pernapasan yang belum sempurna, sehingga bayi mudah
jatuh dalam kondisi hipotermi. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar
antara 36,5 derajat celcius - 37,5 derajat celcius pada pengukuran diaksila.

 Nadi
Denyut nadi bayi tergantung dari aktivitas bayi. Nadi dapat menjadi tidak
teratur karena adanya rangsangan seperti menangis, perubahan suhu yang tiba
– tiba. Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 – 140 kali permenit.

 Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,
iramanya. Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
Pernapasan juga dipengaruhi oleh aktivitas bayi seperti menangis, serta
perubahan suhu yang tiba-tiba.

- Bayi dinyatakan cukup bulan, jika usia gestasinya lebih kurang


36 – 40 minggu.
Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi
di luar rahim (uterus)

- Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium.


Tinja bayi pada 24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk
mekonium yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus bayi sejak
dalam kandungan ibu. Mekonium mengandung sejumlah cairan amnion,
verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari
jaringan tubuh.

- Bayi menangis atau bernapas.


Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan dalamnya pernapasan,
frekuensi pernapasan, apnea, napas cuping hidung, retraksi otot dada. Dapat
dikatakan normal bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80
kali permenit dan bayi segera menangis kuat pada saat lahir.

- Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif.


Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot – otot tersebut memiliki
tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika ada rangsangan, tetapi bayi
kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem neurologis
bayi secara anatomi dan fisiologis belum berkembang sempurna, sehingga
bayi menunjukkan gerakan – gerakan tidak terkoordinasi, control otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

- Warna kulit bayi normal.


Perhatikan warna kulit bayi apakah warna merah muda, pucat, kebiruan, atau
kuning, timbul perdarahan dikulit atau adanya edema. Warna kulit bayi yang
normal, bayi tampak kemerah – merahan. Kulit bayi terlihat sangat halus dan
tipis, lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan
menjadi lebih kemerahan ketika bayi menangis.

- Berat badan bayi


Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam
sesudah lahir. Adapun pembagian kriteria berat badan baru lahir adalah:

Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g kurang dari 4000gr
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant :
bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
 Bayi berat besar: bayi dengan berat badan lahir > 4.000
gram

 APGAR
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk
memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5
serta pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai
yang rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10
memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah
berhubungan dengan kondisi neurologis. Pelaksanaannya APGAR cukup
kompleks karena pada saat bersamaan penolong persalinan harus menilai
lima parameter yaitu denyut jantung, usaha napas, tonus otot, gerakan dan
warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya pernapasan dan denyut
jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan anoksia.

Prosedur penilaian APGAR :


 Pastikan pencahayaan baik
 Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit
pertama dg cepat & simultan.

 Jumlahkan hasilnya
 Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
 Ulangi pada menit kelima
 Ulangi pada menit kesepuluh
 Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian :
 Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
 Nilai tertinggi adalah 10
 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
 Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang
& membutuhkan
tindakan resusitasi
 Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius
& membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi

 Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preaterm, moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat
tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan
ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun –ubun mudah diraba.

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,


fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus,
sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,
hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intracranial, sedangkan yang cekung
dapat terjadi akibat dehidrasi.

Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal
ini terjadi karena adanya trisomi

Pemeriksaan adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedaneum,


sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak.
Perhatikan adanya kelainan congenital seperti : anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.

 Telinga
Pemeriksaan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre – robin). Perhatikan adanya kulit
tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.

 Mata
Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara
kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak
mata. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital
akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat


mengindikasikan adanya defek retin. Periksa adanya trauma seperti palpebra,
perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata, konjungtivitis
oleh kuman gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down.

 Hidung dan mulut


Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris.
Bibir dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit – langit harus tertutup.
Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespons terhadap rangsangan. Kaji
bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm.

Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral,
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping
hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya rangsangan
pernapasan.\

 Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher
berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Periksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma
leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang
berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.

 Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara
baik pada laki – laki maupun perempuan terlihat membesar karena pengaruh
hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan.

 Bahu, lengan dan tangan


Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari.
Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut, sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

 Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali
pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat
cekung, kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
omfaloentriskus persisten.

 Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma
(kelenjer kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang
seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora
dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang
ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi.
Normalnya terdapat umbai himen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya
tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus
urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
ventral penis.

 Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan gerakan yang
simetris. Refleks menggenggam normalnya ada. Kelemahan otot parstial atau
komplet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis
normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan
fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.

 Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla
spinalis atau kolumna vertebra.

 Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda – tanda
lahir.

Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan.
 Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap
tidak berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada
waktu lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis, refleks – refleks
tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks – refleks ini
menandakan masalah neurologis yang serius.

b. Tes Darah o Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil


meningkat sampai 23.000-

24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).


o Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
o Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
o Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-
2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

5. Penatalaksanaan Medis

a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)

Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila ,Penimbangan BB


setiap hari , Jadwal menyusui
,Higiene dan perawatan tali pusat .

b. Farmakologi
-Suction dan oksigen
-Vitamin K
-Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin).

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang


biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir
adalah muskulus vastus lateralis.

Komplikasi
1. kelahiran premature
2. rentan terhadaap infeksi
3. hipoksia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)

Biodata atau identitas pasien


Nama ibu : Ny. S.N
Umur : 19 thn
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tandegessan II
No Telepon :-

Nama Ayah : Tn. A.P


Umur : 23 thn
Agma : Kristen Protestan
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tandegesan II
No telepon : -
IDENTITAS BAYI NY. S.N
Pengkajian masuk RS :19-11-2021
tanggal lahir :19-11-2021
jam :16 : 50
cara lahir :Sectio Cecaria
*kelahiran tunggal

Pengkajian Keperawatan
kondisi saat MRS/lahir : Menangis Kuat
Asal Masuk : Kamar Bedah
Status Bayi : Tunggal
Bentuk Rawat : Mandiri
Anamnesis : Tunggal
Riwayat pengkajian kehamilan : G1 P0 Ab 0
Kebiasaan waktu hamil : Tidak ada pantangan dan alergi
Riwayat Persalinan Sekarang
Tempat : RSU Bethesdah
Jenis Persalinan : SCTP (sectio caesarea transperitonealis)
Komplikasi Persalinan : Terlilitnya tali pusat

Pemeriksaan Antropometri
BB = 3500gram lingkar kepala : 35cm
PB = 50Cm lingkar dada : 34 cm
lingkar perut : 33 cm
Pemeriksaan umum(Baik)
Suhu : 36℃ Rectal
Pernapasan : 44x/menit
Nadi : 144x/menit

Apgar score(AS)
Tanda 0 1 2 Jumlah
1 menit 5 menit 10 menit
Warna Biru pucat Badan merah kemerahan
kulit jambu 1 1 2
ekstrumetar
biru
Denyut Tidak ada <100 >100 2 2 2
nadi
Intabilitas Tidak Gerakan Gerakan 1 2 2
Reflek bereaksi sedikit aktif
Tonus otot Lumpuh Estrinitas Reaksi 2 2 2
sedikit melawan
fleksibel
Usaha Tidak ada Lambat Menangis 2 2 2
bernapas kuat
Jumlah 8 9 10

Pemeriksaan Fisik Bayi


Nama bayi : L. P
Kepala : Tidak ada benjolan, bulat, caputsucdeneum(-), pemebesaran
rambut merata, lingkar kepala 36Cm
Wajah : Tidak ada kelainan
Mata : Simetris kiri dan kanan tidak ada kelainan
Telinga : Simetris kiri dan kanan tidak ada kelainan
Hidung : Ada lubang hidung, terdapat secret yang tertahan pada jalan napas
Mulut : Palatum utuh, lidah ada, ada raoting reflek ( reflek mencari)
Leher : Tidak ada pembengkakan
Dada : Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34cm terlihat proses
sifuideus
Abdomen : Tali pusar, sekarang dalam keadaan masih basah, sehingga ada
luka
Terbuka , lingkar perut 34cm, tali pusar terlihat masih basah
Genetalia : Jenis kelamin perempuan, lesi tidak ada kelainan,
Anus : Ada lubang anus, tidak ada kelainan
Punggung : Reflek melengkung batang tubuh aktiv
Kulit : Warna merah jambu
Ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap
Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap pergerakan
Aktiv

Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DO Bayi baru lahir
Terdapat sisa ketuban Bersihan jalan napas
pada saluran napas bayi Dinding alveoli tidak efektif
RR: 42x/menit meningkat

Merangsang sekresi
surfaktan

Adanya tekanan negative


Mucus di sekresi jalan
napas

Tertumpuknya mucus
pada saluran jalan napas
Terpajan dengan
lingkungan ekstrautri Resiko hypotermi

Tubuh beradaptasi
dengan lingkungan

BBL
Do tali pusat masih Terpotong tali pusat Resiko infeksi
basah
Panjang 5ncm Terdapat luka terbuka

Pintu masuknya
kuman,bakteri (porth de
entry)

Resiko infeksi

ASUHAN KEPERAWATAN
DIUNIT RAWAT INAP RSU : BETHESDA TOMOHON
RUANGAN HANNA
Nama pasien: LP
DIAGNOSA TUJUAN HARI/ INTERVENSI HARI/ IMPLEMENTASI
TGGL TGGL
(D 0001) (L 01001) Jumat (I 01025) Jumat -suara napas
bersihan -dilakukan 19/11/2 observasi 19-11- vesikuler
jalan napas tindakan kep (2 1 -monitor suara napas 21 -menggunakan
tidak efektif jam)diharapka setelah selang jalan napas APD
berhubunga n sputum terpasang mis(sarung
n dengan berkurang dari MIS(sesak,napas,mengoro tangan,masker
secret yang jalan napas k) )
tertahan sehingga bayi -terapeutik -
dapat bernapas -gunakan alat pelindung memposisikan
normal diri MIS(sarung kepala pasien
-manangis kuat tangan,masker) sesuai dengan
(A/S :9-10) -pastikan kepada pasien kebutuhan
5 menit sesuai dengan kebutuhan -melakukan
-badan merah -melakukan penghisapan penghisapan
jambu pada area orofaring untuk menggunakan
ekstremitar mengeluarkan secret section pump
biru(1) -stabilisasi
-denyut nadi jalan napas
>100x/menit(2 (AS : 2)
) -atur posisi
-gerakan pasien
aktif(2) -menghisap
-reaksi lendir
melawan(2) -rangsangan
-menangis taktil
kuat(2)
(A/S:1,2,2,2,2)
=9

10 menit
-badan
kemerahan(2)
-denyut nadi
>100x/menit(2
)
-gerakan
aktif(2) 19/11/2 19/11/2
-reaksi 1 1
(D 0140)
melawan(2)
resiko
-menangis
hipotermia (I 14507)
kuat(2)
berhubunga -observasi
(AS:2,2,2,2,2) -monitor suhu
n dengan -monitor tanda dan gejala
=10 tubuh
bayi baru dan akibat hipotermia
lahir -terapeutik SB: 36,5℃
(L 14235) -sediakan lingkungan yang RR: 42 X/m
setelah di hangat N: 139X/m
lakukan -ganti pakaian/linen yang BB: 3,500
tindakan basah PB: 50cm
keperawatan -lakukan penghangatan LD: 34cm
diharapkan (mis,selimut,penutup LK: 35cm
-suhu badan kepala) LP: 34cm
normal -keringkan
(36,5℃ - tubuh bayi
37,2℃) -hangatkan
tubuh bayi
-memonitor
tanda dan
gejala
hipotermia dan
bayi tidak
mengigil suhu
badan normal
-menyediakan
lingkungan
yang hangat
20/11/2 dengan
1 menghangatka
n bayi
(D 0142)
dibawah
resiko
lampu
infeksi
-mengganti
(I 14564) pakaian
perawatan luka
obsevasi : monitor
karakteristik luka ( mis
drainase, warna, ukuran,
setelah bau )
dilakukan Terapeutik : -monitor
tindakan - Lepaskan balutan karakteristik
keperawatan luka secara perlahan luka bekas
selama - Bersihkan dengan sayatan karena
perawatan,mak pembersih nontosik
a di harapan sesuai kebutuhan besar luka
-kemampuan - Pasang balutan pemotongan
mencari sesuai jenis luka tali pusar
- Perthankan teknik
informasi ,kem - melepaskan
steril sat melakukan
ampuan cukup perawatan luka balutan secara
meningkat - Ganti balutan sesuai perlahan
-kemampuan jumlah eksudat dan - pemersihan
melakukan drainase luka dengan
identifikasi Edukasi : alkafil
factor resiko - Jelaskan tanda - memasang
dan gejala
cukup balutan luka
infeksi
meningkat - Ajarkan dengan
kemampuan prosedur menggunakan
melakukan perawatan alkafil
strategi control luka secara - pertahankan
resiko cukup mandiri teknik steril
meningkat saat
melakukan
perawatan tali
pusar pada
bayi
- menjelaskan
tanda dan
gejala infeksi
tali pusar
seperti :
- nanah di tali
pusar
- demam
- Kulit sekitar
tali pusar
bengkak dan
berwarna
kemerahan
- tali pusar
berwarna
kekuningan
atau berbau
tidak sedap
- mengajarkan
prosedur
perawatan tali
pusar secara
mandiri

\
\

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ DIAGNOSA EVALUASI/S.O.A.P IMPLEMENTASI PRAWAT
tggl
19/11/ (D 0001) S: -OBSERVASI
21 bersihan O: -monitor suara napas
jalan napas -suara napas vesikuler vestikuler
tidak efektif -gunakan alat pelindung diri -gunakan alat
berhubungan (masker,sarung tangan) pelindung diri
dengan -mengatur posisi kepala bayi -pastikan kepala bayi
secret yang sebelah kiri sesuai kebutuhan
tertahan -suction lendir

(A/S: 1’ 5’ 10’)
1 menit
-Badan merah jambu
ekstrumetar biru
-denyut nadi >100x/menit
- Gerakan sedikit
- Reaksi melawan
-menangis kuat
(A/S:1,2.1.2,2) = 8

5 menit
-badan merah jambu
ekstremitar biru
-denyut nadi >100x/menit
-gerakan aktif
-reaksi melawan
-menangis kuat
(AS:1,2,2,2,2) = 9

10 menit
-badan kemerahan
-denyut nadi >100x/menit
-gerakan aktif
-reaksi melawan
-menangis kuat
(AS:2,2,2,2,2) =10

A:
masalah teratasi sebagian
P:
perawatan di lanjutkan

20/11/ (D 0140) S: -monitor suhu tubuh


21 resiko O: -monitor tanda dan
hipotermia -SB: 36,5℃ gejala hipotermi dan
-RR: 42X/menit bayi tidak
berhubungan
-N: 139X/menit menggigil ,suhu badan
dengan bayi normal
-bayi tidak menggigil,suhu
baru lahir -menyediakan
tubuh normal(36,5℃)
-bayi menggunakan selimut lingkungan yang hangat
agar tidak kedinginan -mengganti pakaian
A: bayi
masalah mulai teratasi -menghangatkan bayi di
P: bawah lampu
pertahankan intervensi
20/11/
21 (D 0142)
resiko
06;00 infeksi S:
O:
-karakteristik luka bekas -monitor karakteristik
sayatan karena bekas lukabekas pemotongan
pemotongan tali pusat tali pusat
-tali pusat segar - melepaskan balutan
-tidak ada kelainan secra perlahan
-tidak berbau - membersikan luka
-tidak ada pendarahan dengan Alkafil
-tali pusat masih di klem - memasang balutan
-SB: 36,5℃ luka dengan
-RR: 42X/menit menggunakan alkafil
-N: 139X/menit - pertahankan teknik
steril saat melakukan
A: perawatan tali pusat
masalah mulai teratasi bayi
P: -menjelaskan tanda dan
Intervensi di pertahankan gejala infeksi tali pusat
seperti nanah di tali
pusat,kulit sekitar tali
pusat bengkak dan
berwarna kemerahan
atau berbau tidak sedap
-Mengajarkan prosedur
perawatan luka tali
pusat secara mandiri
20/11/ (D 0142) S melepaskan balutan
21 resiko O: secara perlahan
infeksi - melepaskan balutan secara -membersikan luka
06:30 perlahan dengan alkafil
-membersikan luka dengan -memasang balutan luka
alkafil mengguakan alkafil
-memasang balutan luka -mempertahankan
menggunakan alkafil teknik steril saat
-mempertahankan teknik steril melakukan perawtan tali
saat melakukan perawatan tali pusat pada bayi
pusat pada bayi -menjelaskan tanda dan
Menjelaskan tanda dan gejala gejala infeksi tali pusat
seperti nanah pada tali seperti nanah pada tali
pusat ,kulit sekitar tali pusat pusat, kulit sekitar tali
bengkak dan berwarna atau pusat bengkak, dan
berbau tidak sedap berwarna kemerahan
- mengajarkan prosedur atau berbau tidak sedap
perawatan luka secara mandiiri -mengajarkan prosedur
perawatan luka secara
A.masalah belum teratasi mandiri
P: implementasi di lanjutkan
22/11/
21

|06:00
S -melepaskan balutan
O: luka secara perlahan
-melepaskan balutan secara -membersikan luka
perlahan dengan alkafil
Membersikan luka dengan -memasang balutan luka
alkafil menggunakan alkafil
-memasang balutan luka -mempertahankan
menggunakan alkafil teknik steril saat
-mempertahankan teknik steril melakukan perawatan
saat melakukan perawatan tali tali pusat pada bayi
pusat pada bayi -menjelaskan tanda dan
-menjelaskan ntanda dan gejala gejala infeksi tali pusat
infeksi tali pusat bengkak,dan pada seperti nahah di
berwarna tidak sedap tali pusat, kulit sekitar
-mengajarkan prosedur tali pusat bengkak, dan
perawatan luka secara mandiri berwararna kemerahan
tidak sedap
A. -mengajarkan prosedur

Anda mungkin juga menyukai