Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEREMPUAN DENGAN

ENDOMETRIOSIS DI RUANG MAWAR RSUP PERSAHABATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. SEPTA NURSYFA. A 5. SUALISTIARINI
2. SEPTIANA ARLIASARI 6. SUKARMI
3. SITI ASIYAH 7. TATANG SOPYAN
4. SRI MULYANI 8. TUTRI WULANDARI

(KELAS TRANSFER B)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP 2019 – 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah- Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai satu persyaratan kelulusan Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas 2 di Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Makalah ini dibuat dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Perempuan Dengan Endometriosis Di Ruang Mawar Rsup
Persahabatan”, dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini,
mohon kritik, saran dan kesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Bapak/Ibu
Dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas, sebagai pengajar untuk mengkoreksi
makalah kami.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu terhadap makalah
ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan khususnya pembaca.

Jakarta, April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................
A. Definisi...................................................................................................................3
B. Etiologi....................................................................................................................4
C. Patofisiologi............................................................................................................5
D. Pathway...................................................................................................................7
E. Gambaran Klinis.....................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................8
G. Penatalaksanaan......................................................................................................9
H. Komplikasi............................................................................................................11
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................
A. Pengkajian.............................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................13
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................................14
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
BAB V DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma,
terdapat di dalam endometriumn ataupun di luar uterus (Sarwono.2017). Menurut
Jacoeb (2015), angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum
ada studi epidemiologik, tapi dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar
13,6-69,5% pada kelompok infertilitas. Bila persentase tersebut dikaitkan dengan
jumlah penduduk sekarang, maka di negeri ini akan ditemukan sekitar 13 juta
penderita endometriosis pada wanita usia produktif. Kaum perempuan tampaknya
perlu mewaspadai penyakit yang seringkali ditandai dengan nyeri hebat pada saat
haid ini (Widhi, 2017).
Penyebab endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan sistem
kekebalan yang memungkinkan sel endometrium melekat dan berkembang, serta
pengaruh-pengaruh dari lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida
dalam makanan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor
lingkungan seperti pemakaian wadah plastik, microwave, dan alat memasak dengan
jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis (Wood, 2018).
Penyakit endometriosis umumnya muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian
endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi
pada wanita perimenopause. Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel
endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada
panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis
hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertil (mandul).
Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan
ada yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan
rahim).Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang
mempunyai riwayat endometriosis dalam keluarganya (Widhi, 2017).

Solusi masalah pada pasien dengan Endometriosis adalah perawat sebagai


pemberi asuhan keperawatan dapat memberikan informasi tentang bagaimana tanda
1
gejala, cara pencegahan, cara pengobatan dan penanganan pasien dengan Kolelitiasis
sehingga keluarga juga dapat beperan aktif dalam pemeliharaan kesehatan baik individu
itu sendiri maupun orang lain disekitarnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah “Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Endometriosis”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Endometriosis, menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Dalam menyusun makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami konsep dasar Asuhan Keperawatan Pada Perempuan Dengan
Endometriosis dimulai dari definisi, etiologi, gambaran klinis, patofisiologi,
penatalaksanaan dan komplikasi.
b. Mampu menyususn asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
dengan perencanaan
c. Mampu melakukan analisis antara konsep dengan asuhan keperawatan dan
mrnyusun dalam bentuk kesimpulan dan saran
d. Membuat daftar pustaka : medis, nursing, sdki, siki dan buku penulisan
ilmiah

D. Manfaat Penulisan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan dan pelaksanaan 5 tahap proses keperawatan pada pasien,
khususnya pasien dengan Endometriosis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2
A. Definisi
Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus,
paling sering mengenai ovarium atau permukaan peritoneum viseralis yang
mengantung. Meskipun jinak, endometriosis bersifat progresif, cenderung kambuh
dan dapat menginvasi secara lokal, dapat memiliki banyak fokus yang tersebar luas
(jarang), dan dapat terjadi dalam nodus limfe pelvis (30%) (Ralph C, 2008).
Endometriosis juga dapat berupa suatu keadaan dimana jaringan endometrium
yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri dan diluar miometrium
(Prawirohardjo, 2008).
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estradiol/estrogen
berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh
darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan
pelvic pain.Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan
endometrium tumbuh di luar rahim.Padahal dalam keadaan normal
endometriumhanya ditemukan di dalam lapisan rahim (Henri, 2009).

Gambar 1. Endometriosis
B. Etiologi
Ada teori penyebab endometriosis yang dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut
(Wood, 2008) :
1. Metaplasia

3
Metaplasia yaitu perubahan dari satu tipe jaringan normal menjadi tipe jaringan
normal lainnya. Beberapa jaringan endometrium memiliki kemampuan dalam
beberapa kasus untuk menggantikan jenis jaringan lain di luar rahim. Beberapa
peneliti percaya hal ini terjadi pada embrio, ketika pembentukan rahim pertama.
Lainnya percaya bahwa beberapa sel dewasa mempertahankan kemampuan
mereka dalam tahap embrionik untuk berubah menjadi jaringan reproduksi.

2. Menstruasi Mundur dan Transplantasi


Sampson (1920) mengatakan bahwa aliran menstruasi mundur mengalir
melalui saluran tuba (disebut "aliran mundur") dan tersimpan pada organ
panggul dan tumbuh menjadi kista.Namun, ada sedikit bukti bahwa sel-sel
endometrium dapat benar-benar melekat dan tumbuh ke organ panggul
perempuan.Bertahun-tahun kemudian, para peneliti menemukan bahwa 90%
wanita memiliki aliran mundur.

Gambar 2. Menstruasi Mundur dan Transplantasi

3. Predisposisi genetic.
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keluarga
menderita endometriosis lebih mungkin untuk terkena penyakit ini.Dan ketika
diturunkan maka penyakit ini cenderung menjadi lebih buruk pada generasi
berikutnya. Studi di seluruh dunia yang sedang berlangsung yaitu studi
4
Endogene International mengadakan penelitian berdasarkan sampel darah dari
wanita dengan endometriosis dengan harapan mengisolasi sebuah gen
endometriosis.

4. Pengaruh lingkungan
Beberapa studi telah menunjuk bahwa faktor lingkungan dapat menjadi
kontributor terhadap perkembangan endometriosis, khususnya senyawasenyawa
yang bersifat racun memiliki efek pada hormon-hormon reproduksi dan respon
sistem kekebalan tubuh, walaupun teori ini tidak terbukti dan masih
kontroversial.
Sebagian besar peneliti, berpendapat bahwa endometriosis ini diperparah
oleh estrogen.Selanjutnya, sebagian besar pengobatan untuk endometriosis saat
ini hanya berupaya untuk mengurangi produksi estrogen dalam tubuh wanita
untuk meringankan gejala (Smeltzer, 2001).

C. Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau
saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar
terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan
dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan
menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan
respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel
endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh. Faktor penyebab lain
berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikroorganisme masuk
ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang
menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel
abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke
5
ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan
bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis. Sel endometrial ini
dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki
kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh
lainnya. Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka
pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga
mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan
progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi
nekrosis dan terjadi perdarahan di daerahpelvic. Perdarahan di daerah pelvis ini
disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi
(dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan
adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak
hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat
latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga dapat terjadi
di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami
retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan
ujungujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal
inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.

D. Pathway

6
7
E. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala endometriosis antara lain :
1. Nyeri
a. Dismenoresekunder
b. Dismenore primer yangburuk
c. Dispareuni / nyeriovulasi
d. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian bawah abdomen selama siklusmenstruasi.
e. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
f. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.
2. Perdarahan abnormal
a. Hipermenorea
b. Menoragia
c. Spotting sebelummenstruasi
d. Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi
atau di akhirmenstruasi.
3. Keluhan buang air besar dan buang airkecil
a. Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang airbesar
b. Diare, konstipasi dankolik

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara
lain:
1. Uji serum
2. CA-125 : sensitifitas atau spesifisitas berkurang
3. Protein plasenta 14 : mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami
infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
4. Antibodi endometrial : sensitifitas dan spesifisitas berkurang
5. Ultrasound : dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan
sensitifitas 11%.
6. MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik
8
7. Pembedahan : melalui laparoskopi dan eksisi.

G. Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin jaringan
endometriosis, antara lain:
1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga
jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati Obat-obatan ini bersifat
pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang digunakan adalah : a. Derivat
testosteron, seperti danazol, dimetriose.
b. Progestrogen seperti provera, primolut
c. GnRH
d. Pil kontrasepsi kombinasi.

2. Pembedahan
Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi
endometriosis.Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan
pembedahan.Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali
dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada
kasus berikut:
a. Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari
3,8-5cm.
b. Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
c. Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
d. Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat
hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

e. Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atas


sinar laser.Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena
endometriosis sering berulang.

9
3. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis
dari endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor (kecil) yang
dilakukan dibawah pembiusan total, atau pada beberapa kasus- kasus dibawah
pembiusan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai suatu prosedur pasien rawat
jalan. Laparoscopy dilakukan dengan pertama memompa perut dengan
karbondioksida melalui sayatan kecil pada pusar.
Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tips kemudian
dimasukan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk memeriksa perut
dan pelvis. Endometrial implants kemudian dapat dilihat secara langsung. Selama
laparoscopy, biopsi-biopsi (pengeluaran dari contoh-contoh jaringan kecil untuk
pemeriksaan dibawah mikroskop) dapat juga dilakukan untuk diagnosis.
Adakalanya biopsi-biopsi yang diperoleh selama laparoscopy menunjukan
endometriosis meskipun tidak ada endometrial implants yang terlihat selama
laparoscopy.

Gambar 2. Penampakan pada laparoskopi

4. Eksisi
5. Biopsi endometrium
Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan
rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan
dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi. Setelah
pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen.Terapi bisa dimulai segera setelah

10
pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka
terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

H. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi jika endometriosis terus dibiarkan berkembang tanppa
pengobatan. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi :
1. Gangguan pada kesuburan atau infertlitas
Komplikasi ini terjadi karena adanya jaringan endometrium yang tumbuh dan
menutupi tuba falopi, sehingga mengalami infertilitas, hanya sebagian saja.
2. Adhesi
Jaringan endometriosis yang membuat organ-organ tubuh saaling menempel.
3. Kista ovarium
Yaitu tumbuhnya kantong berisi cairan padaa ovarium. Kantong ini bias tumbuh
menjadi sangat besar dan menimbulkan nyeri.
4. Kanker ovarium
Meski komplikasi ini jarang terjadi, pengidap endometriosis tetap memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.
5. Kanker endometrium yang terpicu
Yaitu jenis kanker ganas dilapisan dinding dalam rahim akobat endometriosis.
Jenis kanker ini tergolong jarang terjadi dan masih dalam penelitian untuk
menjadi pemicu.

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data demografi
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga negara,
bahasa yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan
hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu

11
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan
katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan
sampah perkotaan.
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Dysmenore primer ataupun sekunder
b. Nyeri saat latihan fisik
c. Dispareun
d. Nyeri ovulasi
e. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada
bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
f. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
g. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
h. Hipermenorea
i. Menoragia
j. Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
k. Konstipasi, diare, kolik
4. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
5. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang berwarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau akhir
menstruasi.

6. Review of system
a. Breath : Tachikardi
b. Blood : Anemia
c. Brain :-
d. Bladder : Oliguri
e. Bowel : Konstipasi
f. Bone : Nyeri
12
g. Reproduction system : Nyeri saat menstruasi dan koitus.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat
menstruasi, proses inflamasi, prosedur bedah, infeksi.
2. Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan massif per vaginam saat
menstruasi.
3. Gangguan pola seksual berhubungan dengan rasa nyeri saat melakukan hubungan
seksual.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan infertile.

C. Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan

13
1. Nyeri akut Tujuan : setelah 1. Bantu pasien menemukan
berhubungan diberikan asuhan posisi nyaman.
dengan peluruhan keperawatan nyeri klien 2. Bantu untuk melakukan
endometrium dan akan berkurang. tindakan relaksasi,
endometriosis saat Kriteria evaluasi: distraksi,massage.
menstruasi, proses 1. Klien mengatakan 3. Pantau/ catat karakteristik
inflamasi, prosedur nyeri berkurang. nyeri ( respon verbal, non
bedah, infeksi 2. Klien tidak verbal, dan respon
memegang hemodinamik) klien.
punggung, kepala 4. Kaji lokasi nyeri dengan
atau daerah lainnya memantau lokasi yang
yang sakit, keringat ditunjuk olehklien.
berkurang. 5. Kaji intensitas nyeri dengan
menggunakan skala0-10.

2. Syok hipovolemik Tujuan: Perdarahan Mandiri:


berhubungan tidak menyebabkan 1. Anjurkan pada klien
dengan perdarahan syok hipovolemik. untukbedrest
massif per vaginam Kriteria hasil : 2. Tinggikan kaki
saat menstruasi. a. Menunjukan pasien

perfusi (posisisyok).

yangadekuat. 3. Pantau tanda vital, palpasi

b. Sesuai dengan bukti nadiperifer.

tanda vitalstabil
c. Pengisian Kolaborasi:
kapilerbaik 1. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian cairan IV :
RL, ringer acetat,normosal.

14
d. Hb : 12-16gr/dl. 2. Kolaborasi untuk
penambahandarah.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemenuhan nutrisi.
4. Awasi pemeriksaan
laboratorium, misalnya
Hb/Ht dan jumlah
SDM,GDA
3. Gangguan pola Tujuan : Klien
melakukan
dapat 1. Kaji riwayat seksual dalam
seksual seksual denganhubungan
nyeri kehidupan pasien dan
berhubungan terantisipasi hasil: periksa hubungan dengan
penurunan skalaKriteria
nyeri pasangan seksualnya.
dengan rasa nyeri
kurang dari 5 dari
saat melakukan rentang1-10. 2. Berikan informasi terhadap
hubungan seksual. berubahnya pola seksualitas
akibat penyakit
yangdiderita
3. Perawat berkolaborasi
dengan terapis dengan
perencanaan modifikasi
perilaku untuk membantu
pasien yang berhasrat
menurunkan perilaku
seksual yangberbeda
4. Health education pada klien
dan pasangannya.

4. Gangguan citra Tujuan diberikansetelah 1. Bina hubungan saling


tubuh berhubungan keperawatan citraasuhan
diri percaya dengan klien.
dengan infertile.
2. Dorong klien untuk

15
klien akan meningkat. mengekspresikan perasaan,
Kriteria evaluasi : pikiran, dan pandangan
a. Klien mengatakan tentangdirinya.
tidak malu, merasa 3. Diskusikan dengan system
berguna, penampilan pendukung klien tentang
klienrapi, perlunya menyampaikan

b. Klien menunjukkan nilai dan arti klien bagi


sikap menerima apa mereka.
yang sedangterjadi.
4. Gali kekuatan dan sumber-
sumber yang ada pada
klien dan dukung kekuatan
tersebut sebagai
aspekpositif.

16
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estradiol/estrogen
berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh
darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan
pelvic pain. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam
lapisan rahim. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan
teori berikut: metaplasia, teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak
mundur), predisposisi genetic dan pengaruh lingkungan. Tanda dan gejalanya yaitu
nyeri, perdarahan abnormal, keluhan buang air besar dan buang air kecil. Untuk
penanganan endometriosis terdiri pengobatan hormonal, pembedahan, laparoscopy
dan biopsy.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan menambah pengetahuan dalam belajar untuk mendapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.

17
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Bain,M Catrina.2015. Ilustrasi Ginekologi Edisi Keenam, Edisi Bahasa Indonesia.


Singapore : ELSEVIER

Aspiani, Yuli Reny.2017. Buku Ajar Suhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA,
NIC dan NOC. Jakarta : CV Trans Info Media

Gant, F Norman, F Gary Cunningham.2010. Dasar-dasar geinekologi & obstetrii edisi


bahasa indonesia. Jakarta : EGC

Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; kesehatan wanita, bayi, & keluarga Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC

Nugroho, T. (2012). Obstetri dan Ginekologi. Yokyakarta: Nuha Medika

Wilkinson, Judith M. (2016). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I, Intervensi


NIC, hasil NOC Ed 10. Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai