“ENDOMETRITIS”
Oleh :
Kelompok 9
TINGKAT II
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya penulis ahirnya dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “RADANG GENETALIA INTERNA
“ENDOMETRITIS”” Makalah ini telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum
terbaru, khususnya pada mata kuliah Obstetri dan Ginekologi.
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar pembaca dan
penggunanya mendapat pengetahuan serta manfaat yang lebih baik, sebagaimana yang tertera
dalam tujuan pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................
2.2 Etiologi.....................................................................................................................................
2.3 Bakteriologi.............................................................................................................................
2.4 Patofisiologi............................................................................................................................
2.6 Klasifikasi...............................................................................................................................
2.7 Diagnosis................................................................................................................................
2.9 Komplikasi.............................................................................................................................
3.1.2 DataObyektif...............................................................................................................
3.1.3 Analisis........................................................................................................................
3.1.4 Penatalaksanaan...........................................................................................................
3.2 Kesimpulan..............................................................................................................................
3.3 Saran........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
“Infeksi nifas” atau dalam istilah medis disebut juga “infeksi puerperalis”. Infeksi
nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah
melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama
dua hari, terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24
jam pertama.
2. Endometritis Kronik
Kasusnya jarang ditemui oleh karena infeksi yang tidak dalam
masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena
pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid. Pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit.
Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan
dalam keadaan normal dalam endometrium.
Gejala-gejala klinis endometritis kronika ialah, leukorea dan menoragia.
Pengobatannya tergantung dari penyebab nya
Endometritis knonika ditemukan:
pada tuberkulosis;
jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus;
jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
pada polip uterus dengan infeksi;
pada tumor ganas uterus;
pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
Fluor albus yang keluar dari ostium
Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
Endometritis tuberkulosa umumnya timbul sekunder pada penderita dengan
salpingitis tuberkulosa. Pada penderita dengan tuberculosis pelvic yang
asimptomatik, endometritis tuberkulosa ditemukan bila pada seorang wanita dengan
infertilitas dilakukan biopsy endometrial dan ditemukan tuberkel dalam sediaan.
Terapi yang kausal terhadap tuberculosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya
haid lagi.
2.7 Diagnosis
Diagnosa endometritis tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari
biopsy endometrial. Tetapi pada kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi
traktus genital per rectum adalah teknik yang sangat bermanfaat untuk diagnosa
endometritis. Pemeriksaan visual atau manual pada vagina untuk abnormalitas
pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa endometritis, meski isi vagina tidak
selalu mencerminkan isi dari uterus. Flek dari pus pada vagina dapat berasal dari
uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering dianggap normal. Sejumlah
sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat involusi uterus dan cervik,
pengeluaran dari vagina alami. Sistem utama yang digunakan adalah kombinasi dari
diameter uterus dan cervik, penilaian isi dari vagina.
Sangat penting untuk dilakukan diagnosa dan memberi perlakuan pada kasus
endometritis di awal periode post partum. Setiap ibu harus mengalami pemeriksaan
postpartum dengan segera pada saat laktasi sebagai bagian dari program kesehatan
yang rutin. Kejadian endometritis dapat didiagnosa dengan adanya purulen dari
vagina yang diketahui lewat palpasi rektal.
Diagnosa lebih lanjut seperti pemeriksaan vaginal dan biopsi mungkin
diperlukan. Yang harus diperhatikan pada saat palpasi dan pemeriksaan vaginal
meliputi ukuran uterus, ketebalan dinding uterus dan keberadaan cairan beserta warna,
bau dan konsistensinya. Sejarah tentang trauma kelahiran, distosia, retensi plasenta
atau vagina purulenta saat periode postpartum dapat membantu diagnosa endometritis.
Cara sederhana juga adalah dengan melakukan pemeriksaan manual pada
vagina dan mengambil mukus untuk di inspeksi. Keuntungan teknik ini adalah murah,
cepat, menyediakan informasi sensory tambahan seperti deteksi laserasi vagina dan
deteksi bau dari mukus pada vagina.
2.8 Faktor Resiko
Wanita sangat rentan terhadap endometritis setelah kelahiran atau aborsi.
Dalam kedua setelah bersalin dan postabortal negara, risiko meningkat karena dari os
serviks terbuka, kehadiran jumlah besar darah dan puing-puing, dan instrumentasi
rahim.
Faktor-faktor risiko utama untuk obstetri endometritis meliputi:
o Cesarean pengiriman (terutama jika sebelum 28 minggu kehamilan)
o Berkepanjangan sindrom
o Tenaga kerja yang panjang dengan beberapa pemeriksaan vagina
o Parah penyakit bernoda cairan amnioti
o Penghapusan plasental manual [3]
o Ekstrem dari pasien usia
o Status sosial ekonomi rendah.
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang potensial dari endometritis adalah sebagai berikut:
1. Luka infeksi
Infeksi luka biasanya terjadi pada hari kelima pasca operasi sebagai demam
menetap meskipun pasien mendapat terapi antimikroba yang adekuat. Biasanya
dijumpai eritema, indurasi, dan drainase insisi.
2. Karena peritonitis
Peritonitis pasca sesar mirip dengan peritonitis bedah, kecuali rigiditas
abdomen biasanya tidak terlalu mencolok karena peregangan abdomen yang berkaitan
dengan kehamilan. Nyeri mungkin hebat. Jika infeksi berawal di uterus dan meluas
hanya ke peritonium di dekatnya (peritonitis panggul),terapi biasanya medis.
Sebaliknya peritonitis abdomen generalisata akibat cedera usus atau nekrosis insisi
uterus ,sebaiknya diterapi secara bedah .
3. Parametrial phlegmon
Pada sebagian wanita yang mengalami metritis setelah sesar , terjadi selulitis
parametrium yang intensif. Hal ini menyebabkan terbentuknya daerah indursi yang
disebut flegmon, di dalam lembar-lembar ligamentum latum (parametria)atau
dibawah lipatan kandung kemih yang berada di atas insisi uterus. Selulitis ini
umumnya unilateral dan dapat meluas ke lateral ke dinding samping panggul. Infeksi
ini harus dipertimbangkan jika demam menetap setelah 72 jam meskipun pasien
sudah mendapat terapi untuk endomiometritis pasca sesar.
4. Panggul abses
Flegmon parametrium dapat dapat mengalami supurasi,membentuk abses
ligamentum latum yang fluktuatif. Jika abses ini pecah , dapat timbul peritonitis yang
mengancam nyawa. Dapat dilakukan drainase abses dengan menggunakan tuntunan
computed tomography , kolpotami, atau melalui abdomen, bergantung pada lokasi
abses.
5. Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus
Kompilkasi serius endometritis pada wanita yang melahirkan sesaradalah
terbukanya insisi akibat infeksi nekrosis disertai perluasan ke dalam ruang subfasia di
sekitar dan akhirnya pemisahan insisi fasia . hal ini bermanifestasi sebagai drainase
subfasia pada wanita dengan demam lama. Di perlukan eksplorasi bedah dan
pengangkatan uterus yang terinfeksi.
6. Septik panggul thrombophlebitis
Di dahului oleh infeksi bakteri di tempat implantasi plasenta atau insisi uterus.
Infeksi dapat meluas di sepanjang rute vena dan munkin mengenai vena-vena di
ovarium.
Penyebaran infeksi dari endometrium tabung saluran indung telur, indung telur
atau rongga peritoneal dapat mengakibatkan, salpingitis, oophoritis, karena peritonitis
lokal atau abses tubo ovarium. Salpingitis kemudian mengarah ke tubal dysmotility
dan pelekatan yang mengakibatkan infertilitas, insiden yang lebih tinggi dari
kehamilan ektopik, dan kronis nyeri panggul.
PENATALAKSANAAN
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.3 Analisis
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang kondisi terkini ibu
2. Menjelaskan kepada ibu dan suami pasien tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
mengalami endometritis. Endometritis adalah infeksi pada endometrium, yaitu lapisan
sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.
BAB IV
PENUTUP
2. Untuk Bidan
a. Bidan harus memperdalam ilmu lagi mengetahui tentang hal-hal apa saja yang
menjadi wewenangnya dan apa-apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan dan
tindakan apa saja yang harus melakukan penanganan segera maupun kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan.
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
yang baik selama Klien mengalami masa nifas agar Klien bisa merasa puas
dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan.
3. Untuk Prodi
https://id.scribd.com/doc/72224218/Makalah-Asuhan-Kebidanan-Ivb-
Patologi-Endometritis
http://teens1502.blogspot.com/2012/10/askeb-endometritis.html
https://id.scribd.com/document/427785074/ASUHAN-KEBIDANAN-
Endometritis