Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN MASALAH GINEKOLOGI ENDOMETRIOSIS ”

OLEH :
KELOMPOK I

INTAN NIA SOLEHA 1611316006

WARSIATUN 1611316015

DILLA TRI AUDINA 1611316024

RIRI RAHMI 1611316040

YULFIANI NAZRITA 1611316050

SEPTIA NELTI 1611316051

Dosen Pembimbing :
LILI FAJRIA, S.Kep., M. BIOMED

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar kita, yakni Nabi
Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas dengan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Masalah Ginekologi Endometriosis .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT.Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita
selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Padang, 17 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 3
A. Defenisi Endometriosis ....................................................................................... 3
B. Klasifikasi ........................................................................................................... 3
C. Etiologi ................................................................................................................ 4
D. Manifestasi Klinis ............................................................................................... 4
E. Patofisiologi ........................................................................................................ 5
F. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 6
G. Komplikasi .......................................................................................................... 6
H. Penatalaksanaan Medis ....................................................................................... 6
I. Pengkajian ...........................................................................................................` 7
J. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 7
K. Intervensi Keperawatan ...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologik yang dewasa ini paling
banyak mendapat perhatian para ahli dinegara-negara maju maupun dinegara
berkembang, telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap endometriosis, namun
hingga kini penyebab dan patogenesisnya belum diketahui juga secara pasti. Namun
dalam satu hal para ahli sepakat, bahwa pertumbuhan endometriosis sangat dipengaruhi
oleh hormon steroid, terutama estrogen. Sebagian ahli sepakat bahwa nyeri pelvik, nyeri
haid ataupun infertilitas erat kaitannya dengan endometriosis. Pada infertilitas primer
kejadianya sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder kejadianya sebanyak 15%.
Pada wanita yang infertilitas yang disertai dengan nyeri pelvik, nyeri haid, dijumpai
endometriosis sebanyak 80%.
Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti
belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya,
pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak
0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya
ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas
sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi
endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis
dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis
pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik
pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka
kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua
operasi pelvik. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih
sering didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang
kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak.
Ternyata fungsi ovarium secara siklus yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan,
memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.
Angka kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad,
1992, adalah sebesar antara 20-60 %. Pada infertilitas primer angka kejadian
endometriosis yang terjadi sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder angka
kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh
Speroff adalah 3-10% terjadi pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada
wanita infertil. Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada
wanita infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh
laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87%.
Berdasarkan fenomena yang telah diketahui bahwa semakin meningkatnya
kejadian endometriosis. Oleh karena itu penting bagi tenaga kesehatan terkhususnya
perawat untuk, lebih mengenal, memahami dan mempelajari tentang penyakit ini.
Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan optimal
untuk meningkatkan kesejahteraan klien

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui gambaran umum
tentang endometriosis dan proses asuhan keperawatannya.
Tujuan Khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari Endometriosis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari Endometriosis
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kalsifikasi Endometriosis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis dari Endometriosis
5. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari Endometriosis
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada Endometriosis
7. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah yang terkait dengan
Endometriosis
8. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan
Endometriosis.
9. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Endometriosis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat diluar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan
stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun luar uterus. (Winkjosastro, 2008).
Endometriosis adalah jaringan mirip selaput bagian dalam dinding rahim (endometrium)
yang tumbuh di luar rahim, di tempat tertentu.
Endometriosis merupakan jaringan endometrium yang terdapat diluar cavum
uteri, bersifat jinak, dan infiltratif terhadap jaringan sekitarnya, dan dipengaruhi oleh
hormon ovarium. Pada endometriosis jaringan endometrium dapat ditemukan di luar
cavum uteri dan diluar miometrium, menurut urutan yang paling tersering endometriosis
dapat ditemukan pada tempat-tempat sebagai berikut : ovarium, peritonium dan
ligamentum sakrouterium, cavum douglasi; dinding belakang uterus, tuba falopii, plika
vesiko uterina, lidamentum rotundum, dan sigmoid, septo retro vaginal, kanalis
inguinalis, appendiks, umbilikus, Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva dan
perineum.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Endometriosis adalah
pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau
terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding
kavum uteri.

B. KLASIFIKASI
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut :

1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut


Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut ”true
endometriosis”

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.


2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang
uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio
peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kemih.

C. ETIOLOGI
Penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, Ada beberapa faktor resiko
penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
3. Menstruasi yang lama (>7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan
Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas,
pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.


2. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas).
3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya
endometriosis di kavum douglas.
4. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi.
Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.
5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak
atau lama dari normal lebih dari 7 hari).
6. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena
perlekatan jaringan disekitarnya.
7. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi).
8. Haid yang banyak (menorragia).
E. PATOFISIOLOGI
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau
saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh
wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi
sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi
estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium.
Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan
tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan
mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan
makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor
pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan
sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen
endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii
menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium
merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis. Sel
endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini
memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh
lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi
siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat
estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami
perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih
rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi
perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan
menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan
darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis.
Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan
yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus
menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii
menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus
menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada
endometriosis.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara lain:
1. Uji serum
a. Protein plasent: Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami
infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
b. Antibodi endometrial : Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
a. Ultrasound : Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan
sensitifitas 11%
b. MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik
3. Pembedahan
Melalui laparoskopi dan eksisi.

G. KOMPLIKASI
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolom atau
ureter.
2. Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.
3. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi obat : terapi menggunakan obat dengan mekanisme kerja menekan pengeluaran
hormon estrogen menggunakan GnRH antagonis, pil kontrasepsi,
progestin, danazol, antiprogesteron, dan obat pereda nyeri
2. Terapi operasi : dipertimbangkan pada wanita infertil (tidak subur) atau pada wanita
yang nyerinya tidak berkurang dengan obat-obatan. Tindakan
operasi yang dilakukan adalah histerektomi total (pengangkatan
rahim keseluruhan) atau operasi konservatif yang tetap
mempertahankan rahim.
I. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan
produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah
perkotaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Dysmenore primer ataupun sekunder
b. Nyeri saat latihan fisik
c. Dispareunia
d. Nyeri ovulasi
e. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
f. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
g. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
h. Hipermenorea
i. Menoragia
j. Feces berdarah
k. Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
l. konstipasi, diare, kolik
3. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
4. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi
yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a. Nyeri b.d agen pencedera, gangguan menstruasi dan proses penjalaran
penyakit.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan.
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri b.d agen Tujuan : Dalam waktu 1 x a. Manajemen nyeri
pencedera, 24 jam nyeri  Lakukan pengkajian
gangguan berkurang, hilang nyeri secara
menstruasi, atau teradaptasi komprehensif.
proses penjalaran Kriteria hasil :  Observasi reaksi
penyakit.  Secara subjektif non verbal dan
melaporkan nyeri ketidaknyamanan.
berkurang atau dapat  Gunakan komunikasi
diadaptasi, skala nyeri 0- terapeutik untuk
4 mengetahui
 dapat mengidentifikasi pengalaman nyeri.
aktivitas yang  Ajarkan teknik non
meningkatkan atau farmakologi
menurunkan nyeri  Kolaborasi dengan
 Ekspresi Pasien rileks dokter untuk
 Menyatakan Rasa pemberian terapi
Nyaman Setelah Nyeri farmakologi, bila
Berkurang diperlukan.
b. Manajemen
lingkungan
 Menyediakan
lingkungan tenang
dan mendukung
 Menyediakan
lingkungan yang
aman dan bersih
 Memfasilitasi posisi
kenyamanan pasien
 Memfasilitasi
lingkungan yang
bersih bagi pasien
c. Manajemen analgesik
 Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
 Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
 Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan berat nyeri
 Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian dan dosis
optimal
 Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik

2. Kekurangan Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 1. Monitor cairan


volume cairan kekurangan volume  Monitor membran
berhubungan cairan teratasi mukosa, turgor kulit
dengan Kriteria hasil : dan respon haus
perdarahan 1. Keseimbangan cairan  Berikan cairan yang
 Tekanan darah kembali tepat
normal 2. Manajemen cairan dan
 Denyut nadi radikal elektrolit
kembali normal  Monitor intake dan
 Tercapainya output pasien secara
Keseimbangan intake akurat
dan output dalam 24  Monitor TTV pasien
jam.  Pertahankan
2. Hidrasi kepatenan akses IV
 Turgor kulit mulai  Tingkatkan Intake
kembali normal cairan per oral pasien
 Membran mukosa yang sesuai
lembab  Pastikan bahwa
 Haus teratasi larutan intravena
 Peningkatan suhu tubuh yang mengandung
teratasi elektrolit diberikan
dengan aliran
konstan dan sesuai
3. Ansietas Tujuan : a. Anxiety Reduction
berhubungan Setelah diberikan asuhan
 Mendengarkan
dengan ancaman keperawatan selama 1 x 24
penyebab kecemasan
kesehatan jam diharapkan kecemasan
klien dengan penuh
klien berkurang.
perhatian
 Observasi tanda verbal
dan non verbal dari
kecemasan klien

b. Calming Technique

 Menganjurkan keluarga
untuk tetap
mendampingi klien
 Mengurangi atau
menghilangkan
rangsangan yang
menyebabkan
kecemasan pada klien

c. Coping enhancement

 Meningkatkan
pengetahuan klien
mengenai glaucoma.
 Menginstruksikan klien
untuk menggunakan
tekhnik relaksasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat diluar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan
stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun luar uterus. Endometriosis merupakan
jaringan endometrium yang terdapat diluar cavum uteri, bersifat jinak, dan infiltratif
terhadap jaringan sekitarnya, dan dipengaruhi oleh hormon ovarium. Pada endometriosis
jaringan endometrium dapat ditemukan di luar cavum uteri dan diluar miometrium,
menurut urutan yang paling tersering endometriosis dapat ditemukan pada tempat-tempat
sebagai berikut : ovarium, peritonium dan ligamentum sakrouterium, cavum douglasi;
dinding belakang uterus, tuba falopii, plika vesiko uterina, lidamentum rotundum, dan
sigmoid, septo retro vaginal, kanalis inguinalis, appendiks, umbilikus, Serviks uteri,
vagina, kandung kencing, vulva dan perineum.
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Mahasiswa/i
Keperawatan Universitas Andalas khususnya Program B16 dalam mengaplikasikan
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Endometriosis.
DAFTAR PUSTAKA

Llewellyn Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar Obsterti dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit
Hipokrates.
Manuaba, I. B. Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga berencana
untuk Pendiikan bidan. Jakarta : EGC.
Winkjosastro Hanifa. 2008. Ilmu Kanduungan. Jakarta : PT. bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai