Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

MARSELA Y. REYAAN 12114201190166

MEIDY K. MASELA 12114201190171

MELITHICIA M. J. SEAY 12114201190176

MENOHA J. TUHUMURY 12114201190312

MODESTER H. TURLELY 12114201190189

MERSI Y. WARBAL 12114201190183

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami diberikan kesehatan dan kesempatan
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Maternitas II,
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Endometriosis”.

Di dalam makalah ini kami menyadari terdapat banyak kekurangan. Oleh


karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk
pengembangan makalah ini sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Ambon, 29 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN .................................................................. 3
A. Definisi Endometriosis ................................................................................. 3
B. Epidemiologi ................................................................................................ 3
C. Penyebab / Faktor Resiko............................................................................. 4
D. Manifestasi Klinis ........................................................................................ 4
E. Stadium Endometriosis ................................................................................ 5
F. Patofisiologi ................................................................................................. 7
G. Komplikasi ................................................................................................... 8
H. Penatalaksanaan ........................................................................................... 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................. 9
A. Pengkajian .................................................................................................. 10
B. Data Fokus ................................................................................................. 16
C. Analisis Data .............................................................................................. 17
D. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 18
E. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 20
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 24
A. Kesimpulan ................................................................................................ 24
B. Saran ........................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endometriosis adalah penyakit genekologi yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan/implantasi jaringan kelenjar dan stoma endometrium
diluar rongga Rahim yang memicu timbul rekasi inflmasi. Implantasi
jaringan endometrium ini biasanya berada didaerah rongga pelvis seperti
ligamentum latum, ligamentum sakrouterina, tuba fallopi, ovarium,
myometrium, usus, kandung kencing, tetapi dapat terjadi dibagian tubuh
lain seperti vagina, paru, kulit dan sebagainya. (Akbar, M. dkk. 2020).
Secara pasti angka kejadian endometriosis sulit untuk diketahui,
namun diduga berkisar antara 2-1-% pada populasi perempuan umum.
Penentuan secara kuantitas kejadian endometriosis sulit, hal ini disebabkan
beberapa faktor, yaitu didapatkan endometriosis yang asimtomatis,
modalitas pencitraan, mempunyai sensitivitas rendah dan diagnostic pasti
dilakukan memakai tindakan pembedahan. Telah dilaporkan angka
kejadian endometriosis pertahun berdasarkan penggunaan tindakan
pembedahan yaitu, 1,6 kasus per 1000 perempuan usia 15-49 tahun.
Kejadian endometriosis dengn keluhan dismenorea (nyeri haid) adalah 40-
80%, sedangkan pada perempuan dengan keluhan infertilitas sekitar 20-
50%. Data di Klinik Fertilittas Ruma Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya tahun 1987 sampai 1991 melalui tindakan laparskopi diagnostic
didapatkan data bahwa infertilitas disertai endometriosis berkisar 23,8%
dan pada tahun 1992 sampai 1993 meningkat menjadi 37,25, terakhir pada
tahun 2002 berkisar 50%. Speroff menyebutkan prevalensi endometriosis
tanpa gejala diperkirakan sebesar 4% didapat pada perempuan yang
menjalani sterilisasi elektif, sedangkan data yang lain menyatakan berkisar
2-50% terjdi pada perempuan asimtomatis didapatkan saat pemeriksaan
laparoskopi, tergantung pada kriteria diagnosis yang dipakai dan populasi
yang dipelajari. Pada remaja ditemukan berkisar 25-47% dengan jeluhan
nyeri panggul. (Hendarto, Hendy. 2016).

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui dan memahami tentang konsep endometriosis.
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan endometriosis.

1
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit genekologi yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan/implantasi jaringan kelenjar dan stoma endometrium
diluar rongga Rahim yang memicu timbul rekasi inflmasi. Implantasi
jaringan endometrium ini biasanya berada didaerah rongga pelvis seperti
ligamentum latum, ligamentum sakrouterina, tuba fallopi, ovarium,
myometrium, usus, kandung kencing, tetapi dapat terjadi dibagian tubuh
lain seperti vagina, paru, kulit dan sebagainya. (Akbar, M. dkk. 2020)
Endometriosis (kista ovarium) merupakan suatu gangguan
ginekologi yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium di luar
kavum uteri yang dapat memicu terjadinya reaksi inflamasi. Umumnya,
jaringan ektopik ini dapat ditemukan pada pelvik, ovarium dan septum
rektovagina. Wanita dengan endometriosis dapat memperlihatkan gejala
nyeri dan/atau infertilitas, namun sebagian wanita dengan endometriosis
tidak memperlihatkan gejala apapun. Endometriosis dikenal sangat
bergantung terhadap estrogen (Jakob & W Hadisaputra, 2009)
Pengertian tentang endometriosis kini sedang berubah, Penyakit ini
bersifat menahun dan progresit Terdapat perbedaan molekuler yang
bermakna secara fisiologis antara jaringan endometrium eutopik dan
endometriosis ('endometrium ektopik'). Ini didasarkan pada hal-hal
berikut: (1) bukti aktivitas seluler di dalam lesi tersebut, (2) progresivitas
(memberatnya), seperti pembentukan perlekatan, (3) kemampuannya
mengganggu proses fisiologis normal, dan (4) kemampuannya membentuk
massa invasif yang besar (Jakob & W Hadisaputra, 2009)

B. Epidemiologi
Sebagai gambaran epidemiologi endometriosis dikemukakan
bahwa kejadian endometriosis akan meningkat bila wanita mengalami
polimenorea dan durasi menstruasi panjang, terjadi retrograde menstruasi
makin besar. Endometriosis terjadi pada periode usia reproduksi aktif,
yaitu usia 25-35 tahun, namun tidak jarang penyakit berlanjut sampai usia
lebih tua. Saat ini, mulai banyak didapatkan remaja dengan keluhan nyeri
haid dengan dugaan kuat disebabkan oleh endometriosis. Walaupun jarang
terjadi, endometriosis dapat ditemukan pada periode pascamenopause
terutama pada yang memakai terapi hormon estrogen. (Akbar, M. dkk.
2020)
Secara pasti angka kejadian endometriosis sulit untuk diketahui,
namun diduga berkisar antara 2-1-% pada populasi perempuan umum.

3
Penentuan secara kuantitas kejadian endometriosis sulit, hal ini disebabkan
beberapa faktor, yaitu didapatkan endometriosis yang asimtomatis,
modalitas pencitraan, mempunyai sensitivitas rendah dan diagnostic pasti
dilakukan memakai tindakan pembedahan. Telah dilaporkan angka
kejadian endometriosis pertahun berdasarkan penggunaan tindakan
pembedahan yaitu, 1,6 kasus per 1000 perempuan usia 15-49 tahun.
Kejadian endometriosis dengn keluhan dismenorea (nyeri haid) adalah 40-
80%, sedangkan pada perempuan dengan keluhan infertilitas sekitar 20-
50%. Data di Klinik Fertilittas Ruma Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya tahun 1987 sampai 1991 melalui tindakan laparskopi diagnostic
didapatkan data bahwa infertilitas disertai endometriosis berkisar 23,8%
dan pada tahun 1992 sampai 1993 meningkat menjadi 37,25, terakhir pada
tahun 2002 berkisar 50%. Speroff menyebutkan prevalensi endometriosis
tanpa gejala diperkirakan sebesar 4% didapat pada perempuan yang
menjalani sterilisasi elektif, sedangkan data yang lain menyatakan berkisar
2-50% terjdi pada perempuan asimtomatis didapatkan saat pemeriksaan
laparoskopi, tergantung pada kriteria diagnosis yang dipakai dan populasi
yang dipelajari. Pada remaja ditemukan berkisar 25-47% dengan jeluhan
nyeri panggul. (Hendarto, Hendy. 2016).

C. Penyebab / Faktor Resiko


Penyebab utamanya Endometriosis masih menjadi misteri, namun
ada literature yang menyebutkan bahwa endometriosis berasal dari telur
yang gagal berovalusi, ada juga yang menyatakan bahwa endometriosis di
produksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak dapat
dikeluarkan akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar.
Endometriosis menempati rongga-rongga di dalam tubuh, yang paling
terkenal adalah endometriosis atau kista indung telur (ovarium cysts)
wanitalah yang berisiko terkena penyakit kista baik yang sudah melakukan
hubungan intim maupun yang belum. (Hendarto, Hendy. 2016).

D. Manifestasi Klinis
Terdapat gejala klinis lainnya yang dapat terjadi seperti gejala
gangguan usus dan vesica urinearia. Pasien endometriosis dapat
mengalami hanya satu gejala klinis saja atau kombinasi beberapa gejala
klinis di atas. Penderita endometriosis dapat juga tidak dijumpai adanya
keluhan/ asimptomatik, endometriosis didiagnosis secara kebetulan
ditemukan terdapat endometrioma (kista endometriosis) pada pemeriksaan
radiologi (USG/MRI) atau terdeteksi terdapat lesi endometriosis pada saat
pembedahaan dengan indikasi yang lain. (Akbar, M. dkk. 2020)

4
Survei pada 940 wanita dengan endometriosis, hampir sekitar 3/4
mengalami keluhan nyeri pelvik danjatau dismenore. Frekuensi berbagai
macam keluhan tipe keluhan penderita endometriosis adalah:
1. Dismenore (79%)
2. Nyeri pelvik (69%)
3. Disparenia (45%)
4. Gangguan usus (seperti, konstipasi, diare) (36%)
5. Nyeri buang air besar (29%)
6. Infertilitas (26%)
7. Tumor ovarium (20%)
8. Disuria (10N)
9. Keluhan kencing tainnya

Keluhan lain yang berhubungan dengan endometriosis termasuk di


antaranya adalah perdarahan uterus abnormal, nyeri pinggang bagian
bawah atau rasa lelah kronis. Banyak keluhan endometriosis terjadi
tumpang tindih dengan kondisi tainnya seperti penyakit inflamatori pelvik
(PID), sistitis interstitial sindrom nyeri vesica urinearia, IBS (irritable
bowel syndrome) di mana keadaan ini salah satu faktor yang menyebabkan
keterlambatan penegakan diagnosis endometriosis. (Akbar, M. dkk. 2020)

E. Stadium Endometriosis
Ada beberapa sistem klasifikasi dalam menentukn stadium
endometirosis. Klasisfikasi tersebut berdasarkan lokasi anatomi dan
tingkat keparahan penyakit endometriosis. Klasifikasi yang paling banyak
digunakan secara luas adalah klasifikasi yang dieluarkan oleh ASRM
(American Society for Reproductive Medicine) tahun 1979 dan direvisi
pada 1996 untuk membantu memprediksi keberhasilan kehamilan setelah
pengobatan endometriosis.

5
Gambar 1.1 Stadium endometriosis
Sumber : Akbar, M. dkk. 2020

Secara umum, sistem klasifikasi endometriosis dibagi atas


endometriosis minimal, ringan, sedang, dan berat. (Akbar, M. dkk. 2020)
1. Stadium I
Endometriosis minimal ditandai dengan terdapat implant
endometriosis sedikit sekali dan tanpa ada perlengketan yang berarti
2. Stadium II
Endometriosis ringan (mild), dijumpai implant endometriosis
kurang dari 5 cm (yang ukur secara akumulasi) tersebar pada
peritoneum dan ovary. Tidak ada perlengketan yang signifikan.
3. Stadium III
Endometriosis sedang, (Moderate), ditemukan implant endometriosis
multiple, baik superfisial ataupun invasive dibawah permukaan
peritoneum. Didapatkan juga perlengketan yang jelas didaerah perituba
dan periovarium
4. Stadium IV
Endometriosis berat ditandai dengan implant multiple superfisial dan
implant susukan dalam (deep endometriosis) termasuk terdapat
endometrioma yang besar. Perlengketan tipis (film) dan tebal (dense
biasanya ditemukan pada stadium ini.

6
F. Patofisiologi
Teori transpantasi Teori metaplasia

Menstruasi retrograd Transpatasi Penyebaran melalui


karnapembedahan vena dan limfatik

Refluk jaringan endometrium


dari uterus ketuba falopi
(selama menstruasi)
Mencapai organ ektopik

Endometriosis

Terjadi sekitar uterus Sekitar tuba ovarium Pretitonium pelvis colon

Menarik uterus kedalam Memblokir ujung- adhesi


posis tetap dan retroversi ujung vibrine Peluruhan endometriosis Perdarahan ke
A.
(menstruasi) pelvic fibrosis
Menurunnya
kemampuan tuba Adhesi
Peningkatan
menarik ovum ke uterus
penyerapan cairan
inflamsi

infertilitas Feses padat

Peningkatan postaglandin
Klien cemas tidak punya Tidak Bab > 3 X Siklus
anak
Dysminore
7 Konstipasi
Gangguan citra tubuh
Nyeri Akut
Resiko hipovolemik
G. Komplikasi
Tanpa perawatan, endometriosis menjadi semakin meluas, dan
gangguannya menjadi lebih hebat. Walaupun mereda setelah melahirkan
dan menopause (saat produksi estrogen menurun), tetapi komplikasinya
sangat merugikan. Komplikasi endometriosis dapat terjadi nyeri dan tidak
nyaman sewaktu melakukan hubungan intim atau berolahraga, juga
perdarahan dari anus waktu buang air besar yang mungkin disertai dengan
rasa sakit yang berlebihan. Sebagai gangguan reproduksi dan sistem imun
(autoimun) dapat pula terjadi reaksi alergi terhadap makanan tertentu,
yang perlu dihindari dalam menu penderita. Komplikasi terburuk adalah
kemandulan (22-35%) dan kanker dinding rahim (kanker endometrium).
(Akbar, M. dkk. 2020)

H. Penatalaksanaan
Penanganan endometriosis lebih bersifat simtomatis dan indikasi
sangat tergantung pada kondisi penderita, misalnya usia, ada tidaknya
massa, dan keinginan untuk memliki anak (infertilitas). Secara garis besar,
penatalaksanaan endometriosis dapat dilakukan dengan cara terapi dengan
medikamentosa, tindakan pembedahan, dan teknologi reproduksi berbantu
atau kombinasi dari semuanya. Dalam penatalaksanaan klinis yang perlu
diperhatikan bahwa endometriosis adalah penyakit kronis dan
penanganannya membutuhkan waktu jangka panjang dengan
mengoptimalkan terapi medikamentosa dan menghindari tindakan
pembedahan berulang. (Akbar, M. dkk. 2020)

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus:

Ny. S, 40 tahun, seorang karyawati di Bekasi dibawa suaminya Tn. H ke RS


tanggal 28 Maret 2019 Pkl 12.30 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian kanan
bawah dan merasa ada benjolan sejak dua minggu yang lalu. Saat menstruasi
banyaknya perdarahanan bisa sekitar 7 sampai 10 pembalut setiap hari disertai
rasa nyeri. Klien mengatakan lama haid 4-5 hari. Kadang klien merasa lemas dan
pusing. Klien sudah didiagnosa endometriosis sejak dua tahun yang lalu tetapi
menolak untuk operasi dan memilih menggunakan pengobatan oral jenis pil
kombinasi dan asam mefenamat. Klien mengaku perdarahannya sempat berhenti
tetapi sekarang nyeri di perut bagian bawah malah semakin bertambah. Klien
mengatakan keluarga tidak pernah ada yang menderita endometriosis. Klien juga
tidak memiliki penyakit hipertensi, jantung, hepatitis, maupun HIV/AIDS. Klien
memiliki satu orang anak perempuan berusia 20 tahun, lahir di bidan tanpa
penyulit. Menstruasi pertama usia 12 tahun dan menstruasi terakhir tanggal 23
Maret 2016. Klien menggunakan kontrasepsi jenis pil kombinasi sampai anaknya
berusia dua tahun. Setelah itu tidak menggunakan kontrasepsi lagi untuk program
kehamilan tetapi hingga saat ini klien tidak mengalami kehamilan lagi. Klien
mengeluh agak sulit BAB, biasanya dua sampai tiga hari ibu baru bisa BAB tanpa
disertai rasa nyeri. Klien mengatakan tidak ingin operasi lebih awal karena takut
tidak bisa hamil lagi. Selain itu, klien takut respon orang-orang di sekitar menjadi
kurang baik karena mungkin tidak lagi memiliki rahim. Klien juga merasa
bersalah kepada suami dan anak karena tidak bisa menjadi wanita seutuhnya. Pada
saat pengkajian, terdapat nyeri tekan pada perut kanan bagian bawah, teraba
massa pada perut kanan bagian bawah dengan diameter sekitar 4 cm. Terdapat
perdarahanan ± 30 cc dengan warna kecoklatan. Sklera putih, konjungtiva pucat
.TD: 110/70 mmHg, HR: 70x/menit, RR: 28x/menit, S: 36,80C. Hasil pemeriksaan
penunjang USG: Uterus membesar globuler dengan ukuran 7,16 x 6,4 x 6,7 (cm),
volume 148,57cm3. Terdapat massa kista dan echo interna ukuran 5,7 x 8,0 x 9,3
(cm), volume 25,58 cm3. Hb: 6,8 gr/dl.

9
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bekasi
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku :-
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawati
No. register : 0446
Diagnosa medis : Endometriosis
Tanggal masuk : 28 Maret 2019
Tanggal pengkajian : 28 Maret 2019
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. H
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan px : Suami
Alamat : Bekasi
2. Alasan Masuk RS
Klien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah dan merasa ada
benjolan sejak dua minggu yang lalu, disertai rasa lemas dan pusing
sehingga pasien di bawah kerumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.
3. Keluhan Utama Saat Dikaji
Saat dilakukan pengkajian, klien mengeluh nyeri perut kanan
bagian bawah, dan merasa adanya benjolan. Saat menstruasi banyak
pembalu yang digunakan bisa 7-10 dalam sehari, lama menstruasi juga
4-5 hari. Kadang lemas dan pusing.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang PQRST
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah.
P : Nyeri terjadi secara tiba-tiba, jika ditekan nyeri bertambah
Q : Nyeri seperti tertimpa benda berat
R : Nyeri terjadi pada perut bagian kanan bawah.
S : Skalai nyeri 8
T : Terjadi terus menerus

10
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sejak dua tahun yang lalu klien sudah didiagnosa endometriosis,
tetapi menolak untuk operasi dan memilih menggunakan pengobatan
oral jenis pil kombinasi dan asam mefenamat. Klien juga tidak
memiliki penyakit hipertensi, jantung, hepatitis, maupun HIV/AIDS
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak pernah ada yang menderita
endometriosis.
Genogram:

Ket :  : laki-laki
 : Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
---: Tinggal serumah

7. Riwayat Obsteri Ginekologi


a. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 12 tahun
b) Lamanya haid : 4-5 hari
c) Siklus : 28 hari
d) Banyaknya : 7-10 Pembalut dalam sehari
e) Sifat darah : Kecoklatan
f) HPHT : 23 Maret 2016.
g) Taksiran persalinan :-
2) Riwayat Perkwinan
a) Usia perkawinan : Istri 19 Tahun, Suami 21 Tahun
b) Lama perkawinan : 21 Tahun
c) Pernikahan ke- : Pertama
3) Riwayat kontrasepsi

11
a) Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil : Tidak
menggunakan kontrasepsi sebelum hamil
b) Waktu dan lama penggunaan :-
c) Masalah dalam penggunaan cara tersebut: -
d) Jenis kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan:
Pil kombinasi
e) Jumlah anak yang direncanakan keluarga: -
b. Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan, persalinan, & nifas yang lalu
G1 P1 A0

N Tgl Umur Jenis Tempat P/ Masalah Keadaan


BB
o partus kehamilan partus penolong L hamil lahir Nifas bayi anak
1 25/01 2,8
36 minggu Normal Bidan P - - - - baik
/1999 Kg

8. Data Biologis
a. Activity Daily Living (ADL)
No ADL Sebelum Sakit Saat Sakit
1 NUTRISI

Makan
- Jenis menu Nasi+lauk+sayura Nasi+lauk+sayuran
n (sesekali Buah)

- Frekuensi 3x/hari 3x/hari

- Porsi Habis 1 porsi Tidak


menghabiskan 1
porsi

- Pantangan Tidak ada Tidak ada


- Keluhan Tidak ada Tidak nafsu makan

Minum
- Jenis minuman Air putih, teh, Air putih (panas)
kopi, jus

- Frekuensi 3-4 x/hari 3-4x/hari

12
- Jumlah 7-8 gelas/hari 7-8 gelas/hari
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
2 ISTIRAHAT & TIDUR

Malam
- Berapa jam 7-8 jam 6-7 jam

- Dari jam… - jam… 10 pm- 06 am Tidak menentu

- Kesukaran tidur Tidak ada Tidak tidur dengan


baik (karena nyeri
perut)

Siang
- Berapa jam 3-4 jam Tidak menentu

- Dari jam… - jam… 01 pm- 04 pm Tidak menentu

- Kesukaran tidur Tidak ada Tidak tidur dengan


baik (karena nyeri
perut)
3 ELIMINASI

BAK
- Frekuensi 2-3 x/hari 4-5 x/hari
- Jumlah Tak terkaji Tak terkaji
- Warna Kuning, jernih Kuning, jernih
- Bau Khas Khas
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada

BAB
- Frekuensi 2 x/hari Sulit (2-3 hari)
- Jumlah Tak terkaji Tak terkaji
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas Khas
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada

4 PERSONAL HYGIENE

Mandi
- Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
- Menggunakan sabun Menggunakan Menggunakan
sabun sabun
- Frekuensi gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari

13
- Gangguan Tidak ada Tidak ada

Berpakaian
- Frekuensi ganti 2 x/hari Setiap berkeringat
pakaian

5 MOBILITA &
AKTIVITAS

- Aktivitas yang Masak, mencuci, Tidak ada


dilakukan bersih bersih
- Kesulitan Tidak ada Badan lemas

b. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan umum
a) Kondisi umum : Pasien Lemah dan nyeri perut
b) Tingkat kesadaran : Composmentis
c) TTV :
TD : 110/70 mmHg,
HR : 70x/menit,
RR : 28x/menit,
S : 36,80C Sistem pernapasan
I : Pergerakan dada simetris, RR 28 x/menit, warnah kulit
sawomatang, tidak ada lesi pada dada.
P : Tidak ada pembengkakkan tidak ada nyeri tekan
P : Suara perkusi sonor
A : tidak ada suara napas tambahan, suara napas broncial
2) Sistem kardiovaskuler
I : Tidak ada pembengkakan, tidak ada sianosis, tidak ada
edema
P : Tidak ada nyeri tekan, HR : 70x/menit,
P : Batas jantung atas: ICS II dilnie parasentralis kiri, bawah
ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri.
A : suara jantung Lub-dup
3) Sistem pencernaan
Membrane mukosa lembab, klien mengeluh agak sulit BAB,
biasanya 2-3 hari baru bisa BAB, tidak ada nyeri.
4) Sistem persyarafan
Status mental baik, tidak kejang.
5) Sistem perkemihan

14
Tidak ada masalah berkemih, namun lebih sering berkemih.
6) Sistem integument
Kulit lembab, pucat, tugor lambat
7) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
8) Sistem muskulokeletal
Kekuatan otot baik, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
tulang, pergerakan baik, tidak ada deformitas jaringan.
9) Sistem reproduksi
Terdapat perdarahan ± 30 cc dengan warnah kecokelatan,
nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah, teraba massa pada
perut kanan bagian bawah dengan diameter sekitar 4 cm.
9. Data Psikososial Spiritual
a. Psikososial
1) Pola pikir dan presepsi
Pengetahuan klien akan penyakit baik, ia mengetahui
masalah yang akan terjadi jika melakukan tindakan operasi. Dia
menilai dirinya lemah.
2) Persepsi diri
Klien mengatakan tidak mau operasi lebih awal karena
takut tidak bisa hamil lagi. Selain itu, klien takut respon orang-
orang sekitar menjadi kurang baik karena mungkin tidak
memiliki Rahim lagi. Klien juga merasa bersalah pada suami
dan anaknya karena tidak bisa menjadi wanita seutuhnya.
3) Konsep diri
Klien menganggap dirinya gagal menjadi wanita yang
sesungguhnya, dia tidak percaya diri jika harus melakukan
operasi, dan berfikir orang menilainya tidak baik.
4) Hubungan/komunikasi
Klien mampu berkomunkasi dengan orang lain, bicara
jelas, serta respon tepat.
5) Kebiasaan seksual
Terjadi gangguan seksual, klien paham mengenai fungsi
seksual
b. Spiritual
Klien percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam
kehidupannya atas izin dari Tuhan, dan klien percaya bahwa,
Tuhan ikut berperkara dalam proses penyembuhannya.

15
10. Data penunjang
a. USG:
1) Uterus membesar globuler dengan ukuran 7,16 x 6,4 x 6,7
(cm), volume 148,57cm3.
2) Terdapat massa kista dan echo interna ukuran 5,7 x 8,0 x 9,3
(cm), volume 25,58 cm3. Hb: 6,8 gr/dl.

11. Pengobatan
Obatan yang digunakan, pil kombinasi dan asam mefenamat.

B. Data Fokus
Data Subjektif:
- Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah.
P : Nyeri terjadi secara tiba-tiba, jika ditekan nyeri bertambah
Q : Nyeri seperti tertimpa benda berat
R : Nyeri terjadi pada perut bagian kanan bawah.
S : Skalai nyeri 8
T : Terjadi terus menerus
- Tidak nafsu makan
- Saat menstruasi banyaknya perdarahanan bisa sekitar 7 sampai 10
pembalut setiap hari disertai rasa nyeri.
- Klien mengatakan lama haid 4-5 hari.
- Kadang klien merasa lemas dan pusing
- Klien mengeluh agak sulit BAB
- Biasanya dua sampai tiga hari ibu baru bisa BAB disertai rasa nyeri.
- Klien mengatakan tidak ingin operasi lebih awal karena takut tidak bisa
hamil lagi.
- Klien takut respon orang-orang di sekitar menjadi kurang baik karena
mungkin tidak lagi memiliki rahim.
- Klien merasa bersalah kepada suami dan anak karena tidak bisa menjadi
wanita seutuhnya.

Data Objektif:

- Tampak meringis
- Sulit tidur
- Tampak tidak percaya diri
- Terdapatn nyeri tekan pada perut kanan bagian bawah,
- Terdapat perdarahanan ± 30 cc dengan warna kecoklatan.
- konjungtiva pucat .

16
- TTV : TD: 110/70 mmHg,
HR: 70x/menit,
RR: 28x/menit,
S: 36,80C.

C. Analisis Data
Data Etiologi Problem
Ds: Klien Mengatakan Agen cedera fisiologis Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pada
perut bagian kanan bawah.
P: Nyeri terjadi secara tiba-
tiba, jika ditekan nyeri
bertambah
Q: Nyeri seperti tertimpa
benda berat
R: Nyeri terjadi pada perut
bagian kanan bawah.
S: Skalai nyeri 8
T: Terjadi terus menerus
- Tidak nafsu makan
- Klien mengeluh agak sulit
BAB
- Biasanya dua sampai tiga
hari ibu baru bisa BAB
disertai rasa nyeri.
DO: Klien tampak:
- Tampak meringis
- Sulit tidur
- RR: 28x/menit,
DS: Klien Mengatakan Perdarahan vagina Ketidakefektifan
- Saat menstruasi banyaknya perfusi jaringan
perdarahanan bisa sekitar 7 perifer.
sampai 10 pembalut setiap
hari disertai rasa nyeri.
- Klien mengatakan lama haid
4-5 hari.
- Kadang klien merasa lemas
dan pusing
DO: Klien tampak
- Terdapat perdarahanan ± 30
cc dengan warna kecoklatan.
- konjungtiva pucat.
- TD: 110/70 mmHg,
DS: Klien mengatakan Perubahan struktur Harga diri rendah
- Klien mengatakan tidak ingin tubuh. situasional

17
operasi lebih awal karena
takut tidak bisa hamil lagi.
- Klien takut respon orang-
orang di sekitar menjadi
kurang baik karena mungkin
tidak lagi memiliki rahim.
- Klien merasa bersalah
kepada suami dan anak
karena tidak bisa menjadi
wanita seutuhnya.

DO: Klien tampak


- Tampak tidak percaya diri

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis di tandai dengan:

Ds: Klien Mengatakan

- Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah.


P: Nyeri terjadi secara tiba-tiba, jika ditekan nyeri bertambah
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Nyeri terjadi pada perut bagian kanan bawah.
S: Skalai nyeri 8
T: Terjadi terus menerus
- Tidak nafsu makan
- Klien mengeluh agak sulit BAB
- Biasanya dua sampai tiga hari ibu baru bisa BAB disertai rasa nyeri.

DO: Klien tampak:

- Tampak meringis
- Sulit tidur
- RR: 28x/menit,
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan vagina
ditandai dengan:

DS: Klien Mengatakan

- Saat menstruasi banyaknya perdarahanan bisa sekitar 7 sampai 10


pembalut setiap hari disertai rasa nyeri.
- Klien mengatakan lama haid 4-5 hari.
- Kadang klien merasa lemas dan pusing

18
DO: Klien tampak

- Terdapat perdarahanan ± 30 cc dengan warna kecoklatan.


- konjungtiva pucat.
3. Harga diri rendah situasional b.d perubahan struktur tubuh
DS: Klien mengatakan
- Klien mengatakan tidak ingin operasi lebih awal karena takut tidak
bisa hamil lagi.
- Klien takut respon orang-orang di sekitar menjadi kurang baik
karena mungkin tidak lagi memiliki rahim.
- Klien merasa bersalah kepada suami dan anak karena tidak bisa
menjadi wanita seutuhnya.

DO: Klien tampak

- Tampak tidak percaya diri

19
E. Intervensi Keperawatan
N
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
o
1 Nyeri akut b.d agen Setelah melakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
cedera fisiologis di tandai keperawatan 3x24 jam diharapkan - Identifikasi lokasi, - Untuk mengetahui lokasi
dengan: masalah keperawatan nyeri akut karakteristik, durasi, nyeri dan skala yang
Ds: Klien Mengatakan dapat teratasi. frekuensi, kualitas, intensitas muncul saat nyeri
- Klien mengatakan Kriteria hasil: nyeri.
nyeri pada perut NOC: Tingkat Nyeri (L.08066) - Berikan teknik - Untuk mengurangi rasa
bagian kanan bawah. Indicator
Skala nonfarmakologis untuk nyeri pada pasien
P: Nyeri terjadi Kaji Target mengurangi rasa nyeri
secara tiba-tiba, jika Nyeri yang - Jelaskan strategi meredakan - Agar pasien tahu cara
1 4
dilaporkan
ditekan nyeri Ekspresi nyeri nyeri meredakan nyeri secara
bertambah 2 4 mandiri
wajah
Q: Nyeri seperti Frekuensi napas 3 5 - Control lingkungan yang - Untuk mengurangi rasa
tertimpa benda berat Kesulitan tidur 2 4 memberat rasa nyeri nyeri yang dirasakan pada
R: Nyeri terjadi pada Nafsu makan 2 5 pasien dan memberikan
perut bagian kanan kenyamanan
bawah. NOC: Fungsi Gastrointestinal - Kolaborasi pemberian - Untuk membantu proses
S: Skalai nyeri 8 (L.03019) analgetik. penyembuhan dengan
T: Terjadi terus Skala teknik farmakologis.
Indicator
Kaji Target
menerus Nafsu makan 2 4
- Tidak nafsu makan Nyeri abdomen 1 4
- Klien mengeluh agak Frekuensi BAB 2 5
sulit BAB
- Biasanya dua sampai
tiga hari ibu baru bisa
BAB disertai rasa

20
nyeri.
DO: Klien tampak:
- Terdapatn nyeri tekan
pada perut kanan
bagian bawah
- Tidak nafsu makan
- Tampak meringis
- Sulit tidur
- RR: 28x/menit,
2 Ketidakefektifan perfusi Setelah melakukan tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079)
jaringan perifer b.d keperawatan 3x24 jam diharapkan - Periksa sirkulasi perifer (Nadi, - Agar dapat mengetahui
perdarahan vagina masalah keperawatan Perfusi warna, pengisian kapiler dll) keadaan umum apabila
ditandai dengan: perifer tidak efektif dapat teratasi. terjadi perubahan
DS: Klien Mengatakan Kriteria hasil: - Monitor panas, kemerahan - Untuk memastikan
- Saat menstruasi NOC: Tingkat Perdarahan nyeri, atau bengkak pada adanya tidaknya
banyaknya (L.02017) ekstremitas perburukan keadaan
perdarahanan bisa Indicator
Skala pasien
sekitar 7 sampai 10 Kaji Target Pemantauan Cairan (I.03121)
pembalut setiap hari Perdarahan vagina 2 4 - Monitor frekuensi dan - Untuk mengetahui status
Tekanan darah 3 5
disertai rasa nyeri. Membrane mukosa 2 5
kekuatan nadi Nadi
- Klien mengatakan - Monitor tekanan darah - Untuk mengetahui status
lama haid 4-5 hari. tekanan darah
- Kadang klien merasa - Monitor hasil pemeriksaan - Untuk mengetahui kadar
lemas dan pusing serum (hematocrit) hematocrit
DO: Klien tampak - Pantau Hb - Untuk mengetahui kadar
- Terdapat Hb
perdarahanan ± 30 cc - Pemberian produk darah - Untuk pemenuhan
dengan warna kebutuhan cairan (darah)

21
kecoklatan. Pemberian Obat (I.02062)
- konjungtiva pucat. - Identifikasi kemungkinan - Mencegah terjadinya
- TD: 110/70 mmHg, alergi, interaksi, kontra alergi terhadap obatan
indikasi obat
- Monitor efek teraupetik obat - Untuk mengetahui
efektifitas pemberian obat
- Tentukan jalur pemberian - Untuk menentukan jalur
pemberian yang benar
dan dengan harapan efek
yang cepat
- Jelaskan jenis, alasan - Agar pasien memahami
pemberian, hasil yang alasan pemberian obat
diharapkan, efek samping
sebelum pemberian
3 Harga diri rendah Setelah melakukan tindakan Dukungan emosional (I.09256)
situasional b.d perubahan keperawatan 3x24 jam diharapkan - Fasilitasi mengungkapkan - Memberikan ruang untuk
struktur tubuh ditandai masalah keperawatan Harga diri perasaan cemas, marah atau pasien mengungkapkan
dengan: rendah situasional sedih apa yang dirasakan
DS: Klien mengatakan Kriteria hasil: - Buat pernyataan suportif atau - Agar pasien merasakan
- Klien mengatakan NOC: Harga diri (L.09069) empati kepedulian perawat
tidak ingin operasi Indicator
Skala - Lakukan sentuhan untuk - Menyentuh pasien dapat
lebih awal karena Kaji Target memberikan dukungan memberikan rasa nyaman
takut tidak bisa hamil Perasaan bersalah 2 5 dan percaya untuk pasien
Perasaan malu 2 5
lagi. Penerimaan
saat berbicara
- Klien takut respon penilaian positif 2 5 - Kurangi tuntutan berfikir saat - Agar tidak menambah
orang-orang di sekitar terhadap diri sendiri sakit atau lelah beban pikiran pasien
menjadi kurang baik Percaya diri 2 5 - Jelaskan konsekuensi tidak - Agar pasien termotivasi
karena mungkin tidak menghadapi rasa bersalah atau dan mau menghadapi

22
lagi memiliki rahim. malu masalah
- Klien merasa bersalah - Anjurkan mengungkapkan - Untuk dapat memecahkan
kepada suami dan perasaan yang dialami secara bersama dengan
anak karena tidak bisa perawat dan keluarga
menjadi wanita - Anjurkan penggunaan - Agar pasien
seutuhnya. mekanisme yang tepat. menyelesaikan masalah
DO: Klien tampak secara adaptif
- Klien tampak tidak
percaya diri

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Endometriosis adalah penyakit genekologi yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan/implantasi jaringan kelenjar dan stoma endometrium
diluar rongga Rahim yang memicu timbul rekasi inflmasi. Implantasi
jaringan endometrium ini biasanya berada didaerah rongga pelvis seperti
ligamentum latum, ligamentum sakrouterina, tuba fallopi, ovarium,
myometrium, usus, kandung kencing, tetapi dapat terjadi dibagian tubuh
lain seperti vagina, paru, kulit dan sebagainya. (Akbar, M. dkk. 2020).
Endometriosis dapat terjadi pada usia reproduksi aktif (25-35
tahun) maupun dapat pada usia lanjut. Endometriosis di produksi oleh
kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak dapat dikeluarkan
akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar.
Berdasarkan kasus yang didapat, diagnosa keperawatan yang
diangkat pada pasien dengan endometriosis adalah, nyeri akut,
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dan harga diri rendah situasional.

B. Saran
Kesehatan sangat penting, namun kadang terabaikan oleh individu,
keluarga, maupun masyarakat. Diharapkan dari pembaca terlebih khusus
wanita agar mampu melakukan pemeliharaan kesehatan yang efektif
dengan menghindari faktor resiko pencetus terjadinya penyakit pada
sistem reproduksi untuk menghindari terjadi masalah kesehatan seperti,
endometriosis, kanker serviks, dan masalah-masalah kesehatannya
lainnya.
Penulis berharap bahwa perlu adanya sentuhan langsung dari
tenaga kesehatan masyarakat seperti kelompok populasi remaja, dewasa
maupun lansia, dengan harapan meningkatnya pengetahuan masyarakat
untuk memperbaiki perilaku hidup sehat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M., Tjokroprawiro, B., dan Hendarto, H. 2020. Seri Buku Ajar Obstetri
dan Ginekologi; Ginekologi Praktis Komperehensif. Surabaya: Airlangga
University Press.

Hendarto, Hendy. 2016. Endometriosis Dari Aspek Teori Sampai Penegakan


Klinis. Surabaya: Airlangga University Press.

Jacoeb, T. & Hadisaputra, W. 2009. Penanganan Endometriosis Panduan Klinis


dan Algoritme. Jakarta: Sagung Seto.

25

Anda mungkin juga menyukai