DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
ISABELA L. DAENGTUTU
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya diberikan kesehatan dan kesempatan
sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas II,
dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Penyakit Kronis
(Diabetes Melitus)”.
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Definisi..........................................................................................................3
B. Klasifikasi Diabetes Mellitus........................................................................3
C. Penyebab Diabetes Mellitus..........................................................................4
D. Patofisiologi..................................................................................................5
E. Penatalaksaan DM.........................................................................................7
F. Komplikasi diabetes mellitus........................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................11
A. Pengkajian...................................................................................................11
B. Analisa Data................................................................................................21
C. Diagnosa Keperawatan...............................................................................21
D. Intervensi keperawatan...............................................................................24
BAB III PENUTUP...............................................................................................27
A. Kesimpulan.................................................................................................27
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar guladarah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagaiakibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan olehgangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin(WHO,
1999).
Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia
mengidapdiabetes mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
menjadi dua kali lipat pada tahun 2005, dan sebagian besar peningkatan itu
akan terjadi di negara-negarayang sedang berkembang seperti Indonesia.
Populasi penderita diabetes di Indonesiadiperkirakan berkisar antara 1,5
sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar 200
juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita
diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia
mencapai 5 juta jiwa. Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta
penderita(Promosi Kesehatan Online, Juli 2005).
Diabetes mellitus juga merupakan masalah komunitas di RT 002
kelurahan Kudamati, dari seluruh masyarakat yang ada disana terdata
pasien DM sebanyak 21 orang. Dengan pembagian pada anak-anak 9,5%.
19% pada dewasa awal, 42,9% pada dewasa pertengahan, dan lansia
sebanyak 28,6%. Disertai dengan perilaku hidup sehat yang kurang
dimana 66,7% selalu makan manis, 14,3% sering, dan 9,5% kadang-
kadang makan makanan manis. Sehingga perlu adanya tindakan lebih
lanjut melalui Asuhan Keperawatan Komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari penyakit Diabetes Mellitus ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas dari penyakit
Diabetes Mellitus?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana konsep dasar dari penyakit Diabetes
Mellitus ?
1
2. Untuk mengetahui Bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas
dari penyakit Diabetes Mellitus?
2
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diabetes mellitus(DM) adalah gangguan metabolism yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunnan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasikronis mikrovaskuler,
makrovaskular,dan neuropati. ( Yuliana elin,2009).
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan
tidak seimbangya kemampuan tubuh menggunakan makanan efisien yang
disebabkan oleh pancreas gagal memproduksi insulin atau terjadi
misfungsi tubuh yang tidak bisa ,menggunakan insulin secara tepat.
(D’Adamo,2008).
3
pankreatektomi, sindroma cushing, acromegaly dan sejumlah
kelainan genetik yang tak lazim.
2. Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok
untuk para penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang
abnormal namun tidak memenuhi kriteria diagnostik.
3. Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang
menderita hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari
seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya
pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar (Suyono,
2006). Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal
setelah persalinan (Anonim, 1995).
4
selama kehamilan. DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan
hamil namun menghilang ketika kehamilannya berakhir. DM ini lebih
sering terjadi pada keturunan Amerika-Afrika, Amerika Hispanik,
Amerika pribumi, dan perempuan dengan riwayat keluarga DM atau
lebih dari 4 kg saat lahir, obesitas juga merupakan faktor risiko (Black,
M. Joyce, 2014). Riwayat DM gestasional, sindrom ovarium
polikistik. atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg
(LeMone, Priscilla, 2016).
D. Patofisiologi
5
Kerusakan sel beta Ketidakkeseimbangan produksi Gula dalam darah tidak dapat
Faktor genetic
insulin di bawah dalam sel
Inveksi virus
Pengrusakan imunologik
Polluri Retensi urine Aliran darah lambat Koma diabetik Kekbalan tubuh menurun
Kehilangan elektrolit dalam Iskemik jaringan Resiko infeksi Neuropati sensori perifer
sel
Merangsang hipotalamus Sel kekuranagan bahan Protein dan lemak di bakar BB menurun
untuk metabolisme
polidipsia
Asam lemak
keton ureum
Ketidakseimbanagan nutrisi
kurang dari kebutuhan 6
tubuh
kateasidosis
E. Penatalaksaan DM
Tujuan umum pada penatalaksanaan DM adalah menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Pengobatan primer dari
diabetes 1 adalah insulin sedangkan untuk pengobatan utama DM tips 2
adalah penurunan berat badan (Brunner & sudtart 2002). Beberapa prinsip
pengolahan DM yaitu:
1. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan perilaku
yang sehat. Tujuan DM adalah mendukung usaha pasien menyandang
DM untuk mengerti perjalanan alami penyakit dan penggolahan data.
2. Terapi gizi medis
Prinsip pengaturan pada peyandang di akibatkan baik itu makanan
yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing
individua. Dengan memperhatikan jadwal makan jenis dan jumlah
makanan. Komposisi makanan yang di anjurka terdiri dari karbohidrat
45/65%, lemak 20- 25% , protein 10-20% , natrium kurang dari 39 dan
sedikit cukup serat.
3. Latihan jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu masing-masing
selamat kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani di anjurkan yang
bersifat aerobik seperti berjalan santai, jogging, dan berenang Latihan
jasmani selamat ini untuk menjaga kebugaaran agar juga dapat
menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitifitas /insulin.
4. Intervensi farmakologis
Intervensi farmakologis di berikan bersamaan dengan peningkatan
pengetahuan makanan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri
obat oral dan bentuk suntikan.
7
adalah kerusakan mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati (Tapp et
al., 2003;Waspadji, 2006).
1. Komplikasi mikrovaskular
a. Nefropati
Nefropati diabetes merupakan penyebab utama gagal ginjal
di Amerika Serikat. Nefropati didefinisikan sebagai proteinuria
>500 mg dalam 24 jam pada kondisi diabetes. Biasanya kondisi ini
diawali dengan adanya mikroalbuminuria, yakni eksresi albumin
30-299 mg/24 jam yang tidak segera dilakukan intervensi dan
diterapi. Diperkirakan 7% dari pasien yang baru didiagnosis
dengan DM telah memiliki mikroalbuminuria (Fowler, 2008).
Pada kondisi DM kronis, terjadi nefropati yang ditandai
dengan penebalan glomerulal basement membrane, pembentukan
mikroaneurisma, dan terbentuknya nodul mesangial. Apabila telah
terjadi nefropati atau gagal ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan,
sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan ginjal bocor
keluar. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penumpukan racun
seperti ureum dan kreatinin pada tubuh sekaligus terjadinya
kondisi hipoalbumin pada pasien (Fowler, 2008).
b. Retinopati
Pada kondisi diabetes, terdapat tiga penyakit utama pada
mata yang utamanya disebabkan oleh diabetes, yaitu: 1) retinopati,
kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang bisa merusak
pembuluh darah retina; 2) katarak, lensa yang biasanya jernih dan
transparan menjadi keruh akibat reaksi glikasi sehingga
menghambat masuknya sinar; dan 3) glaukoma, terjadi
peningkatan tekanan dalam bola mata sehingga merusak saraf
mata (Fowler, 2008).
DM merupakan penyebab utama kebutaan pada usia 20- 74
di Amerika Serikat, dimana individu dengan DM 25 kali lebih
8
mudah menjadi buta dibandingkan dengan individu non DM.
Kebutaan pada DM disebabkan karena adanya proses retinopati
progresif dan edema makular. Retinopati pada DM
diklasifikasikan menjadi stadium proliferatif dan non proliferatif.
Stadium non proliferatif terjadi pada decade pertama, ditandai
dengan adanya mikroaneurisma, perdarahan blot atau munculnya
tanda cotton wool spots. Selanjutnya stadium ini akan berkembang
dan ditandai dengan adanya abnormalitas mikrovaskuler
intrarenal, munculnya lebih banyak mikroaneurisma dan
perdarahan. Pada stadium akhir akan terjadi hilangnya pericyte
renal, kegagalan vaskularisasi retina yang pada akhirnya
mengakibatkan kebutaan akibat iskemi retina. Stadium proliferatif
ditandai dengan adanya neovakularisasi sebagai akibat adanya
hipoksia dari retina. Pembuluh darah baru yang terbentuk biasanya
muncul di dekat saraf optik dan makula, dimana pembuluh darah
baru ini lebih mudah untuk mengalami ruptur sehingga
mengakibatkan perdarahan vitreous, fibrosis dan detachment dari
retina (Fowler, 2008). Bila tidak dilakukan intervensi, pasien bisa
mengalami kehilangan penglihatan. Bedah laser mata (laser
photocoagulation) bisa mencegah retinopati proliferatif
berkembang menjadi kebutaan. Oleh karena itu sangat penting
melakukan pengawasan ketat terhadap erkembangan retinopati
pada pasien dengan diabetes. (Peter JW, 2003).
3. Komplikasi makrovaskular
Komplikasi makrovaskular diabetik adalah penyulit yang timbul
akibat diabetes yang terjadi pada pembuluh darah besar yang terdapat
di seluruh bagian tubuh. Komplikasi yang sering dijumpai adalah
penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer dan
nefro-sklerosis. Pada umumnya komplikasi makrovaskular tersebut
sering dipahami sebagai proses aterosklerosis atau dikenal pula dengan
sebutan penyakit vascular arterioskleroti. Komplikasi makrovaskular
pada dasarnya disebabkan hiperglikemia persisten yang dapat
memperparah stress oksidatif, kemudian berlanjut menekan
bioavailabilitas NO ( Nitric Oxide) yang secara fungsional berperan
sebagai mediator vasodilatatif dan bertugas menjaga homeostatis
permukaan endotel. Pada kondisi penuaan, diabetes, serta
meningkatnya stress oksidatif fungsi NO menjadi terganggu, sehingga
cenderung berkembang menimbulkan komplikasi makrovaskular
diabetik. ( Effendi AT et al., 2015 )
9
Secara patologik, komplikasi makrovaskular sering dipahami
sebagai proses penuaan yang dipercepat, yang berkembang akibat
interaksi antara komponen genetik dan gaya hidup yang salah. Sejauh
ini diketahui ada 6 faktor potensial yang berperan menimbulkan
komplikasi makrovaskular, yaitu (1) Hiperglikemia, (2) Resistensi
insulin, (3) Dislipidemia, (4) Hipertensi, (5) Merokok, dan (6) Sitokin
proinflamasi serta yang terkait dengan proses pembekuan darah.
( Effendi AT et al., 2015).
A.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran objek, atau
individu yang dikaji (Harinaldi, 2005). Populasi dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang berada di RT 002, kelurahan, Kecamatan
Nusaniwe, Kota Ambon.
Sampel adalah adalah sebagian atau subset (himpunan bagian), dari
suatu populasi(Harinaldi, 2005). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah masyarakat di RT 002, kelurahan Kudamati yang mengidap
penyakit Diabetes Melitus.
Data dikumpulkan dengan metode pemabgian kusioner dan
wawancara secara langsung dengan masyarakat
1. Demografi
Berdasarkan hasil pengkjian di RT 002 kelurahan Kudamati,
terdapat beberapa warga yang mengidap penyakit Diabetes Melitus.
Tabel 1.1
Distribusi usia penderita DM
di RT 002 kelurahan Kudamati
11
Tabel 1.2
Distribusi penderita DM di RT 002 kelurahn Kudamati
Berdasarkan agama yang dianut
Tabel 1.3
Distribusi penderita DM di RT 002 kelurahan Kudamati
Berdasarkan status perkawinan
Tabel 1.4
Distribusi penderita DM di RT 002 kelurahan kudamati
Berdasarkan jenis kelamin
12
2. Subsistem
a. Ekonomi
Pekerjaan tentu memengaruhi perekonomian keluarga,
berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan pekerjaan penderita DM
pada RT 002 kelurahan Kudamati tertera pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Distribusi karakteristik pekerjaan penderita DM
Di RT 002, kelurahan Kudamati
Karakteristik
Pekerjaan Frequency Percent
Tidak bekerja 14 66.7
Swasta 4 19.0
PNS 3 14.3
Total 21 100%
3. Lingkungan fisik
1) Perumahan
13
Berdasarkan hasil wawancara, kepemilikan rumah rata-rata adalah
milik sendiri. Dengan 17 keluarga tipe rumah permanen, dan 4 keluarga
memiliki tipe rumah semi permanen. Rata-rata terdapat jendela setiap
rumah dan kamar masing-masing. Dan dibuka setiap hari serta
penerangan cukup baik.
Tabel 3.1
Distribusi pemanfaatan pekarangan rumah pasien DM
Di RT 002, kelurahan Kudamati.
Pemanfaatan
halaman Frequency Percent
Kebun 2 9.5
Kandang 7 33.3
Tidak ada 12 57.1
Total 21 100.0
2) Sumber Air
Berdasarkan hasil pengkajian sumber air untuk masak dan
minum, bahkan untuk mandi dan mencuci dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2
Distribusi sumber air untuk kebutuhan sehari-hari
Pada pasien DM di RT 002, Kelurahan Kudamati
14
3) Pembuangan sampah
Kebiasaan keluarga membuang sampah dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 3.3
Distribusi kebiasaan membuang sampah
Pada keluarga di RT 002, kelurahan Kudamati.
4) Pembuangan limbah
Berdasarkan hasil pengkajian, rata-rata keluarga memiliki jamban,
dengan 13 keluarga menggunakan jamban cemplung dan 8 keluarga
menggunakan leher angsa. Untuk pembuangan air limbah perhatikan
tabel berikut:
Tabel 3.4
Distribusi pembuangan air limbah keluarga
Di RT 002, kelurahan Kudamati
15
4. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
Pada kelurahan Kudamati merupakan area pelayanan dari
puskesmas Air Salobar yang jaraknya dari RT 002, kelurahan Kudamati
± 2 KM. untuk menuju puskesmas ini dapat dijangkau dengan
kendaraan, sepeda motor maupun angkutan kota. Berdasarkan hasil
wawancara keluarga, selain penyakit DM rata-rata bila sakit hanya
batuk pilek dan demam. Keluarga juga mengatakan jika ada yang
merasakan gejala sakit, biasanya juga membeli obat bebas.
Tabel 4.1
Distribusi pemanfaat pelayanan kesehatan
Keluarga di RT 002, kelurahan Kudamati
Tabel 4.2
Distribusi kebiasaan check up kesehatan pasien DM
Di RT 002, kelurahan Kudamati.
16
Tabel 4.3
Distribusi sumber pendanaan kesehatan keluarga
Di RT 002, Kelurahan Kudamati.
Sumber Frequency Percent
BPJS 9 42.9
Tidak ada 4 19.0
Askeskin 4 19.0
Tabungan 4 19.0
Total 21 100%
Berdasarkan tabel distribusi sumber pendanaan kesehatan keluarga
di RT 002, Kelurahan Kudamati, 42,9% menggunakan BPJS, 19%
Askeskin, dan yang tidak memiliki sumber pendanaan 19%.
2) Pelayanan sosial
Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata pasien dan keluarga terlibat
aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat, tidak terlibat jika sedang
sakit, atau sedang bekerja.
Tabel 6.1
Distribusi sarana transportasi yang digunakan oleh
Pasien DM di RT 002,Kelurahan Kudamati
Sarana transportasi Frequency Percent
Kendaraan pribadi 13 61.9
Angkutan umum 8 38.1
Total 21 100%
17
b. Kemanan
Tabel 6.2
Distribusi kebiasaan makan manis pasien DM
Di RT 002, Kelurahan Kudamati
Tabel 6.3
Distribusi kebiasaan makan berlemak pasien DM
Di RT 002, Kelurahan Kudamati
Kebiasaan makan
berlemak Frequency Percent
Selalu 6 28.6
Sering 8 38.1
Kadang-kadang 6 28.6
Tidak pernah 1 4.8
Total 21 100%
18
Berasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 57,1% pasien DM di
RT 002, Kelurahan Kudamati tidak patuh diet, 28,6% dietnya hanya
kadang-kadang.
Tabel 6.5
Distribusi kebiasaan olahraga pasien DM
Di RT 002, kelurahan Kudamati
19
Tabel 7.1
Distribusi pemanfaat media sebagai sarana mendapatkan
informasi kesehatandi RT 002, Kelurahan Kudamati
20
B. Analisa Data
No Data Masalah
1 Hasil Angket: Ketidakpatuhan
- 57,1% pasien DM di RT 002, Kelurahan Kudamati (D.0114)
tidak patuh diet, 28,6% dietnya hanya kadang-
kadang.
- 71.4% tidak pernah olahraga
- Data menyebutkan bahwa 66,7% selalu makan
manis,
- 28,6% selalu makan makanan berlemak, 38,1%
sering, dan 28,6% kadang-kadang makan makanan
berlemak
Hasil Wawancara:
- Berdasarkan hasil wawancara, penyuluhan dari
petugas kesehatan terkait dengan masalah
kesehatan jarang dilakukan.
2 Hasil Angket: Pemeliharaan
- 33,3% hanya kadang-kadang pergi check up, 33,3% Kesehatan tidak
Tidak pernah melakukan check up. efektif
- Penderita DM yang tidak bekerja sebanyak 66,7% (D.0003).
- Pendapatan penderita DM di bawah UMR atau
<2.300.000 sebanyak 71.4%,
Hasil Wawancara:
- Keluarga pasien mengatakan kurang memahami
cara perawatan dan pemeliharaan kesehatan pasien
yang benar.
- Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata keluarga
mengungkapm selain masalah kesehatan DM, ada
juga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat disana, seperti stroke, hipertensi,
masalah kolestrol.
C. Diagnosa Keperawatan
Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan Diagnosis
Meningkatnya Perilaku Penyuluhan D.0114 Ketidakpatuhan pasien
kepatuhan dan DM di RT 002,
pasien DM di pembelajaran Kelurahan Kudamati
RT 002, b.d ketidak adekuatan
Kelurhan pemahaman
Kudamati
Meningkatkan Perilaku Penyuluhan D.0003 Pemeliharaan
pengetahuan dan Kesehatan tidak efektif
masyarakat pembelajaran pasien DM di RT 002,
tentang Kelurahan Kudamati
21
pentingnya b.d ketidakmampuan
kesehatan. mengatasi masalah
22
penyelesaian masalah 3 = Tinggi
5 Dampak terhadap 1 = Rendah 3
masyarakat jika masalah 2 = Sedang
tidak terselesaikan 3 = Tinggi
6 Mempercepat penyelesaian 1 = Rendah 1
masalah dengan solusi 2 = Sedang
penyelesaian masalah 3 = Tinggi
Total 10
adalah :
1. Ketidakpatuhan (D.0114)
2. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif (D.0003).
23
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Data Pendukung
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Hasil Angket: (D.0114) Ketidakpatu L.12110 Tingkat Kepatuhan I.12362 Dukungan kepatuhan
- 57,1% pasien DM di RT han - Meningkatnya kemauan program pengobatan
002, Kelurahan mematuhi program - Buat daftar atau
Kudamati tidak patuh perawatan atau program pengobatan
diet, 28,6% dietnya pengobatan - Buat daftar diet
hanya kadang-kadang. - Meningkatnya perilaku pasien DM
- 71.4% tidak pernah mengikuti anjuran - Edukasi masyarakat
olahraga - Menurunya resiko terkait manfaat dan
- Data menyebutkan komplikasi/masalah dan masalah yang
bahwa 66,7% selalu kesehatan dapat terjadi jika
makan manis, - Membaiknya tanda dan tidak menjalankan
- 28,6% selalu makan gejala penyakit. program pengobatan
makanan berlemak, melalui penyuluhan
38,1% sering, dan di RT setempat
28,6% kadang-kadang - Edukasikan keluarga
makan makanan dan libatkan keluarga
berlemak dalam program
Hasil Wawancara: pengobatan pasien.
- Berdasarkan hasil
wawancara, penyuluhan
dari petugas kesehatan
terkait dengan masalah
kesehatan jarang
dilakukan.
24
Hasil Angket: D.0003 Pemeliharaa L.12106 Pemeliharaan kesehatan I.12383 Edukasi kesehatan
- 33,3% hanya kadang- n Kesehatan - Meningkatnya perilaku - Lakukan
kadang pergi check up, tidak adaptif penyuluhan terkait
33,3% Tidak pernah efektif. - Meningkatnya dengan pentingnya
melakukan check up. pemahaman perilaku kesehatan
- Penderita DM yang sehat - Edukasikan
tidak bekerja sebanyak - Meningkatnya perilaku manfaat check up,
66,7% mencari bantuan - Edukasi makanan
- Pendapatan penderita - Meningkatnya minta sederhana namun
DM di bawah UMR atau meningkatkan perilaku bergizi dan baik
<2.300.000 sebanyak sehat. untuk kesehatan
71.4%, pasien DM
Hasil Wawancara:
- Keluarga pasien
mengatakan kurang
memahami cara
perawatan dan
pemeliharaan kesehatan
pasien yang benar.
- Berdasarkan hasil
wawancara, rata-rata
keluarga mengungkapm
selain masalah
kesehatan DM, ada juga
masalah kesehatan yang
dihadapi oleh
masyarakat disana,
25
seperti stroke,
hipertensi, masalah
kolestrol.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar guladarah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagaiakibat insufisiensi fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah komunitas di RT
002 kelurahan Kudamati, dari seluruh masyarakat yang ada disana terdata
pasien DM sebanyak 21 orang. Dengan pembagian pada anak-anak 9,5%.
19% pada dewasa awal, 42,9% pada dewasa pertengahan, dan lansia
sebanyak 28,6%. Disertai dengan perilaku hidup sehat yang kurang
dimana 66,7% selalu makan manis, 14,3% sering, dan 9,5% kadang-
kadang makan makanan manis. 57,1% pasien DM di RT 002, Kelurahan
Kudamati tidak patuh diet, 28,6% dietnya hanya kadang-kadang.
B. Saran
Pengetahuan masyarakat masih sangat kurang oleh karena itu perlu
ada sentuhan tenaga kesehatan di RT 002 kelurahan Kudamati. Oleh
karena itu diharapkan kedepannya ada program pengembangan kesehatan
yang dijalankan di RT 002 kelurahan Kudamati. Selain itu perlu dilakukan
pengkajian dalam jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat tentang status kesehatan masyarakat di RT 002 kelurahan
Kudamati
27
DAFTAR PUSTAKA
Harinaldi. 2005. Prinsip- Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Jakarata:
Penerbit Erlangga.
Nurarif. A. H., & Kusuma. H., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaaction Jogja.
28