Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung sebagai
penyebab kematian di Amerika, penyakit kanker merupakan ruang lingkup yang
universal penyakit ini eksistensinya sejalan dengan permulaan sejarah dan
menyerang manusia dimana ia tinggal dan suku apapun, warna, tingkat
pengetahuan dan tingkat sosial ekonomi.
Meskipun kanker menyerang segala kelompok usia, tetapi kebanyakan
kanker terjadi pada orang yang berusia diatas 65 tahun. Secara keseluruhan, pria
mengalami insiden kanker yang lebih tinggi dibanding wanita.
Kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang dapat diobati, kemajuan
dibuktikan oleh pengetahuan manusia terhadap penyakit dan cara pencegahnnya,
cara tehnik diagnostik yang canggih dapat menampakkan kanker pada tingkat dini
yang dapat disembuhkan dan memperbaiki cara pengobatan, terutama dengan
radioterapi dan kemoterapi.
Pengelolaan efek samping terapi meningkatkan tingkat penyembuhan.
Kemajuan pengobatan pelawan hama dan tingkat kemajuan transfusi dapat
mengatasi komplikasi spesies dan perdarahan.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai maslah penyakit
kanker.

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam penulisan makalah ini penulis hanya akan membahas mengenai
penyakit kanker.

1
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi
kepustakaan dengan mencari buku-buku sumber yang ada kaitannya dengan
penyakit.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN : yang berisi Latar Belakang Tujuan
penulisanPembatasan Masalah, Metode Penulisan
dan Sistematika Penulisan
BAB III PEMBAHASAN : yang berisi Pengertian, Etiologi, Patofisiologi,
Diagnostik Laboratorik, Hubungan Psikososial dan
Kanker Stadium Gangguan Psikososial Pada Pasien
Kanker, Penatalaksanaan
BAB III ASKEP : yang berisi Proses Keperawatan Pasien
Dengan Kanker, Pengkajian, Diagnosa, Intervensi,
dan Evaluasi
BAB IV PENUTUP : yang berisi Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah
oleh mutasi genetik dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk klon dan
mulai ber-proliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan
dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Lalu dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-
sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan
pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat terbawa ke
area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase pada bagian tubuh yang lain.

2.2 Etiologi
Sel kankaer merupakan sel tubuh yang berubah sifatnya, sel menjadi cepat
membelah dan dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya atau menyebarkelokasi
jauh. Sifat sel berubah karena adanya perubahan pada DNA. Perubahan pada
DNA merupakan sasaran dari karsinogen.
Dimana terdapat kategori agens atau faktor-faktor tertentu telah
memberikan implikasi dalam proses karsinogenik. Faktor-faktor tersebut antara
lain.
a. Virus
Virus sebagai penyebab kanker pada manusia adalah sulit untuk
dipastikan karena virus sulit untuk diisolasi. Tampak kanker spesifik
dalam kluster maka diduga atau dicurigai adanya penyebab infrksius.
Virus dianggap dapat menyatukan diri dalam struktur genetik sel,
sehingga mengganggu generasi mendatang dari populasi sel tersebut
barangkali mengarah pada kanker.
b. Agens Kimia
Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek
toksik dengan mengganggu struktur DNA pada bagian-bagian tubuh

3
yang jauh dari pajanan zat kimia. Hepar, paru-paru dan ginjal adalah
sistem organ yang paling sering terkena, diperkirakan kareena
perannya dalam mendetoksifikasi zat-zat kima.
c. Fakto-faktor Genetik dan Keturunan
Faktor-faktor genetik juga memainkan peranan dalam
pembentukan sel kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pad sel dimana
pola kromosom-nya abnormal, dapat terbentuk sel-sel mutan. Pola
keromosm yang abnormal dan kanker berhubungan dengan kromosom
ekstra, terlalu sedikit kromosom, atau translokasi kromosom.
d. Agens Fisik
Salah satu faktor fisik yang berkaitan dengan karsinogenesis
adalah radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi
berulang atau ketika terapi radiasi digunakan untuk mengobati
penyakit. Dimana ionisasi terdiri dari gelombang dan material partikel
yang mempunyai cukup energi untuk mengionisasi atom atau molekul
dan dengan demikian merubah prilaku kimianya.
e. Faktor-faktor Makanan
Substitusi makanan dapat proaktif (protektif), karsinogenik,
atau co-karsinogenik. Risiko kanker meningkat sejalan dengan ingesti
jangka panjang karsinogenik atau ko-karsinogenik atau tidak adanya
substansi proaktif dalam diet. Substansi diet berkaitan dengan
peningkatan risiko kanker mencakup lemak, alkohol, daging diasinkan
atau diasap, makanan yang mengandung nitrat atau nitrit dan masukan
diet dengan kalori tinggi.
f. Agens Hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya
gangguan dalam keseimbangan hormon baik oleh pembentukan
hormon tubuh sendiri endogenus atau pemberian hormon eksogenus.

2.3 Patofisiologi
Pertumbuhan sel normal yang dalam fungsinya sehari-hari mengalami
pembelahan teratur sesuai irama, dibawah pengaruh faktor pertumbuhan tertentu

4
dan tubuh mempunyai kemampuan untuk mengganti sel-sel yang mengalami jejas
atau mati. Proliferasi sel dirangsang oleh jejas sel, kematian sel dan deformasi
mekanik replikasi sel sebagian besar dikendalikan oleh faktor kimia, yang dapat
menstimulasi maupun menghambat proliferasi sel. Terlalu banyak stimulator atau
defisiensi inhibitor menimbulkan adanya pertumbuhan dan pada kasus kanker
menimbulkan pertumbuhan tak terkendali pertumbuhan juga dapat karena
memendeknya siklus sel tetapi faktor terpenting adalah masuknya fase G 0 dalam
siklus sel

Siklus Sel dan Jenis Sel


Sel-sel tubuh dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kapasitas proliferasi
dan hubungannya dengan siklus sel.
1. Sel yang terus-menerus membelah sel kelompok ini mengikuti siklus sel
mulai dari mitosis sampai mistosis berikutnya dan terus berproliferasi
selama hidup, menggantikan sel yang dihancurkan terus menerus.
Contoh : epitel permukaan kulit, rongga mulut, vagina, serviks, sumsum
tulang dan lain-lain.
2. Sel tenang (stabil) mennunjukan derajat replikasi yang rendah sel
kelompok ini dapat mengalami pembelahan cepat sebagai respons
terhadap rangsangan, jadi sel kelompok ini berada pada fase G0 tetapi
dapat dirangsang masuk fase G1.
Contoh : regenerasi sel hati setelah hepatektomi dan setelah jejas toksik,
viral atau kimia.
3. Sel yang tidak membelah (permanent), sel-sel ini meninggalkan siklus sel
dan tidak mengikuti pembelahaan mitosis pada kehidupan setelah lahir.
Contoh : sel sarap.

2.3 Diagnosis Laboratorik


Ada berbagai cara pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosa kanker,
yaitu :
1. Histologik dan Sitologik : mediagnossis kanker dengan cara ini tidak sulit,
kedua ujung jinak dan ganas tidak ada masalah bagaikan membedakan

5
hitam dan putih. Yang menjadi masalah adalah daerah kelabu, daerah tidak
bertuan. Orang yang bijaksana akan berhati-hati, disinilah kerjasama
antara dokter klinis dan ahli patologi diperlukan untuk dapat memberikan
diagnosisi yang tepat.
2. Imunohistokimia/Imunositokimia, dengan pulasan dan tehnik khusus ini
dapat diketahui kandungan tertentu dalam sel tumor, sehingga dapat
diketahui asal/jenis sel.
3. Diagnosis molekuler
4. Flow Citometry
Perlu penganganan khusus terhadap bahan yang akan diperiksa, jaringan
tumor yang telah dikeluarkan dari tubuh akan mati jika tidak difiksasi
(formalin 10%) pada pemeriksaan sitologi, misalnya pap’s smear, perlu
difiksasi dalam cairan alkohol 96 % selama minimum 30 menit.

2.5 Hubungan Psikososial dan Kanker


Bila seseorang didiagnosa kanker, maka seakan-akan surat kematian sudah
ada ditangan, sehingga perasaan yang ada adalah rasa tidak berdaya dan putus asa,
dampaknya tidak mau makan dan tidak bisa tidur dan hal ini justru akan
memperjelek kondisi tubuh secara umum, jadi dapat dikatakan kanker
menyebabkan gangguan psikososial.
Faktor yang memperngaruhi aspek psikososial, ada 2 faktor besar yang
mempengaruhi psikososial pada pasien kanker :
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri faktor ini terdiri dari :
a. Persepsi individu terhadap kanker, sejauh mana individu ini
mendengar dan mengerti tentang kanker serta penanganannya,
seandainya informasi yang sampai tidak jelas, maka akan
membangkitkan ketakutan dan kecemasan yang dlam.
b. Usia dan peran dalam masyarakat. Pada usia produktif biasanya
responnya lebih hebat dan pada usia tua.
c. Waktu menurut Weisman dan Warden bahwa respon pada 100 hari
pertama setelah didiagnosa kanker adalah denial. Disini biasanya

6
klien mencari informasi tentang kanker, pengobatan dan
memikirkan tentang kematian. Peran perawat pada saat ini sangat
penting yaitu : sedikit demi sedikit memberikan informasi yang
benar dan jelas serta membantu mengatasi masalahnya.
d. Kematangan emosional dan pola prilaku dalam hal ini artinya
bagaimana klien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
serta coping mekanisme apa yang biasanya digunakan.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor diluar individu yang termasuk faktor eksternal adalah :
a. Keluarga dan Budaya
Di Indonesia faktor keluarga sangat menentukan respon klien,
dimana keterlibatan keluarga sangat erat dalam menentukan
pengobatan.
Oleh karena itu persepsi keluarga tentang kanker hendaknya
dikaji secara cermat dan diberi informasi yang jelas.
b. Tenaga Profesional
Didalam melakukan fungsinya tenaga profesional menjalin
hubungan saling percaya. Bila hubungan ini sudah terjalin, maka
amat mudah dalam menggali data sehingga intervensipun akan
tepat.

2.6 Stadium Gangguan Psikososial Pada Pasien Kanker


Setiap orang yang didiagnosa kanker akan mengalami kecemasan dan
ketakutan yang amat sangat. Kita sebagai perawat, hendaknya mengetahui
perubahan gangguan psikososial yang terjadi pada pasien.
Menurut beberapa ahli dikatakan bahwa ada 1 stadium perubahan :
Stadium I:
Yaitu shock dimana ini terjadi pada 100 hari pertama setelah didiagnosa
kanker. Pasien merasa takut karena begitu didiagnosa kanker seakan-akan surat
kematian telah ditanda tangani dan secara umum stadium ini setingkat dengan
perubahan fisik yang dialami.

7
Stadium II:
Pada stadium ini kecemasan mereda dan mulai bisa beradaptasi dengan
situasi. Pasien mulai mengikuti program pengobatan dan efek samping yang
dialami, pada stadium ini pasien mulai takut residif.

Stadium III:
Pada stadium ini terjadi kemunduran dan residif betul-betul terjadi.

Stadium IV:
Pada stadium ini adalah stadium terminal.

2.7 Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan yang ditawarkan kepada pasien kanker harus
berdasarkan pada tujuan yang realistik dan yang dapat dicapai untuk setiap tipe
kanker yang spesifik. Berbagai modalitas sering diterapkan pada pengobatan
kanker, beragam terapi, termasuk pembedahan terapi radiasi dan kemoterapi.
a. Pembedahan
Pengangkatan kanker secara menyeluruh melalui tindakan
pembedahan masih merupakan modalitas pengobatan yang paling sering
digunakan.
- Pembedahan sebagai pengobatan primer
Digunakan sebagai pendekatan primer dalam pengobatan kanker.
Dilakukan dengan cara eksisi lokal jika masa tumornya kecil, dan
eksisi luas atau radikal meliputi pengangkatan tumor primer, nodus
limfe, struktur berdekatan yang terserang dan struktur disekitarnya
yang mungkin beresiko tinggi untuk penyebaran tumor.
- Bedah diagnostik
Biasanya dilakukan untuk mendapatkan biosi untuk menganalisa
jaringan dan sel-sel yang diduga ganas.
- Bedah profilaktik
Melibatkan pengangkatan jaringan atau organ non vital yang
mungkin untuk terjadinya kanker. Umumnya pembedahan ini

8
dilakukan secara profilaksis pada orang-orang yang secara signifikan
beresiko tinggi karena riwayat pribadi dan keluarga.
- Bedah poliatif
Dilakukan sebagai usaha untuk menghilangkan komplikasi dan
kanker seperti ulserasi haemoragi nyeri atau infeksi.
- Bedah rekonstruktif
Dapat dilakukan setelah bedah kuratif atau radikal dan dilakukan
dalam upaya untuk memperbaiki fungsi atau memperoleh suatu efek
kosmetik yang dikehendaki. Bedah rekonstruktif ini mungkin
dilakukan dlam satu kali operasi atau dalam beberapa tahap operasi.
b. Terapi Radiasi
Radiasi ionisasi. Yaitu sinar elektromagnetik (sinar-X dan sinar
gamma) dan radiasi partikel yang lebih berat.
Radiasi diberikan pada letak tumor baik dengan mekanisme eksternal
atau internal.
- Radiasi eksternal
Dilakukan bergantung pada kedalaman tumor yang akan diradiasi,
dengan menggunakan alat terapi kilovoltase dan mesin terapi radiasi
linear accelerator.
- Radiasi internal
Implan radiasi internal, digunakan untuk memberikan radiasi dosis
tinggi kearea lokalisasi yang terlokalisir. Radiosotop tertentu untuk
implantasi dipilih berdasarkan paruh waktu, radiasi internal ini dapat
diimplan dengan menggunakan jarum biji, butiran, kateter kedalam
rongga tubuh.
c. Kemoterapi
Adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk
membunuh sel-sel tumor dengan menggangu fungsi dan reproduksi
seluler. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit
sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan
pembedahan/radiasi.

9
Agens kemoteurapetik tertentu menghancurkan sel dalam fase spesifik
dalam siklus sel, kebanyakan mempengaruhi sel dalam fase 5 dan
mengganggu sintesa DNA dan RNA.
Pemberian agens kemoterapeutik melalui rute topikal, oral, intravena,
intramuscular, subkutan, arteri intarakavitasi dan intratekal dengan dosis
preparat antineoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh
total pasien, pemberian agens antineoplastik vesikan diantisifasi, mungkin
dipasang kateter silastik atrium kanan atau alat pengakses vena.

10
BAB III
ASKEP PADA KANKER

3.1 Proses Keperawatan Pasien Dengan Kanker


3.1.1 Pengkajian
Infeksi. Pada semua tahap kanker, pasien dikaji terhadap faktor-faktor
yang dapat meningkatkan infeksi. Infeksi adalah penyebab utama kematian
pada populasi onkologi. Faktor-faktor yang mempredisposisi pasien
terhadap infeksi. Perawat memonitor pemeriksaan laboratorium khsusunya
hidung, sel darah lengkap, untuk mendeteksi perubahan dini dalam sel-sel
darah putih. Tempat terjadinya infeksi yang umum seperti faring, kulit,
area perianal, traktus urinarius dan traktus respiratorius, dikaji dengan
sering , tanda akan infeksi (demam, pembengkakan, kemerahan drainase,
dan nyeri) mungkin tidak tampak pada pasien yang mengalami
imunosipnes.
Jumlah darah putih. Fungsi dari sel-sel darah putih sering rusak pada
pasien kanker. Penurunan sel-sel darah putih yang bersirkulasi disebut
sebagai leukofenia atau granulositopenia. Terdapat 3 tipe sel darah putih :
neutopie, basofie dan eusinofie, menempati 60%-70% dari susunan sel
darah putih tubuh, berperan penting dalam melawan infeksi dengan
menelan dan menghancurkan agens infektif, suatu proses yang disebut
fasositosis.
Masalah kulit. integritas kulit dan jaringan beresiko pada pasien
penderita kanker karena efek kemoterapi radiasi, pembedahan dan
prosedur invasif yang dijalankan untuk diagnosis dan terapi.
Rambut rontok. (alopesia) bentuk lain gangguan jaringan yang umum
pada pasien kanker yang menerima terapi radiasi atau kemoterapi
mengkaji kerontokan rambut dan dampak psikologis dari efek samping ini.
Masalah nutrisi. Perubahan dalam status nutrisi dan penurunan berat
badan disebabkan berkurangnya masukan prolemakalori, efek lokal dari

11
tumor, penyakit sistemik, efek samping pengobatan atau status emosional
pasien.
Nyeri. Mengkaji sumber dan letak nyeri serta faktor-faktor yang
meningkatkan persepsi nyeri pasien seperti ketakutan dan kegelisahan,
keletihan, malas dan isolasi sosial.
Keletihan. Mengkaji terhadap perasaan-perasaan kelelahan, kurang
energi dan ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi sehari-hari yang
perlu dan berguna.
Status psikososial. Mengkaji suasana hati dan emosional pasien
terhadap hasil pemeriksaan diagnostik dan prognosis.
Citra tubuh. Mengkaji konsep diri apabila kemungkinan terjadi
kecacatan dan kematian.

3.1.2 Diagnosa
Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan pasein dengan
kanker dapat mencakup :
 Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan efek pengobatan
dan penyakit.
 Perubahan dalam nutrisi; kurang dari kebutuhan yang berhubungan
dengan anoreksa dan perubahan gastrointestinal.
 Nyeri dan ketidaknyamanan ; penyakit dan pengobatan.
 Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan dan fungsi peran.

3.1.3 Intervensi Keperawatan


 Mengkaji dan membantu pasein dalam gangguan yang paling sering
dihadapi termasuk reaksi kulit dan jaringan terhadap terapi radiasi ;
mengatasi kerontokan rambut.
 Memelihara status nutrisi agar tidak mengalami penurunan berat badan
seperti : anoreksia, malabsorpsi dan kakelesia; sesuaikan diet sebelum
dan sesudah diberi obat.

12
 Peredaan nyeri. Dari reaksi akibat invasi tumor serta gangguan tubuh
yang sebagaimanan penatalaksanaannya amenurut WHO “3 Step
Leadder”, memberikan analgesik berdasarkan tingkat nyeri ; non
opioid (asetaminofen) digunakan untuk nyeri ringan: opioid lemah
(kodein) untuk nyeri sedang dan opioid kuat (morfin) untuk nyeri
hebat dan kaji respon terhadap nyeri
 Memperbaiki citra tubuh dan harga diri dengan cara memberikan
dorongan agar mandiri dan ikut serta secara kontinu dalam perawatan
diri dan pembuat keputusan serta membantu pasien mencari konseling
apabila ada kesulitan pada fisaiologis dan psikologis dan kaji perasaan
tentang citra tubuhnya dan tingkat harga diri.
3.1.4 Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
 Mempertahankan integritas jaringan yang adekuat (kulit, membran
mukosa)
 Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
 Mencapai peredaan nyeri dan ketidaknyamanan
 Menunjukan peningkatan citra tubuh dan harga diri

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kanker merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh manusia, kanker
juga merupakan penyakit yang terjadi pada berbagai tingkatan usia.
Kanker adalah penyakit keganasan yang dapat disebabkan oleh sel tubuh
yang berubah sifatnya, dimana sel menjadi cepat membelah dan dapat
menginfiltrasi jaringan sekitarnya atau menyebar kelokasi jauh. Sifat sel berubah
karena adanya perubahan pada DNA.
Untuk dapat dilakukan pemeriksaan maka dapat dilakukan pemeriksaan
labolatorium untuk mendiagnosa kankaer, yaitu dengan cara :
1. Histologik dan Sitologik
2. Imunohistokimia/imunositokimia
3. Diagnosis molekular
4. Flow cytometry

4.2 Saran
Untuk dapat memberikan dukungan mental pada penderita kankaer,
diharapkan sebagai seorang perawat harus dapat memberikan fasilitas dan
membimbing pasien untuk dapat melakukan copying yang positif dengan cara :
1. Tahu waktu yang tepat untuk memberikan informasi dan intervensi
keperawatan.
2. Mengerti dan dapat menginterpretasikan sikap dan prilaku pasien.
3. Dapat melatih pasien/orang lain dalam menyelesaikan masalah.

14
KEGANASAN

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III

Disusun Oleh :

1. Arie Rachmawan
2. Asti Rismawati
3. Ivan Sopian Maulana
4. Melawati

AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA KABUPATEN


GARUT
2005

15
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Rahmat serta salam kami
curah limpahkan kepada Nabiyalla yaitu Nabi Muhammad SAW kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya samapi kepada kita semua yang selalu
mengharapkan safaatnya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini, haingga makalah
ini dapat terselesaikan pada waktunya. Kami mengucapkan teruma kasih kepada :
1. Bpk. Iwan Suhendar, S.Sos. selaku direktur AKPER PEMDA
KABUPATEN GARUT.
2. Ibu. Iceu Amira DA, S.Sos. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III.
3. Bpk. Uu Sunarya, S.Kep. Selaku dosen mata kuliah Keperwatan Medikal
Bedah III.
4. Bpk. Yadi Riyadi , S.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawtan Medikal
Bedah III.
5. Ibu. Sri Mulyati. Selaku pengelola perpustakaan.
6. Rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan sarannya.
Dalam makalah ini kami sadari bahwasanya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oler karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sehingga kami dlam membuat makalah yang selanjutnya
menjadi lebih baik.
Akhir kata kami ucapkan alhamdulillah atas terselesaikannya makalah ini.

Garut, Juni 2005

Penulis

i
16
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................i


DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Pembatasan Masalah ..............................1
1.4 Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.5 Sistematika Penulisan ..............................2
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ....................................3
2.2 Etiologi ....................................3
2.3 Patofisiologi ....................................5
2.4 Diagnostik Laboratorik ..............................5
2.5 Hubungan Psikososial dan Kanker ..................6
2.6 Stadium Gangguan Psikososial Pada Pasien Kanker ......7
2.7 Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB III ASKEP PADA KANKER
3.1 Proses Keperawatan Pasien Dengan Kanker . . . . . . . . . . . . 11
3.1.1 Pengkajian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.1.2 Diagnosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
3.1.3 Intervensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
3.1.4 Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
4.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

17ii
DAFTAR PUSTAKA

Harwono, Sapto. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Widya Medika.


Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

iii
18

Anda mungkin juga menyukai