Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2008 Angka kematian ibu di Indonesia masih menempati

posisi tertinggi di ASEAN, yaitu 307/100.000 kelahiran hidup, .sedangkan angka

kematian bayi adalah 100/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 angka

kematian ibu di Indonesia meningkat menjadi 358/100.000 kelahiran

hidup,sedangkan angka kematian bayi 110/1000..

Propinsi Jawa Barat memiliki sejarah AKI yang lebih Besar dari tahun ke

tahun. Pada 2008 Jabar menduduki posisi ke lima sebagai daerah dengan AKI

tertinggi di Indonesia. Hingga akhir 2009 rasio AKI di Jabar 262 per 100.000

kelahiran. Artinya, dari seriap 100.000 kelahiran bayi, ada 262 ibu meninggal.

(http:// prov.bkkbn.go.id 22 April 2010).

Berdasarkan data dari Dines Kesehatan Garut pada tahun 2008.kematian

ibu 44/100.000 kelahiran hidup sedangkan kematian bayi 368/1000 kelahiran

hidup dan pada tahun 2009 kematian ibu meningkat menjadi 63/100.000 kelahiran

hidup sedangkan kematian bayi 403/1000 kelahiran hidup.(dinas kesehatan garut)

Berdasakan hasil studi pendahuluan di RSU dr Slamet Garut pada tahun

2008 dari 3879 ibu yang melahirkan 21 ibu dan 88 bayi meninggal sedangkan

pada tahun 2009 dari 4323 ibu yang melahirkann 30 ibu dan bayi 51 meninggal.

Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi kondisi ibu dan bayi yang

tidak sehat yaitu adanya 3 T, yang pertama terlambat mengetahui tanda bahaya

1
dan memutuskan rujukan. Hal ini disebabkan karena pendidikan yang rendah atau

bila ada yang berpendidikan itu karena adanya ketidak-acuhan, yang kedua

terlambat merujuk karena masalah transportasi serta penyebaran sarana kesehatan

masih belum merata, karena itu ada anggota masyarakat yang belum pernah ke

rumah sakit. Ketiga terlambat ditangani di tempat pelayanan disebabkan karena

tidak efektifnya pelayanan di Puskesmas maupun di rumah sakit (Mochtar, 1998 :

184).

Kematian yang terjadi sebelum persalinan antara lain disebabkan oleh

aborsi dan kehamilan etopik. Selanjutnya kematian yang terjadi selama persalinan

antara lain disebabkan pendarahan antepartum, intrapartum atau postpartum

sedangkan kematian yang terjadi beberapa waktu setelah persalinan antara lain

disebabkan sepsis nipas.disamping itu,tidak semua kematian ibu disebabkan oleh

kondisi yang langsung berhubungan dengan kehamilan. Beberapa diantaranya

disebabkan oleh keadaan yang sudah terjadi sebelumnya dan diperburuk oleh

kehamilan (contohnya hepatitis).

Salah satu upaya mempercepat penurunan AKI yaitu diperlukan suatu

usaha diantaranya adalah pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC).

Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua didalam Safe Motherhood yang

merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan. ibu dalam

menghadapi persalinan,sehingga bila ditemukan adanya komplikasi obstetri dan

ibu tidak mengerti tentang persiapan yang dibutuhkan menjelang persalinan, maka

ibu tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dan tepat waktu. (Prawirohardjo

Sarwono,2002:100).

2
Persiapan persalinan yang direncanakan bersama diharapkan dapat

menurunkan kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dtenaga kesehatan

meningkatkan kemungkinan dimna ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta

tepat waktu oleh karena itu peran petugas kesehatan sangat penting dalam

memantau persalinan untuk mendektesi dini adanya komplikasi dan bersama

keluarga memberikan bantuan dan mendukung pada ibu bersalin.

http://grahacendikia.wordpress.com/2009/06/10/pengetahuan-dan-sikap-ibu-

primigravida-tentang-persiapan-menjelang-persalinan-di-bps-xx

Bukan hanya perawatan tetapi juga pengawasan dan penjagaan wanita

hamil supaya jangan sampai mendapat kelainanan dan agar mendapatkan ibu dan

anak yang sehat tujuan pemeriksaan secara teratur ini adalah agar kelainan yang

mungkin terjadi,bagamaina kecilnya,harus dicegah,serta kesehatan ibu sendiri

dapat dipertahankan agar janin dalam kandungan tidak terganggu dan tidak

kekurangansesuatuapapun.{http://grahacendikia.wordpress.com/2009/06/10/penge

tahuan-dan-sikap-ibu-primigravida-tentang-persiapan-menjelang-persalinan-di-

bps-xx

Pelaksanakan kegiatan tersebut diantaranya diperlukan parsitipasi ibu

dalam menghadapi persalinan,ibu hamil dibekali pengetahuan yang cukup dalam

persiapan persalinan diantaranya persiapan keluarga manghadapi persalinan,tanda

tanda persalinan,apa yang dilakukan ibu bersain,dan tanda tanda pada ibu

bersalin.(Depkes.2008.buku kesehatan ibu dan anak)

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.(Notoatmodjo, 1997).

3
Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan lain sebagainya).

Dengan memperhatikan latar belakang di atas Penulis merasa tertarik

untuk meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Persalinan

Berdasarkan Karakteristik Dipoliklinik Kebidanan RSU dr. Slamet Garut”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalahnya

adalah “Bagaimana gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu

hamil berdasarkan karakteristik tentang persalinan dipoli klinik kebidanan Dr

Slamet Garut.”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran fakto-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang persalinan berdasarkan

karakteristik dipoliklinik Kebidanan RSU dr Slamet Garut

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya gambaran pengetahuan responden tentang persalinan

berdasarkan umur.

b) Diketahuinya gambaran pengetahuan responden tentang persalinan

berdasarkan pekerjaan.

4
c) Diketahuinya gambaran pengetahuan responden tentang persalinan

berdasarkan paritas

d) Diketahuinya gambaran pengetahuan responden tentang persalinan

berdasarkan pendidikan

e) Diketahuinya gambaran pengetahuan responden tentang persalinan

berdasarkan informasi

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan media pembelajaran

untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang didapat

di bangku kuliah serta bisa menambah wawasan dan kepekaan penelitian

terhadap kondisi-kondisi nyata di masyarakat berkaitan dengan

pengetahuan ibu hamil mengenai persalinan berdasarkan karakteristik.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dirumah sakit

dalam memberikan asuhan kaperawatan terhadap ibu hamil dan persalinan.

3. Bagi Responden

Sebagai bahan masukan bagi ibu hamil mengenai pentingnya

pengetahuan persalinan dan menambah pengetahuan dan motivasi

sehingga responden mengerti dan juga ikut berpartisipasi dalam

persalinan.

5
4. Bagi Metodologi

Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya terutama

yang melakukan penelitian tentang judul gambaran factor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang persalinan berdasarkan

karakteristik.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan

Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas mengenai factor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang persalinan berdasarkan

karakteristik umur ,pekerjaan, paritas pendidikan dan informasi .

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data

dengan menggunakan metode angket yaitu membutuhkan waktu yang lebih

lama,responden kemungkinan dapat memberikan jawaban yang tidak benar atau

memanipulasi jawaban.cara mengantisipasinya yaitu dengan menjalin hubungan

baik antara interviewer dengan interviewe

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan

(beliefes) tahyul (supersitions) dan penerangan-penerangan yang keliru

(Soekanto, 2000:6).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang tejadi melalui proses

sensori khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumya

bersifat langgeng (Sunaryo, 2004:15).

2.1.2 Tujuan pengetahuan

Pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian serta

menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian tersebut.

Pengetahuan berbeda dengan bush pikiran (ideas), oleh karena tidak

semua buah pikiran merupakan pengetahuan (Soekanto, 2000:6).

7
2.1.3 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitip mempunyai 6

tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali(recall) terhadap suatu spesipik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.oleh sebab itu tahu

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (compreshension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar objek yang diketahui,dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang ditekan dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).aplikasi

disini dapat diartikan dalam menggunakan prinsip,hokum,metode dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyebarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut masih ada kaitan nya satu sama lain.

8
5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi ata penilaian terhadap suatu objek atau materi.penilaian suatu

criteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi atau topic yang ingin diukur dari subjek

peneliti atau responden.kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui ada diukur

dapat disesuaikan dengan tindakan-tindakan tersebut diatas

http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/06/07/konsep-pengetahuan

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Singgih (1998) Mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang

maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik,akan tetapi

pada umur tertentu,bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak

secepat seperti ketika berumur belasan tahun.selain iti juga abu ahmadi

9
(2001),juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh umur.dari uraian ini maka dapat disimpulkan

bahwa bertambahnya u,ur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya,akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang.

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-faktor

yang mempengaruhi)

2. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.

Intelegensi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil dari

proses belajar.Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal

untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia

mampu menguasai lingkungan (khayan,1997 :34).Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan

berpengaruhpula terhadap tingkat pengetahuan.

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-faktor

yang mempengaruhi)

3. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang.lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang,

10
Dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal

yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.dalam lingkungan

seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berpikir seseorang.(Nasution : 1999).

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-faktor

yang mempengaruhi)

4. Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang

memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang

lain,karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh suatu pengetahuan.

Semua orang hidup dalam kelompk dan saling

berhubungan.manusia mempelajari kelakuan orang lain dilingkungan

sosialnya.hampir segala sesuatu yang dipikirkan,dirasakan bertalian

dengan orang lain,bahasa,kebasaan,makan,pakaian,dan sebagainya

dipelajari dari lingkungan social budayanya. Pengetahuan.

.(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-

faktor yang mempengaruhi.)

5. Pendidikan

Menurut notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri

sendiri.menurut Wied Hary A.(1996),Menyebutkan bahwa tingkat

11
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap

dan memahami pengetahuan yang merdeka peroleh,pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula

pengetahuannya.

Pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan

kelakuan anak didik.pendidikan bertalian dengan transmisi

pengetahuan,sikap,kepercayaan,keterampilan,dan aspek kelakuan yang

lain. Pendidikan adalah proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan

manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-faktor

yang mempengaruhi)

Tingkat pendidikan formal yang berhasil di tempuh responden

berdasarkan ijazah yang di miliki jenjang pendidikan formal.

6. Informasi

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran

pengalaman, atau instuksi atau bisa disebut pengetahuan yang

dikomunikasikan. informasi tersebut berupa data yang telah diproses

kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti dan mempunyai nilai

nyata.sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil

keputusan,dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.

Dengan demikian infrmasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara

pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan

pengetahuan,sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok

12
sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang

bersangkutan.(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan

dan factor-faktor yang mempengaruhi)

Informasi yang pernah di peroleh oleh responden tentang

persalinan.

7. Pengalaman

Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang baik.hal ini

memiliki maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-faktor

yang mempengaruhi)

Pengalaman dalam penelitian ini adalah jumlah persalinan

yangpernah di alami oleh responden yang di sebut paritas .

2.1.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner bila seseorang mampu menjawab mengenai materi

tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan mengetahui

bidang itu. Sekumpulan jawaban yang diberikan seseorang itu dinamakan

pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan

subjek penelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2003:144).

Dalam penelitian ini pengetahuan ibu dapat diketahui ada hasil

kuesioner yang akan dilakukan pada saat penelitian berlangsung,dengan

13
menggunakan kriteria standar penguasaan suatu materi menurut Arikunto

(1998) seperti dikutip oleh Hendra AW 7 juni 2008,sebagai berikut :

a) Baik :76-100 %

b) Cukup :56-75 %

c) Kurang :40-55 %

d) Buruk :< 40 %

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-

faktor yang mempengaruhi)

Pertanyaan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bersikap Individu

yang bekerja akan lebih mudah untuk memperoleh informasi sehingga seseorang

dapat berprilaku sesuai dengan apa yang ia dapatkan (Notoatmodjo, 2003).

http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/06/07/konsep-pengetahuan

2.2 Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterinmulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi ke dalam 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4

sampai 6 bulan, triwulan ke 3 dari bulan ke 7 sampai 9 bulan.

14
2.2.1 Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda-tanda dugaan hamil

1.Amenore (terlambat datang haid)

2. mual (nausea) dan muntah (emesis)

3. mengidam

4. sinkope atau pingsan

5. payudara tegang

6. sering miksi

7. konstipasi atau obstipasi

8. pigmentasi kulit

9. epulis (hipertropi gusi)

10. varises atau penampakan pembuluh darah vena.

b. Tanda tidak pasti kehamilan.

1. Rahim membesar,sesuai dengan tuanya hamil

2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai:

a. tanda hegar

b. tanda Chadwick

c. tanda piscaseck

d. kontraksi Braxton hicks

e. teraba ballottement

3. pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

c. tanda pasti kehamilan

1. gerakan janin dalam rahim

15
a. terlihat/teraba gerakan janin

b. teraba bagian-bagian kecil

2. denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiografi, alat Doppler

b. Dilihat dengan ultrasonografi

c. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin.

2.3 Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang

telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

1998: 157).

2.3.1 Persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan

 Sejak awal,ibu hami menentukan persalinan ini ditolong oeh bidan dan

dokter.

 Suami/keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan

 Siapkan donor darah,jika sewaktu waktu diperlukan ibu.

 Ibu dan suami menanyakan kebidan/dokter kapan perkiraan tanggal

persalinan.

 Ibu dan suami minta penjelasan inisiasi menyusui dini (IMD) dan

pemberian ASI ekslusif

16
 Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu

dan bayi perlu segera kerumah sakit.

 Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu

dan bayi perlu segera kerumah sakit

 Jika bersalin dirumah,suami atau keluarga perlu menyiapkan :

- Ruangan yang terang ,tempat tidur dengan alas kain yang bersih.

- Air bersih dan sabun untuk cuci tangan.

- Kain,handuk,dan pakaian bayi yang bersih dan kering.

- Kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi ibu setelah

melahirkan (Depkes RI, 2008 buku kesehatan ibu dan anak:6-7)

2.3.2 Tanda-tanda persalinan

 Mulas-mulas yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama

 Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir

 Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban

(Depkes RI,2008, buku kesehatan ibu dan anak: 8)

2.3.3 Apa yang dilakukan ibu bersalin

 Proses persalinan berangsung 12 jam sejak terasa mulas.jadi ibu masih

bisa makan,minum,buang air kecil,dan jaan jalan.

 Jika muas mulas bertambah,tarik nafas panjang melalui hidung dan

dikeluarkan melalui mulut.

17
 Jika ibu merasa ingin buang air besar berarti bayi akan lahir segera

beritahu dokter /bidan

 Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi

akan lahir.

 Segera dekap dan biarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama

kelahiran [Inisiasi Menyusui Dini] untuk keberhasilan menyusui

selanjutnya.

 Segera menyusui bayi setelah bersain untuk mencegah pendarahan &

meransang ASI cepat keluar,Lakukan inisiasi menyusui dini dalam 1

jam (Depkes,2008,buku kesehatan ibu dan anak:8-9)

2.3.4 Tanda – tanda bahaya pada ibu bersalin

 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.

 Pendarahan lewat jalan lahir.

 Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.

 Ibu tidak kuat mengejan atau mengaami kejang.

 Air ketuban keruh dan berbau.

 Setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar.

 Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.(Depkes,2008,buku

kesehatan ibu dan anak:9)

18
2.4 Karakteristik Ibu

Karakteriristik ibu adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh ibu.

Karakteristik yang dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor sebagai

berikut.(Susan,2008:32)

2.4.1 Umur ibu

Resiko kematian maternal pada kelompok umur dibawah 20

tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun adalah tiga kali lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok umur reproduksi sehat (20-30

tahun).(Susan,2008:32)

2.4.2 Pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang

keberhasilan dalam berbagai bidang pembangunan termasuk kesehatan

persalinan. Makin tinggi tingkat pendidikan maka sesesorang akan makin

baik tingkat kesadarannya tentang perlunya hidup sehat dan pentingnya

informasi kesehatan maupun sumber informasi lainnya.

Seperti yang dikemukakan oleh burn bahwa wanita yang

berpendidikan rendah banyak yang tidak mampu menjangkau pelayanan

kesehatan dan informasi kesehatan. Serta tidak mempunyai kendali atas

hak menerima pelayanan kesehatan yang mendasar khususnya dalam

kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir maupun

19
keluarga berencana. Sehingga yang berpendidikan lebih rendah mudah

terjadi kematian dalam persalinan karena mereka acuh tak acuh terhadap

program kesehatan dari pemerintah walaupun sarana telah tersedia, tetapi

mereka belum tentu dapat menggunakannya.(Susan,2008:33)

2.4.3 pekerjaan

Variabel apa, tempat dan bagaimana pekerjaan merupakan pokok

utama hubungan antara pekerjaan dengan penyakit. Lingkungan kerja yang

buruk mengakibatkan segitiga epidemiologi terganggu sehingga dapat

menimbulkan bahaya pada persalinan.

Jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan indikasi dari situasi

pekerjaan itu. Pekerjaan yang penuh dengan stress ataupun pekerjaan yang

berat akan menyebabkan tekanan fisik dan psikologis yang berakibat pula

bagi persalinan.(Susan,2008:32)

2.4.4 paritas

Ibu yang kehamilannya tidak direncanakan biasanya pada usia

remaja jarang sekali mendapatkan konseling sebelum kehamilannya

sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

cukup tentang persalinannya. Berbeda dengan wanita yang lebih tua

mendapatkan konseling pra konsepsi sebelumnya, juga karena mereka siap

dan berharap optimis pada bayi yang nanti akan dilahirkannya dan

kehamilan yang sehat

20
Paritas 2 sampai 3 kali merupakan paritas paling aman ditinjau dari

sudut kematian maternal. Setiap wanita dengan anak yang lebih dari 4

(grandemultipara) akan lebih sering mengalami kematian karena

perdarahan disebabkan karena kehilangan sel darah merah yang terlalu

banyak atau pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat. Risiko

kematian maternal pada golongan ini 8 kali jauh lebih tinggi dari risiko

kematian yang lainnya.(Susan,2008:33)

21
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Dengan melihat kasus tersebut, maka

kerangka konsep penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut.

Umur
Pendidikan Baik
Pekerjaan Pengetahuan ibu
hamil tentang Cukup
persalinan
Paritas
Kurang
Informasi
Intelegensi Buruk
Lingkungan
Sosial Budaya

Ket:

= Yang Tidak Diteliti

= Yang Diteliti

22
3.1.1 Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2002) variabel penelitian adalah sesuatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

satuan penelitian tentang suatu konsep penelitian tertentu.

Definisi operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variable – variable yang diamati atau diteliti (Notoatmojo, 2005).

Dalam penelitisn variable dan definisi operasionalnya adalah :

Definisi Alat Cara


No Variabel Hasil Ukur Skala
Oprasional Ukur Ukur

1 Umur Lama hidup Kuesioner Angket Umur responden yang Ordinal

seseorang yang dikata gorikan menjadi

di hitung sejak 1.=Resiko(>35 tahhun )

lahir sampai 2.=Nonresiko(20 tahun-

ulang tahun 35 tahun)

yang terakhir

2 Pendidikan Tingkat kuesioner Angket 1.Tidak sekolah Ordinal

Pendidikan 2.SD/Sederajat

formal yang 3.SMP/Sederajat

berhasil di 4.SMA/Sederajat

tempuh 5.PT

responden

berdasarkan

ijazah yang

23
dimiliki jenjang

pendidikan

3 Pekerjaan Aktifitas sehari- kuesioner Angket Pekerjaan responden Nominal

hari yang biasa dikatagorikan menjadi

di kerjakan atau 1)Bekerja

dilakukan untuk 2)Tidak bekerja

mendapatkan

upah

4 Paritas Jumlah Kuesioner Angket Paritas dikatagorikan Ordinal

persalinan yang menjadi

pernah di alami 1.Nulipara(belum

oleh responden pernah melahirkan)

formal. 2.Primipara(Melahirkan

1 kali)

3.Multipara(2-4 kali)

4.Grande Multipara(>4

kali)

5 Informasi Informasi yang kuesioner Angket Informasi yang Ordinal


dikatagorikan menjadi
pernah diperolehr
1.Pernah
oleh responden
2.Tidak Pernah
tentang

persalinan.

24
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Cross sectional Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor-faktor resiko dengan efek, Dengan cara pendekatan, Obserfasi atau

Pengumpulan data Sekaligus pada suatu saat (point time approach) Artinya tiap

subjek penelitian hanya di Obserfasi sekali saja dan pengukuran di lakukan

terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan

(Notoatmodjo,143, 2005).

Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang “Gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang persalinan berdasarkan

karakteristik”

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Notoatmodjo,soekidjo.2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang

kepoliklinik Kebidanan RSU dr Slamet Garut pada tanggal 6-13 agustus 2010

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (dikutip oleh setiadi dalam buku notoatmojo2002:75)

(Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non

probability sampling dengan cara accidental sampling yaitu, pengambilan sampel

25
secara kebetulan pada saat kita meneliti atau sampel diambil dari respon yang

kebetulan ada atau tersedia pada saat penelitian berlangsung ( Notoatmodjo,

2005). Pengambilan sampel akan terus dilakukan selama periode penelitian

berlangsung. Kriteria responden yang akan diteliti adalah :

1. Ibu hamil

2. Bisa menulis dan membaca

3. Bersedia dan mampu berpartisipasi dalam penelitian

1.3 Waktu dan tempat

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal bulan 6-14 agustus 2010 dan

tempat penelitian dilakukan dipoliklinik Kebidanan RSU dr Slamet Garut.

4.4 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari

sumber pertama/sumber data,Adapun kelemahan pengumpulan data dilakukan

dengan cara pembagian angket/kuesioner kepada ibu hamil dengan penelitian

untuk jawaban yang terdiri dari pilihan a,b,c,d dimana salah satunya adalah

jawaban yang benar,jawaban yang didapat dari responden kemudian

dikelompokan dan dimasukan kedalam tabel untuk kemudian dihitung berapa nilai

responden yang bersangkutan untuk menghitung.

4.5 Pengolahan data

Menurut Hidayat (2007) dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu

harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik,

informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan.

26
kemudian dihitung berapa nilai responden yang bersangkutan.untuk menghitung

nilai responden digunakan rumus persentase nilai. Rumusnya adalah :

F
P x100 %
N

Keterangan :

P : Persentase

F : jumlah jawaban yang benar

N :Jumlah soal

Hasilnya kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu :

a. 76 – 100 % : baik

b. 56 – 75 % : cukup

c. 40-55 % : kurang

d. <40 : buruk

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-

faktor yang mempengaruhi)

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, di antaranya .

a. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

27
b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya

dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu

buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

suatu kode suatu variable

c. Data Entry

Data Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontigensi.

d. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat entry data

Analisa data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan

perangkat lunak Statistical Program For Social Sciene (SPSS) 17.0.

28
4.6 Analisa Data

Tehnik analisa yang di gunakan adalah secara Univariat yaitu untuk

mengidentifikasi pengetahuan responden dengan digunakan quesioner, dengan

penelitian untuk setiap jawaban yang terdiri dari pilihan jawaban a, b, c, d dimana

salah satu di antaranya adalah jawaban yang benar, jawaban yang didapat dari

responden kemudian dikelompokkan dan dimasukkan kedalam tabel untuk

kemudian dihitung berapa nilai responden yang bersangkutan.untuk menghitung

nilai responden digunakan rumus persentase nilai. Rumusnya adalah :

F
P x100 %
N

Keterangan :

P : Persentase

F : jumlah jawaban yang benar

N :Jumlah soal

Hasilnya kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu :

a. 76 - 100 % : baik

b. 56 - 75 % : cukup

c. 40 - 55 % : kurang

d. <40 % : buruk

(http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19/pengetahuan dan factor-

faktor yang mempengaruhi)

29
4.7 Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus di

perhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian.

Masalah etika dalam penelitian keperawatan dapat meliputi :

a. Informed concent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent).

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia maka mereka

harus menandatangani lembar persetuan dan jika responden tidak bersedia

maka peneliti harus menghormati hak pasien.

b. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara

tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

c. Confidentiality

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh penelitian,

30
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(Hidayat, 2007:41).

31
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut

5.1.1 Visi dan Misi

1. Visi : Terwujudnya Rumah Sakit yang Mandiri, Eksis, Proaktif dan

Sensitif terhadap Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Mastarakat,

yaag Didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang

Profesional

2. Misi : - Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan

terjangkau dengan menjunjung tinggi kode etik serta

senantiasa memeperhatikan fungsi sosial;

- Membangun kemitraan dengan lembaga lainnya dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan;

- Menyelenggarakan peningkatan mutu dan peningkatan

kesejahteraan sumber daya manusia;

- Tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi pelayanan kesehatan dalam menunjang program

pemerintah Kabupaten Garut.

32
5.1.2 Data Umum

1. Data Geografis RSU dr. Slamet Garut

Luas tanah yang dimiliki tercatat 38.000 m2, sedangkan dari luas

tanah tersebut yang sudah dibangun sekitar 28.500 m2 dimana RSUD dr.

Slamet tersebut terletak di sekitar Kota Garut dan dapat dicapai dengan

mudah oleh semua kendaraan, Rumah Sakit Umum lainnya yang terdekat

berjarak 60 km yang berada pada kabupaten lain.

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Kabupaten Garut potensial

untuk dikembangkan, karena bila melihat kondisi geografis, luas

Kabupaten Garut adalah 306.519 Ha, dengan ibu kota Kabupaten berada

pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1838 m),

Gunung cikuray (2821 m), Gunung Papandayan (2622 m), dan Gunung

Guntur (92249 m) dan secara geografis wilayahnya terletak pada koordinat

6056’49” - 7045’00” Lintang Selatan dan 107025’8” - 10807’30” Bujur

Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten

Sumedang;

 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten tasikmalaya;

 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia;

 Sebelah Barat, berbatasab dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur.

33
5.2 Hasil Penelitian

Penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan ibu hamil berdasarkan karakteristik, telah dilaksanakan pada tanggal

06-13 Juli 2010. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 28

responden yang memenuhi kriteria kemudian diserahkan kembali kepada peneliti

sejumlah 28 eksemplar kuesioner. Dari 28 responden didapatkan data karakteristik

dan data tentang tingkat pengetahuan responden terhadap persalinan yang dapat

dilihat di bawah ini :

5.2.1. Data Karakteristik

a. Umur

Umur responden yang dikategorikan menjadi.:

1.Resiko :>35 Tahun

2.Nonresiko:20 Tahun-35 Tahun

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi umur responden tentang persalinan dipoli


kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Umur Frekuensi Presentase (%)

Resiko 14 50%

Nonresiko 14 50%

Total 28 100

Tabel 5.3 menggambarkan bahwa umur responden yang beresiko

14 ibu hamil (50%) dan yang Nonresiko sebanyak 14 ibu hamil (50%)

34
b. Pendidikan

Distribusi gambaran karakteristik berdasarkan pendidikan

responden dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

1.Tidak sekolah

2.SD/Sederajat

3.SMP/Sederajat

4.SMA/Sederajat

5.PT

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi pendidikan responden tentang persalinan dipoli


kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD/Sederajat 11 39,2%

SMP/Sederajat 8 28,5%

SMA/Sederajat 8 28,5%

PT 1 3,6%

Total 28 100

Tabel 5.4 menggambarkan bahwa pendidikan responden paling

besar lulusan SD/Sederajat 11 ibu hamil(39,2%), dan paling sedikit lulusan

perguruan tinggi 1 ibu hamil(3,6%).

35
c. Pekerjaan.

Distribusi gambaran karakteristik pekerjaan responden dikategorikan

menjadi.

1.Bekerja

2.Tidak Bekerja

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden tentang persalinan dipoli


kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Bekerja 11 39,3

Tidak Bekerja 16 57,2

Total 28 100

Tabel 5.5 menggambarkan bahwa sebagian besar responden 16 ibu hamil

(57,2),yang tidak bekerja dan 11 ibu hamil(39,3) sudah bekerja

d. Paritas

Distribusi gambaran karakteristik berdasarkan paritas dibagi

menjadi empat kategori, yaitu :

1.Nulipara :Belum pernah melahirkan

2.Primipara :Melahirkan 1 kali

3.Multipara :Melahirkan 2-4 kali

4.Grande Multipara:>4 kali

36
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi paritas responden tentang persalinan dipoli
kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Paritas Frekuensi Presentase (%)

Nulipara 4 14,3

Primipara 11 39,3

Multipara 7 25

Grande Multipara 6 21,5

Total 28 100

Tabel 5.6 menggambarkan dari 28 responden sebagian besar , Primipara

11 ibu hamil (39,3),dan paling sedikit nulipara 4 ibu hamil (14,3)

e. Informasi

Informasi yang dikatagorikan menjadi.

1.Pernah

2.Tidak Pernah

Seluruh responden 28 ibu hamil (100%) pernah mendapatkan

informasi tentang persalinan.

37
5.2.2. Tingkat Pengetahuan

Distribusi gambaran tingkat pengetahuan responden terhadap

persalinan dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

1. 76-100% :Baik

2. 56-75% :Cukup

3. 40-55% :Kurang

4. <40% :Buruk

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan


dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut

Tingkat Depresi Frekuensi Presentase (%)

Baik 8 28,6

Cukup 10 35,7

Kurang 10 35,7

Total 28 100

Tabel 5.7 menggambarkan bahwa responden berpengetahuan cukup

dan kurang masing-masing 10 ibu hamil (35,7%) dan 8 ibu hamil (28,6)

yang berpengetahuan baik.

38
5.2.3. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik.

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi pengetahuani responden tentang persalinan


berdasarkan umur dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Tingkat pengetahuan Jumlah


Umur
Baik % Cukup % Kurang % f %
Resiko 3 21,5 2 14.3 9 64,3 14 100

Nonresiko 5 35,7 8 57,1 1 7,1 14 100

Tabel 5.8 menggambarkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

responden tentang persalinan paling besar ibu hamil beresiko dengan

pengetahuan kurang 9 ibu hamil (64,3) dan paling kecil ibu hamil nonresiko

dengan pengetahuan kurang 1 ibu hamil (7,1).

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan


berdasarkan pendidikan dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010\

Pendidikan Tingkat pengetahuan Jumlah


Baik % Cukup % Kurang % F %
SD 1 9,0 10 90,9 18 100
SMP 4 22,2 4 22,2 8 100
SMA 3 37,5 5 62,5 8 100
PT 1 100 1 100

Tabel 5.9 menggambarkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

responden tentang persalinan paling besar ibu hamil dengan lulusan SD

dengan pengetahuan kurang 10 ibu hamil (90,9%) dan paling kecil ibu hamil

dengan lulusan perguruan tinggi yaitu 1 ibu hamil (100%)

39
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi pengetahuan reponden tentang persalinan
berdasarkan pekerjaan dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Jumlah


Baik % Cukup % Cukup % F %
Bekerja 4 36,4 7 63,6 11 100
Tidak 4 23,5 3 17,6 10 58,8 7 100
Bekerja

Tabel 5.10 menggambarkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

responden tentang persalinan paling besar ibu hamil yang tidak bekerja

dengan pengetahuan Kurang yaitu 10 ibu hamil (58,8%) dan paling sedikit

ibu hamil yang tidak bekerja pula dengan pengetahuan cukup sebanyak 3 ibu

hamil (17,6).

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan


berdasarkan paritas dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Tingkat pengetahuan Jumlah


Paritas
Baik % Cukup % Kurang % F %
Nulipara 1 25 2 50 1 25 4 100

Primipara 5 45,4 6 54,5 11 100

Multipara 1 14,2 1 14,2 5 71,4 7 100

Grande
1 1 4 6
Multipara 16,6 16,6 66,6 100

Tabel 5.11 menggambarkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

responden tentang persalinan paling besar ibu hamil primipara dengan

pengetahuan cukup yaitu 6 ibu hamil (54,5%).

40
5.12 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan
berdasarkan inforamsi dipoli kebidanan RSU dr Slamet Garut 2010

Tingkat pengetahuan
Jumlah Jumlah
Informasi
Baik Cukup Kurang F %
Pernah 8 28,5 10 35,7 10 35,7 28 100

Tidak
Pernah

Tabel 5.12 menggambarkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

responden tentang persalinan,yaitu ibu hamil yang pernah mendapatkan

informasi tentang persalinan dengan pengetahuan cukup dan kurang masing

masing 10 ibu hamil (35,7) dan ibu hamil yang pernah mendapatkan

informasi tentang persalinan dengan pengetahuan kurang adalah 8 ibu hamil

(28,5).

5.3 Pembahasan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri)

yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Manuaba, 1998: 157).

Pada penelitian ini, pendekatan yang ditempuh dalam

pengumpulan data menggunakan data primer yaitu dengan desain penelitian

deskriptif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran factor-faktor

yang mempengaruhi persalinan berdasarkan karakteristik melalui

penyebaran kuesioner.

41
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menggambarkan bahwa responden

berpengetahuan cukup dan kurang masing-masing 10 ibu hamil (35,7%) dan

8 ibu hamil (28,6) yang berpengetahuan baik.

Pada sebagian responden yang lain memiliki tingkat pengetahuan

yang berbeda-beda, dari mulai ibu hamil yang berpengetahuan

baik,cukup,kurang dan sedang. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor,

diantaranya sebagai berikut :

1. Umur

distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan paling besar

ibu hamil beresiko dengan pengetahuan kurang 9 ibu hamil (64,3) dan

paling kecil ibu hamil nonresiko dengan pengetahuan kurang 1 ibu hamil

(7,1).

Sesuai dengan teori singgih (1998) mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah

baik,akan tetapi pada umur tertentu,bertambahnya proses perkembangan

mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan taun.

2. Pendidikan

distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan paling besar

ibu hamil dengan lulusan SD dengan pengetahuan kurang 10 ibu hamil

(90,9%) dan paling kecil ibu hamil dengan lulusan perguruan tinggi yaitu

1 ibu hamil (100%)

Sesuai dengan teori menurut Wied Hary A.(1996),Menyebutkan bahwa

tingkatan pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang

42
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh,pada

umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuannya.

3. Pekerjaan

distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan paling besar

ibu hamil yang tidak bekerja dengan pengetahuan Kurang yaitu 10 ibu

hamil (58,8%) dan paling sedikit ibu hamil yang tidak bekerja pula dengan

pengetahuan cukup sebanyak 3 ibu hamil (17,6).

Tidak sesuai dengan kutipan dari (susan,2008:32) pekerjaan yang penuh

dengan stress ataupun pekerjaan yang berat akan menyebabkan tekanan

fisik dan psikologi yang berakibat pula bagi persalinan.

4. Paritas

distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan paling besar

ibu hamil primipara dengan pengetahuan cukup yaitu 6 ibu hamil (54,5%).

Tidak Sesuai dengan kutipan (Susan,2008:33) yaitu Ibu yang

kehamilannya tidak direncanakan biasanya pada usia remaja jarang sekali

mendapatkan konseling sebelum kehamilannya sehingga mereka tidak

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang

persalinannya. Berbeda dengan wanita yang lebih tua mendapatkan

konseling pra konsepsi sebelumnya, juga karena mereka siap dan berharap

optimis pada bayi yang nanti akan dilahirkannya dan kehamilan yang

sehat

43
5. Informasi

distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang persalinan,yaitu ibu

hamil yang pernah mendapatkan informasi tentang persalinan dengan

pengetahuan cukup dan kurang masing masing 10 ibu hamil (35,7) dan ibu

hamil yang pernah mendapatkan informasi tentang persalinan dengan

pengetahuan kurang adalah 8 ibu hamil.

Sesuai dengan kutipan (http//forbeterhelt.wordfres.com/2009/04/19) yaitu

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran

pengalaman, atau instuksi atau bisa disebut pengetahuan yang

dikomunikasikan. informasi tersebut berupa data yang telah diproses

kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti dan mempunyai nilai

nyata.sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil

keputusan,dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang

44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menggambarkan bahwa responden

berpengetahuan cukup dan kurang masing-masing 10 ibu hamil (35,7%) dan

8 ibu hamil (28,6) yang berpengetahuan baik.

1. Faktor Umur mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap

Persalinan

2. Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap

persalinan

3. Pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap

persalinan

4. Paritas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap

persalinan

5. Informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan responden terhadap

persalinan

45
6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, ada beberapa saran

yang perlu dijadikan pertimbangan, yaitu :

1. Bagi RSU dr. Slamet Garut

a. Agar memberikan asuhan keperawatan terhadap ibu hamil dan bersalin

b. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini jadikan sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Lakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan

………………………

4. Bagi Responden

Untuk bahan masukan bagi ubu hamil mengenai pentingnya pengetahuan

persalinan dan menambah pengetahuan dan motivasi sehingga responden

mengerti dan juga ikut berpartisipasi dalam persalinan.

46

Anda mungkin juga menyukai