Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan
trimester I disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen yang akan
mempengaruhi perubahan psikologis. Namun pengaruh hormon estrogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan
lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada ibu hamil muda yang terus menerus terjadi yang dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya cairan elektrolit dalam tubuh. Hyperemesis ini
juga dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.
Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin menjelaskan,
khususnya penulis ingin lebih mengetahui jumlah kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil yang hyperemesis dan makanan/diet seperti apa supaya makanan yang
dimakan tidak dimuntahkan lagi. Untuk hal itu kami akan menjelaskannya dalam
makalah yang berjudul “KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM”.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah ilmu gizi.
Selain itu penulis ingin menambah wawasan, mengetahui dan memahami
tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum.

1
1.3 Metode Penulisan
Dalam penusunan makalah ini penulis mengumpulkan data dengan metode
studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dari beberapa literatur.

1.4 Rumusan Masalah


Untuk mempermudah penyusunan makalah ini penulis membuat rumusan-
rumusan masalah, diantaranya :
1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum ?
2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum ?
3. Gejala dan tanda Hyperemesis Gravidarum?
4. Patologi Hyperemesis Gravidarum?
5. Penanganan Hyperemesis Gravidarum?
6. Diet Hyperemesis Gravidarum ?

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini memuat latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengertian hyperemesis gravidarum,
etiologinya, gejala-gejala hyperemesis gravidarum menurut berat
ringannya.
BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hyperemesis Gravidarum


Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sehngga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum
menjadi buruk(dehidrasi), ini terjadi pada kehamilan trimester I, gejala-gejala ini
kurang lebih selama ± 10 minggu. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Keluhan dan gejala
fisiologi menentukan berat ringannya penyakit.

2.2 Etiologi Hyperemesis Gravidarum


Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun
ada beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis :
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Disini dianggap meningkatkan
HCG maka dianggap sebagai faktor hormon memegang peranan
karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionlk gonadotropi
dibentuk secara berlebih.
2. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu.
3. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konplik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup. Faktor psikologik dengan hyperemesis

3
gravidarum belum diketahui pasti.Tidak jarang dengan memberikan
suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain
5. Alergi sebagai salah satu respon dijaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik

2.3 Gejala dan Tanda-tanda Hyperemesis Gavidarum


Menurut berat ringannya gejala, hyperemesis gravidarum ini dibagi ke
dalam 3 Tingkatan :
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita ibu merasa lemah, tidak adanya nafsu makan, berat badan
menurun dan terasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar
100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering, mata cekung.

2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun
dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi diguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.

3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu
meningkatkan dan tensi menurun.Komplikasi fatal terjadi nistagmus,
diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk Vit B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukan adanya payah hati.

4
2.4 Patologi Hyperemesis Gravidarum
Dari hasil otopsi wanita yang meninggal karena hyperemesis gravidarum
ditemukan kelainan pada organ-organ sebagai berikut :
1. Hati, pada tingkat ringan hanya ditemukan degenarasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis. Kelainan lemak ini nampaknya tidak
menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang
terus menerus.
2. Jantung, jantung mengalami atrofi, kecil dari biasa.Ini sejalan dengan
lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan
subendokardial.
3. Otak, adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan
kelainan seperti pada ensefalopati.
4. Ginjal, ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan
pada ibu hamil.

2.5 Penanganan
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menangani hyperemesis
gravidarum adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan, dimana dengan memberikan informasi dan edukasi
tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan
faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu hamil, makan jangan
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering,
jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi  akan terasa mual-
muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
2. therapy obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (B 1
dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin), antasida dan anti
mules.
3. Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inaf di rumah
sakit.
- Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah
sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.

5
- Therapy psikologik, berikan pengertian bahwa kehamilan
adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis jadi tidak
perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor
psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta
lingkungan.
- Penambahan cairan, berikan infus dektrosa atau glukosa 5%
sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.
- Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
- Pada bebrpa kasus dan bila therapy tidak dengan cepat
memperbaiki keadaan umum penderita dapat dipertimbangkan
suatu abortus buatan.

2.6 Diet Pada Hyperemesis Gravidarum


a. Tujuan diet pada ibu hamil dengan gangguan hyperemesis gravidarum
- Mengganti persediaan glikogen dan mengontrl acidosis PH = < 7,35
- Secara berangsur memberikan makanan cukup kalori dan zat gizi.

b. Syarat-syarat
- Tinggi hidrat arang, rendah lemak.
- Cukup air.
- Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan penderita.
- Makanan mudah cerna, tidak merangsang dan diberikan makanan yang
memenuhi syarat gizi.

c. Macam-macam diet dan indikasi pemberian


1. Diet Hyperemesis I
Diberikan pada penderita dengan gangguan hyperemesis berat
yaitu dengan kondisi umum
- Lebih parah.
- Muntah berhenti.
- Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma.

6
- Nadi kecil dan cepat.
- Suhu meningkat tekanan darah menurun.
- Komplikasi fatal terjadi pada sistem saraf pusat dengan gejala
nistagmus diplopia, perubahan mental akibat sangat
kekurangan zat makanan yaitu viatmin B kompleks.
- Ikterus.
Diet :
- roti kering
- buah-buahan
- cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudah
makan
- makanan ini kurang dalam semua zat gizi kecuali vit C maka
hanya diberikan selama beberapa hari

2. Diet Hyperemesis II
Keluhan utama
- Penderita tampak lebih lemah dan apatis
- Turgor kulit lebih mengurang
- Lidah mengering dan tampak kotor
- Nadi kecil dan cepat
- Suhu kadang-kadang naik
- Mata sedikit ikteris
- Berat badan menurun, tekanan darah menurun
- Mata cekung
- Konstipasi olyguna
Diet :
- Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang
- Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi
- Minuman tidak diberikan bersama makanan
- Makanan ini rendah dalam semua zat gizi kecuali vitamin A
dan vitamin D

7
3. Diet Hyperemesis III
Diberikan pada penderita dengan hyperemesis ringan keluhan utama :
- Muntah terus menerus  mempengaruhi keluhan utama
penderita
- Lemah
- Tidak ada nafsu makan
- Berat badan murun
- Nyeri pada epigastrium
- Nadi meningkat 100 permenit
- Tekanan darah sistalik menurun
- Turgor kulit mengurang
Diet :
- Minuman boleh diberikan bersama makanan sesuai dengan
kesanggupan penderita
- Makanan cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium
- Roti panggang, biskuit, soda krakers, dapat dimakan bersama
- Buah-buahan segar, sari buah

Pembagian makanan sehari untuk hyperemesis


Jam 08:00 roti panggang 2 ptg
10:00 air jeruk 1 gelas
gula pasir 1 sdm
12:00 roti panggang 2 ptg
pepaya 1 ptg sedang
gula pasir 1 sdm
16:00 pepaya 1 ptg
18:00 roti panggang 2 ptg
pisang 1 bh
gula pasir 1 sdm
20:00 air jeruk 1 gelas
gula pasir 1 sdm

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hyperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil. Hyperemesis ini biasanya terjadi pada kehamilan trimester I,
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum.
Faktor-faktor penyebab hyperemesis yang telah ditemukan diantarnya :
- Faktor predisposisi
- Faktor organik
- Faktor psikologik
- Faktor endokrin
- Faktor alergi

Adapun gejala-gejala dan tanda-tanda hyperemesis gravidarum menurut


berat ringannya gejala dibagi 3 :
- Tingkat I  ditandai muntah terus menerus
- Tingkat II  ditandai penderita lemah dan apatis
- Tingkat III  keadaan umum lebih parah dan mual berhenti

Penanganan hyperemesis gravidarum


1. Pencegahan  pemberian informasi dan edukasi tentang kehamilan
2. Therapy obat  menggunakan sedativa, vitamin, antimuntah, antisida dan
antimules
3. hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit

3.2 Saran
Mual dan muntah pada wanita hamil harus diwaspadai, segeralah kita
menghubungi dokter kandungan atau bidan, kalau-kalau mual dan muntah itu
adalah awal dari hyperemesis gravidarum. Kita selaku calon ibu hamil dan calon
suami harus senantiasa memperhatikan asupan gizi agar kita dapat mencegah
hyperemesis gravidarum.
Jikalau kita atau wanita hamil telah dinyatakan atau divonis positif terkena
hyperemesis gravidarum, maka sudah seharusnya dan wajib untuk mengikuti
segala intruksi dokter dan therapy penyembuhan juga mengindahkan diet yang
dianjurkan.

9
KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL
DENGAN GANGGUAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Gizi

Disusun Oleh :
Tingkat 1B
1. Rini Nuraeni M
2. Rita Fitri Arisandi
3. Saepudin
4. Selly Megasari
5. Siti Nurjanah
6. Sri Sanny Anggraeni
7. Suryadin Sumawijaya
8. Taofik Ridwan A
9. Vivi Fitrianah
10. Yoseu Lutvia Sutanty

AKADEMI KEPERAWATAN PEMDA GARUT


Jl. Proklamasi No.5 Tarogong, Garut - 44151.  : (0262) 232212
2005-2006

10
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi karena dengan
Rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, kepada para sahabatnya dan
mudah-mudahan sampai kepada kita sebagai umat-Nya yang ingin selalu
senantiasa mengikuti jejaknya Amin.
Dalam kesempatan ini penulis igin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga apa
yang telah dilakukan menjadi amal soleh dan mendapat balasan yang berlipat baik
didunia maupun diakhirat, Amin.
Tidak lupa penulis sampaikan pula permohonan maaf karena didalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik
disengaja maupun tidak. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca. Tidak
lupa penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kebaikan makalah yang akan datang.

Garut, 01 Juni 2005

Penulis

11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................i


DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.5 Sistematika Penulisan ..............................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hyperemesis Gravidarum ..................3
2.2 Etiologi Hyperemesis Gravidarum ..................3
2.3 Gejala dan Tanda-tanda Hyperemesis Gravidarum ......4
2.4 Patologi Hyperemesis Gravidarum ..................5
2.5 Penanganan ....................................5
2.6 Diet Pada Hyperemesis Gravidarum ..................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................9
3.2 Saran ..........................................9

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

12
DAFTAR PUSTAKA

 Mochtar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri


Patologi I. Jakarta : EGC.
 Wiknjosastro, Hanifa. 1994. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Gramedia.

13

Anda mungkin juga menyukai