Anda di halaman 1dari 24

PROSES PATOLOGIS PADA STROKE

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-
tiba terganggu. Stroke dapat terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh
darah di otak. Berbagai macam gejala yang terjadi pada penderita stroke dapat
diobservasi dengan melihat riwayat dan faktor risiko yang ada. Dari berbagai gejala dan
faktor risiko tersebut dapat dipelajari konsep patologi stroke. Dalam kasus ini, proses
patologis stroke menjadi topik yang akan dibahas sebagai sudut pandang pengertian,
jenis-jenisnya, etiologi, faktor risiko dan gejala-gejalanya dengan menggunakan metode
analisis masalah pada pemicu 1 dan observasi terhadap dampaknya bagi manusia.

A. PENGERTIAN STROKE

· Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi secara tiba-tiba
dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak.Stroke atau Cerebro Vasculer
Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
darah ke bagian otak ( Brunner dan Suddarth, 2002 : hal. 2131 ).
· Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak ( Elizabeth
J. Corwin, 2001 : hal. 181 ).
· Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan
fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh
karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak sehingga menyebabkan
sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi
kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat.
· Stroke adalah gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari proses
patologis pada pembuluh darah serebral, misal: Trombosis, embolis, ruptura dinding
pembuluh atau penyakit vaskuler dasar (Prince, 1995 : 964).
· Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik
fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat. Berlangsung lebih dari 24 jam
atau berakhir dengan maut tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan
vaskuler. Persoalan pokok pada stroke adalah gangguan peredaran darah pada daerah otak
tertentu (Mardjono, 2000: 54) yang menyatakan bahwa stroke adalah gangguan darah di
pembuluh arteri yang menuju ke otak.
· Stroke adalah sindrom yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa deficit
neurologis fokal atau global yang langsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran otak non traumatic
(Mansjoer 2000: 17)
B. JENIS-JENIS STROKE

1. Stroke sumbatan (iskemik)

Stroke ini dapat disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatu pembuluh darah tertentu
di otak yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis (pengerasan dinding
pembuluh darahnya akibat degenerasi hialin dan lemak) yang dipercepat oleh berbagai
faktor resiko, sehingga terjadi penebalan ke dalam lumen pembuluh tersebut yang
akhirnya dapat menyumbat sebagian atau seluruh lumen (trombosis). Sumbatan juga
dapat disebabkan oleh trombus atau bekuan darah yang berasal dari lokasi lain misalnya
plak di dinding pembuluh darah leher yang besarHarsono (1993 : 30) membagi stroke
non haemoragi berdasarkan bentuk klinisnya antara lain :a. Serangan Iskemia sepintas
atau transient ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul
akibat gangguan peredaran
darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.b. Defisit Neurologik Iskemia
Sepintas/ Reversible Ischemic Neurologik
Defisit (RIND). Gejala neurologik timbul ± 24 jam, tidak lebih dari
seminggu.c. Stroke Progresif (Progresive Stroke/ Stroke in evolution). Gejala makin
berkembang ke otak lebih berat.d. Completed Stroke Kelainan saraf yang sifatnya sudah
menetap, tidak berkembang lagi.
2. Stroke perdarahan (hemoragi)

Stroke ini disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak akibat dari
kerapuhan dindingnya yang sudah berlangsung lama (proses aterosklerosis / penuaan
pembuluh darah) yang dipercepat oleh berbagai faktor seperti halnya pada stroke
sumbatan, biasanya pada usia tua atau pecahnya anomali pembuluh darah bawaan yang
biasanya pada usia muda.

C. ETIOLOGI

1. Trombosis Serebri Merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemui yaitu pada
40%
dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya
berkaitan erat dengan kerusakan fokal dinding pembuluh darah akibat
arterosklerosis.
2. Embolisme Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam jantung
sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan dari
penyakit jantung. Sedangkan menurut prince (1995 : 966) mengatakan bahwa
stroke haemoragi disebabkan oleh perdarahan serebri. Perdarahan intracranial
biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri. Ekstravasali darah terjadi dari
daerah otak dan atau subaracnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya
akan tergeser. Perdarahan ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya
perdarahan. Menurut Harsono ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan
antara lain: 1. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA) Kira-kira ¾ harus perdarahan sub
arachnoid disebabkan oleh pecahnya
seneusisma 5-6% akibat malformasi dari arteriovenosus. 2. Perdarahan Intra Serebral
(PIS)
D. FAKTOR RISIKO

* Usia
Usia merupakan faktor utama pembentukan ateroma, sehingga merupakan faktor utama
terjadinya stroke. Pembentukan ateroma terjadi seiring bertambahnya usia, dimana stroke
paling sering terjadi pada usia lebih dari 65 tahun, tetapi jarang terjadi pada usia dibawah
40 tahun. Dikatakan bahwa proses pembentukan ateroma tersebut dapat terjadi 20-30
tahun tanpa menimbulkan gejala.* Jenis kelamin
Stroke lebih sering terjadi pada pria. Diperkirakan bahwa insidensi stroke pada wanita
lebih rendah dibandingkan pria, akibat adanya estrogen yang berfungsi sebagai proteksi
pada proses aterosklerosis. Di lain pihak pemakaian hormon setrogen dosis tinggi
menyebabkan peningkatankematian akibat penyakit kardiovaskuler pada pria. Oleh
karena itu faktor ini sebenarnya masih diperdebatkan* Hipertensi
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak.
Apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan
sel-sel otak akan mengalami kematian.* Diabetes mellitus
Diabetes mellituas mampu ,menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran
besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah
yang akan menggangu kelancaran aliran darah ke otak, pada akhirnya akan menyebabkan
kematian sel- sel otak.

* Merokok
Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan mempermudah
terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan kekentalan darah.*
Kolesterol tinggi
Kadar lemak darah yang tinggi termasuk Kolesterol dan Trigliserida. Meningginya kadar
kolesterol merupakan factor penting untuk terjadinya asterosklerosis atau menebalnya
dinding pembuluh darah yang diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah.
Produk kolesterol didalam darah yang terbanyak adalah Low Density Lipoprotein (LDL),
LDL ini meningkat dengan adanya proses aterosklerosis. Sedangkan High Density
Lipoprotein (HDL) merupakan proteksi terhadap terbentuknya aterosklerosis akibat
fasilitas pembuangan (disposal) partikel kolestrol. Akhir-akhir ini ditemukan adanya
lipoprotein(a) yang menyerupai LDL, dan melekat pada suatu apoprotein yang disebut
apo(a) oelh jembatan disulfida. Apo (a) merupakan struktur dalam darah yang sama
dengan plasminogen dimana plasminogen merupakan plasma protein yang penting dalam
proses fibrinolisis pada proses pembekuan. Sehingga dengan banyaknya lipoprotein (a)
akan menghambat aktivitas trombolitik oleh plasminogen. Akan tetapi adanya kelainan
tersebut lebih sering menyababkan penyakit jantung koroner dibandingkan menimbulkan
stroke.

* Obesitas
* Kurang berolah raga
* Pola hidup atau pola makan berlebihan
* Stress yang berkepanjangan Orang-orang yang memiliki satu atau lebih faktor resiko
tersebut diatas termasuk stroke prone person yaitu memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk mendapat serangan stroke daripada orang normal pada suatu saat selama
perjalanan hidupnya bila tidak dikendalikan.
* Kadar asam urat darah tinggi
* Penyakit paru- paru menahun

E. GEJALA-GEJALA STROKE

· Kelemahan / kelumpuhan wajah dan / atau anggota badan satu sisi


· Rasa baal pada wajah dan / atau anggota badan satu sisi
· Gangguan bicara : pelo (disartria), gangguan bahasa reseptif /ekspresif (disfasia)
· Gangguan penglihatan: dobel/ kabur pada satu atau dua mata
· Gangguan keseimbangan: vertigo, sempoyongan (ataksia)

F. PATOFOSIOLOGI

Stroke Non Hemoragic


Proses yang mendasari stroke non-hemoragic adalah terjadinya trombosis atau emboli
adalah aterosklerosis pada arteri karotid kranial yang meliputi terminal arteri karotid
internal, arteri basilar, middle cerebral arteri, arteri pericallosal, dan arteri posterior
serebral. Arterosklerosis terjadi karena kerisakan sel endotel (disfungsi endotel) vaskular
yang disebabkan gangguan mekanik, biokimia, dan inflamasi. Beberapa penyebab
disfungsi endotel adalah penignkatan dan modifikasi LDL (low density lipoprotein);
radikal bebas akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus; perubahan genetik;
peningkatan kadar homosistein plasma; serta infeksi mikroorganisme seperti virus herpes
atau Chlamydia pneumoniae. Disfungsi endotel berhubungan dengan peninkgtan
ekstravasasi sel inflamasi, peningkatan adhesi trombosit, aktivitas prokoagulan dan
kegagalan fibrinolisis.
Pada dasarnya stroke non-hemoragic terbagi atas 3, yaitu :
a) Stroke trombotik
Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh
darah otak karena thrombus yang makin lama makin menebal, sehingga aliran darah
menjadi tidak lancer. Penurunan aliran arah ini menyebabakan iskemi yang akan berlanjut
menjadi infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama
kelamaan akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah di
percabangan arteri carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri
basiler. Onset stroke trombotik biasanya berjalan lambat.
b) Stroke emboli
Terjadi karena adanya emboli yang lepas dari bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis,
emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada
daerah percabangan lumen yang menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau
Middle Carotid Artery ( MCA ). Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan
menyebabkan iskemi.
Emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada satu atau lebih pembuluh darah. Emboli
tersebut akan mengandung endapan kolesterol, agregasi trombosit dan fibrin. Emboli
akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal,
tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi dan umur plak tersebut, dan juga
tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan pada pembuluh darah
tersebut (terutama pembuluh darah di otak) akan meyebabkan matinya jaringan otak,
dimana kelainan ini tergantung pada adanya pembuluh darah yang adekuat. Otak yang
hanya merupakan 2% dari berat badan total, menerima perdarahan 15% dari cardiac
output dan memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh manusia, sebagai energi
yang diperlukan untukmenjalankan kegiatanneuronal. Energi yang diperlukan berasal dari
metabolisme glukosa, yang disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk
persediaan pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan oksigen untuk metabolisme
tersebut, lebih dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar, dalam 2 menit aktifitas
jaringan otak berhenti, dalam 5 menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan lebih
dari 9 menit, manusia akan meninggal. Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka
oksigen dan glukosa yang diperlukan untuk pembentukan ATP akan menurun, akan
terjadi penurunan Na-K ATP ase, sehingga membran potensial akan menurun. K+
berpindah ke ruang CES sementara ion Na dan Ca berkumpul di dalam sel. Hal ini
menyebabkan permukaan sel menjadi lebih negatif sehingga terjadi membran
depolarisasi. Saat awal depolarisasi membran sel masih reversibel, tetapi bila menetap
terjadi perubahan struktural ruang menyebabkan kematian jaringan otak. Keadaan ini
terjadi segera apabila perfusi menurun dibawah ambang batas kematian jaringan, yaitu
bila aliran darah berkurang hingga dibawah 0,10 ml/100 gr.menit. Akibat kekurangan
oksigen terjadi asidosis yang menyebabkan gangguan fungsi enzim-enzim, karena
tingginya ion H. Selanjutnya asidosis menimbulkan edema serebral yang ditandai
pembengkakan sel, terutama jaringan glia, dan berakibat terhadap mikrosirkulasi. Oleh
karena itu terjadi peningkatan resistensi vaskuler dan ekmudian penurunan dari tekanan
perfusi sehingga terjadi perluasan daerah iskemik. Peranan ion Ca pada sejumlah proses
intra dan ekstra seluler pada keadaan ini sudah makin jelas, dan hal ini menjadi dasar
teori untuk mengurangi perluasan daerah iskemi dengan mengatur masuknya ion Ca.
c) Stroke akibat adanya edema serebral
Komplikasi lebih lanjut dari iskemia serebral adalah edema serbral. Kejadian ini terjadi
akibat peningkatan jumlah cairan dalam jaringan otak sebagai akibat pengaruh dari
kerusakan lokal atau sistemis. Segera setelah terjadi iskemia timbul edema serbral
sitotoksik. Akibat dari osmosis sel cairan berpindah dari ruang ekstraseluler bersama
dengan kandungan makromolekulnya. Mekanisme ini diikuti dengan pompa Na/K dalam
membran sel dimana transpor Na dan air kembali keluar ke dalam ruang ekstra seluler.
Pada keadaan iskemia, mekanisme ini terganggu danneuron menjadi bengkak. Edema
sitotoksik adalah suatu intraseluler edema. Apabila iskemia menetap untuk waktu yang
lama, edema vasogenic dapat memperbesar edema sitotoksik. Hal ini terjadi akibat
kerusakan dari sawar darah otak, dimana cairan plasma akan mengalir ke jaringan otak
dan ke dalam ruang ekstraseluler sepanjang serabut saraf dalam substansia alba sehingga
terjadi pengumpalancairan. Sehingga vasogenik edema serbral merupakan suatu edema
ekstraseluler. Pada stadium lanjut vasigenic edema serebral tampak sebagai gambaran
fingerlike pada substansia alba. Pada stadium awal edema sitotoksik serbral ditemukan
pembengkakan pada daerah disekitar arteri yang terkena. Hal ini menarik bahwa
gangguan sawar darah otak berhungan dengan meningkatnya resiko perdarahan sekunder
setelah rekanalisasi (disebut juga trauma reperfusy). Edema serbral yang luas setelah
terjadinya iskemia dapat berupa space occupying lesion. Peningkatan tekanan tinggi
intrakranial yang menyebabkan hilngnya kemampuan untuk menjaga keseimbangan
cairan didalam otak akan menyebabkan penekanan sistem ventrikel, sehingga cairan
serebrospinalis akan berkurang. Bila hal ini berlanjut,maka akan terjadi herniasi kesegala
arah, dan menyebabkan hidrosephalus obstruktif. Akhirnya dapat menyebabkan iskemia
global dan kematian otak.

Dapat disimpulkan bahwa stroke memiliki proses patologis yang sama namun memiliki
faktor risiko, gejela, dan etiologi yang bermacam-macam. Faktor risiko stroke dapat
berupa : usia, hipertensi, merokok, dll. Gejala-gejala stroke misalnya gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, kelumpuhan, dll. Etiologi stroke meliputi :
trombosis serebri dan embolisme.

Daftar Pustaka

Ancowitz, A. (1993). The Stroke Book. New York : William Morrow and Company, inc.
Kurniasih, Rita dan Wijaya, Andi. (2002). Penanda Biokimiawi Untuk Stroke.
Price, Sylvia. A dan Wilson, Lorraine A. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis, Proses-
Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit, dkk. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Patologi Anatomik FKUI. (1973). Patologi. Jakarta : FKUI

PENCEGAHAN SERANGAN STROKE

Kasus stroke di Indonesia, menurut data yang dirilis Yayasan Stroke Indonesia
(kompas.com) menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1990-an sebuah penelitian menunjukkan kasus stroke mencapai 3,98% dari seluruh
penduduk. Diperkirakan 500.000 penduduk mendapat serangan stroke dan sekitar
125.000 di antaranya meninggal atau cacat seumur hidup.

Setelah tahun 2000 kasus stroke ternyata terus melonjak. Pada 2004 hasil penelitian di
beberapa rumah sakit menemukan pasien rawat inap karena stroke berjumlah 23.636
orang. Sedangkan yang rawat jalan atau tidak dibawa kerumah sakit (karena tidak mampu
atau jarak ke rumah sakit sangat jauh) jauh lebih besar.

Meskipun begitu ganasnya stroke, namun stroke berpenampilan low profile di antara
pembunuh-pembunuh utama lainnya (seperti jantung, kanker), sehingga sering
terabaikan. Hal ini disebabkan stroke bergerak diam-diam tanpa ‘ribut’ karena tidak
menimbulkan gejala yang jelas (kadang cuma kesemutan) atau mirip gejala penyakit lain,
sampai terjadi serangan yang benar-benar fatal.

Hentikan sebelum stroke menyerang

Hampir 80% stroke bisa dicegah, demikian hasil penelitian the National Stroke
Association. Tentu saja ada pengecualiannya, yaitu Jika dalam keluarga ada beberapa
orang yang kena stroke, maka ini merupakan faktor risiko berupa garis keturunan.

Penting sekali dilakukan upaya pencegahan stroke meeskipun ada hal yang merupakan
faktor risiko yang tidak dapat diubah dan banyak faktor risiko lain yang dapat
dikendalikan.

Faktor risiko yang dapat dikendalikan

Bagaimana menjaga agar Anda tidak mudah kena serangan stroke?

1. Jaga tekanan tetap rendah. Tekanan darah yang tinggi (140/90) meningkatkan risiko
serangan stroke empat sampai lima kali. Jika tekanan darah Anda tinggi (menderita
hipertensi) lakukan usaha untuk menurunkannya. Mengontrol tekanan darah merupakan
hal yang sangat penting.

2. Jaga kadar kolesterol tetap rendah. Kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL akan
membuat Anda berisiko kena serangan stroke. “Sekitar separuh serangan stroke
disebabkan adanya plak dalam pembuluh darah arteri karotid,” kata Richard Lee, MD.
“yaitu arteri yang menyuplai darah ke otak.” Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan
terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri. Jika pola makan dan olahraga tidak
mampu menurunkan angka kadar kolesterol, kunjungi dokter Anda untuk minta obat
penurun kadar kolesterol.

3. Hentikan merokok. Merokok tidak saja merusak paru-paru tetapi juga otak Anda.
Tetapi pada kenyataannya, merokok membuat risiko serangan stroke menjadi dua kali
lipat.

4. Sadarilah jika Anda mempunyai atrial fibrillation. Ini adalah suatu kondisi dimana
salah satu kamar jantung bagian atas berdetak tidak sinkron dengan jantung. Hal ini
menyebabkan terjadi penggumpalan darah, yang jika terbawa sampai ke pembuluh darah
di otak, bisa menyebabkan stroke.

5. Waspadai berat badan. Tambahan ekstra berat badan akan menyebabkan sistem
sirkulasi tubuh bekerja berlebihan. Dan ini meningkatkan risiko seranqan stroke. Kini
banyak wanita-wanita muda yang kena stroke, diduga keras disebabkan kelebihan berat
badan..

6. Kontrol kadar gula darah. Diabetes tipe 1 maupun tipe 2 merupakan faktor risiko
serangan stroke. Dan stroke akan lebih merusak saat serangan datang ketika kadar gula
tinggi. Jika Anda penderita diabetes, pastikan kadar gula darah Anda tetap pada level
normal.

7. Hindari minuman keras berlebihan. Secara umum peningkatan konsumsi minuman


beralkohol meningkatkan tekanan darah, sehingga memperbesar risiko stroke (iskemik
maupun hemoragik). Tetapi sebaliknya, konsumsi minuman keras yang wajar saja, tidak
berlebihan, justru bisa mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti
halnya tablet aspirin.

8. Jauhi obat-obatan terlarang. Penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain memicu


faktor risiko lain seperti hipertensi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah,
gangguan denyut jantung yang masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan
darah. Mariyuana meski menurunkan tekanan darah, tetapi jika berinteraksi dengan
penyebab hipertensi seperti merokok, berpotensi merusak pembuluh darah. Semua itu
memicu serangan stroke.

Faktor risiko yang tak dapat dikendalikan

Menghadapi faktor risiko yang tak dapat dikendalikan, Anda tidak dapat berbuat banyak.
Jika Anda termasuk mempunyai salah satu faktor berikut ini, berarti Anda mempunyai
risiko tinggi untuk mendapat serangan stroke.

1. Usia. Makin tua Anda, makin tinggi risiko Anda mendapat serangan stroke. Setelah
berusia 55 tahun, risiko Anda menjadi dua kali lipat dan meningkat setiap kurun waktu 10
tahun. Menurut hasil penelitian, dua pertiga serangan stroke terjadi pada usia di atas 65
tahun. Tetapi itu tidak berarti bahwa stroke hanya menyerang mereka yang sudah berusia
lanjut, stroke juga dapat menyerang semua kelompok umur.

2. Jenis kelamin. Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke, demikian hasil
penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Serangan stroke
pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda dibanding wanita, sehingga tingkat
kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Wanita, meski jarang kena stroke, namun serangan
itu datang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. Selain itu,
gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala umum, sehingga terabaikan.
3. Garis keturunan. Stroke sangat diduga terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang
berperan adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan cacat pada bentuk pembuluh
darah (cadasil). Gaya hidup dan pola makan keluarga (biasanya sulit diubah!) juga
mendukung risiko serangan stroke. Cacat pada bentuk pembuluh darah agaknya
merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh dibanding faktor risiko lainnya. Dan
biasanya diderita oleh orang-orang muda.

4. Menopause. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen


berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat dengan drastis.
Untuk mengurangi efek menopause sekaligus menurunkan risiko stroke, umumnya
disarankan melakukan terapi sulih hormon. Tetapi sebaiknya dilakukan di bawah
pengawasan dokter untuk memperkecil efek samping (kanker payudara dan kanker
rahim).

5. Pil kontrasepsi. Faktor risiko pada penggunaan pil kontrasepsi berkaitan dengan
terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi wanita dalam berbagai
tahapan kehidupannya. Penelitian menyimpulkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama
dengan kadar estrogen tinggi, dapat memperbesar risiko stroke. Tetapi kontrasepsi oral
jenis baru yang berkadar estrogen rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke.

6. Hamil dan melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran


membuat wanita berisiko kena serangan stroke walau tidak tinggi, yaitu hanya 8 wanita
di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar terjadi pada periode 6 minggu setelah
melahirkan. Penyebabnya tidak diketahui, namun diduga perubahan hormonal pada akhir
kehamilan dapat meningkatkan risiko serangan stroke.

Sumber :
http://stroke.muslim-indonesia.com/?p=11
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.post-gazette.com/images3/20050907stroke_tia.gif
GEJALA-GEJALA TERJADINYA STROKE HARUS DIWASPADAI

Dengan mengenali gejala-gejala terjadinya stroke mungkin akan sedikit membantu


mengatasi akibat fatal yang mungkin dialami seseorang. Sebagaimana diketahui, kadang
orang mengabaikan gejala-gejala awal tersebut.
Demikian menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta,
Georgia, dalam laporan mingguan CDC bertajuk Morbidity and Mortality.

'Laporan terbaru mengatakan bahwa hampir 48% dari 167.000 kematian akibat stroke
yang terjadi di tahun 1999 terjadi sebelum mereka sampai ke rumah sakit atau ke uni
gawat darurat,' kata Dr. Janet Croft dari CDC. Tambahan lagi, katanya, hampir 25%
kematian karena stroke pada orang yang lebih muda daripada 65 tahun terjadi sebelum
berangkat ke rumah sakit atau gawat darurat.

Menurut Croft, sangat penting mendidik masyarakat mengenal gejala-ge jala dan gejala-
gejala dari stroke. Hal ini mungkin bisa membantu mereka mengatasi dan melakukan
tindakan yang efektif dalam kasus stroke.

Seperti diketahui, stroke merupakan nomor tiga terbesar penyebab kematian, dan sebagai
salah satu penyebab terbesar terjadinya kecacatan pada orang lanjut usia di AS. Menurut
catatan CDC, sekitar 500 ribu orang mengalami stroke pertama tiap tahunnya.
Para ahli kesehatan masyarakat mengkhawatirkan banyaknya pria dan wanita di bawah
65 tahun yang mengalami gejala stroke, tetapi mereka menganggapnya bukan stroke
tetapi penyakit lainnya. Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa mengenali gejala
stroke dan mencari bantuan darurat untuk mengatasinya mungkin bisa mengurangi stroke
yang bisa menyebabkan kematian dan kecacatan itu.

Croft juga menyebutkan lima gejal a-gejala utama dari stroke.


1. Merasa lemah dan tidak bertenaga
2. Penglihatan kabur dan penglihatan menghilang
3. Tiba-tiba pusing atau kehilangan keseimbangan
4. Tiba-tiba menderita sakit kepala yang parah (yang kadang disebut penderit sebagai
sakit kepala terparah selama hidup.
5. Bingung atau kesulitan berbicara

Jika seseorang mengalami salah satu dari kelima tanda tersebut, sebaiknya segeralah
bawa penderita ke rumah sakit. 'Sebab jika mengalami stroke isemik, yang 80% penderita
mengalami stroke jenis ini, maka paling lama tiga jam pasien harus mendapat perawatan
yang sebaiknya agar mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan,' kata Croft. Stroke
isemik terjadi ketika dalam arteri terjadinya pembekuan atau penghambatan sehingga
memotong aliran darah ke otak.

Sumber :
Satumed
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=2
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://2.bp.blogspot.com/__gGfSwOSgQY/R8uMZa5vfKI/AAAAAAAAAMA/c9mozD1
2LMc/s400/atrial_fib_stroke.jpg
Diposkan oleh AKANG di 21:39 0 komentar

GEJALA, PENYEBAB DAN AKIBAT STROKE


Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah
dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke
otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke
iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.


2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.


2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:


1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi
wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal
stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol,
Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat
stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk
food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba,
Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah),
terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang
berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara
bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang
selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

1/3 --> bisa pulih kembali,


1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus
menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya
mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan
yang ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.


80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
70% menderita depresi.
30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang
generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang
berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba
keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat
mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya
pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga
yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,


Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup
BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor
risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga
meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat
mencegah terjadinya Stroke.

Sumber:
Seri Gaya Hidup Sehat: Cara Bijak Hadapi Stroke, Jantung & Pembuluh Darah, Agustus
2007, PT Gramedia.

http://www.medicastore.com/brown_seaweed/gejala_sebab_stroke.htm
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.4woman.gov/faq/images/stroke.gif
Diposkan oleh AKANG di
“Penggunaan jenis obat tertentu ternyata memiliki efek positif dan cukup memberikan
perbaikan berarti kepada pasien stroke. Bagi mereka yang tidak terserang tentu
membantu menjaga kesehatan dinding pembuluh darah,’’ ujar Dr. Wiryanto yang banyak
menangani pasien stroke berat ini.

Olahraga khusus, menjaga asupan makanan, menjauhkan diri dari stres, juga konsumsi
suplemen sebagai alternatif, dapat dilakukan pasien stroke untuk meningkatkan kualitas
hidup serta mencegah serangan berulang. Selain terus berusaha mengontrol faktor risiko
dan menjalani terapi medis.

Perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat juga sangat dibutuhkan pasien stroke. Ini
merupakan obat alami yang akan menumbuhkan semangat dalam diri pasien, sehingga
dapat menikmati kehidupan selanjutnya. @ Lalang Ken Handit.

Berikut ini beberapa gejala stroke:

Stroke ringan (Sembuh dalam beberapa minggu):

1. Beberapa atau semua gejala di atas.


2. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
3. Bicara tidak jelas.

Stroke berat (Sembuh atau mengalami perbaikan dalam beberapa bulan atau
tahun. Tidak bisa sembuh total):

1. Semua/beberapa gejala stroke sementara dan ringan.


2. Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran).
3. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
4. Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara.
5. Sukar menelan.
6. Kehilangan kontrol terhadap pengeluaran air seni dan feses.
7. Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya bicara tidak
menentu, mudah marah, tingkah laku seperti anak kecil.

Mendeteksi Pemicu

Faktor risiko mayor (faktor dominan):

1. Pernah terserang stroke


2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
3. Penyakit jantung
4. Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh
darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis,
klaudikasio intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, dan lain-
lain.
5. Diabetes mellitus (kencing manis)
6. Polisitemia (banyak sel-sel darah)

Faktor risiko minor:

1. Kadar lemak darah yang tinggi


2. Hematokrit tinggi
3. Merokok
4. Kegemukan (obesitas)
5. Kadar asam urat tinggi
6. Kurang gerak badan atau olahraga
7. Fibrinogen (protein plasma darah) tinggi.
Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang yang mempunyai awitan
mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari Cerebrovaskular Disease ( CVD),
yaitu gangguan neurology yang sering terjadi pada orang dewasa (Huddak & Gallo,
1996). Penyakit ini merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Amerika
Serikat, setelah penyakit jantung dan kanker. Penyakit CVD menyangkut semua proses
patologi yang mengenai pembuluh darah otak. Sebagian besar CVD terjadi karena
trombosis, embolisme, atau hemoragi. Mekanisme masing-masing etiologi ini berbeda,
tetapi akibatnya sama, yaitu iskhemia atau hipoksia pada area otak setempat. Iskemia
dapat menyebabkan nekrosis otak (infark).
87 % stroke diakibatkan oleh obstruksi vaskuler (trombi atau emboli), mengakibatkan
iskemia dan infark. Sekitar 17 % kasus stroke adalah hemoragi yang diakibatkan oleh
penyakit vascular hipertensif (yang menyebabkan hemoragi intraserebral), ruptur
anuerisme, atau malformasi arteriovenosa (AVM).
Stroke trombotik terjadi mendadak dan pada awalnya sempurna atau berkembang selama
beberapa waktu, tergantung pada berapa banyak darah yang dapat melewati lumen
vaskuler. Baik stroke embolik maupun hemoragik secara khas terlihat mendadak dan
berkembang dengan cepat selama beberapa menit atau jam. Biasanya hanya memberikan
sedikit tanda atau tidak sama sekali.
Patofisiologi Penyakit Stroke
Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah keotak, baik yang disebabkan oleh
karena penyumbatan maupun perdarahan, keduanya sangat membahayakan sel otak yang
disuplay darah oleh arteri tersebut. Pada stroke iskhemia, penyumbatan dapat
mengakibatkan terputusnya aliran darah keotak sehingga menghentikan suplay oksigen,
glukosa, dan nutrisi lainnya kedalam sel otak yang mengalami serangan. Bila terhentinya
suplay darah ini terjadi selama satu menit dapat mengarah pada gejala – gejala yang dapat
pulih, seperti kehilangan kesadaran., jika kekurangan oksigen berlanjut lebih dari
beberapa menit, dapat menyeabkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron, area nekrotik
disebut infark..
Pada perdarahan intracranial, darah berasal dari robeknya pembuluh darah yang
kemudian masuk kedalam sel otak dan mengisi ruangan sekelilingnya. Bila darah yang
terkumpul banyak, dapat menyebabkan meningkatnya tekanan intracranial, Pada saat
yang sama, perdarahan dapat juga menyebebkan terhentinya supplay oksigen dan nutrisi
kedaerah yang terkena. Fase akut dari stroke umumnya dihitung sejak pasien dirawat
sampai keadaan umum pasien stabil, yang biasanya 48-72 jam pertama sejak pasien
masuk rumah sakit, tetapi kadang-kadang bisa lebih dari 72 jam. Selama fase ini,
kegiatan perawatan terutama ditujukan untuk mempertahankan fungsi vital pasien dan
mencegah terjadinya kerusakan sel otak lebih lanjut. Selain kedua hal tersebut diatas,
tindakan keperawatan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa
kecacatan fisik, mental dan sosial.
Stroke karena embolus dapat merupakan akibat bekuan darah, plak ateromatosa fragmen,
lemak atau udara. Emboli pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder dengan
infark miokard atau fibrilasi atrium. Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi
pada stroke trombolitik dan embolitik adalah karena keterlibatan arteria serebral
madiana. Jika etiologi stroke adalah hemoragi, maka faktor pencetusnya biasanya adalah
hipertensi . Abnormalitas vascular seperti AVM dan anuerisma serebral lebih rentan
terhadap ruptur dan menyebabkan hemoragi pada keadaan hipertensi.
Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke trombotik dan embolitik
adalah karena keterlibatan arteri serebral mediana. Arteri ini terutama mensuplai aspek
lateral hemisfer serebri. Infark pada bagian tersebut dapat menyebabkan defisit kolateral
motorik dan sensorik. Jika infark hemisfer adalah dominan, maka akan terjadi masalah-
masalah bicara dan timbul disfasia. Dengan stroke trombotik atau embolik, maka
besarnya bagian otak yang mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang
dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama. Dapat terjadi edema serebral
massif dan peningkatan tekanan intra cranial (TIK) pada titik herniasi dan kematian
setelah trombotik terjadi pada area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak
yang terkena dan luasnya saat serangan. Karena stroke trombotik sering disebabkan
aterosklerosis, maka ada resiko untuk terjadi stroke di masa mendatang pada pasien yang
sudah pernah mengalaminya. Dengan stroke embolik, pasien juga mempunyai
kemungkinan untuk mengalami stroke hemoragik jika penyebabnya tidak ditangani. Jika
luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorhagi tidak besar dan bukan pada tempat
yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika hemorhagi luas atau
terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih.

PATOFISIOLOGI STROKE
Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu
15-20 detik dan kerusakan otah yang ireversibel terjadi setelah tujuh sampai sepuluh
menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di area otak yang terbatas.
Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu definisi energi yang disebabkan oleh
iskemia. Perdarahan jua menyebabkan iskemia dengan menekan pembuluh darah di
sekitarnya. Dengan menghambat Na+/K+-ATPase, defisiensi energi menyebabkan
penimbunan Na+ dan Ca+2di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi K+ ekstrasel
sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan penimbunan Cl- di
dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel. Depolarisasi juga meningkatkan
pelepasan glotamat, yang mempercepat kematian sel melalui masuknya Na+ dan Ca+2
.Pembengkakan sel, pelepasan mediator vasokonstriktor dan penyumbatan lumen
pembuluh darah oleh granulosit kadang-kadang mencegah reperfusi, meskipun pada
kenyataannya penyebab primernya telah dihilangkan. Kematian sel menyebabkan
inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik(penumbra)7.
Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh
pembuluh darah tersebut. Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi
menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas kontralaterla, serta defisit sensorik
(hemianestesia) akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat
selanjutnya adalah deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik,
gangguan persepsi spasial, apraksia dan hemineglect. Penyumbatan arteri serebri anterior
menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik kontralateral (akibat kehilangan girus
presentralis dan postsentralis bagian medial), kesulitan bicara (akibat kerusakan area
motorik tambahan) serta apraksia pada lengan kiri jika korpus kalosum anterior dan
hubungan dari hemisfer dominant ke korteks motorik kanan terganggu. Penyumbatan
bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari system
limbic. Penyumbatan pada arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralteral
parsial (korteks visual primer) dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan
terjadi kehilangan memori (lobus temporalis bagian bawah). Penyumbatan arteri karotis
atau basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media
dan anterior. Jika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula
interna (hemiparesis) dan traktus optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada
cabang arteri komunikans posterior di thalamus terutama akan menyebabkan defisit
sensorik. Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua ekstremitas
(tetraplegia) dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri basilaris
dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons dan medulla
oblongata3,4,5. Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan :
- Pusing, nistagmus, hemiataksia (serebelum dan jaras aferennya, saraf vestibular).
- Penyakit Parkinson (substansia nigra), hemiplegia kontralateral dan tetraplegia (taktus
poramidal).
- Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anestisia) di bagian wajah ipsilateral
dan ekstremitas kontralateral (saraf trigeminus dan traktus spinotalamikus).
- Hipakusis (hipestesia auditorik; saraf koklearis), ageusis (saraf traktus salivarius),
singultus (formasio retikularis).
- Ptosis, miosis dan anhidrosis fasial ipsilateral (sindrom Horner, pada kehilangan
persarafan simpatis).
- Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus). Paralisis otot lidah (saraf
hipoglosus), mulut yang jatuh (saraf fasial), strabismus (saraf okulomotorik, saraf
abdusencs).
- Paralisis pseudobulbar dengan paralisis otot yang menyeluruh (namun kesadaran tetap
dipertahankan)2,5.
MEKANISME GEJALA-GEJALA YANG MENYERTAI STROKE
1. Kesadaran : Isi kesadaran disimpan di area korteks asosiasi yang khusus berfungsi
pada rangsangan tertentu. Kesigapan kesadaran tidak hanya membutuhkan aferen spesifik
yang ditransmisikan ke korteks serebri, tetapi juga membutuhkan pengaktifan yang tidak
spesifik dari ARAS. Di ARAS ini, neuron dari formasio retikularis akan mengaktifkan
sebagian besar area korteks serebri melalui neuron intraluminar talamus4,7.
2. Afasia : Secara sederhana, bahasa yang diucapkan pertama kali diterima di korteks
auditorik primer dan selanjutnya pada pusat bicara sensorik(area wernicke). Bahasa yang
tertulis ditransmisikan melalui korteks visual primer dan sekunder ke area 39, tempat
persepsi akustik, optik dan sensorik diintegrasikan. Ketika menulis, korteks premotorik
diaktifkan melalui fasikulus arkuatus korteks premotorik, yang selanjutnya mengaktifkan
korteks motorik melalui ganglia basalis dan thalamus. Gangguan pada salah satu daerah
diatas akan mengakibatkan gejala afasia yang berbeda-beda. Berdasarkan gejalanya
secara umum afasia dibagi menjadi 2 yaitu afasia motorik dan sensorik. Sedangkan
berdasarkan gejala area yang terkena afasia dibagi menjadi 9 yaitu afasia Broca, afasia
Wernicke, afasia konduksi, afasia global, afasia anomik, afasia akromatik, afasia
transkortikal motorik, afasia transkortikal sensorik dan afasia subkortikal1,6.
3. Gangguan memori : Untuk membentuk memori, informasi mula-mula mencapai
korteks asosiasi yang sesuai (misal korteks visual sekunder) melalui area korteks sensorik
primer tertentu (misal korteks visual primer). Dari tempat ini, melalui korteks entorhinal
(area 28), informasi mencapai hipokampus yang diperlukan untuk menyimpan memori
jangka panjang. Dengan perantaraan struktur pada diensefalon, otak depan bagian basal
dan korteks prefrontalis, informasi disimpan kembali di dalam korteks asosiasi. Dengan
cara ini, informasi mula-mula diambil melalui memori sensorik oleh memori jangka
A. KESIMPULAN
1. Stroke adalah penyakit serebrovaskular mangacu pada setiap gangguan neurologic
mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system
suplai arteri otak.
2. Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik bisa
trombotik atau embolik. Stroke hemoragik dapat intraserebral atau subarachnoid. Pasien
pada kasus di atas menderita stroke iskemik dengan sebab utamanya adalah
arteriosklerosis.
3. Factor risiko terjadinya stroke : hipertensi, makan makanan berlemak, merokok,
kurang olahraga, genetic, dan lain-lain.
4. Gejala stroke tergantung bagian otak mana yang terkena. Pada pasien di atas, bagian
otak yang terkena adalah area motorik kiri sehingga mengalami kelumpuhan anggota
gerak sebelah kiri. Kemungkinan sedikit area broca sehingga pasien kesulitan berbicara.
Daftar Pustaka

Ancowitz, A. (1993). The Stroke Book. New York : William Morrow and Company, inc.
Kurniasih, Rita dan Wijaya, Andi. (2002). Penanda Biokimiawi Untuk Stroke.
Price, Sylvia. A dan Wilson, Lorraine A. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis, Proses-
Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Alih Bahasa : Brahm U. Pendit, dkk. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Patologi Anatomik FKUI. (1973). Patologi. Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai