Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI

“ ENDOMETRIOSIS “

Disusun Oleh :

Nama : TIA YUNITA MIRZA


Kelas : XI MIPA 4

GURU PEMBIMBING :
INTAN MAGHVIRA, S.Pd

SMA N 1 ENAM LINGKUNG


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Endometriosis"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester genap Mata
Pelajaran Biologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
Endometriosis bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Maghvira, S.Pd selaku
guru Mata Pelajaran Biologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang Pariaman, 1 Juni 2023

Tia Yunita Mirza

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Definisi Endometriosis.......................................................................................3
B. Penyebab Endometriosis....................................................................................3
C. Gejala Endometriosis.........................................................................................4
D. Diagnosis Endometriosis...................................................................................5
E. Komplikasi Yang Terjadi Pada Penderita Endometriosis..............................7
F. Perawatan Endometriosis...................................................................................7
G. Pencegahan Endometriosis................................................................................9
H. Gambar Endometriosis.........................................Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
A. Kesimpulan........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia
kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ±
50% pasangan infertil untuk memperoleh anak.
Beberapa wanita terkejut ketika dokter menyebutkan diagnosa
endometriosis yang merupakan salah satu penyebab infertilitas, namun tidak
mengetahui dengan jelas apa sebenarnya endometriosis tersebut.
Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti
belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi.
Misalnya, pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan
endometriosis sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas
yang belum diketahui penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-
80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas sekunder ditemukan
endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis akan
terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan
penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis
pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri
haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu dipikirkan
adanya endometriosis.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan
angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat
ditemukan di semua operasi pelvik. Endometriosis jarang didapatkan pada
orang-orang negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita yang
berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat.
Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering
ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak
mempunyai banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus
menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam
terjadinya endometriosis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Endometriosis?
2. Apa penyebab dari Endometriosis dan bagaimana gejalanya?
3. Bagaimana cara mendiagnosis Endometriosis?
4. Apa saja komplikasi yang terdapat pada Endometriosis?
5. Apa saja yang harus dilakukan pada saat perawatan Endometriosis?
6. Bagaimana cara mencegah Endometriosis?

C. Tujuan
Untuk menyelesaikan Tugas Akhir Mata Pelajaran Biologi Semester
Genap dari Ibu Intan Maghvira, S.Pd di SMAN 1 Enam Lingkung, sekaligus
untuk menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang
Endometriosis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Kondisi
yang juga disebut sebagai kista cokelat ini menyebabkan jaringan dari lapisan
dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim.
Jaringan tersebut juga mengalami proses penebalan dan luruh, seperti
saat wanita mengalami siklus menstruasi. Namun, darah menjadi mengendap
dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim. Alhasil, hal ini dapat
mengiritasi jaringan di sekitarnya.

B. Penyebab Endometriosis
Ada beberapa kondisi yang para ahli duga menjadi penyebab
endometriosis, yaitu:
1. Retrograde menstruation: Kondisi ini menyebabkan darah menstruasi
tidak mengalir keluar tetapi mengalir kembali melalui saluran tuba dan
masuk ke rongga panggul. Sel-sel endometrium akan menempel pada
dinding panggul dan terus menebal.
2. Transformasi Sel Embrio: Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel
embrionik menjadi implan sel seperti endometrium.
3. Tindakan Bedah: Setelah bedah, seperti histerektomi atau operasi caesar,
sel-sel endometrium dapat menempel pada sayatan bedah.
4. Gangguan Sistem Imun Tubuh: Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
membuat tubuh tidak mengenali dan menghancurkan jaringan mirip
endomterium yang tumbuh di luar rahim.

C. Faktor Risiko Endometriosis


Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan seseorang bisa mengidap
endometriosis, yaitu:
1. Ada anggota keluarga yang mengidap endometriosis.
2. Tidak pernah melahirkan.

3
3. Memiliki kondisi medis yang menyebabkan darah menstruasi terhambat
untuk keluar dari tubuh.
4. Memiliki gangguan pada sistem imun.
5. Adanya kelainan pada rahim.
6. Mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 12 tahun.
7. Vagina, leher rahim, atau rahim memiliki bentuk abnormal yang
membuat menstruasi bisa terhambat.
8. Gaya hidup yang kurang sehat, seperti mengonsumsi alkohol dan pola
makan yang kurang sehat.
9. Kurang memenuhi asupan asam lemak omega-3.

D. Gejala Endometriosis
Tak sedikit orang yang bertanya-tanya rasa sakit akibat endometriosis.
Ciri khas rasa sakit endometriosis adalah nyeri di sekitar pinggul dan perut
bagian bawah yang cukup hebat. Rasa sakit ini terasa paling parah sebelum
dan selama siklus menstruasi. Namun, ada juga yang merasakan sakit
sepanjang waktu.
Rasa sakit juga bisa muncul saat berhubungan seks atau setelahnya, serta
rasa sakit waktu buang air kecil dan besar. Berikut gejala yang bisa
disebabkan endometriosis:
1. Muncul darah pada feses atau urine.
2. Perut terasa kembung.
3. Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.
4. Mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi.
5. Konstipasi.
6. Diare.
7. Kelelahan.
8. Mual selama periode menstruasi.
9. Rasa sakit saat buang air besar dan kecil.
Pengaruh penyakit ini berbeda-beda pada setiap wanita, bahkan pada
beberapa kasus ada yang tidak merasakan gejala sama sekali. Hal yang perlu
kamu perhatikan adalah rasa sakit luar biasa saat datang bulan. Jika muncul
rasa sakit yang tidak biasa, sebaiknya langsung menghubungi dokter.

4
E. Diagnosis Endometriosis

Endometriosis cukup sulit untuk didiagnosis karena gejalanya bervariasi


dan banyak penyakit lain dengan gejala serupa.
Untuk itu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) akan
melakukan wawancara medis secara terperinci untuk mengetahui gejala apa
saja yang muncul.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan panggul. Pemeriksaan panggul ini berguna untuk mendeteksi
ada tidaknya masalah pada organ reproduksi.
Dokter akan menggunakan sarung tangan yang sudah diberikan pelumas,
kemudian memasukkan kedua jarinya ke dalam vagina, sembari salah satu
tangan meraba perut pasien.
Di bagian akhir pemeriksaan, dokter akan melakukan pemeriksaan area
rektum dan vagina secara bersamaan.
Beberapa pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk membantu
menegakkan diagnosis endometriosis. Adapun pemeriksaan penunjang yang
bisa dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, seperti darah lengkap, bisa dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, seperti radang panggul
dan melihat seberapa parah kehilangan darah yang dialami.

5
Selain itu, pemeriksaan urinalisis dan kultur urin bisa dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih.
Pemeriksaan gram dan kultur serviks bisa dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan nyeri panggul dan masalah gangguan
kesuburan akibat infeksi menular seksual.
2. USG Transvaginal
Pemeriksaan dengan menggunakan USG transvaginal bisa
membantu untuk melihat ada tidaknya sel endometrium yang tumbuh di
luar rahim.
Sesuai dengan namanya, pemeriksaan ini menggunakan alat USG
yang dimasukkan ke dalam vagina.
3. MRI
Pemeriksaan MRI membantu memberikan gambaran lebih rinci
terkait kondisi organ dan jaringan di dalam tubuh, termasuk membantu
memberikan informasi terkait lokasi dan ukuran sel endometrium.
4. Laparoskopi
Laparoskopi dijadikan sebagai salah satu pemeriksaan penunjang
utama yang dilakukan dalam membantu menegakkan diagnosis
endometriosis.
Tindakan ini termasuk dalam prosedur invasif, meski secara umum
memiliki angka sensitivitas 97 persen tetapi spesifisitasnya hanya 77
persen.
Laparoskopi membantu melihat kondisi perut pasien sehingga dokter
mendapatkan informasi terkait letak dan ukuran sel endometrium yang
berada di luar rahim.
Selain itu, laparoskopi bisa sekaligus mengambil sampel jaringan
untuk dilakukan biopsi.
5. Biopsi
Pemeriksaan biopsi dari sampel jaringan yang diambil dilakukan
untuk membantu menegakkan diagnosis endometriosis.
Pada gambaran histologi endometriosis ditemukan kombinasi
kelenjar endometrium dan stroma.

6
F. Komplikasi Yang Terjadi Pada Penderita Endometriosis
Endometriosis dapat menyebabkan masalah kehamilan. Namun,
kebanyakan wanita dengan gejala ringan masih bisa hamil. Komplikasi lain
dari endometriosis meliputi:
1. Nyeri panggul jangka panjang yang mengganggu aktivitas sosial dan
pekerjaan
2. Kista besar di ovarium dan panggul yang dapat pecah (ruptur)
Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan endometriosis dapat
menyumbat usus atau saluran kemih. Sangat jarang, kanker dapat
berkembang di area pertumbuhan jaringan setelah menopause.

G. Pengobatan Endometriosis
Pengobatan endometriosis umumnya melibatkan pemberian obat-obatan
dan tindakan bedah.
Terapi ini bersifat untuk membantu mengurangi gejala, membantu
meningkatkan kesuburan sehingga bisa hamil, dan mencegah terjadinya
komplikasi.
Pengobatan endometriosis dapat berbeda dari satu orang ke orang lain.
Untuk itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sehingga
pengobatan yang dilakukan bisa lebih tepat.
Beberapa obat yang biasanya digunakan pada pasien endometriosis
meliputi:
1. Obat Antinyeri
Dokter dapat memberikan obat antinyeri untuk mengurangi keluhan
nyeri saat menstruasi.
Beberapa contoh obat antinyeri yang dapat dibeli bebas, misalnya
ibuprofen dan paracetamol.
2. Terapi Hormon
Pemberian terapi hormon terkadang dapat membantu mengurangi
nyeri akibat endometriosis. Terapi hormon membantu memperlambat
pertumbuhan jaringan endometrium dan menghambat pertumbuhan
jaringan yang baru.

7
Meski demikian, terapi hormon tidak selamanya membantu
mengatasi endometriosis. Kamu bisa saja mengalami keluhan yang sama
apabila menghentikan terapi ini.
Beberapa terapi hormon yang digunakan untuk endometriosis, antara
lain:
a. Kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, dan implant. Alat
kontrasepsi hormonal bisa membantu memperlambat pertumbuhan
sel endometrium dan meringankan nyeri
b. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonist and antagonist. Ini
adalah obat untuk menghambat produksi hormon stimulasi ovarium
sehingga menurunkan kadar estrogen sehingga menyerupai
menopause
c. Terapi progestin membantu menghentikan menstruasi sehingga
menghambat pertumbuhan sel endometrium sekaligus membantu
meringankan gejala endometriosis
d. Aromatase inhibitors. Golongan obat ini membantu mengurangi
kadar estrogen dalam tubuh. Biasanya, dokter akan memberikan obat
ini dan dikombinasikan dengan terapi progestin atau kontrasepsi
hormonal
3. Tindakan Operasi
Jika penderita endometriosis ingin hamil, tindakan pembedahan
untuk menyingkirkan jaringan endometriosis bisa dilakukan untuk
meningkatkan peluang kehamilan. Ada beberapa pilihan tindakan operasi
yang dapat dilakukan:
a. Laparoskopi
Secara umum, endometriosis dapat dilakukan dengan tindakan
laparoskopi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan
instrumen bedah melalui tiga sayatan kecil di sekitar pusar.
Dengan menggunakan instrumen ini, dokter akan mengangkat
jaringan endometrium. Setelah itu, sayatan kecil akan ditutup.
Setelah operasi, dokter dapat memberikan terapi hormon untuk
membantu mengurangi rasa nyeri.
b. Laparotomi
Jika tidak memungkinkan menggunakan teknik laparoskopi,
prosedur laparotomi bisa dilakukan.

8
Biasanya, metode ini dilakukan pada kasus endometriosis yang
lebih parah, seperti ukuran endometriosis yang besar.
Pada laparotomi, dokter akan membuat sayatan lebih besar di
area perut untuk membantu mengangkat jaringan endometriosis yang
menempel di organ-organ yang terkena.
c. Histerektomi
Tindakan histerektomi, yaitu pengangkatan rahim, leher rahim,
dan kedua indung telur (ovarium) menjadi pilihan terakhir untuk
mengatasi endometriosis.
Tindakan ini membantu mengurangi keluhan perdarahan yang
hebat selama menstruasi dan mengurangi nyeri.
Namun, melakukan tindakan histerektomi dapat menyebabkan
menopause dini dan membuat pasien tidak bisa hamil lagi.

H. Pencegahan Endometriosis
Penyakit endometriosis sulit untuk dicegah. Meski demikian, risiko
berkembangnya endometriosis bisa dikurangi dengan melakukan beberapa
hal, seperti:
1. Berolahraga secara rutin
2. Menghindari kebiasaan buruk seperti konsumsi minuman beralkohol,
terlalu banyak mengonsumsi kafein
3. Menjaga berat badan agar tetap ideal
4. Berkonsultasi dengan dokter terkait kontrasepsi yang akan digunakan

I.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar
dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur
(ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran
kemih. Endometriosis ditandai dengan keluhan nyeri, terutama pada siklus
menstruasi. Endometriosis juga dapat menyebabkan nyeri panggul dalam
jangka panjang (kronis) hingga kemandulan.
Nyeri haid memang sangat umum terjadi. Namun, bagi wanita yang
memiliki endometriosis, nyeri haid yang dialami bersifat berat dan
intensitasnya bertambah seiring waktu.
Akan tetapi, berat-tidaknya nyeri haid bukan penentu seberapa parah
endometriosis. Terkadang, endometriosis ringan bisa menimbulkan nyeri
yang hebat, begitu juga sebaliknya.

B. Saran
Demi terhindarnya kita dari berbagai penyakit, alangkah baiknya kita
menerapkan pola hidup sehat dan mengatur pola makan yang baik untuk
tubuh. Perlu diadakannya himbauan dan pembelajaran khusus kepada
masyarakat umum mengenai endometriosis karena dapat membantu
seseorang yang terkena gejala tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adhari, L. M. (2021, November 11). kompas.com. Retrieved Mei 30, 2023, from
helath.kompas.com:
https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/11/18/200000368/endometr
iosis

Makarim, d. F. (n.d.). halodoc. Retrieved Mei 30, 2023, from halodoc.com:


https://www.halodoc.com/kesehatan/endometriosis

Pittara, d. (2022, Desember 20). alodokter. Retrieved Mei 30, 2023, from
alodokter.com: https://www.alodokter.com/endometriosis

Putri, d. D. (2022, November 16). klikdokter. Retrieved Mei 30, 2023, from
klikdokter.com: https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-
reproduksi-wanita/endometriosis

Anda mungkin juga menyukai