Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kelapangan dan kesempatan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Pada awalnya banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapat dalam penulisan
makalah ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya mampu terselesaikan.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang
membutuhkannya.
Penulis sadar bahwa di dalam tulisan ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada semua
pihak yang telah membacanya. Atas kritik dan saran para pembaca penulis ucapkan terima
kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

A Penyakit Pada Sisitem Reproduksi Wanita.......................................... 2

B. Penyakit Pada Sisitem Reproduksi Pria.............................................. 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. Kesimpulan......................................................................................... 8

B. Saran................................................................................................... 8

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel
kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin
manusia yang dihasilkan oleh perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi
sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis
berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan
saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium
terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba
Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong
dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina
merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan
perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.

B.    Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di identifikasi dari
system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit yang
tidak menular.

C.    Tujuan
Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada system
atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita


1. Endometriosis

Penyakit ini terjadi ketika ada jaringan yang tumbuh di dinding uterus. Orang yang menderita
endometriosis akan merasa nyeri terutama saat sedang menstruasi bahkan berpengaruh
terhadap kesuburannya. Dibandingkan dengan perempuan subur, mereka yang menghadapi
kesulitan memiliki keturunan 8 kali lebih rentan mengalami endometriosis.Cara mencegah
endometriosis bisa dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, olahraga teratur,
hindari stres, dan juga memilah apa saja yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan bergizi
berperan penting terhadap kesehatan reproduksi seseorang.

2. Kanker serviks

Jangan sepelekan kanker yang disebabkan human papillomavirus atau HPV yaitu kanker
serviks. Setiap tahun, puluhan ribu perempuan menderita kanker serviks. Kondisi ini dapat
berpengaruh terhadap kesuburan seseorang. Namun, bisa dicegah dengan rutin melakukan
pap smear terutama bagi yang sudah aktif berhubungan seksual dan melakukan vaksinasi
HPV.

3. PCOS

2
Terkadang perempuan baru menyadari memiliki penyakit pada sistem reproduksi berupa
PCOS ketika sedang menjalani program hamil. PCOS adalah singkatan dari polycystic ovary
syndrome, yaitu munculnya kantong berisi cairan di salah satu atau kedua ovarium.PCOS ini
berkaitan dengan hormon. Untuk mencegahnya, biasanya dokter akan menyarankan
menjalani gaya hidup sehat dan aktif bergerak sehingga kesehatan sistem reproduksi lebih
terjaga.

4. Fibroid rahim

Fibroid rahim atau uterine fibroid juga merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi
yang kerap terjadi. Hanya saja, penderitanya kerap tidak mengalami gejala apapun. Dokter
biasanya mendeteksi adanya fibroid ini saat melakukan pemeriksaan USG.
5. Gonorrhea & Chlamydia

Kedua jenis infeksi menular seksual di atas kerap terjadi dan mengganggu kesehatan
reproduksi seseorang. Jika dibiarkan, penyakit seperti gonorrhea dan chlamydia bisa saja
menyebabkan radang panggul. Dalam jangka panjang, masalah infeksi menular seksual juga
bisa memicu infertilitas.Cara menghindari tertular infeksi menular seksual bisa dengan
melakukan seks aman dengan memakai alat kontrasepsi. Selain itu, tidak gonta-ganti
pasangan juga penting untuk memastikan tidak ada risiko penularan infeksi menular seksual.

3
6. HIV/AIDS

Sebagian besar kasus HIV pada perempuan diperoleh dari kontak langsung saat berhubungan
seksual dengan pasangan. Tak hanya itu, berbagi jarum dengan orang yang terinfeksi juga
merupakan media penularan HIV. Menghindari kedua pemicu itu juga merupakan cara
mencegah penularan HIV/AIDS.Berkat majunya pengobatan modern, HIV bisa diatasi seperti
halnya penyakit kronis lainnya. Tak sedikit penderita HIV yang kualitas hidupnya tetap baik
bahkan memiliki keturunan. Dengan perawatan infertilitas khusus, kemungkinan menularkan
virus pada bayi cukup rendah.

7. Disfungsi seksual
Tak hanya pria dengan disfungsi ereksi, perempuan pun bisa mengalami disfungsi kehidupan
seksual. Mulai dari seks terasa nyeri, tidak menarik, hingga banyak lagi kondisi yang dapat
berpengaruh terhadap kesuburan.Cara mencegah terjadinya disfungsi seksual ada pada
komunikasi. Jangan ragu mendiskusikan hal ini tak hanya kepada pasangan, tapi juga tenaga
profesional. Dengan demikian, bisa diketahui akar masalah mengapa seseorang mengalami
disfungsi seksual dan tak bisa menikmati hubungan intim dengan pasangan.

B. Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria


1. Hernia inguinal
Ini adalah kondisi yang terjadi pada alat reproduksi pria, ketika dinding perut bagian bawah
melemah sehingga usus turun ke kantung testis atau bagian samping penis, yang
menyebabkan testis terlihat lebih besar.
Benjolan tersebut muncul ketika beraktivitas seperti mengangkat benda-benda berat. Namun
umumnya ketika posisi terlentang akan kembali normal.

4
2. Hidrokel
Penyakit pada alat reproduksi pria di mana kondisi kantong testis dipenuhi oleh cairan yang
mengelilinginya. Biasanya hidrokel tidak terlalu membahayakan testis.
Jika kamu mendapati bagian testis mengalami pembengkakan, segeralah periksakan diri ke
dokter, terutama bila terjadi secara tiba-tiba dan disertai dengan nyeri.

3. Balanitis
Penyakit pada alat reproduksi pria lainnya adalah balanitis. Ini adalah kondisi iritasi atau
peradangan yang terjadi pada bagian ujung penis (kepala penis). Kondisi medis seringnya
diderita oleh laki-laki yang penisnya tidak disunat.
Gejala dari balanitis ini adalah pembengkakan dan kemerahan pada kulup (bagian kulit ujung
penis yang tidak disunat), kulup yang menjadi mengencang, serta keluarnya cairan dari
kepala penis.
Hal lainnya, bagi penderita balantis mungkin juga merasakan sakit dan gatal di area sekitar
penis, serta kulit penis yang menjadi sensitif.

4. Kanker testis
Testis adalah salah satu organ penting dalam sistem reproduksi pria yang terletak di bagian
bawah penis. Testis berfungsi sebagai penghasil hormon testosteron, serta tempat produksi
sel sperma yang berfungsi dalam kesuburan.
Kanker testis adalah kanker yang jarang terjadi dan cenderung memengaruhi pria berusia
antara 15 dan 35 tahun.
Gejala kanker testis yang paling sering ditemukan benjolan pada buah zakar atau buah zakar
membesar, terasa tidak nyaman di bagian buah zakar.

5
5. Torsio Testis
Testis memiliki struktur yang di sebut korda spermatika yang mana berbentuk seperti tali.
Terkadang korda spermatika dapat terpelintir yang efeknya dapat menyebabkan aliran darah
ke testis terputus dan menyababkan nyeri mendadak. Keadaan ini merupakan keadaan
emergensi yang harus ditangani.

6. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi adalah kondisi di mana pria tidak bisa mendapatkan atau mempertahankan
ereksi yang cukup kuat dalam berhubungan seksual.
Saat berhubungan seksual, pria mungkin memiliki masalah seksual seperti libido rendah,
ejakulasi dini, dan ketidakmampuan untuk mencapai orgasme.
Jika pria mengalami disfungsi ereksi secara berkelanjutan, hal ini bisa berdampak pada
kepercayaan diri pria. Bahkan, kondisi ini bisa memicu timbulnya stres.

6
7. Gonore
Gonore merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae yang mana
dapat menyebar lewat hubungan sex yang tidak aman.
Gejala yang biassanya muncul saat terinfeksi bakteri ini adalah nyeri atau sensasi terbakar
saat kencing, sering buang air kecil, kemerahan atau bengkak di ujung penis, nyeri pada
testis.

7
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di
dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut.
Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi
bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan
dalam makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita. Selain itu dalam makalah ini
juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan
system Reproduksi.

B.    Saran
 Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam
tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting
bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan
baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini.
Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak
mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai