Anda di halaman 1dari 20

KERAJAAN SINGOSARI

AWAL BERDIRI
Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Yang menjabat
sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh
dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian
menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama
Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan
Kediri.

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kediri melawan
kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak
Tumapel.

Setelah berakhirnya Kerajaan Kediri, kemudian berkembang Kerajaan Singosari yang


didirikan oleh Ken Arok. Pusat Kerajaan Singosari terletak di dekat Kota Malang, Jawa
Timur. Menurut Kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang petani dari Desa Pangkur
sebelah timur Gunung Kawi daerah Malang.
Ibu Ken Arok bernama Ken Endok. Bayi Ken Arok diletakan di sebuah makam oleh
ibunya yang ditemuakn seorang pencuri bernama Lembong. Ia tumbuh menjadi seorang
penjahat yang menjadi buronan sampai bertemu dengan Lohgawe. Ia mengutarakan bahwa
dirinya ingin menjadi orang baik, lalu Lohgawe menjadikannya seorang abdi Bupati Tumapel
bernama Tunggul Ametung. Lalu Ken Arok merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung
dengan membunuhnya mrnggunakan Keris Empu Gandring. Lalu Ken Arok menggantikan
Tunggul Ametung menjadi raja.
Ken Arok ingin menjadi raja. Pada tahun 1222 M Ken Arok atas dukungan para
pendeta melakukan serangan ke Kediri. Raja Kertajaya dapat ditaklukan dan wilayah Kediri
dipersatukan dengan Tumapel dan lahirlah Kerajaan Singosari.
Ken Arok menjadi raja pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Amuswabumi.
Tahun 1227 M Ken Arok dibunuh atas perintah Anuspati, putra Ken Dedes dan Tunggul
Ametung. Jenazahnya dicandikan di Kagenengan dalam bangunan perpaduan Syiwa Buddha.
Bersama Ken Umang, Ken Arok memiliki 4 putra, yaitu Panji Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji
Wregola dan Dewi Rambi. Bersama Ken Dedes mempunyai putra bernama Mahesa
Wongateleng.
SILSILAH KERAJAAN SINGASARI
1. GENERASI PERTAMA

Pada generasi pertama ini diwarnai dengan pembunuhan yg dilakukan Ken Arok terhadap
tumapel Tunggul Ametung sehingga Arok berkesempatan mendirikan sebuah kerajaan baru
bernama Singasari.tapi pembunuhan tidak hanya disana, korban keris pusaka pemberian mpu
gandring kelak akan berjumlah 7 orang. Selamat menyimak !

Ken Arok beristri Ken Dedes mempunyai keturunan :

 Mahisa Wongga Teleng ( Raja Kediri)


 Panji Saprang
 Agnibaya
 Dewi Rimba

Tunggul Ametung beristri Ken Dedes mempunyai keturunan:

 Anusapati (Raja ke-2 Singasari)

Anusapati membunuh bapak tirinya,Ken Arok dan akhirnya menjadi Raja kedua Singasari

Ken Arok beristri Ken Umang mempunyai keturunan :

 Panji Tohjaya (Raja ke-3 Singasari)

Tohjaya membunuh Anusapati saudara tirinya untuk membalaskan dendam sang ayah yaitu
Ken Arok dan Tohjaya pun menjadi Raja ketiga Singasari

 Sudhatu
 Wregda
 Dewi Rambi

2. GENERASI KEDUA

Generasi kedua diwarnai dengan bergabungnya anak keturunan Anusapati anak Ken
Dedes dengan Tunggul Ametung dengan anak keturunan Mahisa Wongga Teleng anak Ken
Dedes dengan Ken Arok ,mereka mengambil tahta kerajaan dengan membunuh raja Tohjaya
anak Ken Umang,mereka pun bahu membahu memimpin Singasari

Anusapati mempunyai anak

 Ranggawuni (Raja ke-4 Singasari)

Ranggawuni lah yang  membunuh Tohjaya dan ia pun bertahta sebagai Raja keempat di
Singasari .

Mahisa Wongga Teleng mempunyai anak


 Mahisa Cempaka
 Waning Hyung (Permaisuri ke 4 Singasari)

3. GENERASI KETIGA

Generasi ketiga diwarnai dengan bersatunya darah Ken Arok dan Tunggul Ametung
dalam diri Seorang Sri Kertanegara.Kertanegara adalah raja terbesar Singasari yang berhasil
menaklukan pulau Swarnabumi(sumatera) ke dalam kekuasaan Singasari . Di generasi ini
pula muncul cikal bakal Raja Majapahit yaitu anak Dyah Lembu Tal ,Raden Sangrama
Wijaya.

RANGGAWUNI MENIKAH dengan WANING HYUNG mempunyai keturunan :

 Sri Kertanegara (Raja ke-5 Singasari) Kertanegara merupakan keturunan pertama


yang mengandung darah Tunggul Ametung dan Ken Arok

MAHISA CEMPAKA MEMPUNYAI ANAK

 Dyah Lembu Tal , dia bekerjasama bahu membahu bersama Kertanegara membangun
Singasari.

4. GENERASI KEEMPAT

Generasi keempat kerajaan Singasari merupakan generasi Pertama Majapahit ditandai


oleh sang pendiri Majapahit ,Sangrama Wijaya. di zaman generasi keempat Kediri dipimpin
oleh Jayakatwang berhasil menaklukan kerajaan Singasari yang saat itu sedang lengah karena
pasukannya sedang melakukan ekspedisi di Indonesia Timur. Jayakatwang pun duduk
bertahta di Singasari selama setahun sebelum Sangrama Wijaya berhasil menaklukan Kediri
dan mendirikan Majapahit.

DYAH LEMBU TAL MENIKAH DENGAN RAKEYAN JAYADARMA (PUTRA


MAHKOTA KERAJAAN PAJAJARAN)

 SANGRAMA WIJAYA ( Pendiri Sekaligus Raja Pertama Majapahit


RAJA-RAJA SINGASARI

1) Ken Arok.

Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan
menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja
pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian
keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.

2) Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes).

Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh
seorang pengalasan (budak).

3) Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang).

Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang
dilancarkan oleh :

* Ranggawuni (anak Anusapati).


* Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes)

4) Ranggawuni.

Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268.


Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Cempaka sebagai Ratu
Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam
kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.

5) Kertanegara.

Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – I292), merupakan raja Singasari yang
terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukkannya
antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku)
serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman - Raja Campa. Tahun
1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri
KEHIDUPAN MASA KERAJAAN SINGASARI
Kehidupan Politik

Kerajaan Singasari yang pernah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di
Indonesia dan bahkan menjadi cikal-bakal Kerajaan Majapahit, pernah diperintah leh raja-
raja sebagai berikut:
      Kemenangan Ken Arok dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 
1222 M itu membawa keharuman namanya, sehingga akhirnya Ken Arok memutuskan untuk
membentuk dinasti yang baru serta membangun Kerajaan yang baru dengan nama Kerajaan
Singasari.
Ken Arok sebagai Raja Singasari pertama bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi dan dinastinya bernama dinasti Girindramawangsa (dinasti keturunan Siwa).
Pendirian dinasti ini bertujuan untuk menghilangkan jejak, tentang siapa sebenarnya Ken
Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan Kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-
keturunan Ken Arok bila suatu saat menjadi Raja tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan-
tindakan kejahatan yang pernah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah antara
tahun antara tahun 1222 M. Masa pemerintahan Ken Arok diiiakhiri secaratragis pada tahun
1227.                
Ia mati terbunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken dedes
dari suami pertamanya Tunggul Ametung).
      Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (12227-1248 M),
Anusapati tidak melakukan pembaharuan–pembaharuan, karena Anusapati telah larut dengan
kegemarannya sendiri , yaitu menyambung ayam.
      Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar pula dan sampai kepada putra Ken
Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati
suka menyambung ayam, sehingga untuk membalas dendam terhadap kematian Ken Arok
tidak mengalami kesulitan kemudian, Anusapati diundang untuk menyambung ayam di
Gedong Jiwa (tempat kediamannya Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan
ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandringnya yang dibawa
Anusapati dan Langsung menusukkannya ke punggung Anusapati. Akhirnya, Anusapati
meninggal di tempat sambung ayam.
Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya
memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati
yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati yang dibunuh oleh
Tohjaya. Oleh karena itu,  Ranggawuni yang telah dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut
hak atas tahta Kerajaan terhadap Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk
menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui lebih dulu
oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduannya berhasil melarikan diri
sebelum pasukan Tohjaya tiba di tempat kediamannya.
      Untuk menyelidiki tempat persembunyiannya Ranggawuni dan Mahesa Cempaka,
Tohjaya mengirim pasukan Kerajaan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu
Ampal akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas taha Kerajaan ternyata adalah
Ranggawuni, maka ini berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
         Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut
tahta Kerajaan Singasari dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta
Kerajaan Singasari.    
      Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Wisnuwardhana dibantu
oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan
Singasari(1248-1268 M). Wisnuwardana sebagai Raja, Narasinghamurti sebagai
ratu angabhyaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan
kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuva
raja(raja muda) dengan maksud mempersiapkan putranya yang bernama
Kertanegara menjadi seorang raja besar di Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggal
dunia(dialah satu-satuny yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan Singasari), tahta
kerajaan beralih kepada Kertanegara.

      Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja yang terkemuka dan raja terakhir dari
kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Singasari mencapai masa kejayaan.
Stabilisasi kerajan yang di wujudkan pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardha.
Disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas da berani. Setelah keadaan Jawa
Timur dianggp baik, Raja Kertanegara melangkah keluar wilayah Jawa Timur untuk
mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji kerajaan Singasari.
      Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam
negeri dan luar negeri.

a. Politik Dalam Negeri


      Dalam rangka mewujudkan stabilisasi politik dalam negeri, Raja Kertanegara menempuh
jalan sebagai berikut :
·       Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan
oleh Aragani. Raganata diangkat menjadi adhiyaksa di Tumapel. Juga Banyak Wide yang
berasal dari rakyat biasa diangkat menjadi pegawai tinggi dengan gelar Arya Wirarajaya dan
diangkat menjadi Bupati Sumenep(Madura)
·       Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang(Raja
kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. Juga Raden Wijaya(cucu Mahesa
Cempaka) sebagai menantunya.
·       Memperkuat angkatan perang. Raja kertanegara membangun dan memperkuat angkatan
perang baik angkatan darat maupun angktan laut untuk menciptakan keamanan dan ketertian
di dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan nusantara.

b. Politik Luar Negeri


        Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh nusantara dibawah panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha juga
memperkuat pertahanan kerajaan dalam menghdapim serangan kerajaan Cina-Mongol
(Kaisar Khubilai Khan).
        Untuk mencapai cita-cita politiknya itu, Raja Kertanegara menempuh cara-cara sebagai
berikut .
·       Mengadakan ekspedisi pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai Kerajaan Melayu
serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di selat malaka.
·       Menguasai Bali(1284 M).
·       Menguasai Jawa Barat(1289 M).
·       Menguasai pahang(malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan).
        Garis pahang- Tanjung pura mempunyai 3 fungsi. Pertama untuk menguasai lalu-lintas
pelayaran-perdagangan di laut Cina Selatan. Kedua, untuk pertahanan terdepan dalam
menghadapi seranga Cina-Mongol. Ketiga, untuk mengepung wilayah kekuasaan Sriwijya.
        Disamping hal-hal tersebut di atas, Raja Kertanrgara menjalin persekutuan dengan
Kerajaan Campa. Kerjasama ini diiikat melaui perkawinan adik Raja Kertanegara yang
bernama Putri Tapasi dengan Raja Campa.
        Walaupun menempuh segala upaya, pasukan Cina-Mongol berhasil menerobos
pertahanan-pertahanan Kerajaan Singasari dan mendarat di pulau jawa. Tetapi sebelum
pasukan Cina-Mongol tiba, aja ertanegara telah meninggal akibat serangan Raja Jayakatwang
dari Raja Kediri.

Kehidupan Sosial

        Ketika Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Kehidupan masyarakat menjadi lebih terjamin. Terjaminnya kehidupan sosial
masyarakat Tumapel ini mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah yang terletak di sekitar
daerah Tumapel. Keadaan seperti ini mengakibatkan kaum Brahmana kediri yang menentang
Raja Kertajaya melarikan diri ke Tumapel dan meminta perlindungan kepada Ken Arok.
Perhatian Ken Arok kepada segi-segi kehidupan sosial masyarakatnya sangat besar, sehinga
rakyatnya dapat hidup dengan aman dan mencapai tingkat kesejahteraan.
        Namun, setelah pemerintah Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat
perhatian, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu menyambung ayam.
Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardhana, kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Singasari mulai diatur rapi. Ha-hak rakyat dipulihkan kembali. Raktyat dapat hidup tentram
dan damai. Keadaaan tersebut juga terjadi pada masa pemerintaha Raja Kertanegara. Raja
Kertanegara berusaha untuk menstabilkan keadaan di dalam negeri Kerajaan Singasari denga
menigkatkan taraf kehidupan masyarakatnya, sebelum melancarkan politik luar negerinya
untuk mencapai cita-cita persatuan nusantara.

Kehidupan Ekonomi

        Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas diketahui. Akan
tetapi, mengingat Kerajaan Singasari bepusat di Jawa Timur, yaitu di tepi sungai Brantas,
kemungkian masalah perekonomiannya tidak jauh berbeda dari kerajaan terdahulunya,
yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya pun ikut ambil bagian dalam dunia
pelayaran. Keadaan ini juga didukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar hasilnya bagi
rakyat Jawa Timur.
        Raja Kertanegara berusaha menguasai jalur perdagangan di selat malaka. Penguasaan
jalur pelayaran perdagangan atas selat malaka itu, bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan aktifitas perekonomian kerajaannya. Denga kata lain, Raja Ketanegara
berusaha untuk menarik perhatian para pedagang untuk melakukan kegiatannya di wilayah
erajaan Singasari.

Kehidupan Budaya

        Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singasari terlihat dari
ditemukannya peninggalan berupa candi-candi dan patung-patung yang dibangun dari zaman
kekusasaan Kerajaan Singasari, diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari.
Sedangkan patung-patung yang berhasil ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewi
Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko
Dook yang ditemukan dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan
Raa Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota Kerajaan Melayu(patung
Amoghapasa dapat dilihat dari musem Nasional atau Museum Gajah Jakarta).
        Kedua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolok maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran
Tantrayana(Tantriisme).  

MASA KEJAYAAN
penyebab :
1)      Melaksanakan Politik dalam negeri untuk menstabilkan pemerintahan, antara lain:
a)      Memecat Mapatih Raganatha
b)      Mengangkat Banyak Wide
c)      Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari perselisihan
Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri
d)     Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.
e)      Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.
f)       Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap dengan segala
persenjataannya.
g)      Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah tahun 1280.
h)      Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk mendampingi
raja.
2)      Melaksanakan Politik luar negeri antara lain
a)      Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara
yang dipimpin Kerajaan Singasari.
b)      Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik
Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.

Kertanegara (1250 M)
pada masa pemeritahannya, Singasari mengalami masa masa kejayaan. Tindakan yang
dilakukan oleh kertanegara, yaitu:
1)       Mengangkat Apanji Argani menggantikan patih Raganata yang sudah tua.
2)       Mengangkat arya wiraraja menjadi Adipati madura.
3)       Raden Wijaya keturunan lembu tal dijadikan menantunya.
4)       Berbuat baik terhadap lawan politiknya, antara lain jayakatwang keturunan kediri diangkat
menjadi raja kecil kediri.
5)       Memperkuat angkatan perang.
6)       Mempersatukan Nusantara dengan ekpedisi pamalayu dengan maksut agar melayu
mengakui kekuasaannya.
7)       Dalam politik luar negeri, ia berusaha memperkuat pertahanan Singasari dalam
menghadapi serangan kubilai khan.
8)       Menggantikan nama ibukota Kutaraja menjadi Singasari.

Kubilai Khan mengirim utusan kepada kertanegara agar tunduk kepada kertanegara agar
tunduk kepada mongol, yaitu tahun 1280, 1289. Namun, kertanegara tidak mau tunduk,
bahkan mengirim kembali utusan kubilai Khan (mengChi) setelah dipotong telinganyan.
Tindakan menyiapkan pasukannya untuk menyerang Singasari. namun ketika kubilai Khan
datang ke jawa, Kertanegara sudah gugur karena serangan jayakatwang pada tahun 1292 M.
1. Perkembangan Politik Pemerintahan

Untuk membentuk pemerintahan yang kuat Kertanegara membentuk badan-badan


yang terdiri atas :
o Raja : Penguasa tertinggi
o Penasihat Rakryam : Hino, Rakryam i Sirikan, dan Rakryam i Halu
o Pembantu pemerintah :
a) Penjabat tinggi : Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan
Rakryan Kanuruhan
b) Pegawai-pegawai rendahan
Pengertian pejabat pemerintah juga dilakukan untuk menjaga stabilitas politik,
yaitu kepada penjabat yang tak setuju dengan cita-cita Kertanegara, yaitu :
a) Patih Raganata (Kebo Arema) diganti dengan Aragani.
b) Banyak wide dipindahkan ke Madura menjadi Bupati Sumenep dengan nama
Arya Wiraraja.

2. Kehidupan Agama

Masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindi dan Budha berkembang baik.


Bahkan terjadi Sinkretisme (campuran dari tradisi) antara agama Hindu dan
Budha menjadi bentuk Syiwa-Budha.

Kerajaan Kediri menyerbu istana Kertanegara karena waktu itu banyak pasukan
Singosari yang dikirim ke berbagai daerah kerena Kertanegara sedang berusaha
memperluas wilayah dan mencari dukungan. Maka untuk melawan pasukan
Jayakatwang , Kertanegara mengirim pasukan di bawah Raden Wijaya dan
Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara.
Namun akhirnya Kertanegara tewas. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M.

Jenazah Kertanegara kemudian dicandikan di 2 tempat yaitu, di Candi Jawidi


Pandaan dan di Candi Singosari di daerah Singosari, Malang.

3. Perluasan Daerah Singosari

Ia menginginkan perluasan wilayah hingga ke seluruh Nusantara. Beberapa daerah


berhasil ditaklukan meliputi Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda dan
Palang.

Tahun 1275 M, ia melakukan ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa


Anabrang (Kebo Anabrang) untuk menguasai Sriwijya untuk menguasainya harus
melalui daerah sekitarnya termasuk bersahabat dan menanamkan pengaruh
Singosari di Melayu. Sebagai persahabatan ia menghadiahkan patung Amogaputra
pada penguasa Melayu
Dalam memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara menjalin hubungan
dengan kerajaan-kerajaan lain dari luar Kepulauan Indonesia misal dengan Raja
Jayasingawarman III dan Kerajaan Campa.

Kertanegara memandang Cina sebagai saingan terakhir. Pada tahun 1289 M


datang utusan Cina yang dipimpin Oleh Mengki. Kertanegara marah, Mengki
disakiti dan b disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat marah Kaisar
Cina dan berencana membalas tindakan Kertanegara.

KERUNTUHAN
Penyebab :
1)      Memandang Cina Mongol sebagai saingan dengan menolak utusan Cina Mongol dan
mempermalukannya. Sehingga Cina-Mongol menyerang Singasari.
2)      Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke
berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah.
3)      Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan membunuh
Kertanegara
Setelah wafat, Kertanegara dimakamkan di dua tempat, yaitu di Candi Sin kejayaan Singasari
dan Candi Jawi.Wafatnya Kertanegara menakhiri kejayaan Singasari.
Berikut ini sabab-sebab runtuhnya Singasari:
a.        Pengkhianatan Ardaraja ( cucu dari kertarajaya) yang mempunyai dendam terhadap Ken
Arok.
b.       Penyerangan jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untk membalas kehancuran
Kediri.
c.        Kertanegara terlalu menitikberatkan pada usaha perlasa wilayah di lar pulau Jawa dan
kurang memerhatikan politik dalam negeri.
d.       Kartanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya.
Kehidupan politik Singasari diwarnai oleh kudeta berdarah. Kehidupan ekonomi Sinagasari
bersumber dari pertanian dan perdagangang karena dilalui Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Brantas.
Kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya
sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan
kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar
Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292
terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara
mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu
kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
PENINGGALAN
1. Candi Singosari

     Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah
di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada Kitab
Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek
candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang
Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara
Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai
dibangun.

2. Candi Jago
     Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik,
karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar
petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan
keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

3. Candi Sumberawan

     Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.


Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan
Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini
sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah
yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca Dwarapala

     Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs
sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga
saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari.

5. Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan di
Museum Nasional Jakarta

6. Prasasti Mula Malurung

     Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa
Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga
yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah
ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.

     Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda.
Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur.
Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang
loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini
disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
7. Prasastri Singosari

     Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten


Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara
Jawa.

     Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman
yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan
pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa.
Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan
sebuah caitya.
8. Candi Jawi

     Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan
Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat
peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan
abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada
Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan
tempat peribadatan Raja Kertanegara.
9. Prasasti Wurare

     Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti
Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21
November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara
dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina
(Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian bawahnya.
10. Candi Kidal

     Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun
sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang
memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya
sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari
kutukan Mpu Gandring.
TUGAS SEJARAH
KELOMPOK 4

ANGGOTA :
1. JESICA AYU DEVIANA (19)
2. JOHNY YUDISTIRA (20)
3. MAULANA MUHAMMAD (21)
4. MAULIDA SYARIFA (22)
5. PASYAH WAHYU I. V. (23)
6. PUTRI CHOLILAH (24)

Anda mungkin juga menyukai