ISSN: 2356-0770
ABSTRACT ABSTRAK
Soekarno once delivered in his speech that the .Soekarno pernah menyampaikan dalam
country of the archipelago is a former state pidatonya bahwa negara kepulauan itu adalah
power of Majapahit Kingdom. Based on bekas kekuasaan negara Kerajaan Majapahit.
historical facts written in the book „Tafsir Negara Berdasarkan fakta sejarah yang ditulis dalam
Kertagama‟ there said the archipelago is a former buku 'Tafsir Negara Kertagama' di sana
territory of Majapahit. therefore cannot be denied dikatakan bahwa nusantara adalah bekas wilayah
that the Majapahit Kingdom is always identical Majapahit. Oleh karena itu tidak dapat
with the unification of several regions of the dipungkiri bahwa Kerajaan Majapahit selalu
archipelago ever initiated by Patih Mahapatih identik dengan penyatuan beberapa daerah
Gajah Mada through the ritual oath. The oath of nusantara yang pernah diprakarsai oleh Patih
Mahapatih Gajah Mada is known as the term the Mahapatih Gajah Mada melalui sumpah ritual.
„Palapa Oath‟. It is said that the unification of the Sumpah Mahapatih Gajah Mada dikenal sebagai
archipelago was successfully implemented istilah 'Palapa Oath'. Dikatakan bahwa penyatuan
during the reign of Hayam Wuruk. nusantara berhasil dilaksanakan pada masa
In this study, researchers will discuss about what pemerintahan Hayam Wuruk.
is meant by Nationalism and how the form of Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas
Nationalism for the nation in Majapahit era, and tentang apa yang dimaksud dengan Nasionalisme
how the contribution of the meaning of dan bagaimana bentuk Nasionalisme bagi bangsa
nationalism at this time? di era Majapahit, dan bagaimana kontribusi
The purpose of this research is to develop in makna nasionalisme saat ini?
patriotic awareness and the highest burden for Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
the nation's children to the state. mengembangkan kesadaran patriotik dan beban
This study uses descriptive analytical, with tertinggi bagi anak-anak bangsa bagi negara.
historical approach, ie research based on Penelitian ini menggunakan deskriptif analitis,
historical facts, and analysis of experts. dengan pendekatan historis, yaitu penelitian
That nationalism in its outline is the ultimate berdasarkan fakta sejarah, dan analisis ahli.
sacrifice to the state. The meaning of nationalism Nasionalisme itu dalam garis besarnya adalah
is essentially a sense of awareness to unite in the pengorbanan terbesar bagi negara. Arti
container of pluralism. Anderson offers a form of nasionalisme pada dasarnya adalah kesadaran
nationalism is an image community. untuk bersatu dalam wadah pluralisme.
Anderson menawarkan bentuk nasionalisme
Keyword: Nusantara, Majapahit, oath palapa, adalah komunitas gambar.
nationalism, image community.
Kata kunci: Nusantara, Majapahit, sumpah
palapa, nasionalisme, komunitas gambar
Author correspondence
Email: hadi_sutrisno@unsam.acid
Available online at http://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/index
7
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
8
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
9
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
lagi merupakan hari milik partai itu, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya,6
tetapi hari milik bangsa Hindia mengatakan nasionalisme adalah sebuah
(Indonesia) pada umumnya.”5 faham yang berpendapat bahwa kesetiaan
Benedict Anderson tentang The tertinggi individu harus diserahkan
Imagined Community. Bahwa identitas kepada negara kebangsaan. Perasaan
kebangsaan ditentukan oleh kemampuan yang sangat akan suatu ikatan yang erat
seluruh elemen untuk membayangkan dengan tanah tumpah darahnya, dengan
diri sebagai satu entitas. Dalam tradisi-tradisi setempat dan penguasa-
perspektif Anderson melihat penguasa resmi di daerahnya selalu ada
nasionalisme sebagai sebuah ide atas di sepanjang sejarah dengan kekuatan
komunitas yang dibayangkan, imagined yang berbeda-beda.
communities. Dibayangkan karena setiap Pandangan konstruktivis yang dianut
anggota dari suatu bangsa, bahkan Anderson menarik karena meletakkan
bangsa yang terkecil sekalipun, tidak nasionalisme sebagai sebuah hasil
mengenal seluruh anggota dari bangsa imajinasi kolektif dalam membangun
tersebut. Nasionalisme hidup dari batas antara kita dan mereka. Sebuah
bayangan tentang komunitas yang batas yang dikonstruksi secara budaya
senantiasa hadir di pikiran setiap anggota melalui kapitalisme percetakan, bukan
bangsa yang menjadi referensi identitas semata-mata fabrikasi ideologis dari
sosial. Hans Kohn dalam bukunya kelompok dominan. Keunikan konsep
Anderson dapat ditarik lebih jauh untuk
menjelaskan kemunculan nasionalisme di
5
negara-negara pasca kolonial. Bukan
) Pernyataan Soerwardi Soeryoningkrat dalam kebetulan jika konsep Anderson sebagian
Peringatan Lima tahun berdirinya BU (Budi besar didasarkan pada pengamatan
Utomo), yang ditulis dalam sebuah karangan terhadap sejarah perkembangan
yang berbunyi “Lima tahun yang lalu telah kita nasionalisme di Indonesia. Namun, ada
ketahui, bahwa hari didirikannya Organisasi satu hal dalam karya seminar Anderson
„Boedi Oetomo‟-Budi Utomo-BU, suatu
yang dapat menjadi subyek kritik
perhimpunan khusus bagi orang Jawa, akan
orientalisme seperti yang ditengarai oleh
dipandang sebagai hari raya Indonesia, tidak saja
Edward Said terhadap cara pandang
oleh suatu golongan tertentu, tetapi oleh semua
ilmuwan Barat dalam merepresentasikan
golongan penduduk pribumi di Hindia. Ultah ke-
5 organisasi Jawa disebut di atas dirayakan
masyarakat non-Barat (lihat Simon
dengan megahnya selama satu minggu dalam Philpott, 2000).7 Sartono Kartodirdjo
sebuah pesta di Bandung, tidak hanya oleh para (1996)8 “….tentunya pembentukan
anggota Budi Utomo saja, tetapi juga oleh para
anggota Sarekat Islam, sebuah perhimpunan 6
) Hans Kohn (1984) lebih lanjut mengatakan
bangsa Indonesia berhaluan Islam di seluruh nasionalisme dalam arti kata modern menjadi
Nusantara, dan bahkan oleh para anggota suatu perasaan yang diakui secara umum,
Indische Partij, sebuah organisasi politik yang nasionalisme semakin lama makin kuat
terbuka tanpa pandang bulu bagi siapa pun yang peranannya dalam membentuk segi
mengakui Hindia sebagai tanah airnya. kehidupan,baik bersifat umum maupun pribadi
Selanjutnya, jika kita melihat kenyataan, bahwa (Hans Kohn, 1984: 11).
saudara-saudara yang tidak seorganisasi-pun ikut
7
serta di dalam perayaan peringatan dengan sama ) “Benturan Kesadaran Nasionalisme: Barat
semangatnya, maka menjadi jelaslah bahwa hari vsTimur” –Catatan Dari Dialog Kebangsaan di
20 Mei tidak lagi merupakan hari milik partai it, Topoyo Mamuju Tengah, dimuat dalam tulisan
tetapi hari milik bangsa Hindia pada umumnya Perspektif, Selasa 25 Nopember 2014.
(Suryaningkrat 1918-19 III:98-99-Nagazumi, 8
1989, 221-222). ) Dalam sebuah wawancara jurnalistik dengan
Edy Budiyarso dari TEMPO Interaktif dengan
10
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
nasionalisme lebih dahulu lebih dahulu politik religi, komunalisme, konflik etnis,
lewat tokoh-tokoh Indonesia. Akan tetapi hukum internasional, proteksionisme,
tokoh-tokoh luarpun ada yang bisa minoritas, gender, imigrasi, dan
dipakai sebagai model peran atau rule genoside. Pertumbuhan bangsa (nation
mode, seperti Gandhi dalam building) dan negara-kebangsaan (nation-
menumbangkan imperium Inggris. state), juga sangat penting dalam
“Sartono dalam memberikan gambaran berdirinya nasionalisme. Bentuk
nasionalisme merupakan sesuatu yang nasionalisme meliputi berbagai hal,
melekat pada diri seseorang yang penuh seperti nasionalis religious, konservatif,
perjuangan dan kebanggaan dan idealism liberal, fasis, komunis, cultural, politik,
dan menjadi kekuatan yang maha proteksionis, integrasionis, separatis,
dahsyat. Bagaimana seorang diaspora, dan lain-lain. Variasi sentimen-
olahragawan itu termotivasi untuk sentimen nasional, aspirasi nasional, dan
berprestasi. Ada sebuah keyakinan kalau nilai-nilai cultural nasional ikut
nasionalisme masih bisa menerbitkan menciptakan kerangka kerja penelitian
kekuatan sosial politik untuk menghadapi yang berbeda tentang identitas
aspek negative dari globalisasi, seperti nasional.10
konsumerisme, hedonism, dan
materialism. Maka saat ini, perlu adanya 3. Konsep Nusantara
untuk peningkatan nationalism building Pada tahun 1884 guru besar etnologi
dengan merevitalisasai nasionalisme. di Universitas Berlin yang bernama
Ilmuwan politik secara periodik telah Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan
mengklaim bahwa nasionalisme telah buku „Indonesien oder die Inseln des
menurun dan digantikan oleh Malayischen Archipel „("Indonesia atau
internasionalisme. Usainya perang dingin Pulau-pulau di Kepulauan Melayu")
awal tahun 1990, yang secara simbolis sebanyak lima volume, yang memuat
runtuhnya tembok Berlin dan disintegrasi hasil penelitiannya ketika mengembara di
Negara USSR, maka di seluruh dunia kepulauan itu pada tahun 1864 sampai
lahirlah apa yang disebut gelombang 1880. Buku Bastian inilah yang
demokratisasi (Tilaar, 2002:145).9 memopulerkan istilah "Indonesia" di
Fenomena tentang nasionalisme ini kalangan sarjana Belanda, sehingga
kemudian mencukupi berbagai hal, sempat timbul anggapan bahwa istilah
seperti identitas etnis dan komunitas, "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat
disamping berbagi topik tentang ras dan yang tidak benar itu, antara lain
rasisme, fasisme, pengembang bahasa, tercantum dalam Encyclopedie van
Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada
Sartono Kartodirdjo, Selasa 18 Nopember 1996 (
kenyataannya, Bastian mengambil istilah
Mulyadi J. Amalik, 2008. Sejarah Yang
"Indonesia" itu dari tulisan-tulisan
Memihak-Mengenang sartono Kartodirdjo,hal. Logan.
324-325). Pribumi yang mula-mula
menggunakan istilah "Indonesia" adalah
9
) Tilaar (2002), memberikan gambaran tentang Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
kekuatan –keuatan global yang mengubah dunia, Dewantara). Ketika dibuang ke negeri
termasuk Indonesia, adanya proses demokratisasi Belanda tahun 1913 ia mendirikan
awal tahun 1990-an, dan kemajuan tehnologi
serta komunikasi dan dunia mulai terbuka,
10
sehingga lahirlah masyarakat yang terbuka (open ) Turner, Bryan, Kamus Sosiologi, Pustaka
society) (Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Pelajar, Yogyakarta, 2010: 366.
Masyarakat Madani Indonesia, Bandung,
Rosdakarya, 2002: 145-147).
11
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
sebuah biro pers dengan nama Ichwan Azhari, bahwa tentara Kerajaan
Indonesische Persbureau. Nama Majapahit, banyak menemui kegagalan
Indonesisch (pelafalan Belanda untuk dalam mengekspansi wilayahnya ke
"Indonesia") juga diperkenalkan sebagai Sumatra, bahkan banyak prajurit
pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Majapahit yang gugur di Aceh, sehingga
Cornelis van Vollenhoven (1917). mereka bertolak pulang ke Jawa, dengan
Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") hasil kekalahannya tersebut.12 Akan
diganti dengan Indonesiër ("orang tetapi dari pendapat lewat bukti-bukti
Indonesia").11 yang ada bahwa Kerajaan Islam Samudra
Pendapat Kegagalan Nasionalisme Pase sudah pernah mengirim upeti untuk
Majapahit Kerajaan Majapahit.13 Sartono dalam
Dari cacatan lama bahwa awal Leirissa (2012) dalam masa Raja Hayam
hegemoni sudah dimulai oleh raja-raja Wuruk Majapahit berhasil mencapai
Hindu Majapahit, bahkan ada pendapat puncak keemasannya. Sejak 1293-1500,
sebelum adanya kerajaan Majapahit, Majapahit tampil sebagai pengganti
yakni pada zaman Kerajaan Singhasari, Sriwijaya kekuasaannya sampai ke
yang berpusat di Jawa Timur. Pendapat Sumatra Utara dari Maluku di mana
Sri Mulyana, pada awalnya, kedatangan tersebar banyak kota-kota dagang yang
orang Jawa ke Aceh merupakan bentuk makmur. Dan kota-kota dagang di Jawa
hegemoni kekuasaan yang diperankan Kerajaan Majapahit terjalin hubungan
oleh raja-raja Hindu. Pendapat tersebut baik dengan Samudra Pasai (Leirissa,
mempercayakan bahwa titik tolak 2012: 16).
kedatangan orang Jawa ke Aceh sekitar Alfian, seorang sejarawan,
tahun 1350 M, dengan ditandai mengatakan hubungan khusus antara
“Peristiwa Ekspedisi Pamalayu” oleh Pasai dengan Majapahit terjalin ketika
Kerajaan Majapahit. Bahwa kedatangan raja Majapahit mengawini puteri raja.
tentara Kerajaan Majapahit adalah Ketika adik lelaki raja Pasai ke ibukota
merupakan bentuk program dan Majapahit di Jawa Timur. Kemudian raja
semboyan yang tercatat dalam statement Majapahit memberi sebidang tanah
„Sumpah Palapa Sang Mahapatih Gajah kepada adik imparnya ini di Kota Ampel
Mada.‟ Jawa Timur.Sejak itu, Ampel menjadi
Program tersebut secara politis, pusat penyebaran Islam di Jawa. Dari
bahwa negara yang kuat harus mampu Ampel, Islam melebarkan sayapnya ke
merangkul dan mempersatukan serta Gresik di Jawa Timur, Kudus dan Demak
mengayomi seluruh wilayah di bawah di Jawa Tengah dan berbagai kepulauan
panji-panji Kerajaan Majapahit. di pantai utara Jawa.14 Namun, terlepas
Sehingga, hampir seluruh daratan
Sumatra telah dikuasai oleh Kerajaan
Hindu Majapahit. Secara ekonomi, 12
) Dr.Phill Ikhwan Azhari, adalah seorang
dengan menguasai beberapa wilayah sejarawan dari Unimed, menulis dalam artikel
sebaai negeri taklukan, maka akan Jurnal Antropologi, mengatakan bahwa ada
mendapat peluang pasar atau upeti serta beberapa bukti dalam cerita folklore.
pajak perdagangan demi kelangsungan
13
hidup kerajaan Majapahit. ) Wawancara dengan Drs. Rachmatsyah,
Namun, hal ini dibatah oleh sejarawan M.Pd dosen Sejarah Fkip Univ. Samudra di
Langsa ( wawancara, tanggal 26 November
2015, di perpustakaan universitas).
11
)
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indo ) Teuku Ibrahim Alfian, seorang sejarawan
nesia dari Universitas Gajah Mada Yogjakarta, dalam
bukunya Harry Kawilarang, 2010. Aceh Dari
12
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
dari sanggahan tersebut, yang terpenting mau menciptakan perlakuan fair dan adil
adalah bahwa pada masa itu nasionalisme melawan semua bentuk rasisme dan
sudah mulai tumbuh di wilayah diskriminatif. Di Indonesia, kebijakan
Nusantara, yang mulai menginjakkan multikultural yang mendesak adalah
kaki ke bhumi Swarnadwipa, dan menyangkut agama dan masalah ke-
selanjutnya ke Aceh. suku-an. Akan tetapi penerimaan
keberagaman agama perlu menjadi
prioritas di dalam program
4. Kontribusi Terhadap Bangsa Saat ini
multikulturalisme.16 Namun, pada
Seperti yang telah dibahas di atas
kelompok-kelompok tertentu, yang
bahwa nasionalisme pada garis besarnya
menginginkan etnisitas menjadi problem
adalah pengorbanan tertinggi kepada
baru. Seperti misalnya terjadi pada
negara. Bagaimana kita memaknai
wilayah Aceh, masalah keberagamaan
nasionalisme yang diperankan zaman
etnis ini menjadi sangat penting,
sekarang? Marilah kita lihat dan amati
disamping juga masalah agama.
bersama baik kita secara pribadi atau
Keberadaan etnis Jawa belum
para pemimpin dalam memaknai
sepenuhnya mendapatkan pengakuan
nasionalisme, yang intinya rasa
(recognition) dari kelompok dominan
kesadaran untuk bersatu dalam wadah
(pribumi). Mereka selalu menaruh rasa
kebhinakaan. Pada zaman Orde Baru
curiga terhadap pendatang (migrant)
wujud dari nasionalisme pernah
terutama dari etnis Jawa. Masyarakat
diapplikasikan dalam bentuk komunikasi
modern semakin sering dihadapkan pada
disegala penjuru. Bentuk tersebut
kelompok minoritas yang menuntut
menurut Presiden Suharto saat itu,
pengakuan (recognition) atas identitas
bagaimana mempersatukan bangsa ini
dan diterimanya perbedaan budaya
lewat komunikasi timbal balik, maka
mereka. Hal yang sering disebut sebagai
terciptalah sebuat satelit yang dinamakan
tantangan dari „multikulturalisme‟
satelit Palapa. Presiden Suharto dalam
(challange of multikulturalism). Namun
Biografinya mengatakan bahwa:
istilah „multikulturalisme‟ mencakup
“Saya memandang perlu, bahkan
berbagai bentuk pluralism budaya yang
sangat perlu, suatu sistem komunikasi
berbeda, dan masing-masing akan
satelit domestic untuk memperlancar
mempunyai tantangannya sendiri-
hubungan di Nusantara yang begini luas
sendiri. Terkadang ada berbagai cara di
dan yang sedang bergerak dengan cepat
dalam masa pembangunan. Lalu saya 16
ingat pada sejarah Mahapatih Gajah ) Haryatmoko (2010), menurutnya tema-tema
Mada dulu yang telah bersumpah, tidak pokok yang diperhatikan adalah keberagaman,
akan makan bah palapa (para ahli kesetaraan, harmoni dan menyingkirkan
memaknai buah kelapa) sebelum hambatan. Keberagaman yang menyangkut
budaya dan etnis, pengembangan dan sharing
mempersatukan dan kesatuan Kerajaan
warisan budaya: memajukan refleksi dan ekspresi
Majapahit menjadi kenyataan. Dan
budaya serta agama. Kesetaraan meliputi
sekarang persatuan dan kesatuan
perlakuan dan perlindungan yang sama terhadap
Nusantara telah terwujud.15
semua; partisipasi yang penuh dan setara;
Jadi dalam praktik, multikulturalisme kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pekerjaan dan karir di pemerintah. Harmoni
Sultan Iskandar Muda ke Helsinki, Banda mengarah dalam hal hormat, pengakuan,
Publiser, Banda Aceh, 2010: 20. penghargaan dan pengertian. Sedangkan
mengatasi masalah hambatan berkaitan dengan
15
) Dwipayana, Soeharto –Pikiran, Tindakan dan yang menghambat partisipasi dan institusi harus
Ucapan Saya, Lamtoro Gung, Jakarta, 1992: 323. inklusif (Haryatmoko, 2010:115).
13
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
14
Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 7-15
ISSN: 2356-0770
15