Anda di halaman 1dari 11

Teori Bintang Kembar

Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya


matahari merupakan bintang kembar yang
satu dengan lainnya saling mengelilingi,
pada suatu masa melintas bintang lainnya
dan menabrak salah satu bintang kembar itu
dan menghancurkannya menjadi bagian-
bagian kecil yang terus berputar dan
mendingin menjadi planet-planet yang
mengelilingi bintang yang tidak hancur,
yaitu matahari.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli
astronomi Inggris bernama R.A. Lyttleton,
sekitar tahun 1956. Lyttleton
mengemukakan alasan utama terciptanya
teori ini karena mengacu pada hasil
penelitian sebelumnya terhadap tata surya
lain. Bahwa ternyata ada tata surya lain yang
memiliki bintang kembar, oleh sebab itulah
Ia beranggapan bahwa alam semesta kita
pun terbentuk dari hasil peledakan bintang
kembar.
TEORI BIG BANG
Berdasarkan Their Big Bang, proses
terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu kurang lebih 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,
kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat . Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-
planet, termasuk planet bumi.
TEORI BIOGENESIS
Munculnya teori biogenesis merupakan
bantahan atas teori abiogenesis. Para
pendukung teori ini di antaranya Francesco
Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Teori biogenesis menyatakan bahwa
kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya. Untuk mendukung pernyataan
ini, dilakukan percobaan oleh para pendukung
teori biogenesis. Semboyan teori Biogenesis
adalah omne vivum ex ovo (makhluk hidup
berasal dari telur) omne vivum ex vivo
(makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang telah ada) (Warianto, 2011: 3)
Percobaan Redi

TEORI BIOGENESIS Percobaan Spallanzani

Percobaan Pasteur
Percobaan Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan
eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia
melakukan percobaan dengan menggunakan bahan
daging segar yang ditempatkan dalam labu dan
diberi perlakuan tertentu.
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging
berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat
belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak
bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat
ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung.
Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan
sterilisasi daging pada disain percobaannya.
Percobaan
Spallanzani

Spallanzani juga melakukan percobaan untuk


membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan
menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba
yang beraada di udara. Pendukung paham
abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani
karena menurut anggapan mereka, labu yang
tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari
udara tidak dapat masuk, sehingga tidak
Percobaan Pasteur

Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan


Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus
tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah
dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati.
Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan
mikroba. Dengan demikian Pasteur telah
membuktikan bahwa teori biogenesislah yang
benar. Muncullah ungkapan :
omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne
vivum ex vivo
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur
berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup.
Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys
pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di
Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali
radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang
bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat,
maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan
oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan
mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan
gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda
tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-
bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun
akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang
berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan
dengan lambat pada planet-planet besar,
seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai