Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL “CANTIK ITU LUKA” KARYA EKA

KURNIAWAN

Oleh

AMELIA

NPM 2019016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur keadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapatmenyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kajian Feminisme dalam Novel Cantik Itu
Luka Karya Eka Kurniawan” dengan tepat waktu. Makalah disusun untu memenuhi tugas
Mata Kuliah Seminar Pendidikan Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan
menmabah wawasan tentang kecantikan bukanlah segalanya bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Astuti, M.Pd. selaku Dosen Mata
Kuliah Seminar Pendidikan Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselaikannya makalah ini

Lubuklinggau, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Blakang .....................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................

C. Tujuan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A Kajian Pustaka....................................................................................................

1. Pengertian Novel.............................................................................................

2. Kajian Feminisme...........................................................................................

3. Kajian Feminisme dalam Novel Cantik Itu Luka Keta Eka Kurniawan.........

B. Sinopsis Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan.....................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat karena karya sastra
merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi didunia sehingga
karya itu menggunggah perasaan orang untuk berpikir untuk kehidupan. Menurut Wellek
dan Warren (1993:14) karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa
yang fungsi estetikanya dominan. Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain
memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai-nilai
ajaran hidup. Orang mengetahui nilainilai hidup, susunn adat istiadat, suatu keyakianan
dari panadangan hidup orang lain atau masyarakat melalui kontemplasi dan refleksi
setelah menyaksikan berbagai fenomina kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al
Ma’ruf, 2012:1). Salah satu karya sastra yang ceritanya terkandung ketidakadilan gender
adalah novel Cantik itu Luka karaya Eka Kurniawan.

Novel ini menceritakan di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi
pelacur. Ketika mereka menjadi tahanan tentara Jepang merekapun diperlakukan dengan
kasar untuk melepaskan hawa napsu mereka kepada para gadis Indonesia. Mereka
diperlakukan dengan tidak adil ketika pada saat mereka menjadi pelacur, mereka tidak
dibayar tetapi sebaliknya mereka dipaksa melayani banyak lelaki dalam
sekaligus.Kehidupan itu terus dijalaninya sehingga ia memiliki tiga anak gadis yang
kesemuanya cantik. Ketika ia mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu
akan lahir buruk rupa, itulah yang terjadi meskipun secara ironik ia memberikan nama Si
Cantik.

Feminisme berupaya menggali identitas perempuan yang selama ini tertutupi akan
kekuasaan laki-laki. Identitas perempuan perlu diperjuangkan untuk mengakhiri dominasi
laki-laki dari segala ketindasan perempuan. Tujuan feminisme bukan untuk melawan
kaum laki-laki tetapi memperjuangkan kedudukan serta peran perempuan dalam segala
bidang. Terkadang di dunia ekonomi juga perempuan mendapat ketidakadilan dari segi
pemberian upah yang sangat rendah. Posisi perempuan menjadi pekerja sudah sejak lama.
Sebagian kecil perempuan menikmati posisinya ditengah masyarakat. Terkadang rasa

5
tidak senang muncul dimasyarakat terhadap posisi perempuan mengakibatkan perempuan
mendapatkan ketidakadilan dan perlakuan yang tidak adil di masyarakat.

Para penulis karya sastra biasanya mengangkat satu tema khusus yang menjadikan
ciri khas mereka pada hasil karyanya.Eka Kurniawan merupakan penulis yang berasal dari
Tasikmalaya, Bandung. Dia lahir di Tasikmalaya, Bandung, Jawa Barat pada 28
November 1975. Eka menempuh pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada fakultas
Filsafat dan lulus tahun 1999. Novel Cantik itu Luka merupakan novel pertama Eka
Kurniawan yang mendunia, novel pertama Eka itu diterbitkan pertama kali oleh Penerbit
Jendela tahun 2002. Novel tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Ribeka
Ota dan diterbitkan oleh Shinpu-sha tahun 2006, dialih bahasakan oleh Annie Tucker
dengan penerbit The Publishing Company pada Agustus 2015. Pada tahun 2006, Eka
Kurniawan menikah dengan seorang wanita yang juga novelis bernama Ratih Kumala di
Solo, Jawa Tengah.

Berdasarkan uraian di atas, alasan penelitian ini adalah Novel Cantik itu Luka karya
Eka Kurniawan merupakan salah satu novel yang memiliki nilai sastra yang tinggi
sehingga menarik untuk diteliti. Hal ini dibuktikan dengan adanya apresiasi dari tokoh
sastra Indonesia seperti Ahmad Tohari. Persoalan yang diangkat dalam novel Cantik itu
Luka karya Eka Kurniawan adalah ketidakadilan gender di dalam novel tersebut dengan
menggunakan tinjaun feminisme. Ketidakadilan yang dapat ditemukan adalah Dewi Ayu
menjadi pelacur. Kelebihan dari novel ini adalah mengajarkan kita untuk lebih setia
kepada pasangan kita dan lebih berani mengambil keputusan untuk mengangkat harga diri
seorang perempuan dimata laki-laki.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kajian Feminisme yang terkandung dalam Novel Cantik Itu Luka Karya
Eka Kurniawan?

2. Apa yang dimaksud dengan kajian feminisme?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Kajian Feminisme yang terkandung dalam Novel Cantik Itu Luka
Karya Eka Kurniawan.

2. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan kajian feminisme.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Novel

Menurut (Khusnin, 2012:46) Novel merupakan karya seni yang berhubungan sangat
erat dengan kehidupan manusia dan berupa gambaran perjalanan hidup manusia. Sebagai
karya seni, dalam novel terdapat pelajaran bagi pembaca dan dapat dinikmati sebagai
bahan referensi serta instrospeksi diri. Selanjutnya (Lubis, 2018:54-55) mengemukakan
novel merupakan salah satu dari karya sastra. Novel adalah karya imajinatif yang
mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh
secara utuh. Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita
yang kompleks. Kekompleksan cerita dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya
konflik yang tidak hanya sekali muncul dalam novel. Selain itu, kekompleksan cerita
dalam novel juga terlihat pada keterkaitan antara unsur– unsur dalam novel itu sendiri.
Tingkat kedalaman dan keluasan cerita inilah yang menjadikan novel berbeda dengan
cerpen dan roman.

Menuru Kosasih (Khusnin, 2012:46) menyatakan bahwa novel adalah karya


imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau
beberapa orang tokoh. Badudu dan Zain (Khusnin, 2012:46) memaparkan bahwa novel
merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang yang berhubungan dengan kehidupan
manusia seperti yang dialami dalam kehidupan sehari–hari, tentang suka duka, kasih dan
benci, tentang watak dan jiwanya , dan sebagainya. Menurut (Aryani, dkk,. 2021:1960)
Novel, memaparkan realitas kehidupan manusia yang dibungkus dengan rapi dengan
menggunakan bahasa. Novel juga kehadirannya menggunakan ciri khas masing-masing
tergantung dari pengarangnya. Keindahan dalam novel dibangun oleh pengarang melalui
seni kata. Seni kata atau seni bahasa berupa kata-kata yang indah terwujud dari ekspresi
jiwa. Dalam kebanyakan cerita fiksi kedudukan tokoh perempuan sering diperlakukan,
dipandang, atau diposisikan lebih rendah dari pada laki-laki. Keadaan tersebut
menyebabkan munculnya gerakan atau paham feminisme sebagai bagian dari kajian sastra
dan budaya tahun 1970-an

7
Berdasarkan pemaparan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa yang memiliki tema cerita yang
kompleks, karakter tokoh yang banyak, alur cerita yang lebih rumit dan panjang serta latar
dan suasana cerita yang beragam.

2. Kajian Feminisme

Menurut Madsen (Juanda dan Aziz, 2018:72) feminisme merupakan ideologi serta
paham mengenai persamaan hak antara pria danperempuan. Feminisme berasal dari
bahasa Latin, kata “femina” berarti memiliki karakter keperempuanan. Rose (Juanda dan
Aziz, 2018:72) menjelaskan bahwa gerakan feminis sebagai usaha meningkatkan
kedudukan serta derajat kaum perempuansupaya sejajar atau sama dengan laki-laki. Pada
akhirnya, perempuan dapat menunjukkan tokoh-tokoh citra perempuan yang kuat dan
mendukung nilai-nilai feminisme. Youssef (Juanda dan Aziz, 2018:72) kondisi mesir
dalam buku Nawal El-Saadawi menguraikan pemarginalan kaum perempuan, eksploitasi
kelas bawah oleh kelas atas, dan kontrol agama di arena publik-politik. Dia dianggap unik,
karena tidak ada tulisan tentang seorang perempuan Arab sebab dianggap tabu. Thakar
(Juanda dan Aziz, 2018:72). Feminisme memberikan perhatian pada jenis kelamin
sebagai suatu prinsip pengatur kehidupan sosial yang secara menyeluruh oleh relasi
kekuasaan yang menyubordinasikan perempuan di bawah laki-laki.

3. Kajian Feminisme dalam Novel “Cantik Itu Luka” Karya Eka Kurniawan

a. Mendeskripsikan ketidakadilan gender pada tokoh utama dalam novel Cantik Itu Luka
Karya Eka Kurniawan

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut, yaitu (1) bentuk-bentuk
kekerasan seksual tokoh utama dalam novel Cantik Itu Luka, yaitu pelabelan negatif,
kekerasan domestik berupa kekerasan seksual, fisik, dan emosional, serta (2)
mendeskripsikan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama dalam menghadapi
penindasan zaman kolonial dalam novel Cantik Itu Luka, yaitu dengan cara
memberikan tubuh sebagai bentuk negosiasinya dalam bertahan hidup dan bertindak
liar serta aneh dalam pertahanan diri.

Dewi Ayu merupakan tokoh utama dalam novel Cantik Itu Luka. Dalam novel Cantik
Itu Luka, tokoh Dewi Ayu digambarkan sebagai sosok yang pasrah tetapi tegar. Sikap
ini tercermin dari bagaimana dia bernegosiasi kepada para penjajah dalam

8
mempertahankan hidupnya. Akan tetapi, hal itu tidak berhenti sampai akhir masa
kolonial, ia justru hidup sebagai pelacur sampai akhir hayatnya. Lihatlah bagaimana
Eka Kurniawan menggambarkan tokoh Dewi Ayu seolah bidadari namun juga kutukan
bagi para laki-laki mesum. Selain memiliki kecantikan yang luar biasa, Dewi Ayu juga
terlukiskan sebagai perempuan yang cerdik. Namun, kecantikannya membawa dia
takdir yang menyedihkan.

“Berharaplah tentara kita dapat menangkap orang-orang Jepang” kata Dewi Ayu
“kita akan ditukar seperti beras dan gula.” (Kurniawan, 2012: 58).

Ungkapan di atas menggambarkan ketegaran Dewi Ayu terhadap kekerasan yang


dilakukan oleh penjajah Jepang. Namun hal itu tidaklah gratis. Pada kenyataannya
mereka hanya dijadikan alat untuk kegiatan politik. Baik oleh kaum pribumi maupun
non pribumi. Kekerasaan yang dialami oleh Dewi Ayu tidak hanya dalam bentuk fisik.
Ia juga mengalami konflik batin. Kekalahan Belanda atas Jepang tidak hanya
menyebabkan luka fisik, tapi juga mental. Hal ini tidak membuat Dewi Ayu menyerah
begitu saja pada keadaan. Ketika keluarganya berupaya menyelamatkan diri dari tentara
Jepang, ia justru tetap bertahan.

Dewi Ayu yang tiba-tiba, “Aku tak akan pergi.” “Jangan tolol, Nak,” kata
Hanneke.

“Jepang tak akan melewatkanmu.” (Kurniawan, 2012: 47).

Dari sinilah kemalangan Dewi Ayu semakin kompleks. Keluarganya tenggelam di bom
tentara Jepang. Dan ia berkabung selama beberapa hari. Tentara jepang datang dan
membawa semua perempuan dari anak-anak sampai perempuan tua. Mereka dipenjara
dan beberapa orang meninggal karena kelaparan. Penggambaran tokoh perempuan
sangat jelas menyedihkan dalam novel Cantik Itu Luka. Ketika Ola meminta obat untuk
kesembuhan ibunya, ia justru diminta melakukan hubungan seks sebagai penebusan
obat.

“Komandan itu mau memberiku obat jika aku tidur dengannya”

(Kurniawan, 2012: 67).

Perempuan disini digambarkan makhluk yang lemah. Mereka ditindas dan


dimanfaatkan sekedar pemuas hasrat dan nafsu saja. Perempuan terkadang menjadi

9
sosok yang indah namun juga menyedihkan. Pria terlihat cerdas dan berkuasa,
sebagaimana Ritzer dan Smart (2014:860) mengemukakan bahwa feminitas memiliki
hubungan yang rapuh, bahkan rapuh, dengan bahasa, rasionalitas, dan kekuasaan.

“Malam pertama itu sungguh-sungguh merupakan horor yang mengerikan.


Cahaya menghilang begitu cepat sebagaimana seharusnya di negeri tropis.
Tak ada listrik di dalam tahanan, tapi hampir semua orang membawa lilin,
sehingga nyala kecil memenuhi ruangan dan dinding dipenuhi bayangan
yang bergoyanggoyang membuat banyak anak kecil ketakutan. Mereka
berbaring di lantai beralasakan matras, tampak menyedihkan, dan tak pernah
sungguh-sungguh memperoleh tidur yang nyenyak.” (Kurniawan, 2012: 63).

Dalam teori feminime sering kali dikaitkan dengan seksualitas dan gender. Dalam
novel Cantik Itu Luka, seks sangatlah kental terasa. Hal ini wajar jika terjadi,
mengingat negara Indonesia saat itu belum merdeka. Penjajahan terhadap perempuan
terasa ganda, bahkan secara umum teks atau novel ini menceritakan keseluruhan
tentang perempuan. Sesutu yang indah, dalam artian “cantik” justru menjadi hal yang
menakutkan.

“Ia memandang gaunnya yang kehilangan dua kancing karena dibuka paksa,
dan sakit hati karenanya berdoa semoga lelaki itu mati dipanggang halilintar”
(Kurniawan, 2012: 130).

“Kau tahu, apa yang dilakukan lelaki pada perempuan di zaman perang?”
tanyanya. (Kurniawan, 2012: 189).

“Mereka tak boleh jadi pelacur,” katanya pada Mirah (Kurniawan, 2012:
104).

Dalam teks tergambarkan sifat asli seorang ibu yang tidak menginginkan anaknya
bernasib sama seperti ibunya. Dewi Ayu memberikan gambaran secara tidak langsung
kepada putrinya bagaimana perempuan diperlakukan tidak adil dan hanya menjadi
objek lelaki mesum.
B. Sinopsis Novel “Cantik Itu Luka” Karya Eka Kurniawan

Novel ini diawali dengan bangkitnya Dewi Ayu setelah kematiannya selama 21 tahun.
Dewi Ayu adalah seorang yang memiliki paras cantik. Kecantikan Dewi Ayu tidaklah

10
tertandingi siapapun. Ia terpaksa menjadi seorang pelacur yang akhirnya sudah menjadi
suatu profesinya. Dia seorang pelacur yang yang cukup terkenal di Halimuda. Sebelum
meninggal Dewi Ayu meninggalkan anak ke empat yang di beri nama Cantik dengan
sahabatnya sekaligus pembantu di rumahnya bernama Rosinah. Rosinah membantu segala
keperluan Dewi Ayu. Bahkan Rosinah menjadi tempat berkeluh kesah Dewi Ayu. Ia
menjadi orang yang paling pengertian dan memahami semua tentang Dewi Ayu. Cantik
adalah anak yang tidak di harapkan Dewi Ayu karena sebelum itu dia sudah memiliki 3
anak perempuan. Semua anak Dewi Ayu tidak di ketahui siapa ayahnya. Tiga anak Dewi
ayu memiliki paras yang tidak kalah cantik seperti dirinya yang di beri nama Alamanda,
Adinda dan Maya Dewi. Berbeda dari ketiga saudaranya si Cantik adalah anak yang
paling tidak di harapkan Dewi Ayu. Paras wajahnya tidak secantik namanya. Semasa
kehamilan Cantik, Dewi Ayu selalu berdoa agar anaknya nanti terlahir tidak secantik
dirirnya. Bahkan dia berharap anaknya terlahir seperti kotoran (tai). Dewi Ayu dilahirkan
dari sepasang kakak adik yaitu, Hendri Stemmler dan Aneu Stemmler. Kedua orang tua
Dewi Ayu merupakan anak dari Ted Stemmler dengan ibu yang berbeda. Anue Stammler
adalah hasil dari ikatan hubungan di luar pernikahan antara Ted Stammler dengan Mak
Iyang. Tetapi Mak Iyang mati bunuh diri terjun dari bukit. Dewi Ayu adalah perempuan
tercantik yang ada di Halimuda. Ketika Jepang sampai di Halimuda, seluruh orang
Belanda mengungsi serta keturunannya. Dewi Ayu memilih tetap tinggal di Halimuda.
Dari situlah Dewi berpisah dengan kakek dan neneknya. Tak berselang lama terdengar
berita duka bahwa sang nenek meninggal di kapal yang ditumpanginya menuju tempat
pengungsian. Setelah berita duka sang nenek meninggal dunia, kembali berita duka
diterima Dewi Ayu. Ted Stammler sang kakek pun meninggal dunia tertembak ketika
perang.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat terutama


bagi peneliti maupun orang lain dalam mengapresiasi karya sastra agar dapat memahami
maksud dan maknaya sesuai maksud pengarang. Untuk mengetahui maksud dan makna
tersirat, seorang peneliti harus menggunakan kajian semiotika, khususnya menggunakan
tipologi tanda yang meliputi indeks, ikon, dan simbol. Hal itu dimaksudkan agar pembaca
benar-benar memahami secara khusus apa saja yang diungkakpkan oleh pengarang dalam
novel tersebut. Bagi penulis yang lain, menggunakan nama-nama tokoh dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu dapat membantu pembaca dalam memahami pesan
yang ingin disampaikan pengarang. Dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan,
telah mendukung fokus dalam penelitian ini, yakni feminisme: ungkapan yang bernuansa
pelabelan negative, pemaksaan dan perjuangan hak perempuan pada masa penjajahan.
Pada teks ini terdapat pelabelan negatif atas diri perempuan, bagaimana Dewi Ayu
akhirnya menjual tubuhnya sendiri dalam bertahan hidup. Terkesan minus memang atas
hal yang ia lalukan. Pemaksaan yang awalnya menyakitkan berubah menjadi profesi yang
ia geluti sampai akhir hayatnya. Kekerasan yang dialami pada masa kolonial membawa
menjadi liar dan aneh.

B. Saran

Mungkin dari penusis ada banyak kesalahan atau bayak kata-kata yang salah boleh
memberikan kritik dan saran kepada kami terimakasih.

12

Anda mungkin juga menyukai