SKRIPSI
Disusun oleh:
081224010
SKRIPSI
Disusun oleh:
081224010
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto
(Thomas Watson)
dikhianati. (Penulis)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
kepada ayah ibuku yang telah memberi kasih sayang tanpa syarat
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
nama : Magdalena Astini Deke,
NIM : 081224010,
dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya berikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deke, Magdalena Astini. 2013. Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi
“Seonggok Jagung” karya W. S. Rendra dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. PBSID. Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur fisik dan unsur batin
puisi “Seonggok Jagung” karya W. S. Rendra serta implementasinya dalam
pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan struktural yaitu suatu cara pencarian terhadap suatu fakta yang
sasarannya tidak hanya satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar
kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan objek
penelitian berdasarkan fakta-fakta. Objek penelitian ini adalah puisi “Seonggok
Jagung”. Dari analisis unsur fisik ditemukan: (1) diksi, berupa pemilihan kata-
kata oleh penyair yang dipergunakan sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh
pembaca, (2) pengimajian, barupa citraan penglihatan, citraan pendengaran,
citraan penciuman, dan citraan gerak, (3) bahasa figuratif, yaitu metafora dan
ironi, (4) kata konkret, dalam puisi tersebut penyair tidak hanya membeberkan
adanya ketidakrelevan pendidikan, namun ia memperkuatnya dengan data-data
yang menciptakan kata konkret, (5) versifikasi, yang berupa aliterasi, asonansi,
rima awal, tengah, dan rima akhir, (6) tipografi, yaitu tidak menyimpang dari
tipografi puisi pada umumnya.
Dari analisis unsur batin dalam puisi ini ditemukan: (1) tema, secara
umum puisi tersebut membicarakan dunia pendidikan yang isinya mengkritik
ketidakadilan dunia pendidikan, (2) nada, puisi ini bernada tegas, (3) perasaan,
rasa prihatin penyair terhadap situasi pendidikan yang terjadi, (4) amanat, yaitu
pemerintah diharapkan menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai untuk
mengurangi adanya pengangguran dan memperhatikan masyarakat yang kurang
mampu.
Hasil analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya
W. S. Rendra dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA kelas X semester 1 dan
2. Adapun Standar Kompetensi pada kelas X semester 1 yaitu memahami puisi
yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung dengan Kompetensi Dasar
mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman. Standar Kompetensi untuk kelas X semester 2
yaitu mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan
Kompetensi Dasar membahas isi puisi berkanaan dengan gambaran penginderaan,
perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research was aimed to describe the physical and internal elements in
“Seonggok Jagung”, a poem written by W. S. Rendra and the implementation in
literature learning in Senior High Schools. The approach used in this research was
structural approach. Structural approach is the way to find facts with the target not
only one element as an individual person, but also the relationship among the
elements.
The method used in this research was descriptive analysis. It was a
procedure to solve problems by describing a research object based on the facts.
The research object was a poem “Seonggok Jagung”. There were some physical
elements found: (1) dictions, words choice by the poet used in daily life that
could be understood easily by readers, (2) imagination, in the form of seeing,
hearing, smelling, and movements, (3) figurative language, in the form of
metaphor and irony, (4) concrete words, in the poem the poet did not only use the
irrelevance in education but also emphasized it by the data that created concrete
words, (5) verification, in the form of alliteration, assonance, beginning, middle,
and final rhymes, (6) typography, that was in the common typography.
There were some internal elements found in the poem: (1) theme, in
general, the poem talked about education world that criticized the injustice in
education world, (2) intonation, this poem was firm, (3) feeling, the poet
concerned about the education, (4) message, the government was hoped to
provide appropriate job opportunities to decrease the unemployment and paid
attention to poor people.
The results analysis of the physical and internal elements in the poem
“Seonggok Jagung” written by W. S. Rendra could be used as learning materials
in Senior High Schools grade X semester 1 and 2. The Competency Standard for
grade X semester 1 was to comprehend the poem delivered directly and indirectly
with the Basic Competency to identify the elements in a poem delivered directly
or in recording. The Competency Standard for grade X semester 2 was to give
opinions on poems through discussions with the Basic Competency that discussed
the poem on the senses, feeling, thoughts, and imaginations.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang berlimpah yang penulis peroleh sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Analisi Unsur Fisik
dan Unsur batin Puisi Seonggok Jagung Karya WS Rendra dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Sastra di SMA ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
Daerah.
semangat, bimbingan, kerja sama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan memotivasi aku untuk
selalu kuat, terus belajar, dan bisa meraih masa depan dikemudian hari.
9. Kakak-kakakku, Seprianus Ama Deke, Sek, Frans Firanus Deke, Sek, dan
11. Sahabat-sahabatku terkasih: Ayu Wiranti, Ratih Ajeng, Nike Afrah, Rena,
Emil, dan Evi yang sudah menjadi teman berbagi suka dan duka selama di
12. Bapak dan Ibu kos serta teman-teman kos Narpache, Apu, Ani, Osi terima
14. Nadus Karedi, yang selalu memberi masukan kepada penulis dalam
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun
Penulis,
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan sebuah seni yang indah, yang bisa menyentuh
perasaan dan nurani manusia. Karya sastra yang baik mengajak pembaca melihat
karya sastra tersebut melihat sebagai cermin dirinya sendiri. Dalam karya sastra
Karya sastra mempunyai isi dan bentuk. Isinya adalah tentang pengalaman
yang indah untuk mewadahi isinya (Semi, 1988:8). Sastra adalah suatu kegiatan
kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990:3). Sumardjo & Saini K. M.
(via Sarjidu, 2004:2), menyatakan bahwa karya sastra merupakan hasil ciptaan
sebagai medianya. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra berisi tentang
Setiap orang bebas menulis yang ada dalam pikiran dan hatinya. Tulisan
itu bisa berupa puisi karena dalam menulis puisi dapat digunakan untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya
sangat penting sebab puisi diciptakan atas dasar pengalaman. Karena itu, puisi
merupakan kekuatan yang menyebabkan orang lebih sadar akan dirinya sendiri
Puisi terdiri atas dua unsur pokok, yakni unsur fisik dan unsur batin.
Unsur-unsur puisi itu tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan sebuah struktur.
Seluruh unsur merupakan kesatuan antara unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya. Unsur-unsur itu juga menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-
unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya
(Waluyo, 1987:28). Oleh karena itu, menganalisis puisi bukanlah suatu hal yang
mudah karena dalam puisi menyimpan makna yang tersembunyi, yang harus
Dalam penelitian ini karya sastra yang dipilih adalah puisi “Seonggok
Jagung” karya W.S. Rendra. Penulis mempunyai tiga alasan dalam pemilihan
yang ketiga, puisi “Seonggok Jagung” mengangkat tema pendidikan., dan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mereka miliki, karena tidak semua orang bisa bersekolah seperti mereka.
Kelas yang dipilih peneliti adalah SMA kelas X semester 1 dan 2. Alasannya,
dalam KTSP 2006 SMA kelas X semester 1 dan 2 terdapat Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang berkaitan dengan unsur fisik dan unsur batin puisi.
Adapun Standar Kompetensi pada kelas X semester 1 yaitu memahami puisi yang
1. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” Karya
W.S. Rendra?
SMA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
figurasi, verifikasi, dan tipografi) unsur batin (tema, rasa, nada, dan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penerapan dan bahan ajar yang menggunakan puisi, dapat
ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam kemajuan diri.
Selain itu juga, penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh pengajar
1. Puisi
2. Unsur fisik
Unsur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun luar puisi. Unsur
estetik dapat ditelaah satu per satu dan merupakan kesatuan yang utuh.
3. Struktur batin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Unsur batin adalah unsur dalam puisi yang mengungkapkan perasaan dan
suasana jiwanya penyair. Unsur batin puisi terdiri atas tema, perasaan,
4. Pembelajaran sastra
5. Implementasi
6. Silabus
Penelitian kualitatif ini terdiri atas lima bab. Bab pertama berisi
kedua berisi landasan teoritis yang memuat penelitian yang relevan dan tinjauan
pustaka. Bab ketiga berisi metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian,
sumber data dan data penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan
analisis data. Bab keempat berisi pembahasan, yang terdiri dari analisi unsur fisik
dan unsur batin puisi, dan implementasi dalam pembelajaran. bab kelima berisi
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Yustina Dwi (2006), Veronica Meliana (2006), dan Gaudensia
Unsur Fisik dan Unsur Batin Karya Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas X
yang digunakan adalah metode deskriptif. Dari hasil penelitian disimpulkan, unsur
batin puisi karya siswa laki-laki kebanyakan yang digunakan adalah perasaan atau
suasana. Unsur batin puisi yang digunakan oleh siswa perempuan adalah perasaan
atau suasana. Penelitian yang dilakukan oleh Meliana (2006), berjudul “Struktur
tema cinta kasih yang dipadu dengan budi pekerti, nada yang dapat dirasakan
bersifat lugas, suasana yang tampak adalah bahagia dan penuh rasa kekeluargaan,
dan amanat yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu mengandung butir-butir
“Miskin Desa, Miskin Kota” Karya Taufiq Ismail dan Implementasinya dalam
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dalam puisi menggunakan tema kemiskinan, nada puisi tersebut adalah secara
semakin berat. Amanat yang hendak diunggkapkan adalah jangan berpasrah pada
dalam melakukan penelitian dengan judul “Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang
tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun dengan
Berbeda lagi dengan Pradopo (2009:7) yang mengatakan bahwa puisi itu
Dari pendapat para sastrawan di atas, jelas penyair adalah orang yang
pengalaman imajinasi manusia, yang dirasakan begitu indah dan terungkap dari
adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut
yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu
Secara umum, struktur puisi terbagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan
struktur batin puisi. Struktur fisik dan struktur batin terdiri dari unsur-unsur yang
saling mengikat dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh.
berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya (Waluyo,
1987: 27−29). Berikut ini akan dijelaskan struktur fisik dan struktur batin puisi,
Unsur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun luar puisi. Unsur
estetik dapat ditelaah satu per satu dan merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-
unsur struktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas,
Dalam KBBI (2007:264), diksi adalah pelihan kata yang tepat dan selaras
kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa hingga artinya
mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan kata yang tepat, dan kaya akan nuansa
imajinasi pembaca.
pemilihan kata yang sangat berperan penting dalam penentuan makna pada sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
puisi. Pemilihan kata inilah yang membuat puisi berbeda dengan karya sastra
lainnya.
(2) Pengimajian/Pencitraan
penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma gambaran suasana yang
Sudjiman (2006:17), citraan adalah cara membentuk cita mental, pribadi atau
gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang pancaindera
kembali kepada kita tentang pengalam yang pernah terjadi karena kemahiran
Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyarankan kepada arti yang
digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni
secara tidak langsung mengungkapkan makna. kata atau bahasanya bermakna kias
atau makna lambang. Menurut Perrine (via Waluyo, 1987:83), bahasa figuratif
dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena:
figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga
yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, (3) bahasa
figuratif adalah cara menambahkan intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan
a) Metafora
sebagai pengganti kata atu ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau
metafora adalah sebuah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan itu tidak
b) Perbandingan
(2009:62), perbandingan ialah bahasa kias yang menyamakan satu hal dengan hal
c) Personifikasi
Personifikasi adalah benda mati dianggap sepserti manusia. Hal ini guna
Pradopo
d) Hiperbola
e) Sinekdoce
Menurut Altenbernd (via Pradopo, 2009:78), sinekdoce adalah bahasa kiasan yang
menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal
itu sendiri.
f) Ironi
sindiran. Ironi dapat berubah menjadi sinisme dan sarkasme, yakni penggunaan
kata-kata keras dan kasar untuk menyindir atau mengkritik (Waluyo, 1987:86).
mendapat perhatian penting dalam menentukan makna yang dihasilkan puisi (jika
dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
musikalitas atau orkestrasi. Adanya pengulangan bunyi, puisi menjadi merdu jika
dibaca. Ritma sangat berhubungan dengan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.
form. Jika bentuk fonetik itu berpadu dengan ritma, maka akan mampu
mempertegas makna puisi. Dalam rima terdapat onomatope, bentuk intern pola
a) Onomatope
dihasilkan akibat onomatope akan kuat terutama jika puisi tersebut dibacakan
bahwa onomatope yakni kelompok kata yang agak menyimpang dari sistem bunyi
bahasa pada umumnya. Onomatope disebut juga dengan peniruan bunyi. Peniru
bunyi dalam puisi kebanyakan hanya memberikan saran tentang suara sebenarnya.
menunjukkan adanya hubungan dengan hal yang ditunjuk, sebab dalam puisi
diperlukan kejelasan.
persamaan bunyi pada pada suku kata pertama (Waluyo, 1987:92). Cummings &
Simmons (1986:10) mengatakan, aliterasi adalah repetisi bunyi awal pada kata-
pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya dipergunakan dalam puisi untuk
(1991:92) menyatakan asonansi adalah ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa
awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi, b)
rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi,
dan c) rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap
bait puisi. Menurut Waluyo (1989:93), pada rima akhir terdapat tiga pola, yaitu
persamaan bunyi dengan pola /aa, bb, cc, dd/ disebut juga saak berangkai,
persamaan bunyi dengan pola /ab, ab, cd, ef, ef/ disebut juga sajak bersilang, dan
persamaan bunyi dengan pola /abba, cddc, baab/ disebut juga sajak berpeluk.
c) Pengulangan kata/ungkapan
frasa memberi efek intelektual dan efek magis yang murni. Pengulangan tidak
dari makna puisi secara keseluruhan karena pada hakikatnya karya sastra adalah
Sementara itu, ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti
atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah
suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyairnya.
Dalam konteks karya sastra, ritma berarti gerakan yang teratur dari kata-kata atau
antara puisi dengan prosa dan drama. Perbedaan itu tampak pada susunan kalimat
kesatuan makna puisi yang terdiri atas tema, perasaan, nada, dan amanat yang
berusaha melibatkan diri dengan nuansa puisi, sehingga perasaan dan nada
penyair yang diungkapkan melalui bahasanya dapat diberi makna oleh pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Unsur batin puisi terdiri atas tema,
perasaan, nada, dan amanat (Waluyo, 1987: 102−106). Berikut ini akan dijelaskan
pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,
yang sama bagi seluruh puisi. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya
Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan maka
utama didalam karya sastra yang terungkap atau tidak. Djojosuroto (2005:24)
gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran begitu kuat dalam
mengungkap perasaan yang beraneka ragam . Perasaan yang menjiwai puisi bisa
perasaan sedih, kecewa, terharu, benci, rindu, dll (Waluyo, 1987: 134). Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat
dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang
satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang
dengan suasana. Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan dan sikap
oleh pengungkapan nada dan lingkungan yang ditangkap oleh pancaindera. Dalam
menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia
menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut
nada puisi. Dari sikap itulah terciptalah suasana puisi (Waluyo, 2003: 37). Nada
dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana
terhadap pembacanya.
penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu.
Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema
berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan
terhadap suatu hal (Waluyo, 2003: 40). Walaupun ditentukan berdasarkan cara
pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang
dikemukakan penyair.
sepatutnya tempat yang layak dalam dunia pendidikan. Pembelajaran sastra dapat
sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat
siswa dengan menikmati dan memanfaatkan karya sastra (BSNP. 2006, via
Sunarti, 2007: 30). Menurut Gani (1988: 50), tujuan pembelajaran sastra menurut
adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Membawa siswa pada kesadaran dan peneguhan sikap yang lebih terbuka
personal.
lebih arif terhadap dirinya dan orang lain secara lebih cerdas, penuh
Dalam pembelajaran sastra ada empat hal yang diuraikan, yaitu (1)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (2) Silabus dan RPP, dan (3)
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Apresiasi Puisi, dan (4)
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sanjaya, 2008: 127). Dengan KTSP, siswa dituntut untuk lebih aktif dan guru
yang dihadapi di kelas. Situasi yang diharapkan di sini adalah siswa lebih
adalah alat atau saran untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, baik jasmani
maupun rohani yang diterima secara formal serta berlangsung seumur hidup.
(1) Silabus
silabus adalah rencana pembelajaran pada kelompok mata pelajaran atau tema
suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. yang mencakup standar
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) materi
penilaian.
kompetensi yang memayungi kompetensi dasar yang akan disusun dalam RPPnya.
RPP secara rinci harus memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
unit tersebut
itu
tujuan pembelajaran
9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari
Menurut Mulyasa (2007: 218), terdapat dua fungsi RPP dalam KTSP.
a. Fungsi perencanaan
guru dalam pengembangan KTSP antara lain: kompetensi dasar, materi standar,
b. Fungsi pelaksanaan
disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa
proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi
standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus
praktis, serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan
daerah.
dari silabus. Apa yang dirumuskan dalam silabus menjadi dasar dalam
yang satu sama lain saling berkaitan. Engan demikian, merencanakan pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam RPP minimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen tujuan, materi
Puisi
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
terdapat empat aspek yang diajarkan dan dipelajari oleh guru dan siswa, yaitu
dan kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari kelas X
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester 1dan 2, Kelas XI semester 1,
dan Kelas XII semester 2
Kelas X
No Standar kompetensi Kompetensi Dasar
Semseter 1
1 5) Memahami puisi yang 5.1 Mengindentifikasi unsur-unsur
disampaikan secara bentuk suatu puisi yang disampaikan
langsung atau tidak secara langsung atau melalui
langsung rekaman.
5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang
disampaikan secara langsung atau
melalui rekaman
2 7. Memahami wacana 7.1 Membacakan puisi dengan lafal,
sastra melalui kegiatan nada, tekanan, dan intonasi yang
membaca puisi dan benar
cerpen
3 8. Mengungkapkan pikiran 8.1 Menulis puisi lama dengan
dan perasaan melalui memperhatikan bait, irama, dan rima
kegiatan menulis puisi 8.2 Menulis puisi baru dengan
memperhatikan bait, irama, dan rima
Semester 2
4 14. Mengungkapkan 14.1Membahas isi puisi berkenaan
pendapat terhadap puisi dengan gambaran penginderaan,
melalui diskusi perasaan, pikiran, dan imajinasi
melalui diskusi
14.2.Menghubungkan isi puisi dengan
realitas alam, sosial budaya, dan
masyarakat melalui diskusi
Kelas XI
Kelas XII
Semester 2
4 8 Memahami puisi 8.1 Menganalisis sikap penyair terhadap
terjemahan yang sesuatu hal yang terdapat dalam
dilisankan puisi terjemahan yang dilisankan
Bahan ajar dalam pengajaran bahasa Indonesia ialah segala bahan yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan. Agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu
Rahmanto (1988: 27-31), agar dapat memilih bahan pengajaran sastra dengan
oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi faktor-faktor lain seperti: cara penulisan
yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu,
dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Oleh karena itu, agar
berpengaruh terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap
sampai 9 tahun), imajinasi anak belum banyak diisi ha-hal yang nyata tetapi masih
penuh dengan berbagai macam fantasi; tahap romantik (10 sampai 12 tahun), anak
mulai meninggalkan fantasi dan mengarah ke realitas; tahap realistik (13 sampai
16 tahun), anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(16 tahun dan selanjutnya). Pada tahap ini anak sudah tidak berminat lagi pada
Ketiga latar belakang budaya, biasanya siswa akan mudah tertarik pada
memahami apa yang diminati oleh siswa, sehingga dapat menyajikan suatu karya
Bahan pengajaran sangat penting bagi siswa. Agar siswa dapat belajar
dengan baik maka bahan yang disajikan haruslah tepat. Menurut Imron (via
faktor-faktor berikut:
a. Cukup menarik. Apabila bahan pengajaran menarik hal ini akan dapat
tercapai.
yang kompleks.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang berjudul “Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam
Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini
struktural. Kata struktural mempunyai arti kesatuan yang terdiri atas bagian-
bagian yang saling berkaitan dalam memberi makna (Waluyo, 1992: 93).
sastra. Unsur yang dianalisis dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah unsur batin
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Data penelitian ini diambil dari kumpulan puisi Rendra yang berjudul
Sumber data dalam penelitian ini berupa puisi karya W. S. Rendra yang
Menurut Yudiono (1988: 14) metode dapat diartikan sebagai cara kerja
untuk memahami suatu objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode dalam
adanya (Nawawi, 1990: 73). Dalam penelitian ini puisi “Seonggok Jagung”
merupakan sumber faktanya. Dengan metode ini peneliti ingin mengalisis data
yang berupa unsur fisik dan unsur batin yang terkandung dalam puisi tersebut,
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk dapat lebih memahami isi dan maksud
2. Menafsirkan Teks
Melaksanakan tafsiran terhadap unsur fisik dan unsur batin puisi yang
3. Studi Pustaka
Teknik ini digunakan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 248) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
5. Kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Pada bagian ini akan disajikan kutipan puisi yang berjudul “Seonggok
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tetapi ini:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
terdiri atas dua bagian besar yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik
puisi secara tradisional biasa disebut elemen bahasa, sedangkan struktur batin
romantis. Pemilihan kata-kata yang diciptakan Rendra adalah khas puisi protes.
Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedelapan, “Aku bertanya:/Apakah gunanya
pekerjaan.
Pada bait satu puisi Seonggok Jagung, penyair menggunakan kata “kurang
tidak melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi. Bait ke dua pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kata-kata yang digunakan penyair adalah /ia melihat petani/, /ia melihat panen/,
/suatu hari subuh/, /para wanita dengan gendongan pergi ke pasar/, /gadis-gadis
kegiatan masyarakat di suatu desa pada pagi hari. Secara tak langsung penyair
ingin memberitahu bahwa pada pagi hari tidak ada masyarakat yang ke kantor,
Pilihan kata yang digunakan penyair pada bait ke tiga yaitu, /otak dan
bahwa seorang pemuda yang akan bekerja dengan menggunakan pikiran dan
tenaganya. Pada bait ke empat tidak terdapat diksi, karena penyair hanya menulis
dua kata pada bait tersebut, dan kata tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
terdapat pada bait ke lima, penyair mengambarkan dengan kata-kata “Tak ada
penyair untuk melukiskan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa bersekolah.
Pada bait ke enam diksi yang gunakan penyair /ia melihat dirinya terlunta-lunta/.
yang tidak bisa melanjutkan sekolah, tidak memiliki pekerjaan, dan hanya bisa
Bait ke delapan:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
Rendra merasa bahwa pendidikan tidak ada artinya sama sekali. Apalah
artinya ilmu yang kita dapat, kalau hanya sebatas ilmu yang kita dapat pada saat
berada di bangku sekolah. Hal tersebut dipertegas oleh penyair dengan kata-kata
Uraian di atas dapat kita lihat, penyair sengaja memilih kata-kata pada tiap
Dengan demikian, pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang terjadi
pada puisi tersebut. Ketika puisi tersebut dibaca, pembaca seakan-akan ikut
4.2.2 Pengimajinasian/pencitraan
Setelah membaca puisi “Seonggok Jagung” dan dari 8 buah pengimajian yang
Pelukisan Imaginasi visual pada puisi “Seonggok Jagung” terdapat pada bait
pertama, bait kedua, bait ketiga, bait keempat, dan bait kelima.
Bait pertama:
Bait kedua:
tersebut, pembaca seakan-akan ikut melihat apa yang dilihat oleh pemuda
tersebut. Dalam hal ini, penyair ingin mengatakan perasaannya bahwa betapa
tidak adilnya dunia pendidikan bangsa kita. Melalui apa yang dilihat pemuda itu,
pasar dan gadis-gadis menumbuk jagung. Secara tidak langsung penyair ingin
suami dan anak mereka. Begitu pula dengan gadis-gadis yang menumbuk jagung
Bait ketiga:
Pada kedua bait di atas, penyair mengajak pembaca untuk melihat keadaan
hanya bisa memandang dirinya yang miskin dan gagal melanjutkan sekolah, dan
Pada bait ke empat, bait tujuh, dan bait ke delapan puisi Seonggok Jagung tidak
menggunakan kata yang bervariasi untuk menimbulkan efek visual atau imaginasi
visual. Kata-kata yang dimaksud umumnya kata benda seperti jagung, kamar,
sumur, dapur, seorang pemuda, petani, gadis-gadis, dan para wanita. Pada
umumnya kata benda tersebut melakukan aktivitas yang dapat diamati atau
mendengar apa yang dikatakan penyair. Pelukisan imaginasi auditory pada puisi
“Seonggok Jagung” hanya terdapat pada bait kedelapan, sedangkan pada bait
penjelasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Bait ke delapan:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
seseorang. Pertanyaan dan perkataan yang dimaksud sangat jelas disebutkan pada
terdapat dalam puisi tersebut yaitu, tokoh aku dan seseorang pemudah yang ingin
melanjutkan pendidikannya.
mencium suatu bau. Pelukisan imajinasi alfactory pada puisi “Seonggok Jagung”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hanya terdapat pada bait kedua, sedangkan pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak
ikut mencium bau kue jagung. Hal tersebut diperkuat dengan baris ke 16 bahwa
Pelukisan imajinasi tersebut pada puisi “Seonggok Jagung” hanya terdapat pada
bait kedua. Pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak terdapat imajinasi gerak. Berikut
penjelasanya.
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena
Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
terdapat pada bait 2, 5, 6, 7, dan bait 8. Bait 1, 3, dan bait 4 tidak terdapat kota
konkret karena kata-kata yang digunakan penyair sederhana dan bisa dimengerti
oleh pembaca.
..........................
sang pemuda melihat ladang
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar .........................
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
masyarakat di desa itu khususnya wanita pergi ke pasar, seharusnya yang mencari
nafkah adalah suami mereka. Selain itu juga para gadis-gadis menumbuk jagung,
/Seonggok jagung di kamar/, /dan seorang pemuda tammat S.L.A./, /Tak ada
uang, tak bisa menjadi mahasiswa./, /Hanya ada seonggok jagung di kamarnya/.
karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hal itu mengakibatkan
pada bait keenam, /Ia melihat dirinya terlunta-lunta./, /Ia melihat dirinya
ditendang dari discotique./, /Ia melihat saingannya naik sepeda motor./, /Ia
melihat dirinya sendiri miskin dan gagal./. kata-kata tersebut merupakan kata
konkret yang diciptakan penyair untuk melukiskan nasib malang sang pemuda
yang kurang beruntung, dan pemuda tersebut hanya bisa meratapi dirinya sendiri.
perhatian dari pemerintah dan bantuan dari orang kaya. Kata-kata yang digunakan
penyair yaitu, /Seonggok jagung di kamar/, /tak akan menolong seorang pemuda/,
/yang pandangan hidupnya berasal dari buku,/, /Yang tidak terlatih dalam
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dari penyair, yaitu “apa gunanya pendidikan”. Hal itu memperkuat argumentasi
membayangkan secara jelas peristiwa atau kejadian yang dilukiskan oleh penyair.
Bahasa figurasi adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan
makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang. Dalam puisi
terdapat pada bait kedua, kelima, keenam, dan kedelapan. Pada bait pertama,
a) Metafora
pembanding, atau melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain (Becker via
Bait ke dua:
Bait ke enam:
Penggunaan majas metafora pada kedua bait di atas cukup jelas. Penyair
melihat petani, panen, dirinya yang terlunta-lunta, dirinya yang ditendang dari
discotique, saingannya naik motor, nomor-nomor lotre, dan melihat dirinya yang
b) Ironi
Ironi adalah penggunaan kata-kata yang keras dan kasar untuk menyindir atau
Bait ke lima:
yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya, karena berasal dari keluarga yang kurang
ketidakadilan dalam dunia pendidikan bangsa kita. Secara tak langsung penyair
ingin mengatakan, jika tidak memiliki uang, kita tidak dapat melanjutkan sekolah
dan tidak memiliki pekerjaan. Hal itu dipertegas oleh penyair pada baris ke 3 bait
di atas.
Bait ke delapan:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kemunduran dunia pendidikan. Selain itu, penyair secara tak langsung menyindir
masyarakat miskin. Penggunaan kata-kata yang cukup keras oleh penyair dapat di
4.2.5.1 Rima
atau orkestrasi (Waluyo, 1987:90). Rima yang terdapat dalam puisi “Seonggok
1) Aliterasi
Aliterasi merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada awal kata (konsonan)
pada baris yang sama. Aliterasi pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke
dua, ke lima, ke enam, ke tujuh, dan bait ke delapan, sedangkan pada bait
pertama, ke tiga, dan bait ke empat tidak terdapat aliterasi. Berikut penjelasannya.
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Pada baris 11 ada persamaan suku kata (konsonan) awal /ga/ pada kata
“gadis”. Pada baris ke tiga konsonan /m/ pada awal kata yang sama adalah
“menjadi” dan “maisena”. Pada baris ke empat konsonan /d/ pada kata “di”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
“dalam”, dan “dapur”. Baris ke lima persamaan suku kata (konsonan) awal /tung/
Pada baris ke 3 terdapat persamaan bunyi konsonan /t/ dan /m/ pada kata “tak”,
konsonan pada suku kata /se/ pada kata “sepasang” dan “sepatu”.
Pada baris ke 3 terdapat persamaan konsonan /b/ pada kata “berasal” dan
“buku”. Konsonan /d/ pada kata “dan” dan “dari” di baris ke 4. Pada baris ke 5
..........................................................................
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada baris ke 3 terdapat persamaan bunyi konsonan /m/ pada kata “membuat”
dan “menjadi”. Baris ke 7 terdapat persamaan bunyi konsonan /l/ pada kata
“layang”
2) Asonansi
Asonansi adalah ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan
bunyi konsonan. Berikut analisis asonansi pada tiap-tiap bait puisi Seonggok
Jagung.
Bait pertama
Bunyi-bunyi vokal /a/ sangat dominan dalam keseluruhan bait di atas dan
disusul dengan bunyi /o/ dan /e/. Pada bait di atas terdapat juga asonansi vokal di
Bait ke dua:
Secara keseluruhan bait di atas didominan oleh vokal /i/ dan diikuti vokal
/a/ dan /u/. Pada bait di atas terdapat juga asonansi vokal di tengah kata yaitu /ia/,
/ua/, /ai/, /iu/ pada kata ia baris 3 dan 4, kata suatu baris 5 dan 9, kata “maisena”
Bait ke tiga:
Pada bait di atas terdapat asonansi vokal di tengah kata yaitu /eo/ dan /ia/ pada
Bait ke empat:
Tetapi ini:
Pada bait ke empat di atas terjadi pengulangan bunyi vokal /i/ yang mendominan
bait tersebut.
Bait ke lima:
Bait ke lima di atas didominan oleh bunyi vokal /a/ dan diikuti oleh vokal
/e/ dan /i/. Terdapat pula asonansi vokal yang berada di tengah kata pada bait
tersebut yaitu, /eo/ dan /ua/ pada kata “seonggok”, “seorang”, dan kata “uang”.
Bait ke enam:
/e/, dan /a/ berturut-turut. Asonansi vokal yang berada di tengah kata pada bait
tersebut yaitu /ia/, /ai/, dan /eo/ pada kata “ia”, “saingannya”, “naik”, dan kata
“seonggok”.
Bait ke tujuh:
Bunyi vokal yang dominan pada bait di atas adalah /a/ dan /i/. Asonansi
vokal yang berada di tengah kata pada bait tersebut yaitu /eo/ pada kata
“seonggok” dan “seorang”. Selain itu terdapat asonansi vokal yang berada diakhir
Bait ke delapan:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
Pada bait di atas terdapat asonansi /a/ yang berturut-turut dan terbuka yaitu
pada baris 11 dan 12 /atau apa saja/ bila pada akhirnya/. Asonansi vokal yang
berada di tengah kata pada bait tersebut yaitu /eo/, /ae/, dan /ia/ pada kata
3) Persamaan bunyi
awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi, b)
rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan c) rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap
bait puisi. Berikut analisis persamaan bunyi pada puisi Seonggok Jagung.
a. Rima awal
Pada puisi Seonggok Jagung terdapat rima awal pada bait ke dua, ke enam, dan
bait ke tujuh, sedangkan pada bait pertama, ke tiga, ke empat, ke lima, dan bait ke
Bait ke enam:
Bait ke tujuh:
Pada bait ke dua di atas, kata-kata yang berirama berada di awal baris 3
dan 4 yaitu kata “ia”. Pada bait ke enam, kata-kata yang berirama berada pada
baris 1, 3, 4, 5, 6, dan 7 yaitu kata “ia” serta baris 9 dan 10 yaitu kata “tidak”.
Pada bait ke tujuh, kata-kata yang berirama berada pada baris 3, 5, dan 7 yaitu
kata “yang”.
b. Rima tengah
Rima tengah pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke dua, ke lima,
ke enam, ke tujuh, bait ke delapan, sedangkan pada bait pertama, ke tiga, dan ke
....................................
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada bait ke dua di atas, rima tengah terdapat pada baris 3 dan 4 yaitu kata
“melihat”. Bait ke enam rima tengah berada pada baris 2 dan 3 yaitu “melihat
dirinya”. Rima tengah pada bait ke tujuh berada pada baris 4 dan 5 yaitu kata
“tidak” serta baris 6 dan 7 yaitu kata “hanya”. Pada bait ke delapan rima tenganya
berada pada baris ke 2 dan 5 yaitu kata “gunanya” serta baris 3 dan 6 yaitu kata
“hanya”.
c. Rima akhir
Rima akhir pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke dua, ke tiga, ke
lima, ke enam, dan bait ke delapan, sedangkan pada bait pertama, ke empat, dan
Di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja
Bait ke lima:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya?
Pada bait ke dua dia atas, rima akhir terdapat pada baris 11 dan 13 yaitu
bunyi “a” dan berpola abcb. Bait ke tiga rima akhir terdapat pada baris 4 dan 5
yaitu bunyi “an” dan berpola abbc. Bait ke lima rima akhir terdapat pada baris 3
dan 4 yaitu bunyi “a” dan berpola abcc. Bait ke enam rima akhir terdapat pada
baris 3 dan 4 yaitu bunyi “e” dan berpola abcc. Pada bait ke delapan terdapat 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
rima, yang pertama pada baris 1-4 yaitu bunyi “nya” dan berpola abca, sedangkan
rima yang kedua pada baris 5-8 yaitu bunyi “a” dan berpola abcc.
4) Pengulangan kata/ungkapan
bait ke dua, ke tiga, ke lima, ke enam, ke tujuh, dan bait ke delapan, sedangkan
pada bait pertama dan bait ke empat tidak terdapat pengulangan kata/ungkapan.
Berikut penjelasannya.
Pada bait di atas terdapat pengulangan kata yaitu kata “ia” dan kata “melihat”.
Bait ke tiga:
Pengulangan kata pada bait di atas yaitu pada kata “jagung”, “ia”, dan kata “siap”.
Bait ke lima:
Pengulangan kata pada bait di atas yaitu pada kata “tak” dan kata “ada”. Selain itu
Bait ke enam:
Pada bait di atas, pengulangan kata oleh penyair yaitu kata “ia”, kata
“jagung”, kata “tidak”, dan kata “dan”. Selain itu terdapat pula pengulangan
Bait ke tujuh:
tersebut yaitu kata “yang”, “dari”, “tidak”, “terlatih”, dan kata “hanya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Bait ke delapan:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
Pengulangan kata oleh penyair pada bait di atas yaitu pada kata “asing”,
“seseorang”, dan kata “menjadi”. Selain itu terdapat pula pengulangan ungkapan
Berdasarkan analisis rima dalam puisi Seonggok Jagung di atas, tiap bait
didominasi oleh vokal /a/ dan konsonan /g/. Pola rima pada puisi tersebut tidak
teratur. Selain itu, tidak terdapat onomatope atau tiruan bunyi. Pilihan kata yang
adalah puisi. Tema yang diungkapkan juga menunjukkan struktur tematik puisi,
didalam prosa. Dalam hal ini, tipografi puisi tersebut tidak menyimpang dari
Struktur batin puisi mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair
dengan perasaan dan suasana jiwanya. Ada empat struktur batin puisi, yakni tema,
perasaan, nada, dan amanat. Keempat unsur itu menyatu dalam ujud penyampaian
tentang pendidikan. Bait tersebut menjelaskan bahwa ada seorang pemuda yang
tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini didukung pula
pada tiap bait, dari bait kedua hingga bait ketujuh. Pada tiap bait puisi tersebut
tersebut antara lain; kurang sekolahan, tammat S.L.A, buku, pendidikan, dan
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
puisi “Seonggok Jagung” tersebut pada tahun 1975. Jika menilik kenyataan
sejarah, pada tahun 1974 terjadi peristiwa malari (malapetaka 15 Januari). Saat itu
timbul kritik yang keras terhadap industrialisasi dan penanaman modal asing.
kritik yang dikemukakan begitu keras (Waluyo, 1987:32). Oleh karena itu, dapat
akan terlihat bahwa penyair sangat prihatin dengan kondisi pendidikan bangsa
Rendra tidak memberikan jalan keluar yang dapat ditempuh untuk mengatasi
masalah pendidikan.
pendidikan, dapat dilihat dari penggunaan kata-kata yang terdapat pada bait
Bait ke lima
Bait ke delapan
bukan hanya membutuhkan orang yang pandai, tetapi manusia yang peduli dengan
keaadaan masyarakat. Penyair merasa ada yang kurang dalam dunia pendidikan
dunia pendidikan.
Nada yang terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah nada bercerita sambil
Bait pertama:
Bait kedua:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Bait pertama dan kedua, penyair menceritakan seorang pemuda yang gagal
kamarnya. Pada pagi hari sebelum menggarap jagung, pemuda tersebut melihat
ladang, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar, dan gadis-gadis bercanda di
dekat sumur sambil menumbuk jagung. Pada bait kedelapan, secara tidak
Suasana yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah ketidakadilan dalam
karena itu, kita sebagai bangsa yang tetap bercita-cita mencapai masyarakat adil
Setelah kita memahami tema, perasaan, nada dan suasana penyair yang
terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” maka, amanat yang terkandung dalam
Rendra dalam puisi tersebut: (1) ketidakadilan terhadap dunia pendidikan adalah
masyarakat, (4) isi puisi ini juga secara tidak langsung mengingatkan pada pelajar
yang mampu, agar mereka tidak menyia-nyiakan pendidikan mereka, karena tidak
semua orang bisa bersekolah seperti mereka, dan (5) penyair menyampaikan
pesan kepada pembaca, jangan hanya diam dan pasrah dengan keadaan. Ilmu
tak ada uang, seonggok jagung di kamar, ia melihat dirinya sendiri miskin dan
gagal, digunakan untuk memberi gambaran pada pembaca dan memberi daya
figuratif yang muncul dalam puisi tersebut. Misalnya kata-kata konkret seorang
sedangkan kata-kata tercium bau kuwe jagung memunculkan citra penglihatan dan
penciuman. Pembaca seolah-olah diajak ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
penyair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
puisi Seonggok Jagung. Secara umum tema puisi Seonggok Jagung adalah
Amanat yang terdapat dalam puisi Seonggok Jagung tersirat dalam pilihan kata-
kata yang diungkapkan dan melalui tema, perasaan, dan suasana yang ditemukan
4.4.3 Keterkaitan Antar Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung
sekolahan, belajar, dan ilmu jika membaca kata-kata tersebut, pembaca bisa
pelukisan imaji yang terdapat dalam puisi Seonggok Jagung, penyair memilih
kata-kata yang pantas untuk memberi gambaran yang sesuai dengan perasaan
Berdasarkan analisis keterkaitan antar unsur fisik dan unsur batin puisi Seonggok
Jagung dapat diambil kesimpulan, adanya jalinan antara unsur fisik dan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
batin puisi Seonggok Jagung yang begitu kuat. Unsur fisik digunakan penyair
puisi tersebut. Dengan kata lain, unsur fisik dan unsur batin dalam puisi Seonggok
4.5 Implementasi Hasil Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi
Hasil analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya
sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi puisi. Selain itu,
peristiwa dalam puisi tersebut merupakan realita hidup yang dapat dijadikan
sebagai bahan mata pelajaran apresiasi sastra, khususnya puisi pada siswa SMA
Semester Kompetensi
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan model Silabus dan Rencana
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Mendengarkan
5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung.
Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Berbicara
14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi.
Kompetensi Dasar : 14.1 Membahas isi puisi berkanaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran,
dan imajinasi melalui diskusi.
SEKOLAH :
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/ SEMESTER : X/1
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Menentukan tema dan amanat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.
2. Menyampaiakan secara lisan hasil analisi tema dan amanat dalam puisi
dengan jelas.
3. Menyimpulkan hasil analisis yang disampaikan oleh teman.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
1. Menentukan tema dan amanat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.
2. Menyampaiakan secara lisan hasil analisi tema dan amanat dalam puisi
dengan jelas.
3. Menyimpulkan hasil analisis yang disampaikan oleh teman.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Penugasan
3. Tanya Jawab
4. Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
2. Elaborasi
a. Sebelum mendengarkan pembacaan
pusi, guru meminta siswa untuk
menulis hal-hal penting yang
terkandung dalam puisi khususnya
unsur batin puisi. 65
b. Guru menugaskan para siswa untuk menit
mendengarkan dan menentukan tema
dan amanat yang terdapat dalam puisi.
c. Setelah mendengar pembacaan puisi,
guru meminta tiap-tiap siswa
menyampaikan hasil analisisnya
secara bergantian.
d. Setelah menyampaikan hasil analisis,
siswa diberi tugas menulis hasil
kesimpulan dari siswa lainnya.
Kemudian tugas tersebut
dikumpulkan.
Konfirmasi
Guru memberikan penegasan kembali
atas hasil analisis tema dan amanat
puisi siswa dan menanyakan kepada
siswa seberapa besar pemahaman
mereka terhadap materi yang sudah
diajarkan.
Kegiatan Akhir :
3
a. Kesimpulan
Guru sekali lagi menyimpulkan Mandiri
pengetahuan yang diperoleh siswa
setelah melakukan kegiatan
mengindentifikasi unsur puisi
khususnya tema dan amanat.
b. Refleksi
Guru memberikan pertanyaan kepada 15
siswa, pengalaman apa yang telah menit
diperoleh siswa setelah mempelajari
materi ini.
c. Tindak lanjut
Guru meminta siswa untuk melakukan
mengindentifikasi tema dan amanat
puisi yang bebas diluar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
I. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit
J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN
2. Buku paket
K. PENILAIAN
Jenis Tagihan:
Contoh instrumen:
Latihan!
tanggapan.
L. PEDOMAN PENILAIAN
KELAS/NO. ABS :
TANGGAL PENILAIAN :
Ketepatan
identifikasi
Identifikasi tema
Tema Bukti
pendukung
Ketepatan
identifikasi
Identifikasi amanat
Amanat Bukti
pendukung
JUMLAH NILAI
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN MATERI
1. Puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra
Tetapi ini:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
Tema
Amanat
SEKOLAH :
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : X/2
A. STANDAR KOMPETENSI
B. KOMPETENSI DASAR
C. MATERI PEMBELAJARAN
2. Unsur Fisik dan unsur Batin puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, dan
imajinasi).
imajinasi).
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat:
imajinasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
F. METODE PEMBELAJARAN
• Penugasan
• Diskusi
• Tanya Jawab
• Ceramah
• Berkelompok
• Pemecahan masalah
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
Elaborasi
a. Masing-masing kelompok membaca
puisi serta mendiskusikan isi puisi
(gambaran penginderaan, pikiran,
perasaan, dan imajinasi
b. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
bersama pasangannya di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Konfirmasi
Guru memberikan penegasan kembali
atas hasil diskusi kelompok yang sudah
dilakukan siswa dan menanyakan kepada
siswa seberapa besar pemahaman mereka
terhadap materi yang sudah diajarkan.
3. Kegiatan Akhir :
a. Kesimpulan
Guru sekali lagi menyimpulkan Mandiri
pengetahuan yang diperoleh siswa
setelah melakukan kegiatan diskusi 15
mengenai isi puisi. menit
b. Refleksi
Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa, pengalaman apa yang
telah diperoleh siswa setelah
mempelajari materi ini.
c. Tindak lanjut
Guru menugaskan siswa yang
kurang pemahamannya terhadap
materi yang dibahas untuk
memperbaiki hasil yang telah dibuat.
I. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit
J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN
2. Buku referensi yang berkaitan dengan unsur fisik dan unsur batin.
K. PENILAIAN
Soal/Instrumen :
L. PEDOMAN PENILAIAN
NAMA : ....................................
KELAS/NO. Absen : ....................................
TANGGAL PENILAIAN : ....................................
No Aspek Rincian Nilai
. Kurang Cukup Baik Amat
baik
D (10) C (15) B (20) A (25)
1 Sikap 1. Terlibat secara aktif
2. Menghargai dan
memperhatikan
pendapat yang lain.
2 Bahasa 1. Runtut dan terstruktur
dengan baik.
2. Komunikatif dan mudah
dipahami.
3. Efektif singkat dan
jelas.
4. Menggunakan bahasa
baku
3 Kualitas 1. Pembicaraan tidak
gagasan menyimpang dari topik
pembicaraan.
2. Kreatif dan kritis dalam
mengungkapkan
gagasan.
3. Pendapat disertai
dengan alasan yang
logis.
4 Prensen 1. Menyampaikan gagasan
-tasi dengan baik dan
sitematis.
2. Menanggapi pertanyaan
dengan cepat dan tepat.
Jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Skor Maksimal :
No. 1-4 = 100
Jumlah = 100
Perolehan Skor
Nilai akhir X skor ideal (100) = .....
Skor maksimum (100)
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN MATERI
Tetapi ini:
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Di sini aku merasa asing dan sepi !”
2. Unsur Fisik dan unsur Batin puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, dan
imajinasi).
a. Pikiran/Tema
b. Perasaan
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi
dan psikologisnya.
c. Imajinasi/Penginderaan
mengerti arti kata-kata, yang dalam hubungan ini juga harus dapat mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pembaca terlibat dalam kreasi puitis. Maka pembaca akan mudah menanggapi
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
kesimpulan tentang unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” dan
tipografi. Unsur batin yang dianalisis meliputi tema, rasa, nada, dan amanat.
sebagai berikut.
hari sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini penyair
visual lebih mendominasi pada puisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
penyair.
puisi.
Hasil analisis terhadap unsur batin puisi “Seonggok Jagung” adalah sebagai
berikut.
2) Nada dan Suasana : Nada dan suasana puisi “Seonggok Jagung” disesuaikan
dengan tema puisi tersebut. Tema puisi tersebut adalah pendidikan. Penyair
pendidikan bangsa kita. Hal ini menunjukkan bahwa penyair berharap, agar
terhadap situasi pendidikan yang terjadi. Selain itu juga, penyair sangat
(4) isi puisi ini juga secara tidak langsung mengingatkan pada pelajar yang
5.2 Implikasi
Analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya WS
Rendra dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu karya sastra. Hal ini
Penelitian ini merupakan salah satu perwujudan dari apresiasi sastra, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
hasil penelitian ini dapat menjadi contoh cara menganalisis karya sastra bagi
siswa SMA.
Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP itu digunakan untuk kelas X semester 1 dan
5.3 Saran
diharapkan dapat bermanfaat terhadap ilmu sastra. Hasil penelitian ini juga
Penelitian ini baru menganalisis unsur fisik dan unsur batin, masih banyak hal
yang menarik dalam puisi Seonggok Jagung yang dapat dijadikan sebagai bahan
yang berbeda dari sudut pandang lain sebagai obyek penelitian. Selain itu juga,
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1995. Kurikulum SMU dan GBBP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa). Edisi IV.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gaudensia Fitryani. 2007. Struktur Puisi “Miskin Desa, Miskin Kota” Karya
Taufiq Ismail dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.
Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Situmorang, B. P. 1981. Puisi Bentuk Apresiasi Teori dan Struktur. Flores: Nusa
Indah.
_____________. 1983. Puisi dan Metodelogi Sastra. Ende Flores: Nusa Indah.
Veronica Meliana. 2006. Struktur Puisi “Pacarkecilku” karya Joko Pinurbo, dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Yogyakarta:
PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Yustina Dwi. 2006. Perbedaan Unsur Fisik dan Unsur Batin Karya Siswa Laki-
laki dan Perempuan Kelas X SMA Dominikus Wonosari, Kunungkidul
Tahun Ajaran 2008/2009. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
BIODATA PENULIS
SMAK St. Thomas Aquinas Weetabula dan lulus pada tahun 2008. Sejak tahun
memiliki minat terhadap sastra sejak duduk di bangku SMA, maka skripsi yang
dibuat pun berhubungan dengan sastra. Ia membuat skripsi dengan judul: Analisis
Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung Karya WS Rendra dan
sarjana pendidikan.