Oleh:
Kelompok 8
· Alvian Nuriansyah (1806207343)
· Cindy Aswara (1806150055)
· Pingkan Vanessa Sudiyasa (1806207532)
· Nabila Shaffa Rizky Chandra (1806207513)
· Nafisa Zulfa (1806207570)
· Nisa Ayu (1806150143
Depok 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertanyaan:
1. Apa yang dapat anda ceritakan tentang potensi pemanfaatan Mikroalga Spirulina
sebagai senyawa antikanker?
Jawab:
Banyak sekali kandungan nutrisi yang terdapat dalam spirulina seperti lemak, protein,
fitonutrisi dan masih banyak lagi yang lainnya. Fitonutrisi dalam spirulina adalah berupa
pigmen-pigmen yang digunakan dalam proses fotosintesis. Fitonutrisi atau kadang disebut
fitokimia adalah segala jenis zat yang kimia atau nutrien yang terkandung dalam buah-
buahan, sayur-sayuran ataupun tumbuhan yang memiliki efek bagi kesehatan dan memiliki
peran aktif dalam pencegahan penyakit. Pigmen-pigmen dalam Spirulina yang merupakan
fitonutrisi adalah berupa fikosianin, klorofil serta karotenoid. Fitonutrisi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai senyawa antikanker.
Fikosianin adalah antioksidan kuat yang mudah larut dalam air. Fikosianin dapat
memecah radikal bebas dan menghambat oksidasi lemak makrosomal yang disebabkan
oleh peroksida. Fikosianin diperkirakan memiliki aktivitas antitumor dan dapat digunakan
sebagai senyawa kemopreventif. Klorofil berperan sebagai fotoreseptor pemanen energi
matahari melalui transfer elektron. Fotodinamika kanker(PDT) adalah turunan dari klorofil
yang dimanfaatkan sebagai photosensitizer. Photosensitizer yang diiradiasi dapat
tereksitasi dan menghasilkan singlet oksigen yang dapat membunuh sel kanker. Karoten
merupakan antioksidan yang baik. Karotenoid terlibat dalam reaksi pemanen cahaya dan
mekanisme fotoproteksi untuk melindungi organel sel-sel dari kerusakan induksi singlet
oksigen saat fotosintesis. Karotenoid terbukti sebagai antioksidan yang kuat dan dapat
menyebabkan kemunduran pertumbuhan sel kanker pada sebuah penelitian terhadap tikus
putih.
2. Hal-hal penting apa yang perlu diperhatikan dalam membiakkan Spirulina Platensis
ini?
Jawab:
Spirulina berkembang biak secara aseksual dengan cara membelah diri. Pembelahan
diawali dengan memutus filamen-filamen yang ada pada Spirulina. Hasil pembelahan
tersebut membentuk sel homogonia baru. Filamen induk menjadi filamen baru dan sel
homogonia bertambah terus jumlahnya seiring dengan pembelahan. Spirulina dapat hidup
pada habitat air payau, air tawar maupun air asin. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pengembangbiakkan Spirulina Platensis ini adalah suhu, salinasi, derajat keasaman
(pH) dan cahaya. Temperatur optimum untuk pertumbuhan spirulina adalah 30ᵒ-35ᵒC.
Spirulina tumbuh baik pada salinitas 15-20. PH optimum untuk spirulina adalah 8,5-9,5.
Intensitas cahaya optimal yang dibutuhkan spirulina adalah 2000-3000 lux.
Jawab:
Sumber: byjus.com
Jawab:
Spectroscopy Infrared merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75–1.000 µm atau
pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1 (Anonymous, 2007).
Kelebihan:
Spectroscopy Infrared merupakan alat yang serbaguna yang telah diaplikasikan dalam
analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa kimia dengan berbagai tipe sampel. Jenis
sampel akan mempengaruhi wadah sampel sel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel
gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 mm. Hal ini dimungkinkan untuk
menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi
berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya
mempunyai berkas radiasi kurang dari 1 mm, biasanya dibuat dari lapisan tipis (film)
diantara dua keping senyawa yang transparan terhadap radiasi infra merah. Senyawa yang
biasa digunakan adalah natrium klorida (NaCl), kalsium fluorida (CaF2), dan kalsium iodida
(CaI2). Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm.
Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat pelet, pasta atau lapis tipis. (Suarsa, I. 2006)
Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang
bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah. Identifikasi setiap absorbsi ikatan yang
khas dari setiap gugus fungsi merupakan basis dari interpretasi spektrum inframerah.
Spektrum IR sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu senyawa dengan
membandingkannya dengan spektrum senyawa standar terutama pada daerah sidik jari.
Secara praktikal, spektrum IR hanya dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsi.
(Dachriyanus. 2004)
Kekurangan:
Pada umumnya Spectroscopy Infrared digunakan untuk analisis secara kualitatif karena
dianggap kurang akurat dibanding dengan teknik analisis yang lain. Di samping itu, metode
yang digunakan akan lebih rumit dan pembacaan grafik akan lebih sulit karena grafik yang
dihasilkan metode IR sangat kompleks (titik puncak, intensitas, lebar, dan daerah sidik jari).
Karena Spectroscopy Infrared sensitive terhadap gugus fungsi dalam sampel, maka sampel
harus mengandung ikatan kimia untuk memiliki spectrum infrared. Atom atau ion
monoatomic tidak mengandung ikatan kimia, dan oleh karena itu tidak menyerap radiasi
inframerah. Dengan demikian, atom-atom atau ion-ion monoatomic tidak memiliki spectra
infrared karena mereka ada sebagai atom individu. Selanjutnya, air tidak dapat digunakan
sebagai pelarut untuk sampel karena memiliki pita absorbansi yang kuat dan luas akibat dari
polaritas dan ikatan H. Akibatnya, ikatan senyawa lain tidak akan terlihat dalam spektrum
infrared. (Smith, B. 1998)
5. Bagaimana anda melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa dengan
menggunakan metode spektrometri infra merah ? (berikan contoh spektrum IR salah
satu senyawa yang terkandung dalam fitonutrisi dari spirulina, dan jelaskan puncak-
puncak serapan mana yang menjadi karakteristiknya).
Jawab:
Analisis kualitatif
Digunakan sebagai salah satu metode dalam determinasi struktur kimia suatu senyawa
Berfungsi untuk menentukan gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa
Penetapan senyawa dalam campuran (FT-IR).
Terdapat dua daerah yang cukup penting dalam analisis kualitatif spektra IR:
- Daerah gugus fungsi (4000-1300 cm-1) mendeteksi gugus fungsi yang umum terdapat
dalam senyawa kimia (-OH, -NH, -C=O).
- Daerah sidik jari (1300-900 cm-1) daerah dengan pola absorbsi cukup kompleks
sehingga dapat digunakan sebagai pembeda identitas antara satu senyawa dengan
senyawa lain.
Keterangan :
A=Absorbansi
a=absorbtivitas (ml/gr.cm)
c=konsentrasi (gr/ml)
%T=Persen transmitan
Untuk uji kuantitatif diperlukan koreksi dari hamburan dan absorbsi dari solven dan
sel
Dapat digunakan dua metode:
- Cell in/cell out
- Baseline
Pada metode cell - in/cell - out spektrometer diset pada bilangan gelombang
yang dikehendaki . kemudian Sel diisi dengan larutan sampel dan dianalisis untuk
mendapatkan nilai T . Pada sel yang sama kemudian diisi solven dan dianalisis untuk
mendapatkan nilai T0. Absorbansi kemudian dapat diukur menggunakan hukum Beer-
Lambert dengan mengurangi absorban larutan sampel dengan solven
Metode baseline
Pada metode baseline , sebuah garis (DE) ditarik diantara maksima transmitan
pada kedua sisi pita. Kemudian digambar garis lurus ABC paralel terhadap sumbu y ,
Titik B merupakan puncak absorbansi maksimum, Titik C merupakan titik tengah
antara garis DE. Absorbansi pada bilangan gelombang ini:
Untuk determinasi yang lebih akurat dapat dilakukan pengukuran pada seluruh area
yang terdapat pada spectra. Umumnya, area yang diukur hanya pada pita dengan
absorbansi maksimum. Hasil yang didapatkan menjadi kurang akurat apabila terjadi
tumpang tindih pita.
Gambar 1. Contoh spektrum pada metode baseline
(sumber :google.com)
Contoh soal :
Jawab:
Jawab:
Sebelum menjawab pertanyaan, berikut penjelasan fungsi dari masing-masing komponen dan
prinsip kerja pada spektrofotometer UV-Vis:
Sumber: https://wocono.wordpress.com/
Sumber cahaya
Fungsi: sebagai sumber sinar polikromatik yang dilewati suatu bahan, sifatnya
memancarkan gelombang polikromatis
Kuvet
Fungsi: Sebagai tempat meletakkan sampel atau cuplikan yang akan dianalisis
Detektor
Fungsi: Memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa
sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Cahaya dari
monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor
menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari
detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan
dengan komputer yang sudah terprogram.
Jawab:
Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di
dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi
tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna
untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan
dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar
tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm.
Sampel yang sering dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis adalah senyawa organik.
Senyawa organik yang dapat memberikan serapan adalah senyawa yang memiliki gugus
kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh yang
memberikan serapan pada daerah ultraviolet atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor
mempunyai ikatan rangkap seperti alkena (C=C), C=O, -NO2, benzene, dan lain-lain.
Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti –OH, -NH2, -X, yaitu gugus yang
mempunyai elektron nonbonding dan tidak mengabsorbsi radiasi pada λ diatas 200 nm, akan
tetapi mengabsorbsi radiasi UV jauh (Harmita, 2006).
Kelebihan :
Kekurangan :
Dari segi kekurangan, tidak semua pelarut cocok untuk metode UV-Vis Spectroscopy
karena pelarut yang digunakan harus memenuhi persyaratan-persyaratan:
Jawab:
1. Pembentukan warna (untuk pengukuran sinar tampak) dan zat yang tidak berwarna atau
warnanya kurang kuat
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
3. Pembuatan kurva kalibrasi
Alur percobaan
Larutan baku diencerkan menjadi larutan standar dengan konsentrasi yang variatif.
Data Pengamatan:
M (ppm) A (ƛ=266)
5 0,068
10 0,343
15 0,632
20 1,075
25 1,299
y=0,0639x -0,02748
0,386=0,0639x -0,02748
x=5,61 ppm
M sebenarnya=200 ×5,61
M sebenarnya=1.122,12 ppm
Konsentrasi sampel
%kadar= 14,02%
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
6. Hukum Lambert Beer merupakan suatu hukum yang membuat hubungan antara
konsentrasi sampel dan absorbansi molekul yang dapat dijadikan basis dalam melakukan
perhitungan konsentrasi logam dalam sampel dengan cara membandingkan nilai
absorbansi sampel dan konsentrasi sampel yang belum diketahui terhadap nilai absorbansi
standar dan konsentrasi standar yang telah diketahui.
Daftar Pustaka
Novia, Lusiana. 2014. Optimasi pertumbuhan Spirulina sp, pada media walne dengan
variasi suplai urea dan NaHCO3. Fakultas Keguruan dan Ilmu Perikanan Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Nadilah, Suwatik. 2018. Filum Cyanophyta “Spirulina sp.”. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Makalah.
Robi, Nur Hidayati. 2019. Pemanfaatan ekstrak tauge kacang hijau (Phaseolus radiatus)
sebagai pupuk untuk meningkatkan populasi Spirulina sp. Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.