Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

ANALISIS HALAL PRODUK FARMASI

“ SPEKTROSKOPI INFRAMERAH UNTUK ANALISIS HALAL


DERIVAT BABI”
Dosen Pengampu :

Muhammad Nur Kholis, M.Si

Aina Salsabila Azkia / 3920187181445

Ikah Atikah / 3920187181458

Nisrina Masikah/ 3920187181469

PROGAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
NGAWI
2021
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
SISTEM INSTRUMENTASI......................................................................................................2
A. Definisi.............................................................................................................................2
B. Vibrasi Molekul................................................................................................................2
C. Preparasi sampel...............................................................................................................4
D. Analisis kualitatif dengan IR............................................................................................5
E. Analisis Kuantitatif dengan IR.........................................................................................6
ANALISIS HALAL.....................................................................................................................7
A. Jurnal 1.............................................................................................................................7
B. Jurnal 2..............................................................................................................................7
C. Jurnal 3..............................................................................................................................8
D. Jurnal 4..............................................................................................................................9
KESIMPULAN..........................................................................................................................10

i
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan bergizi mencakup definisi Halalan thoyyiban menurut hukum Islam. Halal
penting untuk memenuhi kualitas dan keutuhan makanan yang dihasilkan. Dibutuhkan
pendekatan holistik dalam semua aspek bahan, produk, metode penanganan, dan kemampuan
logistik halal. Sangat menarik untuk dicatat bahwa pasar halal telah meningkat pesat selama
dekade terakhir, dengan berbagai macam produk seperti makanan dan perawatan pribadi. Di
pasar dunia saat ini, diharapkan populasi Muslim akan meningkat dari 1,8 miliar pada tahun
2014 menjadi 2,2 miliar pada tahun 2030, tumbuh 26,4%. Karena angka-angka tersebut
menggambarkan seperempat dari populasi dunia ditempati oleh Muslim, oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa pasar halal akan dan memang saat ini memiliki dampak yang signifikan
dan menguntungkan pada bisnis internasional. Namun, ada cukup banyak masalah mengenai
halal sebagai metode penyembelihan. Perselisihan tentang berbagai metode penyembelihan
muncul ketika ada kemungkinan bahwa daging yang disembelih tidak memenuhi persyaratan
halal yang ditentukan oleh yurisprudensi Islam (Ali et al., 2020).

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, sehingga sangat
penting untuk memastikan kehalalan pada produk yang digunakan. Banyak produk berlogo
halal yang telah beredar seperti makanan, kosmetik maupun produk lainnya. Namun logo halal
tetap saja tidak menjamin bahwa produk tersebut benar-benar terbebas dari zat-zat yang
mengandung unsur haram. Hal ini dikarenakan beberapa produsen seringkali mencampur atau
menambahkan bahan-bahan yang mengandung unsur haram bahkan setelah produknya
mendapatkan sertifikat halal (Rahayu et al., 2014).

Kekhawatiran akan keaslian dan pemalsuan makanan telah menghasilkan peningkatan


kesadaran tentang komposisi produk makanan. Identitas bahan dalam campuran olahan atau
komposit tidak selalu terlihat jelas. Oleh karena itu, verifikasi bahwa komponen tersebut asli
dan dari sumber yang dapat diterima oleh konsumen khusus mungkin diperlukan. Produk
beredar yang mengandung bahan haram diantaranya adalah cokelat impor, kosmetik dan juga
sosis. Cokelat impor diduga menggunakan lemak babi pada proses pembuatannya sebagai
bahan pengemulsi. Selain itu lemak babi juga banyak digunakan pada kosmetik. Oleh karena
itu perlu diadakan analisis yang mudah dilakukan terhadap produk-produk tersebut untuk
menjamin kehalalannya bagi setiap masyarakat muslim. Salah satu analisis yang bisa
digunakan untuk menganalisis bahan haram seperti lemak babi adalah dengan FTIR (Fourier
Transform Infrared Spectroscopy). FTIR merupakan metode yang cepat dan konsisten bahkan
dalam konsentrasi analit yang rendah dan dapat digunakan untuk mendeteksi lemak babi pada
berbagai campuran dengan konsentrasi yang berbeda, baik non-destruktif, sensitif, dan tidak
memerlukan sampel yang rumit (Ali et al., 2020).

1
SISTEM INSTRUMENTASI

A. Definisi
Spektroskopi FTIR, terutama dalam kombinasi dengan perangkat lunak kemometrik
yang kuat dan reflektansi total yang dilemahkan secara horizontal sebagai teknik pengambilan
sampel, menawarkan teknik yang cepat dan relatif sensitif, preparasi sampel minimum, tidak
merusak dan dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, spektroskopi
FTIR memungkinkan analisis lemak dan minyak secara keseluruhan (whole spectra) daripada
menganalisis kelas spesifik komponen lemak dan minyak. Spektroskopi FTIR juga merupakan
teknik yang ideal karena minimal atau tidak adanya pelarut dan reagen yang digunakan selama
analisis oleh karena itu, teknik ini dapat dianggap sebagai metode analisis hijau. Spektrum
FTIR dikenal sebagai profil sidik jari karena kemampuannya untuk membedakan semua
sampel yang dievaluasi. Namun, spektroskopi FTIR memiliki kelemahan utama, yaitu model
yang dikembangkan menggunakan data spektrum FTIR hanya dapat diterapkan untuk
menganalisis lemak babi dalam campuran tertentu dan formulasi tertentu. Jika lemak/minyak
yang digunakan sebagai campuran lemak babi berbeda, model harus dikembangkan baru
(Tiernan et al., 2020).

Cara spektroskopi inframerah merupakan suatu cara yang meliputi teknik serapan
(absorption), teknik emisi (emission), teknik (fluorescence). Komponen medan listrik yang
banyak memerankan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti
dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penemuan infra merah
ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian kemudian
diteruskan oleh Young, Beer, Lambert dan Julius memperagakan bermacam penelitian dengan
menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan
hal hadir hubungan selang struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus
metil dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi
oleh susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik mampu menyebabkan
terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Mampu berupa eksitasi elektronik,
vibrasi, atau rotasi. Prinsip IR mengacu pada perubahan atom-atom yang bervibrasi. Atom-
atom di dalam suatu molekul tidak dapat diam melainkan bervibrasi (bergetar).

B. Vibrasi Molekul
Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-molekulnya
dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi (ground
state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Contoh suatu ikatan C – H yang bervibrasi
90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi infra merah pada frekuensi tersebut
(9,0 x 1013 Hz, 3000 cm –1 ) untuk pindah ke tingkat vibrasi tereksitasi pertama.
Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh spektrofotometer infrared,
yang memplot jumlah radiasi infra merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi
frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi (Ţucureanu et al., 2016). Plot tersebut adalah
spektrum infra merah yang memberikan informasi penting tentang gugus fungsional suatu

2
molekul. Penyerapan radiasi inframerah menyebabkan perubahan energi (ΔE) dan dinyatakan
sebagai :

Gambar 1. Tingkat-tingkat vibrasi untuk suatu ikatan yang bervibrasi

ΔE = h υ

Dimana h menyatakan tetapan Planck (6,6242 x 10-27 erg det) dan υ menyatakan
tetapan frekuensi dalam Hertz (Hz). Hubungan diantara frekuensi dan panjang gelombang (λ)
dinyatakan sebagai :

c
υ=
λ

dimana c adalah kecepatan cahaya (3 x 1010 cm dt-1 ) dan λ dinyatakan dalam cm.
Kebalikan panjang gelombang (ύ) menyatakan jumlah gelombang per cm. Jadi,

1
υ=
λ

Jumlah gelombang (ύ) berbanding lurus dengan frekuensi atau energi, karena itu
bagian horizontal spektrum infra merah biasanya dinyatakan sebagai jumlah gelombang (ύ)
dalam cm-1 .

Terdapat 3 jenis gelombang inframerah yaitu inframerah tidak jauh dengan panjang
gelombang 0,75 - 2,5 µm dengan bilangan gelombang 13.000 - 4.000 cm -1 , inframerah
menengah 2,5 - 50 µm dengan bilangan gelombang 4.000 - 200 cm -1 , dan , inframerah jauh 50
- 1.000 µm dengan bilangan gelombang 200 - 10 cm-1

Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan ultraviolet


atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan sel. Sumber radiasi pada
spektrofotometri bias laser. Oleh karena sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah

3
dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer
lebih tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm)

Gambar.2 FTIR (Fourier. Trasform Infra Red)

Spektrofotometer canggih selalu dilengkapi recorder untuk menekan hasil percobaan.


Alat perekam ini mempermudah dan mempercepat pengolahan data. Data absorbsi mulai dari
panjang gelombang 2,5 mikron (υ 4000 cm-1 ) hingga 25 mikron (υ 400 cm-1 ) direkam
secara otomatis. Bahkan spektrofotometer bias dilengkapi sistem komputer bias dibuat sesuai
dengan yang diinginkan(Riaz et al., 2018).

C. Preparasi sampel
A. Sampel cair
1. Sampel cair harus bebas air
2. Oleskan sampel pada NaCl Window. Tekanlah kedua NaCl Window sehingga
tidak ada gelembung udara diantara keduanya
3. Untuk analisis secara kuantitatif masukkan sampel dalam Demountable Cell.
4. Sampel siap dianalisis.
B. Sampel padat
1. Metode DRS – 8000 : Sampel padat yang akan dianalisa dicampur dengan
serbuk KBr (5 – 10 % sampel dalam serbuk KBr), kemudian tempatkan pada
sampel pan dan siap untuk dianalisis.
2. Metode Pelet KBr : Campuran sampel padat dengan serbuk KBr (5 – 10 %
sampel serbuk KBr). Campuran yang sudah homogen kemudian dibuat pellet
KBr(pil KBr) dengan alat MINI HAND PRESS. Setelah terbentuk pil KBr
siap untuk dianalisis.

Spektroskopi FTIR dilakukan berdasarkan serapan dari radiasi elektromagnetik sinar


inframerah yang ditembakkan pada sampel, sehingga menyebabkan transisi energy rotasi dan
vibrasi dari tingkat energy ternedah. Metode yang cepat dan konsisten bahkan dalam
4
konsentrasi analit yang rendah dan dapat digunakan untuk mendeteksi lemak babi pada
berbagai campuran dengan konsentrasi yang berbeda, baik non-destruktif, sensitif, dan tidak
memerlukan sampel yang rumit. Hasil yang didapatkan dalam bentuk data transmitan dan
absorban. Spektra FTIR lemak babi dicirikan dengan dua puncak berdekatan dengan tinggi
yang hampir sama pada 1117 cm-1 dan 1097 cm-1. Jika lemak babi dicampur dengan lemak
lainnya, rasio tersebut akan berubah sesuai jenis dan jumlah lemak yang ditambahkan.

Kelebihan dari Spektroskopi IR yaitu metode ini cepat (preparasi sample sederhana
dan memerlukan waktu yang singkat) dan tidak merusak, sensitif, penanganan sampel mudah,
dan ramah lingkungan (tidak menggunakan pelarut organik yang merusak lingkungan).
Sementara kekurangannya adala adanya gugus CO2 dan air di udara yang dapat terbaca pada
spektrum dan adanya perubahan intensitas dan pergeseran serapan yang seringkali tidak
terlihat dan saling tumpang tindih antara satu spektra dengan spektra yang lain.

D. Analisis kualitatif dengan IR


Sebagai pelengkap untuk memperoleh informasi struktur dari senyawa melalui
interpretasi. Spektrum IR dapat dipakai tabel korelasi IR yang memuat informasi dimana
gugus fungsional menyerap. Umumnya berguna untuk mengklasifikasi seluruh daerah
kedalam tiga sampai empat daerah yang lebar. Salah satu cara ialah dengan mengkategorikan
sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ); daerah fundamental (2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-
500 μ)(Riaz et al., 2018).

Cara yang lain adalah dengan mengklasifikasikannya sebagai daerah sidik jari (6,7-14
μ). Dari kedua klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua semua daerahnya adalah
fundamental, dan ini paling banyak digunakan.

a) Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1 ). Puncak terjadi karena vibrasi ulur dari
atom hidrogen dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih besar sehingga
interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada daerah 3700-3100 cm-1
karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan hidrogen menyebabkan puncak
melebar dan terjadi pergeseran kearah bilangan gelombang yang lebih pendek .
Sedangkan vibrasi C-H alifatik timbul pada 3000-2850 cm-1 . Perubahan struktur
dari ikatan C-H akan menyebabkan puncak bergeser kearah yang maksimum.
Ikatan C=H timbul pada 3300 cm-1 . Hidrogen pada gugus karbonil aldehid
memberikan puncak pada 2745-2710 cm-1 . Puncak vibrasi ulur CH dapat
didefinisikan dengan mengamati atom H oleh deuterium.
b) Pada daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1 ), gugus-gugus yang
mengabsorpsi terbatas, seperti untuk vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi pada daerah
2250-2225 cm-1 (Misal : untuk –C=N pada 2120 cm-1 , -C - =N - pada 2260 cm-
1 ). Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1 untuk pH pada 2240-2350 cm -
1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1 .

5
c) Pada daerah ikatan rangkap dua (1950 – 1550 cm-1 ), vibrasi ulur dari gugus
karbonil dapat dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola, karbonat,
semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1 . Ester, halida-halida asam,
anhidrida-anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725 cm-1 . Konjugasi
menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah sampai 1700 cm-1 . Puncak
yang disebabkan oleh vibrasi ulur dari –C=C- dan C=N terletak pada 1690-1600
cm-1 , berguna untuk identifikasi olefin. Cincin aromatik menunjukkan puncak
dalam daerah 1650-1450 cm-1 , yang dengan derajad substitusi rendah (low degree
of substitution) menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 1500, dan 1450 cm-1 .
d) Daerah sidik jari berada pada 1500-1700 cm-1 , dimana sedikit saja perbedaan
dalam struktur dan susunan molekul, akan menyebabkan distribusi puncak absorpsi
berubah. Dalam daerah ini, untuk memastikan suatu senyawa organik adalah
dengan cara membandingkan dengan perbandingannya. Pita absorpsi disebabkan
karena bermacam-macam interaksi, sehingga tidak mungkin dapat
menginterpretasikan dengan tepat.

E. Analisis Kuantitatif dengan IR


Dalam penentuan analisis kuantitatif dengan IR digunakan hukum Beer. Kita dapat
menghitung absortivitas molar (ε) pada panjang gelombang tertentu, dimana salah satu
komponennya mengabsorpsi dengan kuat sedang komponen lain lemah atau tidak
mengabsorpsi. Absorbansi zat yang tidak diketahui jumlahnya ditentukan pada panjang
gelombang ini secara simultan. Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang
tinggi. Oleh karena itu digunakan metode empiris.

Metode Base line adalah untuk menyeleksi pita absorpsi yang dianalisa tidak jatuh
kembali pada pita komponen yang dianalisis. Jika Po menunjukkan intensitas sinar yang
didapat denagan cara menarik garis lurus tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada pita
absorpsi yang dianalisis. Transmitan P, diukur dari titik absorpsi maksimum. Kurva kalibrasi
didapat dengan cara menyalurkan nilai log (Po/Pt) terhadap konsentrasi.

Karena pita IR yang sempit, menyebabkan deviasi dari hukum Beer (yang dapat
menyebabkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi menjadi tidak linier) kemungkinan
kecil. Analisis kuantitaifnya ditunjukkan pada Gambar 31 dan 32 Spektroskopi infra merah
dapat digunakan untuk menganalisis campuran hidrokarbon aromatik, seperti C8C10
(mengandung xylena dalam bentuk orto, meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana
sebagai pelarut. Kita ambil puncak disekitar panjang gelombang 12-15 μ, kita hitung
absorptivitas molar semua senyawa pada 13,47; 13,01; 12,58; 14,36 μ yang merupakan daerah
puncak dan menulis empat persamaan simultan untuk menghitung konsentrasi masing-masing
senyawa. Kebanyakan penggunaan spektroskopi infra merah dalam analisis kuantitatif adalah
untuk menganalisis kandungan udara, misalnya jika udara mengandung polutan seperti CO,
metil etil keton, methanol, etilen oksida dan uap CHCl3. sampel udara yang mengandung
polutan atmosfer dianalisa dengan alat IR. Polutan lain seperti CS2, HCN, SO2, nitrobenzene,

6
vinil klorida, diboran, kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa secara
kuantitatif dengan spektrofotometer infra merah. Teknik infra merah dalam analisis kuantitatif
mempunyai keterbatasan yang tidak dapat diabaikan. Pertama tidak adanya hubungan antara
hukum Beer dan kompleksitas spektrum sehingga tumpang- tindihnya puncak-puncak. Kedua,
sempitnya puncak, akibat dari sinar hamburan menyebabkan pemakaian lebar slit menjadi
lebih besar. Sel yang sempit juga tidak banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan
praktis (Tiernan et al., 2020).

ANALISIS HALAL

A. Jurnal 1
Penggunaan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Gas
Chromatography Mass Spectroscopy (GCMS) untuk Otentikasi Halal pada Cokelat
Impor dengan Berbagai Varian (Rahayu et al., 2014)

Metode yang digunakan pada analisis dengan FTIR yaitu rangkaian konsentrasi 0-10%
pada lard dan fat dari masing-masing sampel diteteskan pada kristal ATR yang ditempatkan
pada suhu terkontrol (20 °C) sebanyak 1 tetes. Kemudian dipindai 32 kali bilangan gelombang
4000- 650 cm-1 dengan resolusi 4 cm-1 dan dicatat dalam bentuk absorbansi. Spektra FTIR
dianalisis menggunakan kemometrik berupa PLS dan PCA menggunakan software Horizon
MB. sedangkan jika ketika analisisnya dengan GCMS adalah dengan cara natrium metoksida
ditambahkan ke dalam lemak babi, kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu 70⁰C
selama 15 menit dan diaduk setiap 3 menit. boron tri fluorida metanol pada 20% ditambahkan
setelah menjadi dingin. Kemudian dipanaskan dalam penangas air pada suhu 70C selama 15
menit dan diaduk setiap 3 menit. Didinginkan kembali dan n-heptana dan NaCl jenuh,
ditambahkan vortex untuk sementara, selanjutnya akan membentuk dua lapisan, lapisan atas
diambil dan disuntikkan ke dalam sistem GCMS.

Hasil dari metode menggunakan FTIR didapatkan dari gambar dengan konsentrasi 4%.
Pada metode FTIR valid nya hasil yang didapat ditentukan oleh nilai R2 dan RMSEC dimana
berdasarkan hasil perhitungan nilai R2 dan RMSEC yang didapatkan adalah 0,997 dan 1,650.
oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa metode ini valid dan dapat digunakan untuk
menganalisis lemak babi. Analisis hasil dengan GCMS menunjukkan hasil positif karena
keenam sampel tersebut, ada senyawa muncul pada waktu retensi 38,8 menit. Dimana waktu
retensi 38,8 menit merupakan waktu retensi senyawa asam eikosadienoat 11,14, penanda
adanya lemak babi

B. Jurnal 2
Identifikasi Profil Metabolit Di Halal Dan Ayam Pedagang Non Halal Menggunakan
Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (Ftir) Dan Kromatografi Cair Kinerja Ultra
Tinggi- Waktu Penerbangan- Massa Spektrometri (Uhplc-Tof-Ms) (Ali et al., 2020)

7
Di Malaysia daging halal sepenuhnya ditentukan oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia
(JAKIM) berdasarkan metode pembunuhan. Daging halal biasanya dikaitkan dengan kualitas
sebagai daging yang dicari Muslim dari hewan yang dibunuh menggunakan metode Islam.
Untuk memastikan makanan memenuhi aspek Halal dan thoyyiban, prosedur harus dipantau di
sepanjang rantai pasokan mulai dari peternakan hingga garpu. Namun, penelitian tentang
pengaruh metode penyembelihan terhadap profil metabolit ayam masih kurang. Oleh karena
itu, pendekatan metabolomik dengan Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan
Ultra High Performance Liquid Chromatography- Time of Flight- Mass Spectrometry
(UHPLC-TOF-MS) digunakan dalam penelitian ini untuk memahami profil metabolit ayam
ketika mengalami pemotongan yang berbeda. proses. Ayam broiler disembelih dengan metode
penyembelihan halal (tradisi Islam) dan non-halal (neck poking) dimana jaringan otot utama
dada dari daging yang dipotong dipilih untuk analisis FTIR dan UHPLC-TOF-MS. Hasil dari
analisis FTIR menunjukkan ayam halal dan non-halal menunjukkan spektrum yang berbeda
terlepas dari waktu ekstraksi, yaitu 0 dan 24 jam. Spektrum yang diperoleh dari UHPLC-TOF-
MS selanjutnya dianalisis untuk analisis statistik yaitu Principal Component Analysis (PCA)
dan Partial Least-Squares Discriminant Analysis (PLS-DA) menggunakan MetaboAnalyst 4.0.
Model PLS-DA menunjukkan intensitas histidin dan inosin yang lebih tinggi tercatat pada
ayam non-Halal sedangkan ayam halal memiliki konsentrasi hipoksantin yang lebih tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode penyembelihan mempengaruhi profil
metabolit ayam.

C. Jurnal 3
Kuantifikasi Lemak Lemak Dalam Campuran Minyak Zaitun dalam Kosmetik Krim
Berdasarkan Spektra FTIR dan Kemometrik untuk Otentikasi Halal (Rohman et al.,
2014)

Kehadiran lemak babi /lard (LD) dalam produk kosmetik merupakan masalah serius bagi
agama tertentu, seperti Islam. Masyarakat muslim tidak diperbolehkan menggunakan produk
kosmetik yang mengandung turunan babi seperti LD. Oleh karena itu, analisis LD pada
produk kosmetik sangat diperlukan. Penelitian ini menyoroti penggunaan spektroskopi Fourier
transform infrared (FTIR) dalam kombinasi dengan kemometrik kalibrasi multivariat dan
analisis komponen prinsip (PCA) untuk analisis kuantitatif dan klasifikasi LD dalam
campuran biner dengan minyak zaitun extra virgin (EVOO) sebagai basis minyak dalam
formulasi krim untuk otentikasi halal. Komponen lipid dalam krim diekstraksi menggunakan
ekstraksi cair-cair menggunakan heksana sebagai pelarut pengekstraksi, dan lipid yang
diperoleh dilakukan pengukuran spektra FTIR, menggunakan reflektansi total atenuasi
horizontal sebagai teknik pengambilan sampel.

Metode Spektrum FTIR komponen lipid yang diekstraksi dari sampel krim dipindai
menggunakan spektrofotometer FTIR ABB MB3000 (Clairet Scientific, Northampton, UK)
yang dilengkapi dengan detektor DTGS dan beam splitter yang tersusun dari KBr
menggunakan resolusi 115 4 cm-1, jumlah pemindaian 32 penambahan bersama di wilayah

8
frekuensi 400–4.000 cm-1. Spektra diperoleh menggunakan perangkat lunak Horizon MB
FTIR versi 3.0.13.1 (ABB, Kanada). Sampel ditempatkan dalam kontak yang baik dengan
elemen reflektansi total atenuasi horizontal (HATR) (kristal ZnSe) pada suhu sekitar yang
terkontrol (20HaiC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektroskopi FTIR dalam
kombinasi dengan kuadrat terkecil parsial dapat digunakan untuk mengukur kadar LD dalam
campuran dengan EVOO dalam krim kosmetik menggunakan daerah frekuensi gabungan
1785-702 cm-1 dan 3020-2808 cm-1. PCA menggunakan intensitas absorbansi pada 1200 –
1000 cm-1 sebagai variabel telah berhasil digunakan untuk klasifikasi krim dengan dan tanpa
LD dalam formulasi. Metode yang dikembangkan cepat dan tidak melibatkan preparasi sampel
yang berlebihan

D. Jurnal 4
Diskriminasi cepat daging babi dalam sosis ham Cina Halal dan non-Halal oleh
spektroskopi dan kemometrik Fourier transform infrared (FTIR) (Xu et al., 2012)

Kekhawatiran akan keaslian dan pemalsuan makanan telah menghasilkan peningkatan


kesadaran tentang komposisi produk makanan. Identitas bahan dalam campuran olahan atau
komposit tidak selalu terlihat jelas. Oleh karena itu, verifikasi bahwa komponen tersebut asli
dan dari sumber yang dapat diterima oleh konsumen khusus mungkin diperlukan.

Sosis ham menyumbang hampir sepertiga dari total produk daging di Cina dan hasil
tahunan melebihi 10.000.000 ton. Sosis ham Cina adalah campuran kompleks yang terutama
terdiri dari daging dan pati dan dengan konsentrasi rendah air, minyak sayur, garam,
monosodium glutamat dan bahan tambahan makanan lainnya.

Diskriminasi cepat daging babi dalam sosis ham Cina Halal dan non-Halal dikembangkan
oleh spektrometri Fourier transform infrared (FTIR) yang dikombinasikan dengan
kemometrik. Spektrum transmisi mulai dari panjang gelombang 400 hingga 4000 cm-1 dari 73
sosis ham Cina Halal dan 78 non-Halal diukur. Persiapan sampel melibatkan penggilingan
sampel yang halus dan pembentukan cakram KBr (di bawah 10 MPa selama 5 menit).
Pengaruh metode preprocessing data termasuk smoothing, mengambil turunan dan standar
normal variate (SNV) pada analisis diskriminan kuadrat terkecil parsial (PLSDA) dan kuadrat
terkecil mendukung mesin vektor (LS-SVM) diselidiki. Hasil menunjukkan penghapusan latar
belakang spektral dan baseline memainkan peran penting dalam diskriminasi. Untuk model
terbaik, sensitivitas dan spesifisitasnya adalah 0,913 dan 0,929 untuk PLSDA dengan
spektrum SNV, 0,957 dan 0.929

9
KESIMPULAN
Sistem instrumentasi spektroskopi inframerah merupakan suatu cara yang meliputi
teknik transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Bila radiasi infra merah
dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekulmolekulnya dapat menyerap
Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan ultraviolet atau
sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan sel. Sumber radiasi pada
spektrofotometri bias laser. Oleh karena sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah
dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer
lebih tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm) (mengabsorpsi) energi dan
terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited
state).

Dari jurnal-jurnal berikut yang telah kami amati, dapat diketahui bahwa:

- Metode spektroskopi FTIR dan GCMS dapat digunakan sebagai metode yang cepat
dan akurat dalam mendeteksi kandungan lemak babi pada produk cokelat.
- Terdapat model yang dapat diandalkan untuk diskriminasi Halal/non-Halal dengan
kombinasi FTIR dengan kemometrik menyediakan alat yang berguna untuk otentikasi
halal sosis ham di Cina. Disarankan untuk membuat model khusus dengan sampel
yang diinginkan/spesifik, dikarena sampel pelatihan yang sangat beragam akan
memiliki lebih banyak kompleksitas dan kinerja generalisasi yang menurun.
- FTIR dalam kombinasi dengan kemometrik kalibrasi multivariat dan analisis
komponen prinsip (PCA) untuk analisis kuantitatif dan klasifikasi LD dalam campuran
biner dengan minyak zaitun extra virgin (EVOO) sebagai basis minyak dalam
formulasi krim untuk otentikasi halal l telah berhasil digunakan untuk klasifikasi krim
dengan dan tanpa LD dalam formulasi. Metode yang dikembangkan cepat dan tidak
melibatkan preparasi sampel yang berlebihan.
- Efektivitas FTIR dan UHPLC-TOF-MS sebagai pendekatan yang andal dan
komprehensif untuk pengelompokan ayam Halal dan non-Halal. karena penyembelihan
halal menghasilkan pemanfaatan energi yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan
peningkatan asam amino dan pemecahan inosin dan ini memberikan profil metabolit
yang berbeda dari ayam non-Halal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, N. S. M., Zabidi, A. R., Manap, M. N. A., Zahari, S. M. S. N. S., & Yahaya, N. (2020).
Identification of metabolite profile in halal and non-halal broiler chickens using fourier-
transform infrared spectroscopy (Ftir) and ultra high performance liquid chromatography-
time of flight-mass spectrometry (uhplc-tof-ms). Malaysian Applied Biology, 49(3), 87–
93.
Rahayu, W. S., Sundhani, E., & Saputri, S. D. (2014). the Use of Fourier Transform Infrared
Spectroscopy (Ftir) and Gas Chromatography Mass Spectroscopy (Gcms) for Halal
Authentication in Imported Chocolate With Various Variants. Journal of Food and
Pharmaceutical Sciences, 3(1), 6–11. https://doi.org/10.14499/jfps
Riaz, T., Zeeshan, R., Zarif, F., Ilyas, K., Muhammad, N., Safi, S. Z., Rahim, A., Rizvi, S. A.
A., & Rehman, I. U. (2018). FTIR analysis of natural and synthetic collagen. In Applied
Spectroscopy Reviews. https://doi.org/10.1080/05704928.2018.1426595
Rohman, A., Gupitasari, I., Purwanto, Triyana, K., Rosman, A. S., Ahmad, S. A. S., & Yusof,
F. M. (2014). Quantification of lard in the mixture with olive oil in cream cosmetics
based on FTIR spectra and chemometrics for Halal authentication. Jurnal Teknologi
(Sciences and Engineering), 69(1), 113–119. https://doi.org/10.11113/jt.v69.2062
Tiernan, H., Byrne, B., & Kazarian, S. G. (2020). ATR-FTIR spectroscopy and spectroscopic
imaging for the analysis of biopharmaceuticals. In Spectrochimica Acta - Part A:
Molecular and Biomolecular Spectroscopy. https://doi.org/10.1016/j.saa.2020.118636
Ţucureanu, V., Matei, A., & Avram, A. M. (2016). FTIR Spectroscopy for Carbon Family
Study. In Critical Reviews in Analytical Chemistry.
https://doi.org/10.1080/10408347.2016.1157013
Xu, L., Cai, C. B., Cui, H. F., Ye, Z. H., & Yu, X. P. (2012). Rapid discrimination of pork in
Halal and non-Halal Chinese ham sausages by Fourier transform infrared (FTIR)
spectroscopy and chemometrics. Meat Science, 92(4), 506–510.
https://doi.org/10.1016/j.meatsci.2012.05.019

11

Anda mungkin juga menyukai