Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS GUGUS FUNGSI

SENYAWA DENGAN SPEKTROSKOPI FTIR

DOSEN PEMBIMBING :
Intan Apriliani Syaridatul Mu’minah, M.Si
Siti Julia, M.Si.
Itentitas Praktikan :
Christopher Mikhael
20194520004

PROGRAM STUDI FISIKA MEDIS & INSTRUMENTASI


FAKULTAS SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHE
MATICS
MATANA UNIVERSITY 2020/2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..............................................................................................................3

I.1 Teori Dasar............................................................................................................3

I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5

I.3 Tujuan Praktikum..................................................................................................5

BAB II................................................................................................................................6

METODE PRAKTIKUM...................................................................................................6

II.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................6

BAB III..............................................................................................................................9

HASIL DAN ANALISIS DATA.......................................................................................9

BAB V.............................................................................................................................14

KESIMPULAN................................................................................................................14

REFRENSI.......................................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

2
I.1 Teori Dasar

Senyawa kimia sudah banyak digunakan oleh manusia dalam berbagai


macam hal untuk membantu atau mempermudah kehidupan yang dijalani oleh
manusia. Senyawa kimia merupakan zat kimia murni yang dapat dibagi-bagi
menjadi unsur pembangun dari zat kimia tersebut, unsur-unsur tersebut menyatu
melalui reaksi kimia sehingga membentuk suatu senyawa. Ikatan-ikatan unik yang
terbentuk akibat reaksi kimia tersebut merupakan suatu gugusan fungsi suatu
senyawa kimia.
Suatu analisis dapat dilakukan terhadap gugus fungsi tersebut dengan
menggunakan spektroskopi FTIR. Spektroskopi FTIR adalah suatu pengukuran
serapan suatu gelombang infra merah yang dilakukan suatu materi. Spektroskopi
FTIR bekerja dengan menembakan suatu materi/zat/senyawa kimia dengan
gelombang infra merah dengan rentang frekuensi atau panjang gelombang
tertentu, lalu materi yang menerima gelombang tersebut akan tereksitasi akibat
energi dari gelomang infra merah. Materi yang tereksitasi akan bergetar dengan
gerakan dengan gerakan stretching atau bending. Stretching merupakan gerakan
yang merubah panjang dari ikatan kimia materi, dan bending merupakan gerakan
yang merubah sudut suatu ikatan kimia materi. Terdapat 2 macam stretching dan 4
macam bending sesuai dengan gerakannya, stretching dibagi menjadi simetrik dan
asimetrik, bending dibagi menjadi rocking,scissoring, wagging,dan twisting

3
Gelombang infra merah memiliki spektrum dari 0,8 sampai 1000 μm
dengan bilangan gelombang atau frekuensi 12800-10 cm-1. dari spektrum infra
merah tersebut, gelombang infra merah dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan dari
pengaplikasi nya dalam spektroskopi yaitu.
no Daerah infra Panjang Bilangan
merah gelombang (μm ) gelombang (cm-1)
1 Near infra red 0,8 – 2,5 13000 – 4000
2 Medium infra red 2,5 – 50 4000 – 200
3 Far infra red 50 – 1000 200 - 10

Dari spektrum infra merah yang ada, yang paling sering digunakan untuk
menganalisis secara kuantitatif dan juga kualitatif adalah dengan rentang bilangan
gelombang dari 4000 sampai 600 cm-1.
Hasil dari spektrum infra merah suatu senyawa kimia akan menunjukan
pola yang unik dan hanya didapat oleh senyawa itu saja, dari rentang bilangan
gelombang 4000-600 cm-1 sebagian besar terjadinya ikatan yang bergetar secara
stretching adalah pada bilangan gelombang 4000-2000 cm-1, karena getaran yang

4
terjadi hanya stretching maka pada bilangan gelombang tersebut hasil spektrum
infra merah dapat mudah untuk dibaca dan mengindentifikasikan gugus fungsi
yang ada, sedangkan pada rentang 2000-600 cm-1 terutama pada nomor bilangan
dibawah dari 1400 cm-1 getaran yang dilakukan molekul sudah sangat rumit dan
kacau sehingga sulit untuk digunakan dalam pengolahan data spektrum infra
merah, namun kerumitan yang dihasilkan tersebut membuat daerah pada bilangan
gelombang 600-1400 cm-1 ini menjadi fingerprint region karena hasil dari
spektrum infra merah ini hanya dapat dihasilkan oleh senyawa yang sama atau
identik, suatu senyawa X akan memberikan hasil yang berbeda pada rentang
1400-600 cm-1 walaupun hasil dari spektrum nya pada rentang bilangan
gelombang yang lain sama dengan senyawa Y.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah yang akan penulis
kembangkan dalam penyusunan laporan praktikum ini antara lain:
1. Apa kegunaan dari Spektroskopi FTIR?

I.3 Tujuan Praktikum

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan praktikum ini antara lain:


1. Mengetahui dan memahami kegunaan spektroskopi FTIR dalam
mengidentifikasi gugus fungsi senyawa.

5
BAB II

METODE PRAKTIKUM

II.1 Waktu Pelaksanaan

Hari, tanggal : Senin, 25 Oktober 2021.


Waktu : 12.30 – 14.30.
Tempat : Daring (online).

II.2 Alat dan Bahan

1. Sampel organik/anorganik.
2. KBr.
3. Spektrofotometer FTIR.
4. Seperangkat alat pembuat pellet KBr.
5. Mortar.
6. Spatula dan pinset.

III.3.1 Menghidupkan instrument


 Menghidupkan instrument dan menunggu 15 menit stabil
 III.3.2 Mengoperasikan instrument
 Membuka aplikasi software [contoh software Varian resolution]. Melakukan
double klik icon Varian Resolution 4.0.5 sehingga tampil window software.
 Memilih Scan pada menu Scan sehingga tampil dialog Box Scan.
 Melakukan pengaturan sebagai berikut
 Sample:
 Co Adding : minumum 16 (deafult=4)

6
 Resolution : 4 cm – 1 (default)
 Type : memilih type spectrum

 Background:
 Scan to Co Add : minumum 16 (deafult=4)
 Memilih button Setup untuk memulai setup system dan memilih interferogra
m untuk menampilkan, dan memilih button Align untuk melakukan Alignmen
t.
 note: Align dilakukan apabila instrument baru dihidupkan dan setelah terjadi
pergantian source, beamsplitter, atau detector.
 Setelah selesai melakukan Setup dan/atau Align dilanjutkan melakukan kalibr
asi dengan memilih Calibrate.
 note: Calibrate dilakukan sehari sekali, setiap masuk aplikasi Scan, dan adan
ya pergantiam Accesscories.
 Setelah selesai Setup, klik button Ok untuk kembali ke box scan.
 Memilih tombol Background untuk melakukan pembacaan background.
 Setelah selesai pembacaan background, dilakukan penyimpanan dengan mem
ilih Save As.
 Memilih Scan pada menu Scan untuk diaolog box scan.
 Menempatkan sampel dan memilih menu Scan untuk scan sampel.
 Jika diperlukan perubahan dari absorbance ke %Transmitance atau sebalikny
a, pilih menu Transformans kemudian memilih Absorbance atau %Transmita
nce.
 Mengulangi langkah Scan sampel untuk sampel berikutnya.
 III.3.3 Mematikan instrument
 Mematikan aplikasi software.
 Mematikan instrument dan shut down computer bila diperlukan.
 III.3.4 Memersiapkan sampel
 Mengambil 1 – 2 mg sampel dan mencampurkan hingga merata dengan 200
mg serbuk KBr dalam mortar.
 Membuat pellet dengan cara seperti gambar dibawah ini;

7

 [ Gambar seperangkat alat pembuat pellet KBr ]
 Memasang bagian A dan B. Kemudian memasukkan salah satu pellet C ke dal
am lubang dari B dengan posisi mengkilat dibagian atas. Membersihkan perm
ukaan C dengan larutan CaCl4.
 Memasukkan sejumlah sampel dan KBr ke dalam lubang B secara merata.
 Memasukkan silinder D perlahan-lahan ke lubang B dan memutar D sambal
menekannya secara perlahan untuk meratakan serbuk campuran.
 Menarik D secara perlahan (bila terlalu cepat, serbuk akan terbawa). Serbuk h
arus merata dan tidak retak.
 Memasukkan pellet C ke dalam lubang dengan posisi mengkilat dibagian baw
ah dilanjutkan memasang cincin penahan pada bagian D.
 Menghubungkan pipa vakum ke suatu pompa vakum dan memompa hingga t
ekanan 28 ton dan membiarkan tekanan tersebut selama 10-15 menit.
 Melepaskan tekanan, namun vaum dibiarkan selama kurang lebih 2 menit.
 Setelah vakum dihentikan, melepaskan A dan membalikkan alat.
 Meletakkan wadah pada kedudukan A dan menekan D perlahan dengan alat h
ingga pellet C keluar dari lubang B.
 Mengambil pellet KBr dengan pinset dan meletakkan pada kerangka yang ters
edia.
 Meletakkan kerangka pada spektrofotometer dilanjutkan analisis dan mengam
bil spektrumnya.
 Mengidentifikasi gugus-gugus fungsi molekul dari spektrum infra merah yan
g diperoleh..

8
9
BAB III

HASIL DAN ANALISIS DATA

Untuk Senyawa pertama, yang digunakan adalah Propanone. Propanone


atau dimetil-keton merupakan senyawa kimia yang masuk ke dalam grup Alkana
atau lebih spesifik yaitu alkanon atau keton.
Pada hasil spektrum infra merah yang didapat, dapat dilihat bahwa
 Pertama, tidak ada gugus fungsi yang ditemukan pada bilangan gelombang
dari 4000-3200 cm-1 menunjukan bahwa tidak ada ikatan hidrogen pada
senyawa maka senyawa bukan suatu senyawa alkohol atau hidroksil.
 Tidak ada respon pada bilangan gelombang 3400-3300 cm-1 menunjukan
senyawa tidak memiliki ikatan amino.
 Pada 3200-3000 cm-1 tidak ada ikatan menunjukan bahwa senyawa bukan dari
kelompok senyawa aromatik.
 Tidak ada respon kuat pada bilangan gelombang 3300 cm-1 menunjukan
senyawa bukan bagian dari grup alkuna.
 Suatu ikatan terdeteksi pada bilangan gelombang 3000-2800 cm-1
menunjukan bahwa adanya ikatan single dari C-H yang dapat berupa
stretching dari gugus fungsi metil, metina, atau metilena
 Tidak ada Respon kuat yang spesifik pada bilangan gelombang 2800 cm-1
menunjukan senyawa bukan dari grup senyawa ether.
 Tidak ada respon pada bilangan gelombang 2600-2500 cm-1 menunjukan
senyawa tidak memiliki ikatan tiol.
 Tidak ada respon ikatan pada daerah bilangan 1700-1600 cm-1 menunjukan
tidak ada nya ikatan C=C, maka senyawa bukan dari grup alkena.
 Terdapat Respon kuat pada daerah ikatan ganda yang memiliki bilangan
gelombang 1800-1600 cm-1 yang menunjukan bahwa senyawa dapat berupa
keton atau aldehid.

10
 Tidak ada respon ikatan spesifik untuk aldehid pada bilangan gelombang
2800-2700 cm-1 menunjukan bahwa senyawa merupakan senyawa keton.
Selanjutnya hasil dari analisis grafik spektrum infra merah pada daerah
Fingerprint yaitu dari 1500-600 cm-1
 Pada panjang gelombang 1500-1400 cm-1 terdapat respon yang membuktikan
lebih lanjut ada suatu ikatan CH yang dapat berupa metil atau metilena
 Pada panjang gelombang 1400-1300 cm-1 terdapat respon kuat dan tajam yang
membuktikan bahwa ikatan CH berupa dimetil.
Sesuai dengan data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa spektrum infra merah
tersebut merupakan spektrum infra merah oleh senyawa propanone.

Grafik spektrum diatas diambil dari data yang didapat NIST yang dimiliki
oleh senyawa propanone, grafik tersebut digunakan untuk membandingkan dan
juga membuktikan bahwa daerah fingerprint hasil dari spektrum infra merah yang
di dapat dari praktikum identik dengan spektrum diatas.
Dikarenakan spektrum infra merah diatas dengan spektrum infra merah
hasil praktikum memiliki daerah fingerprint yang identik, maka dapat dikatakan
bahwa senyawa yang di analisis berupa senyawa propanone.

11
Senyawa kedua yang digunakan adalah senyawa toluene. Toluene
merupakan senyawa dari grup benzena dengan nama lain toluol atau metilbenzena
karena gugus metil yang berikatan dengan cincin carbon/ fenil.
Pada hasil dari spektrum infra merah dari tolene, data yang dapat diambil adalah:
 Tidak ada gugus fungsi yang ditemukan pada bilangan gelombang dari 4000-
3200 cm-1 menunjukan bahwa tidak ada ikatan hidrogen pada senyawa maka
senyawa bukan suatu senyawa alkohol atau hidroksil
 Tidak ada respon pada bilangan gelombang 3400-3300 cm-1 menunjukan
senyawa tidak memiliki ikatan amino.
 Terdapat respon kuat dan dua respon menengah pada bilangan gelombang
3100-2800 cm-1 menunjukan ada ikatan C-H yang dapat berupa metil, metilen,
metin, atau grup cincin aromatik (aril).
 Tidak ada respon kuat pada bilangan gelombang 3300 cm-1 menunjukan
senyawa bukan bagian dari grup alkuna.
 Tidak ada Respon kuat yang spesifik pada bilangan gelombang 2800 cm-1
menunjukan senyawa bukan dari grup senyawa ether.
 Tidak ada respon pada bilangan gelombang 2600-2500 cm-1 menunjukan
senyawa tidak memiliki ikatan tiol.
 Tidak ada respon pada bilangan gelombang 2500-2000 cm-1 mengindikasi
tidak ada ikatan rangkap tiga.
 Terdapat beberapa respon lemah pada bilangan gelombang 2000-1600 cm-1
mengindikasikan ada nya ikatan ganda, dalam hal ini menunjukan ikatan
ganda pada cincin aromatik karena respon berupa beberapa respon sekaligus.
 Pada bilangan gelombang sekitar 1600 cm-1 terdapat respon yang kuat
menunjukan ada gugus aril (cincin aromatik) pada senyawa.
Selanjutnya adalah Data gugus fungsi yang dapat diambil dari daerah fingerprint
(1500-600cm-1) dari spektrum infra merah.
 Respon kuat pada bilangan gelombang 1500 cm-1 meunjukan ada cincin
aromatik pada senyawa.

12
 Terdapat respon kuat pada bilangan gelombang 1500-1400 cm-1 menunjukan
senyawa memiliki ikatan C-H yang dapat berupa metil, metilena, atau metin.
 Respon menengah pada bilangan gelombang 1350 cm-1 menunjukan ikatan C-
H pada cincin aromatik.
Sesuai dengan informasi data diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa diatas
merupakan senyawa aromatik (benzena) yang memilliki 1 ikatan CH yang dapat
berupa metil atau metilena yang berikatan dengan gugus aril..

13
Jika kita membandingkan hasil data diatas dengan hasil spektrum infra merah
yang telah ada, dapat dilihat bahwa hasil spektrum yang didapat memiliki hasil
yang sama dengan spektrum toluene yang diambil dari NIST pada bagian
fingerprint. karena daerah fingerprint spektrum infra merah yang didapat dari
praktikum memiliki hasil yang sama dengan grafik diatas, dapat disimpulkan
bahwa senyawa diatas merupakan senyawa Toluene.

Dari hasil analisis data kedua senyawa yang digunakan dapat disimpulkan
bahwa dalam membaca spektrum infra merah kita dapat membagi spektrum
menjadi beberapa bagian yaitu
1. Bagian ikatan satu dengan bilangan gelombang (4000-2500 cm-1) .
2. Bagian ikatan rangkap tiga dengan bilangan gelombang (2500-2000 cm-
1
).
3. Bagian ikatan rangkap dua dengan bilangan gelombang (2000-1500 cm-
1
).
4. Bagian Finggerprint dengan bilangan gelombang (1500-600 cm-1).
Sebagian besar gugus fungsi yang dapat ditemukan dan dibaca dengan mudah
adalah pada bilangan gelombang 4000-1500 cm-1. Ketika kita ingin menentukan
atau membaca hasil yang di dapat pada daerah fingerprint sebaiknya dilakukan
dengan hati-hati karena daerah fingerprint merupakan daerah yang rumit
dikarenakan bisa didapat respon yang menunjukan gugus fungsi yang seharusnya
tidak ada pada senyawa yang di analisis, seperti pada bilangan gelombang 1200-
1000 cm-1 yang dimiliki oleh propanol tidak menunjukan gugus fungsi C-O
walaupun pada bilangan gelombang tersebut gugus fungsi C-O lah yang pada
normal nya bergetar.

14
BAB V

KESIMPULAN

Spektrofometri FTIR merupakan suatu pengukuran yang dilakukan untuk


melakukan analisis secara kuantitatif dan juga kualitatif pada suatu gugus fungsi
yang dimiliki oleh suatu senyawa.

Spektrofotometri memanfaatkan energ yang dimiliki oleh sinar infra


merah, karena jika sinar infra merah ditembakan ke suatu materi, molekul pada
materi tersebut akan bergetar dalam keadaan eksitasi. Energi yang dilepaskan
pada keadaan eksitasi yang ditangkap oleh spektrofometri FTIR akan digunakan
untuk menghasilkan spektrum infra merah yang akan digunakan lebih lanjut untuk
menentukan suatu gugus fungsi senyawa yang bergetar pada bilangan gelombang
tertentu.

Grafik dari spektrum infra merah merupakan grafik dari hasil plot
transmitansi atau absorbansi pada sumbu Y dengan bilangan gelombang infra
merah pada sumbu X. Dalam membaca grafik spektrum infra merah sebaiknya
berhati-hati dalam menganalisis gugus fungsi di daerah fingerprint, lalu
menggunakan daerah fingerprint dengan mencocokan hasil grafik di daerah
fingerprint dengan bank data yang sudah ada untuk menentukan suatu senyawa.

15
REFRENSI

https://en.wikipedia.org/wiki/Toluene

https://en.wikipedia.org/wiki/Acetone

https://docbrown.info/page06/spectra/propanone-ir.htm

https://ejournal.upi.edu/index.php/ijost/article/download/15806/pdf

https://www.sas.upenn.edu/~carrolld/SpecProjectPages/FTIR.html

16

Anda mungkin juga menyukai