“ INSTRUMEN FTIR”
OLEH :
NAMA : SAMSINAR
NIM : O1A116090
KELAS :A
FAKULTAS FARMASI
JURUSAN FARMASI
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“INSTRUMENT FTIR” Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
Makalah ini membahas tentang " INSTRUMEN FTIR", yang penulis sajikan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
warahmattullahi wabarakatuh.
Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi (bergetar).
Ikatan kimia yang menghubungkan dua atom dapat memisalkan dua bola suatu pegas.
Bila radiasi implamerah di lewatkan melalui suatu cuplikan maka molekul-
molekulnya dapat menyerap (mengapsorbsi). Energy dan terjadilah transisi di antara
tingkat pibrasi dan tingkat tereksitasi. Pengapsorbsian pada frekuensi dapat di deteksi
oleh spektrofotometer implamerah yang memplot jumlah radiasi implamerah yang
akan memberikan informasi gugus fungsional suatu molekul.
Fourier tansform infrared spectroscopy (FTIR) adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk mendapatkan spektrum implamerah dari absorbansi, emisi,
fotokonduktivitas atau ramanscattering dari sampul padat, cai dan gas. FTIR
digunakan mengamati interaksi molekul dengan menggunakan radiasi
elektromaknetik yang berada pada panjang gelombang 0,75 – 1000 mikrometet atau
pada bilangan gelombang 13.000 – 10 cm – 1. FTIR dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa organic dan anaorganik. FTIR juga dapat digunakan untuk
analisis kualitatif seperti analisis gugus fungsi dan analisa kuantitatif dengan melihat
kekuatan sbsirpsi senyawa pada panjang gelombang tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
Skema alat spektroskopi inframerah menurut Anam dkk (2007) yaitu sebagai berikut:
Sumber sinar, terbuat dari filament nernst atau globar yang dipanaskan
menggunakan listrik hingga temperatur 1000-1800°C. Pemijar globar merupakan
batangan silikon karbida yang dipanasi hingga 1200oC dan merupakan sumber
radiasi yang sangat stabil . Pijar Nernst merupakan bidang cekung dari sirkonium
dan yutrium oksida yang dipanasi hingga sekitar 1500oC dengan arus listrik serta
kurang stabil dibandingkan dengan pemijar globar dan memerlukan pendingin
air. Pencerminan, sistem utama FTIR adalah interferometer yang berfungsi sebagai
kombinasi peralatan atau pengatur seluruh frekuensi inframerah yang dihasilkan
oleh sumber cahaya. Interferometer terdiri dari 3 komponen yaitu lensa statik,
lensa dinamis, dan beamsplitter. Daerah cuplikan, dimana berkas acuan dan
cuplikan masuk ke dalam daerah cuplikan dan masing-masing menembus sel
acuan dan cuplikan secara bersesuaian.Detektor, berfungsi untuk mendeteksi sinar
infra merah atau energi pancaran yang lewat akibat panas yang
dihasilkan.Detektor yang sering digunakan adalah termokopel, sel golay dan
balometer. Ketiga detektor bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkan
oleh sinar IR (Sudjadi, 1985). Elektronik, detektor inframerah menghasilkan
tegangan yang merespon interferogram yang masuk melalui sampel, tegangan ini
akan membentuk analog sebelum spektrofotometer dapat mengirim interferogram
ke sistem data, maka sinyal harus dikonversikan dari bentuk analog ke bentuk
digital.
Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan materi.
Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa kompleks yang ditembak
dengan energi dari sumber sinar yang akan menyebabkan molekul tersebut
mengalami vibrasi. Sumber sinar yang digunakan adalah keramik, yang apabila dialiri
arus listrik maka keramik ini dapat memancarkan infrared. Vibrasi dapat terjadi
karena energi yang berasal dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk menyebabkan
terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa yang ditembak
dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul berbeda tergantung pada
atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga dihasilkan
frekuaensi yang berbeda pula. FTIR interferogramnya menggunakan mecrosem dan
letak cerminnya (fixed mirror dan moving mirror) paralel. Spektroskopi inframerah
berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 – 4000 cm-1 di
mana cm-1 disebut sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni suatu ukuran unit
untuk frekuensi. Daerah panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini
adalah daerah inframerah pertengahan (4.000 – 200 cm-1 ).
Interaksi antara materi berupa molekul senyawa kompleks dengan energi berupa
sinar infrared mengakibatkan molekul-molekul bervibrasi dimana besarnya energi
vibrasi tiap komponen molekul berbeda-beda tergantung pada atom-atom dan
kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga akan dihasilkan frekuensi yang
berbeda.
Industri farmasi dan pengobatan merupakan salah satu indutsri penting yang
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Industri ini bekerja untuk
menemukan, mengembangkan dan membuat obat-obatan, baik yang sudah ada
maupun yang baru ditemukan. Dalam prosesnya, pengembangan, pengujian dan
pengecekan kualitas harus dilakukan untuk menjamin keamanan obat-obatan yang
digunakan masyarakat. Proses tersebut menggunakan FT-IR, apa itu? Simak paragraf
di bawah ini untuk mempelajari peran FT-IR dalam industri farmasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengenalan alat FTIR 8400 spektroskopis inframerah ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui, karena
spectrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak
digunakan karena :
1. Cepat dan relative murah
2. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugu fungsional dalam molekul
3. Spectrum inflamerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan
oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk
senyawa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C; Sirojudin, Firdausi, K. S. (2007). Analisis Gugus Fungsi pada Sampel
Uji, Bensin dan Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi FTIR. Berkala
Fisika. Vol 10, No 1, April 2007. Hal 79-85. ISSN: 1410- 9662. MIPA
UNDIP.
Irwandi J., Saeed M.E., Torla, H., and Zaki, M. N. (2003). Determination of Lard
in Mixture of Body Fats of Mutton and Cow by Fourier Transform Infrared
Spectroscopy. J. Oleo Sci. Vol 52 No 12. Hal 633-638.