Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACTS OF SPONGE Ianthella basta


FROM TUMBAK VILLAGE WATERS PUSOMAEN DISTRICT SOUTHEAST REGENCY

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL SPONS Ianthella basta DARI
DESA TUMBAK KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Nurhati Anton1), Adithya Yudistira1), Jainer Pasca Siampa1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT MANADO, 95115
*nurhatianton@gmail.com

ABSTRACT

Sponges are a component of coral reef biota that has bioactive compounds with a greater percentage of
activity compared to compounds produced by terrestrial plants. This study aims to determine the presence of
antioxidant activity in the ethanol extracts of sponge Ianthella basta from the waters of Tumbak Village.
Ianthella basta sponge was extracted using maceration method with 96% ethanol solvent. Antioxidant
activity testing was carried out using the DPPH method with a concentration of 100 µg / mL, 75 μg / mL, 50
μg / mL, and 25 μg / mL and Vitamin C p.a as positive control. Each sample was made three repetitions of
the test. Testing using a UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the ethanol extract of the
Ianthella basta sponge had antioxidant activity with a percentage of 48.73% at a concentration of 100 µg /
mL.

Keywords: Ianthella basta sponge, Antioxidants, Extraction, DPPH

ABSTRAK

Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai senyawa bioaktif
dengan persentase keaktifan lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh
tumbuhan darat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak
etanol Spons Ianthella basta dari perairan Desa Tumbak. Spons Ianthella basta diekstraksi menggunakan
metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan
menggunakan metode DPPH dengan konsentrasi 100 µg/mL, 75 µg/mL, 50 µg/mL, dan 25 µg/mL dan
Vitamin C p.a sebagai kontrol positif. Masing-masing sampel dibuat tiga kali pengulangan uji. Pengujian
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak etanol Spons
Ianthella basta memiliki aktivitas antioksidan dengan persentase sebesar 48,73% pada konsentrasi 100
µg/mL.

Kata Kunci: Spons Ianthella basta, Antioksidan, Ekstraksi, DPPH

713
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

PENDAHULUAN samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel


Indonesia merupakan negara kepulauan yang berlangsung pada waktu bernafas,
yang besar di dunia dengan wilayah laut sangat luas metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan
yang memiliki sumber daya alam hayati laut yang atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti
besar. Seperti halnya daratan, lautan dihuni juga asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan
oleh biota, seperti tumbuhan, hewan, dan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis
mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir (Fessenden dan Fessenden 1986).
semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan Antioksidan atau senyawa penangkal radikal
laut, sampai dasar laut terjauh (Romimohtarto dan bebas merupakan zat yang dapat menetralkan
Juwana 2009). Indonesia telah dikenal sebagai pusat radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi
keberagaman hayati (Center of Biodiversity) karena mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang
memiliki perairan yang sangat kaya akan merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi
keanekaragaman biota laut diantaranya adalah spons yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan.
(Wallace et al., 2000). Menurut Collin dan Arneson Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa
(1995) jumlah dan penyebaran spons pun sangat antioksidan mengurangi resiko terhadap penyakit
beragam, terdapat lebih dari 1000 spesies spons kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner
hidup tersebar di wilayah perairan Indonesia. (Prakash et al., 2001). Sebagai salah satu upaya
Spons merupakan salah satu komponen untuk mengoptimalkan pemanfaatan biota laut
biota penyusun terumbu karang yang mempunyai Indonesia untuk pencarian senyawa bioaktif baru,
senyawa bioaktif dengan presentase keaktifan lebih salah satunya adalah spons. Sehingga mendorong
besar dibandingkan dengan senyawa – senyawa peneliti untuk melakukan penelitian untuk
yang dihasilkan oleh tumbuhan darat, akan tetapi membuktikan bahwa spons Ianthella basta memiliki
belum banyak dimanfaatkan (Muniarsih dan kandungan senyawa bioaktif yang bermanfaat
Rachmaniar 1999). Untuk menjaga kelangsungan sebagai antioksidan.
hidup dan pertahanan dirinya, spons menghasilkan
metabolit primer dan metabolit sekunder. Berbagai METODOLOGI PENELITIAN
penelitian yang telah dilakukan terhadap spons Waktu dan Tempat Penelitian
menghasilkan senyawa – senyawa baru dengan Pengambilan dan preparasi sampel
struktur yang unik dan memiliki aktivitas dilakukan di Perairan Desa Tumbak, Kecamatan
farmakologis. Senyawa bioaktif yang dihasilkan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara.
dari ekstrak spons bermanfaat sebagai antibakteri, Sedangkan untuk pengamatan dan analisis data
antitumor, antivirus, antifouling, antioksidan, dan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi
menghambat aktivitas enzim (Soediro, 1999). Lanjut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Pergeseran pola hidup masyarakat dari pola Alam, Universitas Sam Ratulangi pada bulan
hidup tradisional menjadi pola hidup yang praktis Oktober – Desember 2019.
dan instan, khususnya pada pemilihan makanan
memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Makanan Bentuk Penelitian
cepat saji dengan pemanasan tinggi dan pembakaran Bentuk penelitian ini yaitu eksperimen
merupakan pilihan dominan yang dapat memicu laboratorium dengan rancangan penelitian
terbentuknya senyawa radikal bebas (Poumorad et dilakukan melalui tahap persiapan sampel Spons
al., 2006). Radikal bebas yang berlebih dapat Ianthella basta dan diekstraksi dengan metode
menyerang senyawa – senyawa terutama yang maserasi menggunakan pelarut etanol kemudian
rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi dilakukan uji aktivitas antioksidan terhadap DPPH
pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
(Amic et al., 2003).
Radikal bebas merupakan atom atau Alat dan Bahan
molekul yang mengandung satu atau lebih elektron Alat
yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
Senyawa radikal bebas timbul akibat berbagai yaitu scuba diving, kamera, gunting, pisau, wadah
proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil botol air kemasan 600 mL, cawan porselin, ziplock,

714
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

sarung tangan, gelas ukur, erlenmeyer, beaker glass,


vortex (Benchmark), corong kaca, mikro pipet, M1•V1 = M2•V2
timbangan digital (AE ADAM), spatula, oven,
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1800). Dari masing-masing hasil yang didapatkan
dari hasil V1 dipipet dan ditambahkan etanol 96%
Bahan hingga mencapai tanda batas (10 mL), kemudian
Bahan-bahan yang digunakan pada dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup
penelitian ini yaitu Spons Ianthella basta, etanol dengan menggunakan aluminium foil untuk
96%, kertas saring, tissue, aluminium foil, kertas digunakan pada perlakuan selanjutnya.
label, Vitamin C p.a dan DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl). Penentuan Panjang Gelombang (λ) Maksimum
Larutan DPPH sebanyak 1mL dipipet
Prosedur Penelitian kemudian dicukupkan volumenya sampai 5 mL
Pengambilan Sampel dan Preparasi Sampel dengan etanol 96%, dihomogenkan kemudian
Sampel Spons Ianthella basta diperoleh dibiarkan selama 30 menit. Selanjutnya, diukur
dari perairan Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm
Kabupaten Minahasa Tenggara. Sampel diambil menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan
dengan menggunakan alat bantu (scuba diving, diperoleh panjang gelombang maksimum yaitu 517
ziplock dan pisau), kemudian dimasukkan dalam nm.
ziplock dan diberikan label. Sampel yang telah
didapat langsung dibersihkan dari pengotor dengan Pembuatan Larutan DPPH
menggunakan air laut, lalu dipotong kecil-kecil dan Penentuan aktivitas penangkal radikal bebas
langsung dimasukkan ke dalam wadah sampel yang DPPH (Burda dan Olezek 2001). Sebanyak 4 mg
berisi pelarut etanol 96%. Wadah sampel DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam etanol 96%
dimasukkan ke dalam kotak dingin (cool box) yang sebanyak 100 mL, dan buat larutan stok DPPH.
berisi es batu dan tidak terkena matahari secara Selanjutnya larutan stok DPPH dilakukan pengujian
langsung. Di Laboratorium Farmasi Lanjut sampel kontrol, diuji pada spektrofotometer UV-Vis dengan
tersebut diekstraksi menggunakan metode maserasi. panjang gelombang 517 nm.

Ekstraksi dengan Metode Maserasi Pembuatan Larutan Vitamin C p.a


Sampel direndam dengan menggunakan pelarut Vitamin C p.a ditimbang sebanyak 10 mg.
etanol 96%. Metode ekstraksi dilakukan dengan Kemudian, vitamin C p.a dilarutkan ke dalam etanol
cara merendam sampel dengan larutan penyari 96% sebanyak 10 mL, buat larutan stok dengan
selama 3 kali 24 jam pada temperatur kamar yang masing-masing konsentrasi, yaitu konsentrasi 100
dilindungi dari cahaya dan sesekali dikocok. µg/mL, 75 µg/mL, 50 µg/mL, dan 25 µg/mL
Kemudian hasil ekstraksi disaring dan diambil dengan ditambahkan masing-masing larutan dengan
filtratnya dan residu diremaserasi sebanyak 2 kali. etanol 96% mencapai tanda batas (10 mL), dengan
Setelah proses ekstraksi menghasilkan 3 filtrat yang pengulangan sebanyak 3 kali pada masing-masing
kemudian dicampur menjadi satu dan residu konsentrasi. Sampel vitamin C p.a diuji pada
dibuang. Filtrat kemudian dipekatkan dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
menggunakan oven pada suhu 40oC sampai etanol gelombang 517 nm.
menguap.
Pengujian Larutan Kontrol DPPH dan Aktivitas
Pembuatan Larutan Stok Antioksidan dengan DPPH
Sebanyak 100 mg ekstrak etanol Spons Larutan kontrol DPPH diuji pada
Ianthella basta dilarutkan di dalam etanol 96% ad. spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
100 mL (konsentrasi 1000 ppm). Dengan masing- gelombang 517 nm sebagai absorbansi kontrol
masing konsentrasi 100 µg/mL, 75 µg/mL, 50 dalam pengujian ini. Setelah pengujian kontrol
µg/mL, dan 25 µg/mL dihitung dengan DPPH, dilanjutkan pada pengujian aktivitas
menggunakan rumus pengenceran, yaitu : antioksidan. Pada pengujian ini, digunakan larutan

715
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

stok yang telah dibuat pada perlakuan sebelumnya, 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


% inhibisi = 1-𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 x 100%
yaitu larutan ekstrak etanol Spons Ianthella basta.
Diambil sebanyak 2mL larutan sampel dari setiap
Analisis Data
konsentrasi 100 µg/mL, 75 µg/L, 50 µg/mL, dan 25
Aktivitas antioksidan diukur dengan
µg/mL ditambahkan masing-masing 2 mL larutan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis
DPPH untuk setiap konsentrasinya dan divortex
kemudian data yang diperoleh dihitung nilai
selama 2 menit. Sampel dibuat sebanyak 3 kali
persen inhibisi dan disajikan dalam bentuk tabel.
pengulangan untuk setiap konsentrasinya.
Berubahnya warna ungu menjadi warna kuning
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan efisiensi penangkal radikal bebas.
Hasil Penelitian
Diukur absorbansi pada spektrofotometer UV-Vis
Dari hasil pengukuran dengan
dengan panjang gelombang 517 nm setelah
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
diinkubasi selama 30 menit. Kemudian diamati
penelitian ini diperoleh absorbansi yang kemudian
perbandingannya dengan vitamin C p.a sebagai
digunakan untuk perhitungan nilai persen inhibisi
standar. Setelah absorbansi didapat, aktivitas
atau persen peredaman senyawa antioksidan
penangkapan radikal bebas (persen inhibisi)
terhadap DPPH. Data persen inhibisi ekstrak etanol
dihitung sebagai persentase berkurangnya warna
Spons Ianthella basta dan Vitamin C p.a sebagai
DPPH dengan menggunakan rumus :
pembanding disajikan pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Hasil Pengujian Perbandingan antara Ekstrak Etanol Spons Ianthella basta dan Vitamin C p.a
Konsentrasi
Pengulangan
25 µg/mL 50 µg/mL 75 µg/mL 100 µg/mL
Ekstrak 47,60% 47,60% 49,90% 50,20%
I
Vit C 91,50% 91,70% 92,80% 92,50%
Ekstrak 40,70% 41,30% 44,30% 50,50%
II
Vit C 87,30% 91,00% 91,50% 92,50%
Ekstrak 40,30% 42,50% 42,50% 45,50%
III
Vit C 86,20% 88,20% 88,50% 91,60%
Ekstrak 42,87% 43,80% 45,57% 48,73%
Rata-rata
Vit C 89,90% 90,30% 90,93% 92,20%
kemudian diekstraksi dengan menggunakan metode
Pembahasan maserari. Metode maserasi dipilih karena cara
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Spons Ianthella basta yang diperoleh dari pengerjaan dan peralatannya yang sederhana, tidak
perairan Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, dilakukan pemanasan sehingga dapat mencegah
Kabupaten Minahasa Tenggara. Sampel Spons penguraian zat aktif yang terkandung dalam sampel
Ianthella basta dipotong kecil-kecil dengan tujuan (Harbone, 1996).
untuk memperluas ukuran permukaan sampel Pada penelitian ini, maserasi dilakukan
karena semakin luas permukaan sampel maka dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Pelarut
interaksi antara sampel dan pelarut semakin besar ini dipilih karena selektif, tidak toksik, ekonomis
sehingga proses ekstraksi berjalan optimal dan lebih dan kemampuan penyariannya yang tinggi sehingga
banyak senyawa aktif yang tertarik dari sampel ke dapat menyari senyawa baik yang bersifat non-
dalam pelarut (Ncube, et al., 2008). Sampel polar, semi polar maupun bersifat polar. Hasil
716
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

ekstrak Spons Ianthella basta selanjutnya diuapkan basta atau vitamin C p.a) pada tiap konsentrasi
menggunakan oven dengan suhu 40°C, penguapan berbeda-beda. Konsentrasi ekstrak etanol Spons
ekstrak ini dimaksudkan agar air dan pelarut yang Ianthella basta yang digunakan yaitu 100 µg/mL,
tersisa dalam ekstrak akan menguap. 75 µg/mL, 50 µg/mL, dan 25 µg/mL. Campuran
Uji aktivitas antioksidan suatu tanaman antara larutan sampel dengan larutan DPPH
maupun biota laut sangat penting dilakukan untuk dihomogenkan dengan cara divortex selama 2 menit
mengetahui adanya aktivitas pengikatan terhadap dan diinkubasi selama 30 menit pada tempat gelap
radikal bebas. Pada beberapa penelitian dengan suhu 37°C. Setelah sampel diinkubasi,
sebelumnya, diketahui Spons Ianthella basta kemudian masing-masing ekstrak dilakukan
mengandung senyawa bioaktif sebagai aktivitas pengukuran absorbansi dengan menggunakan
antikanker dan antimikroba (Katili et al., 2020). spektrofotometer UV – Vis pada panjang
Sehingga memungkinkan untuk Spons Ianthella gelombang 517 nm. Pada tiap konsentrasi dilakukan
basta juga dapat mengandung senyawa bioaktif sebanyak 3 kali pengulangan.
sebagai aktivitas antioksidan yang diproduksi ketika Pada penelitian ini, pembanding yang
mempertahankan diri dari lingkungan maupun dari digunakan sebagai kontrol positif adalah vitamin C
serangan organisme lain. p.a. Vitamin C berperan sebagai antioksidan dan
Metode yang digunakan dalam pengujian penangkal radikal bebas. Vitamin C memiliki
aktivitas antioksidan adalah metode serapan radikal aktivitas antioksidan yang tinggi karena vitamin C
1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) karena memiliki 2 gugus hidroksil yang mengakibatkan
merupakan metode yang sederhana, mudah, cepat, lebih mudah dalam pendonoran hidrogen. Gugus ini
dan menggunakan sampel dalam jumlah yang terletak pada atom C2 dan C3 (Blois, 2005).
sedikit dengan waktu yang singkat (Hanani, et al., Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
2005). Mekanisme kerja metode DPPH yaitu gugus pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai persen
kromofor dan auksokrom pada radikal bebas DPPH inhibisi pada ekstrak etanol Spons Ianthella basta
memberikan absorbansi maksimum pada panjang memiliki aktivitas antioksidan penangkal radikal
gelombang 517 nm sehingga menimbulkan warna bebas dan mengalami peningkatan pada tiap
ungu. Warna DPPH akan berubah dari ungu konsentrasinya yaitu konsentrasi 25 µg/mL, 50
menjadi kuning seiring dengan penambahan µg/mL, 75 µg/mL, dan 100 µg/mL. Nilai persen
antioksidan yaitu saat elektron tunggal pada DPPH inhibisi dari ekstrak etanol Spons Ianthella basta
berpasangan dengan hidrogen dari antioksidan. dapat dilihat pada Tabel 1 dengan hasil rata-rata
Hasil dekolorisasi oleh antioksidan setara dengan dari konsentrasi 25 µg/mL sampai 100 µg/mL
jumlah elektron yang tertangkap (Dehpour, et al., secara berturut-turut yaitu 42,87 %, 43,80 %, 45,57
2009). %, dan 48,73 %. Penigkatan persen inhibisi pada
Sebelum dilakukannya pengujian untuk ekstrak menandakan bahwa konsentrasi ekstrak
tahap selanjutnya, terlebih dahulu menentukan yang ditambahkan mempengaruhi kemampuan
panjang gelombang (λ) maksimum. Penentuan ekstrak dalam meredam radikal bebas.
panjang gelombang (λ) maksimum larutan DPPH Dalam penelitian ini, uji DPPH dilakukan
dilakukan dengan mengukur serapan absorbansi dengan mengamati penurunan absorbansi pada
larutan pada panjang gelombang 400-800 nm panjang gelombang 517 nm menggunakan
dengan mneggunakan spektrofotometer UV-Vis. spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 517 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya
nm untuk panjang gelombang maksimum dengan konsentrasi ekstrak maka absorbansi sampel akan
absorbansi kontrol yaitu 0,666. Radikal bebas menurun dan tingkat inhibisi akan naik. Penurunan
DPPH stabil dengan absorbansi maksimum pada nilai absorbansi sampel karena elektron pada DPPH
panjang gelombang 517 nm dan dapat direduksi menjadi berpasangan dengan elektron sampel yang
oleh senyawa antioksidan. mengakibatkan intensitas warna dari DPPH
Pengujian aktivitas antioksidan dalam menurun yaitu dari warna ungu pekat menjadi kunig
penelitian ini dilakukan dengan perbandingan 1:1 pucat. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Green
dimana 2 mL larutan DPPH dicampurkan dengan 2 (2004) bahwa nilai tingkat inhibisi meningkat
mL larutan sampel (ekstrak etanol Spons Ianthella seiring meningkatnya konsentrasi sampel

717
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

dikarenakan semakin banyak senyawa antioksidan Collin, P.L & C. Arneson. 1995. Tropical Pacific
pada sampel yang dapat menangkal radikal bebas. Invertebrates. Coral Reef Press. Beverly
Hasil pengujian perbandingan aktivitas Hills, California.
antioksidan ekstrak etanol Spons Ianthella basta
dan vitamin C (Tabel 1) menukjukkan bahwa Dephour, A.A., M.A. Ebrahimzadeh., N.S. Fazel &
aktivitas antioksidan ekstrak etanol spons Ianthella N.S. Mohammad. 2009. Antioxidant
basta lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C. Activity of Methanol Extract of Ferula
Rendahnya aktivitas antioksidan ini kemungkinan Assafoetida and Its Essential Oil
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya karena Composition. Grasas Aceites. 60(4): 405-
metode ekstraksi yang digunakan kemungkinan 412.
tidak cukup menarik senyawa yang bersifat Fessenden, R.J & J. Fessenden. 1986. Kimia
antioksidan dalam Spons Ianthella basta. Selain itu, Organik. Jilid I. Edisi Ketiga. Erlangga,
vitamin C merupakan senyawa murni sedangkan Jakarta.
ekstrak etanol Spons Ianthella basta belum murni
karena merupakan senyawa campuran dan Green, R.J. 2004. Antioxidant Activity of Peanut
kandungan senyawa yang memiliki aktivitas Plant Tissues. North Caroline State
antioksidan belum diketahui, sehingga University Departement of Food Science,
memungkinkan senyawa lain yang tidak bersifat Raleigh.
antioksidan mempengaruhi aktivitas antioksidan
Hanani E., B. Mun’im & R. Sekarini. 2005.
dari ekstrak etanol Spons Ianthella basta itu sendiri.
Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam
spons Callispongia sp. dari Kepulauan
KESIMPULAN
Seribu. Jurnal Ilmu Kefarmasian. 2(3) :
Berdasarkan penelitian yang telah
127-133.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol
Spons Ianthella basta dari perairan Desa Tumbak Harbone, B.J. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun
Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
Tenggara, memiliki aktivitas antioksidan disetiap Teribtan Kedua. Institut Teknologi
konsentrasinya dan aktivitas antioksidan tertinggi Bandung, Bandung.
terdapat pada konsentrasi 100 µg/mL dengan nilai
persen inhibisi rata-rata 48,73 %. Katili, S.S., D.S. Wewengkang dan H. Rotinsulu.
2020. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak
SARAN Etanol Organisme Laut Spons Ianthella
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut basta terhadap Beberapa Mikroba Patogen.
untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. 9(1) :
dalam Spons Ianthella basta dan pengujian aktivitas 100-107.
antioksidan dengan menggunakan metode lain Muniarsih, T & R. Rachmaniar. 1999. Isolasi
kemudian membandingkan hasilnya dengan Substansi Bioaktif Antimikroba dari Spons
penelitian ini. Asal Pulau Pari Kepulauan Seribu.
Prosidings Seminar Bioteknologi Kelautan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia I 1998. Jakarta 14-15 Oktober
Amic, D., D.A. Dusanka., D. Beslo., & N.Trinasjtic. 1998: 151-158. Lembaga Ilmu Pengetahuan
2003. Structure-Related Scavenging Indonesia, Jakarta.
Activity Relationship of Flavonoids.
Croatia Chemical Acta. 76: 55-61. Ncube, N.S., A.J. Afolayan & A.I. Okoh. 2008.
Assesement Techniques of Antimicrobial
Blois, M.S. 2005. Antioxidant Determination By the Properties of Natural Compounds of Plant
Use of Stable Free Radical. Nature. 181: Origin: Current Methods and Future Trends.
1191-1200. Africa Journal of Biotechnology. 7(12): 30-
32.

718
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

Poumorad, F., S.J. Hosseinimehr & N.


Shahabimajd. 2006. Antioxidant Activity
Phenol and Flavonoid Contents of Some
Selected Iranian Medicinal Plants. African
Journal of Biotechnology. 11: 1142-1145
Prakash, A., F. Rigelhof & E. Miller. 2001.
Antioxidant Activity: Medallion
Laboratories. Analithycal Progress. 19(2):
1-4.
Romimohtarto, K & S. Juwana. 2009. Biologi Laut:
Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Djambatan, Jakarta.
Soediro, I.S. 1999. Produk Alam Hayati Bahari dan
Prospek Pemanfaatannya di Bidang
Kesehatan dan Kosmetik. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Wallace, J.M., N.C. Grody & Coauthors. 2000.
Reconciling Observations of Global
Temperature Change. National Research
Council. National Academy Press,
Washington DC.

719

Anda mungkin juga menyukai