Abstract
This study aimed to determine the antioxidant activity of ethanol and water extracts of celery
(Apium graveolens L.). Antioxidant activity test in this study used DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil)
as a source of free radicals and vitamin C as a positive control. The antioxidant activity of celery extracts
were analyzed using UV-VIS spectrophotometer. Celery powder was extracted by firstly the maceration
method using different solvents (ethanol and water) and secondly with the decoction method using water
solvents. Celery extract was tested for antioxidant activity with various concentrations of 20, 40, 60,
and 80 ppm. The results obtained that water extract (maceration) had a very strong antioxidant power
with 23.713 ppm of IC50 values, for ethanol extract (maceration) had a strong antioxidant power with
59.492 ppm of IC50 value, water extract (dekok) had also a very strong antioxidant with 77.446 ppm of
IC50 value, and vitamin C had a very strong antioxidant power with 15.631 ppm of an IC50 value. Based
on the IC50 value obtained, the water extract by maceration method was very good to be used as a source
of natural antioxidants, because it had a very strong antioxidant activity value which was equivalent to
vitamin C.
Keywords: Antioxidants, celery, extract, ethanol, water, DPPH, UV-VIS spectrophotometer, IC50
93
Nurmiati et al.
saponin, flavonoid, polifenil, kalori, protein, dicukupkan volumenya dengan etanol 96%
lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, vitamin hingga 250 mL.
A, vitamin B, dan vitamin C (Bardan, 2007).
Menurut penelitian Kusnadi & Devi (2017) bahwa Ekstraksi Seledri Menggunakan Pelarut Air
terdapat senyawa flavonoid pada ekstrak daun dengan Metode Maserasi dan Metode Dekok
seledri. Flavonoid merupakan senyawa yang Metode maserasi untuk pelarut air
bersifat polar, pelarut polar yang biasa digunakan perlakuannya sama dengan metode maserasi
untuk ekstraksi flavonoid adalah metanol, aseton, pelarut etanol hanya saja menggunakan aquadest
isopropanol, etanol, dan air. Tulisan ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan daya sebagai pelarutnya sedangkan untuk metode
aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan ekstrak air dekok dilakukan menggunakan modifikasi
dari seledri (Apium graveolens L.). prosedur dari Rizkayanti, dkk. (2017). 25 gram
serbuk seledri dimasukkan ke dalam gelas kimia
Metode dan ditambahkan aquadest hingga 250 mL,
Alat dan bahan yang digunakan dalam selanjutnya dipanaskan dalam alat aqua bath
penelitian ini yaitu loyang, pisau, talenan, blender, selama 30 menit (waktu 30 menit dihitung setelah
neraca analitik, ayakan No.80 mesh, shaker, suhu dalam gelas kimia telah mencapai 900C).
erlenmeyer, gelas kimia, spatula, batang Setelah itu hasil dekok yang diperoleh disaring
pengaduk, botol semprot, pipet tetes, corong, labu kemudian filtrat yang diperoleh dicukupkan
ukur, aqua bath, stopwatch, kuvet,
spektrofotometer UV-Vis, aluminium foil. volumenya dengan aquadest hingga 250 mL.
seledri, etanol 96% (Merck), aquadest, DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (Merck), dan Uji Aktivitas Antioksidan
Vitamin C (Merck). Pembuatan Larutan DPPH 200 ppm
Prosedur Penelitian 20 mg DPPH dilarutkan dengan etanol 96%
dalam labu ukur 100 mL, kemudian dicukupkan
Preparasi Sampel volumenya dengan etanol 96% sampai garis
Preparasi sampel pada penelitian ini tanda.
dilakukan menggunakan modifikasi dari Bahriul
dkk. (2014). Perlakuan pertama yaitu menyiapkan Pembuatan Larutan Blanko 100 ppm
sampel seledri, yang diperoleh dari pasar sentral Larutan DPPH 200 ppm dipipet 12.5 mL,
Inpres Manonda Palu Sulawesi Tengah. Tanaman kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL
seledri berasal dari Desa Nupabomba, Kabupaten dan dicukupkan volumenya dengan etanol 96%
Donggala, Sulawesi Tengah. Seledri dicuci sampai garis tanda.
dengan air mengalir hingga bersih kemudian Pembuatan Larutan Uji Ekstra Etanol dan
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan cara Ekstrak Air Seledri
diangin-anginkan selama 5 hari pada suhu ruang. Ekstrak etanol dan ekstrak air masing-masing
Perlakuan selanjunya adalah menghaluskan dipipet 1 mL, kemudian dimasukkan ke dalam
seledri yang sudah dikeringkan dengan blender, labu ukur 100 mL. Labu pertama kemudian
kemudian diayak menggunakan ayakan 80 mesh. dicukupkan volumenya dengan etanol 96%
Setelah itu sampel halus siap digunakan untuk sampai garis tanda, labu kedua dan labu ketiga
analisis. dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai
garis tanda sehingga diperoleh masing-masing
Ekstraksi Sampel Seledri
konsentrasi 1000 ppm. Kemudian dari masing-
Serbuk kering seledri diekstraksi dengan
masing larutan tersebut dibuat seri konsentrasi,
menggunakan dua metode yang berbeda yaitu
dengan cara larutan induk dipipet masing-masing
sebagai berikut:
1, 2, 3, dan 4 mL, kemudian masing-masing
Ekstraksi Seledri Menggunakan Pelarut Etanol larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
dengan Metode Maserasi yang berbeda-beda dan dicukupkan volumenya
Ekstraksi seledri dilakukan menggunakan dengan etanol 96% untuk ekstrak etanol seledri
modifikasi prosedur dari Rizkayanti, dkk. (2017). dan aquadest untuk ekstrak air seledri sampai
Ekstrak seledri dibuat dengan mengekstraksi 25 garis tanda sehingga diperoleh seri konsentrasi 20,
gram serbuk seledri secara maserasi dengan 40, 60, dan 80 ppm.
pelarut etanol hingga terekstraksi sempurna.
Simplisia direndam dalam 250 mL pelarut etanol Pembuatan Larutan Pembanding Vitamin C
96% selama 2 x 24 jam dengan pengadukan 25 mg vitamin C dilarutkan dengan etanol
konstan setiap harinya selama 3 jam dengan 96% dalam labu ukur 25 mL, kemudian
menggunakan shaker. Setelah itu maserat yang dicukupkan volumenya dengan etanol 96%
diperoleh disaring kemudian filtrat yang diperoleh sampai garis tanda sehingga diperoleh vitamin C
94
Volume, 9, No. 2, 2020, 93-101 Jurnal Akademika Kimia
1000 ppm. Kemudian larutan tersebut dibuat seri Menghitung Nilai Probit
konsentrasi, dengan cara larutan induk dipipet Menghitung nilai probit digunakan persen
masing-masing 0.5, 1, 1.5, dan 2 mL, kemudian penghambatan, kemudian dapat diperoleh nilai
masing-masing larutan dimasukkan ke dalam labu probit dengan rumus (Zuhra, dkk., 2008):
ukur 25 mL yang berbeda-beda dan dicukupkan
volumenya dengan etanol 96% sampai garis tanda Probit = (Harga probit tertinggi - Harga probit
sehingga diperoleh seri konsentrasi 20, 40, 60, dan terendah) (Daya antioksidan (%)-
80 ppm. Probit terendah) + Harga probit
terendah.
Pengukuran Serapan Blanko
Larutan blanko dimasukkan ke dalam kuvet, Menghitung Nilai IC50
kemudian diukur absorbansinya dengan Nilai IC50 ditentukan dengan menghitung
spektrofotometer UV-VIS pada panjang persen penghambatan yang kemudian digunakan
gelombang 517 nm dan pengukuran dilakukan 3x untuk menghitung nilai probit pada tahap
sebelumnya. Nilai probit yang didapatkan
pengulangan, semua pengerjaan dilakukan dalam kemudian diplotkan dengan nilai log konsentrasi
ruangan yang terhindar dari cahaya matahari sehingga mendapatkan persamaan regresi y =ax
(Sulaeha, dkk., 2017). +b. Persamaan regresi tersebut kemudian
Pengukuran Serapan Larutan Uji Ekstrak digunakan untuk mencari nilai IC50 (x pada
Etanol dan Ekstrak Air Seledri, dan Larutan persamaan regresi) dengan mengganti nilai y
Pembanding Vitamin C sebesar 5 dari harga probit 50%. Kemudian nilai x
Pengukuran serapan dilakukan diplotkan menjadi antilog x sehingga diperoleh
menggunakan modifikasi prosedur dari Sulaeha, nilai IC50.
dkk. (2017). Masing-masing 5 mL larutan uji
ekstrak etanol seledri, ekstrak air seledri, dan Hasil dan Pembahasan
vitamin C dengan berbagai konsentrasi (20, 40,
60, dan 80 ppm) ditambahkan 5 mL larutan Ekstraksi Seledri dengan Pelarut Etanol dan Air
DPPH, campuran dihomogenkan dan dibiarkan Ekstraksi merupakan suatu proses selektif
selama 30 menit. Selanjutnya diukur yang dilakukan untuk mengambil zat-zat yang
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-VIS terkandung dalam suatu campuran dengan
pada panjang gelombang 517 nm dan pengukuran menggunakan pelarut yang sesuai. Metode
dilakukan 3x pengulangan, semua pengerjaan pemisahan ini bekerja berdasarkan prinsip
dilakukan dalam ruangan yang terhindar dari kelarutan like dissolve like, yaitu pelarut polar
cahaya matahari. akan melarutkan zat polar, dan sebaliknya
(Khopkar, 2014).
Analisa Data Proses ekstraksi seledri dilakukan dengan
Aktivitas antioksidan penghambatan radikal dua cara yaitu cara dingin metode maserasi dan
bebas DPPH ekstrak seledri (Apium graveolens cara panas metode dekok. Metode maserasi
L.) dan vitamin C dianalisis, masing-masing didasarkan pada perendaman sampel di dalam
dihitung harga IC50 melalui analisis probit. pelarut sehingga pelarut akan menembus dinding
Selanjutnya, hasil analisis probit dibandingkan sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung senyawa aktif, pada metode
dengan tingkat kekuatan antioksidan. Berikut ini maserasi digunakan dua pelarut yaitu etanol 96%
tahapan dalam menghitung nilai IC50 ekstrak dan air sedangkan metode dekok merupakan
seledri dan vitamin C. metode ekstraksi dengan proses pemanasan,
Pengukuran persen penghambat seledri dan pelarut yang digunakan pada metode ini adalah
pembanding vitamin C air. Pelarut air digunakan untuk menggambarkan
Pengukuran absorbansi serapan diukur pada cara penggunaan seledri di dalam masyarakat
sebagai sayuran dan obat.
panjang gelombang 517 nm. Kemudian Data warna ekstrak seledri menggunakan
absorbansi digunakan untuk menghitung persen pelarut etanol dan air dengan metode maserasi dan
penghambat dengan rumus (Sharon, dkk., 2013): pelarut air dengan metode dekok disajikan pada
Tabel 1.
%penghambat = x 100%
95
Nurmiati et al.
Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi Uji aktivitas antioksidan pada seledri
memiliki perbedaan warna, perbedaan warna menggunakan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
kemungkinan disebabkan adanya perbedaan sebagai penyedia radikal bebas. Metode uji
jumlah senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak antioksidan menggunakan DPPH dipilih karena
dan tingkat kepolaran dari kedua pelarut, sehingga merupakan metode uji yang sederhana, mudah,
warna ekstrak yang diperoleh berbeda. cepat, sensitif, serta hanya memerlukan sedikit
Etanol memiliki dua gugus yang berbeda sampel untuk pengujian aktivitas antioksidan dari
kepolarannya yaitu gugus hidroksi yang bersifat senyawa bahan alam (Molyneux, 2004).
polar dan gugus alkil yang bersifat nonpolar Prinsip pengukuran aktivitas antioksidan
sehingga senyawa-senyawa dengan polaritas yang secara kuantitatif menggunakan metode DPPH
berbeda dapat terekstrak dalam pelarut etanol adalah adanya perubahan intensitas warna ungu
sedangkan air mampu mengekstrak senyawa yang DPPH yang sebanding dengan konsentrasi larutan
bersifat polar karena memiliki gugus hidroksi DPPH tersebut. Radikal bebas DPPH yang
(Lumempow, dkk., 2012). memiliki elektron tidak berpasangan akan
Warna hijau pekat pada ekstrak terbentuk memberikan warna ungu, warna akan berubah
karena pelarut etanol yang digunakan tidak hanya menjadi kuning saat elektronnya berpasangan
mengekstraksi senyawa flavonoid, melainkan (Molyneux, 2004).
juga mengekstraksi klorofil yang ada dalam Perubahan intensitas warna ungu ini terjadi
tumbuhan (Koirewoa, dkk., 2012). Warna hijau karena adanya peredaman radikal bebas yang
pada ekstrak juga dapat disebabkan oleh pigmen dihasilkan oleh bereaksinya molekul DPPH
kuinon, warna pigmen kuinon mulai dari kuning dengan atom hidrogen yang dilepaskan oleh
muda sampai hitam muda. Pigmen ini sering molekul senyawa sampel sehingga terbentuk
terdapat dalam kulit, akar atau dalam jaringan lain senyawa 2,2-difenil-1-pikrilhidrazin dan
misalnya daun (Harborn, 1987). Sedangkan warna menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH
merah kecoklatan pada ekstrak diduga merupakan dari ungu ke kuning. Perubahan warna ini akan
pigmen antosianin, antosianin merupakan pigmen memberikan perubahan absorbansi pada panjang
tanaman yang larut dalam pelarut polar yang gelombang maksimum DPPH saat diukur
memberikan warna merah, ungu hingga biru pada menggunakan spektrofotometer UV-Vis sehingga
tanaman tingkat tinggi, warna coklat pada ekstrak akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal
dapat pula disebabkan adanya tanin (Harborn, bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50
1987). (Molyneux, 2004). Struktur kimia pereaksi DPPH
bereaksi dengan senyawa antioksidan pada
Uji Aktivitas Antioksidan Gambar 1.
Hasil pengukuran absorbansi ekstrak seledri dan pada Gambar 2. Data tersebut menunjukkan
vitamin C, pada berbagai konsentrasi disajikan bahwa nilai absorbansi DPPH semakin berkurang
96
Volume, 9, No. 2, 2020, 93-101 Jurnal Akademika Kimia
1,9 Vitamin C
Ekstrak air (maserasi)
1,7
Ekstrak etanol (maserasi)
1,5
Absorbansi
Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dalam menghambat radikal bebas. Semakin tinggi
digunakan untuk menghitung persen penghambat persen penghambat menunjukkan banyaknya
radikal bebas dari ekstrak seledri dan vitamin C atom hidrogen yang diberikan oleh senyawa aktif
pada berbagai konsentrasi disajikan pada Gambar kepada radikal bebas DPPH sehingga DPPH
3. Persen penghambat merupakan salah satu tereduksi menjadi DPPH-H (Zuhrotun, dkk.,
parameter yang menunjukkan suatu antioksidan 2015).
80
70
Persen penghambat
60
50
40
30
20
10
20 40 60 80
Konsentrasi ekstrak seledri dan vitamin C
(ppm)
Gambar 3. Hubungan konsentrasi dengan persen penghambat ekstrak seledri dan vitamin C.
Gambar 3 menjelaskan bahwa semakin tinggi persen penghambat radikal DPPH. Persen
konsentrasi ekstrak seledri maka semakin tinggi penghambat radikal tertinggi yaitu pada
97
Nurmiati et al.
konsentrasi 80 ppm dan terendah pada konsentrasi Aktivitas antioksidan juga ditunjukkan oleh
20 ppm. Ketika DPPH direaksikan dengan larutan pembanding yang digunakan yaitu vitamin
senyawa antioksidan maka DPPH akan tereduksi, C. Vitamin C merupakan salah satu zat
dan terjadi perubahan warna larutan DPPH dari antioksidan alami yang mempunyai berat molekul
ungu menjadi kuning yang menandakan bahwa 178 gram/mol dengan rumus molekul C6H8O6,
vitamin C digunakan sebagai kontrol positif
DPPH telah tereduksi. Hal tersebut sesuai dengan karena vitamin C merupakan antioksidan
hasil penelitian yang diperoleh yaitu terjadi sekunder dan memiliki aktivitas antiksidan yang
perubahan warna pada larutan DPPH dari DPPH sangat kuat karena bersifat sebagai reduktor. Sifat
berwarna ungu menjadi DPPH berwarna kuning. reduktor tersebut disebabkan oleh mudah
Ekstrak etanol seledri (maserasi) terjadi terlepasnya atom-atom hidrogen pada gugus
perubahan warna dari ungu ke kuning pada hidroksi yang terikat pada atom C2 dan atom C3
konsentrasi 60 ppm, ekstrak air seledri (maserasi) (atom-atom C pada ikatan rangkap) sehingga
terjadi perubahan warna dari ungu ke kuning pada radikal bebas dapat dengan mudah menangkapnya
konsentrasi 40 ppm, ekstrak air seledri (dekok) dan membentuk radikal bebas tereduksi yang
terjadi perubahan warna dari ungu ke kuning pada stabil (Soewoto, 2001).
konsentrasi 80 ppm, dan vitamin C terjadi Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak
perubahan warna dari ungu ke kuning pada seledri dan vitamin C dapat dilihat dari persen
konsentrasi 20 ppm. Intensitas warna ungu pada penghambat radikal dari beberapa sampel
DPPH semakin menurun seiring dengan tersebut. Perbandingan persentase penangkap
bertambahnya konsentrasi ekstrak seledri radikal bebas ekstrak seledri dan vitamin C dapat
sehingga nilai absorbansi juga semakin menurun, dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan hasil
pengurangan intensitas warna yang terjadi pengamatan, menunjukkan bahwa beberapa
berhubungan dengan jumlah elektron DPPH yang ekstrak sampel memiliki persen penghambat yang
menangkap atom hidrogen dari senyawa sangat jauh berbeda dengan vitamin C dan ada
antioksidan. Perubahan warna ini menandakan juga ekstrak sampel yang memiliki persen
bahwa ekstrak seledri memiliki kemampuan penghambat yang tidak terlalu berbeda dengan
sebagai antioksidan. vitamin C. Ini jelas terlihat pada ekstrak etanol
Adanya aktivitas antioksidan pada ekstrak seledri (maserasi) dan ekstrak air seledri (dekok)
seledri dikarenakan pada sampel mengandung jika dibandingkan dengan vitamin C, persen
senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, steroid, dan penghambatnya sangatlah berbeda jauh
saponin yang menjadi sumber antioksidan. sedangkan pada ekstrak air seledri (maserasi) jika
Kandungan senyawa flavonoid pada ekstrak dibandingkan dengan dengan vitamin C, persen
seledri menyebabkan ekstrak tersebut mempunyai penghambatnya tidaklah berbeda jauh, ini terlihat
aktivitas antioksidan, hal tersebut dikarenakan pada konsentrasi 40 ppm persen penghambatnya
senyawa flavonoid merupakan senyawa golongan lebih besar dibandingkan dengan vitamin C.
polifenol yang memiliki banyak gugus hidroksil Berdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan
(OH). Atom hidrogen dari gugus hidroksil untuk ekstrak etanol seledri (maserasi) dan
tersebut dapat didonorkan pada senyawa radikal ekstrak air seledri (dekok) memiliki aktivitas
sehingga senyawa tersebut dapat terstabilkan. atioksidan yang hampir sama sedangkan untuk
Salah satu kelompok senyawa flavonoid adalah ekstrak air seledri (maserasi) dan vitamin C
kuersetin yang memiliki lima gugus hidroksi yang memiliki aktivitas antioksidan yang hampir sama,
mampu meredam radikal bebas DPPH. sehingga seledri dapat dijadikan sebagai zat
antioksidan alami.
Vitamin C
80
Ekstrak air
Persen penghabat
60 (maserasi)
Ekstrak etanol
40 (maserasi)
Ekstrak air (dekok)
20
0
20 40 60 80
Konsentrasi ekstrak seledri dan vitamin C (ppm)
98
Volume, 9, No. 2, 2020, 93-101 Jurnal Akademika Kimia
6 5,5
5,4
5,5 5,3
5,2
Probit
5 Probit
5,1
5
4,5 4,9
4,8
4 1,3 1,5 1,7 1,9
1,3 1,5 1,7 1,9
Log konsentrasi ekstrak seledri
Log konsentrasi ekstrak seledri (b)
(a)
Gambar 5. Hubungan probit dan log konsentrasi (a) ekstrak etanol seledri; (b) ekstrak air seledri
(maserasi)
5 5,7
4,9
4,8 5,6
4,7 5,5
4,6 5,4
Probit
Pobit
4,5
5,3
4,4
4,3 5,2
4,2 5,1
4,1 5
4
1,3 1,5 1,7 1,9
1,3 1,5 1,7 1,9
Log konsentrasi vitamin C
Log konsentrasi ekstrak seledri (b)
(a)
Gambar 6. Hubungan probit dan log konsentrasi (a) ekstrak air seledri (dekok); (b) Vitamin C
99
Nurmiati et al.
Gambar 6a menjelaskan hubungan antara probit alami, karena memiliki nilai aktivitas antioksidan
dan log konsentrasi, memberikan nilai persamaan yang sangat kuat yang setara dengan vitamin C.
regresi linear yang membentuk garis lurus,
y=1.6461x + 1.89 dengan nilai r=0.9897 sehingga Ucapan Terima Kasih
diperoleh nilai IC50 sebesar 77.446 ppm dan
termasuk ke dalam senyawa yang memiliki Ucapan terima kasih penulis berikan kepada
aktivitas antioksidan kuat dan Gambar 8 laboran laboratorium Pendidikan Kimia Fakultas
menjelaskan hubungan antara probit dan log Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
konsentrasi, memberikan nilai persamaan regresi Tadulako dan semua pihak yang banyak
linear yang membentuk garis lurus, y=0.7759x + membantu penulis dalam menyelesaikan
4.0734 dengan nilai r=0.8908 sehingga diperoleh penelitian ini.
nilai IC50 sebesar 15.631 ppm dan termasuk ke
dalam senyawa yang memiliki aktivitas Referensi
antioksidan sangat kuat. Bahriul, P., Rahman, N., & Diah, A. W. M.
Dilihat dari hasil nilai IC50 bahwa ekstrak (2014). Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun
seledri memiliki aktivitas antioksidan yang salam (syzygium polyanthum) dengan
berbeda, ekstrak air seledri (maserasi) memiliki menggunakan 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil.
aktivitas antioksidan yang sangat kuat jika Jurnal Akademika Kimia, 3(3), 143-149.
dibandingkan dengan ekstrak etanol seledri
(maserasi) dan ekstrak air seledri (dekok) yang Bardan, S. N. (2007). Tumbuhan berkhasiat obat.
memiliki aktivitas antioksidan kuat. Hal ini terjadi Jakarta Selatan: PT. Sunda Kelapa Pustaka.
karena jenis pelarut dan metode ekstraksi yang Harborn, J. B. (1987). Metode fitokimia
digunakan mempengaruhi aktivitas antioksidan penentuan cara modern menganalisis
yang diperoleh, sehingga aktivitas antioksidan tumbuhan. Bandung: ITB.
dari sampel seledri berbeda. Adanya perbedaan Hariani, A. (2006). Tumbuhan obat dan
aktivitas antioksidan disebabkan kandungan khasiatnya seri III. Jakarta: Swaday.
flavonoid yang berbeda-beda pada proses
ekstraksi seledri. Semakin tinggi total flavonoid, Hernani, Marwati, T., & Winarti, C. (2007).
maka kadar aktivitas antioksidan juga meningkat, Pemilihan pelarut pada pemurnian ekstrak
karena senyawa flavonoid dalam seledri bersifat lengkuas (alpinia galanga) secara ekstraksi.
sebagai antioksidan. Hal ini sesuai dengan Jurnal Pascapanen, 4(1), 1-8.
penelitian Kusnadi & Devi, (2017) bahwa seledri Hernani, & Raharjo, M. (2005). Tanaman
mengandung senyawa flavonoid. berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar
Hasil ekstrak air seledri (maserasi) Swadya.
mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat Isninandar, Wahyuono, S., & Setyowati, E. P.
kuat dibandingkan ekstrak etanol seledri (2011). Isolasi dan identifikasi senyawa
(maserasi) dan ekstrak air seledri (dekok), pada antioksidan daun kesemek (diospyros kaki
metode dekok kandungan flavonoid yang thunb.) dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-
Pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional,
terkandung pada sampel sudah rusak karena 16(3), 161-169.
mengalami pemanasan, senyawa flavonoid
mudah teroksidasi pada suhu tinggi dan rusak Khopkar, S. M. (2014). Konsep dasar kimia
analitik. Jakarta: UI-Press.
pada suhu diatas 500C. Sehingga dapat dikatakan
bahwa seledri dapat digunakan sebagai Koirewoa, Y. A., Fatimawali, & Wiyono, W.
antioksidan alami, karena memiliki aktivitas (2012). Isolasi dan indentifikasi senyawa
flavonoid dalam daun beluntas (pluchea
antioksidan yang sangat kuat setara dengan indica l.). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi,
vitamin C. 1(1), 47-52.
Kusnadi, K., & Devi, E. T. (2017). Isolasi dan
Kesimpulan identifikasi senyawa flavonoid pada ekstrak
Ekstrak air seledri (maserasi) memiliki daun seledri (apium graveolens l.) dengan
daya antioksidan yang sangat kuat dengan nilai metode refluks. Pancasakti Science
IC50 sebesar 23.713 ppm, ekstrak etanol seledri Education Journal, 2(1), 56-67.
(maserasi) memiliki daya antioksidan yang kuat Larasati, N. (2017). Studi aktivitas antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 59.429 ppm, ekstrak air dan ekstrak fisiko kimia tauco yang beredar di
seledri (dekok) memiliki daya antioksidan yang kota Malang, Jawa Timur. Jurnal Pangan dan
kuat dengan nilai IC50 sebesar 77.446 ppm, dan Agroindustri, 5(2), 85-95.
vitamin C memiliki daya antioksidan yang sangat Lumempow, L., Suryanto, E., & Paendong, J.
kuat dengan nilai IC50 sebesar 15.631 ppm. (2012). Aktivitas anti UV-B ekstrak fenolik
Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh, ekstrak air dari tongkol jagung (zea mays l.). Jurnal
seledri metode maserasi sangatlah baik untuk MIPA Unsrat Online, 1(1), 1-4.
dijadikan sebagai salah satu sumber antioksidan
100
Volume, 9, No. 2, 2020, 93-101 Jurnal Akademika Kimia
Molyneux, P. (2004). The use of the stable free kemopreventif bagi kanker. Medical Journal
radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for of Lampung University, 5(2), 95-96.
estimating antioxidant activity. Sulaeha, S., Jura, M. R., & Rahman, N. (2017).
Songklanakarin Journal of Science and Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji
Technology, 26(2), 211-219. buah merah (pandanus conoideus de vriese)
Rizkayanti, Diah, A. W. M., & Jura, M. R. (2017). asal Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
Uji aktivitas antioksidan ekstrak air dan Jurnal Akademika Kimia, 6(3), 170-174.
ekstrak etanol daun kelor (moringa oleifera Talapessy, S., Suryanto, E., & Yudistira, A.
lam). Jurnal Akademika Kimia, 6(2), 125- (2013). Uji aktivitas antioksidan dari ampas
131. hasil pengolahan sagu (metroxylon sagu
Sharon, N., Anam, S., & Yuliet. (2013). Formulasi rottb). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi,
krim antioksidan ektrak etanol bawang hutan 2(3), 112-117.
(eleutherine palmifolia l.merr). Natural Wahdaningsih, S., Setyowati, E. P., & Wahyuono,
Science: Journal of Science and Technology, S. (2011). Aktivitas penangkap radikal bebas
2(3), 111-122. dari batang pakis (alsophila glauca j. sm).
Singh, R. P., Sharad, S., & Kapur. S. (2004). Free Majalah Obat Tradisional, 16(3), 156-160.
radicals and oxidative stress in Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., & Sihotang, H.
neurodegenerative diseases relevance of (2008). Aktivitas antioksidan senyawa
dietary antioxidants. Journal Indian Academy flavonoid dari daun Katuk (sauropus
of Clinical Medicine, 5(3), 218-225. androgunus(l) merr.). Jurnal Biologi
Soewoto, H. (2001). Antioksidan eksogen lini Sumatera, 3(1), 7-10.
pertahanan kedua dalam menanggulangi Zuhrotun, A., Hidayati, A. S., Mustarichie, R., &
peran radikal bebas. Jakarta: FK-UI. Indrayati, W. (2015). Aktivitas antioksidan
Sukahor, A., & Arisandi, R. (2016). Seledri ekstrak dan fraksi tauco dengan metode
(apium graveolens l.) sebagai agen DPPH. Jurnal Kesehatan, 1(1), 209-214.
101