Anda di halaman 1dari 11

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

PERBANDINGAN METODE MASERASI, PERKOLASI DAN ULTRASONIK


TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BAWANG MERAH
(Allium cepa L.)

Tutik1, Gusti Ayu Rai Saputri2, Lisnawati3

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


1-3

*)Email korespondensi: tutiksantarjo@gmail.com

Abstract: Comparision of Percolation and Ultrasonic Maceration Methods on


Antioxdant Activity of Shallot Peet Extract. Natural antioxidants from shallot peel
can be obtained without using theheating method. The purpose of this study was to
determine the effect of selecting the shallot peel extraction method (Allium cepa L.)
on antioxidant activity using the DPPH method. This study carried out the extraction
of shallot peel by percolation and ultrasonic maceration methods using methanol as
a solvent. The extract obtained was measured for its antioxidant activity using DPPH.
The Extraction results obtained % yield of maceration 1,71%, percolation 1,41% and
ultrasonic 1,66% with an average value of 1,5% the highest % yield of maceration.
The results of the phytochemical screening of the three extracts used
compoundstannins flavonoids, alkoloids, and phenolic, saponins. The results of
antioxidant decomposition obtained the highest IC50 maceration 3,21 ppm,
percolation 33,25 ppm and ultrasonik 20,43 ppm the most active antioxidant value
maceration method with IC50, 3,21 ppm.

Keywords: shallot peel maceration, percolation and ultrasonic.3,257 ppm

Abstrak: Perbandingan Metode Maserasi, Perkolasi Dan Ultrasonik Terhadap


Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.).
Antioksidan alami dari kulit bawang merah dapat di peroleh tanpa menggunakan
pemanasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemilihan metode
ekstraksi kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap aktivitas antioksidan dengan
menggunakan metode DPPH penelitian ini melakukan ekstrak kulit bawang merah
dengan metode maserasi, perkolasi dan ultrasonik menggunakan pelarut metanol
Ekstrak yang diperoleh di ukur aktivitas antioksidannya menggunakan DPPH. Hasil
ekstraksi diperoleh % rendemen maserasi 1,71%, perkolasi 1,41 % dan ultrasonik
1,66% dengan rata- rata nilai 1,5% yang paling tinggi % rendemen metode maserasi.
Hasil skrining fitokimia ketiga ekstrak tersebut menggunakan senyawa tanin,
flavonoid, saponin, alkoloid dan fenolik hasil penguraian antioksidan diperoleh nilai
IC50 maserasi 3,21 ppm, perkolasi 33,25 ppm dan ultrasonik 20,43 ppm nilai
antioksidan yang paling aktif metode maserasi dengan IC50, 3,21. ppm.

Kata kunci: kulit bawang merah maserasi, perkolasi dan ultrasonik antioksidan.

PENDAHULUAN

Radikal bebas adalah suatu Reaksi ini akan berlangsung secara


senyawa atom atau molekul yang tidak terus-menerus dalam tubuh dan apabila
stabil dan sangat reaktif karena tidak dihentikan dapat merusak sel
mengandung satu atau lebih elektron sehingga sangat berbahaya bagi
tidak berpasangan pada orbital kesehatan serta akan menimbulkan
terluarnya. Radikal bebas akan stabil bila berbagai penyakit seperti kanker,
bereaksi dengan molekul disekitarnya jantung, katarak, penuaan dini, serta
untuk memperoleh pasangan elektron. penyakit degeneratif lainnya (Kikuzaki et

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 913
al., 2002). Reaktifitas radikal bebas itu (Sunarni, 2005). Antioksidan alami perlu
dapat dihambat oleh sistem antioksidan dikembangkan untuk memperoleh
yang merupakan bagian dari sistem antioksidan yang lebih aman untuk
kekebalan tubuh (Winarsih, 2007). dikonsumsi. Salah satunya tanaman
Antioksidan didefinisikan sebagai yang berpotensi sebagai antioksidan
senyawa yang mampu menunda, alami adalah kulit bawang merah (Allium
memperlambat, atau menghambat cepa L.) Ringgo (2013) telah melaporkan
reaksi oksidasi. Senyawa antioksidan bahwa kulit bawang merah mengandung
dapat melawan radikal bebas yang senyawa flavonoid golongan flavonol.
terbentuk dari hasil metabolisme dalam Selain itu hasil uji skrining fitokimia
tubuh. Antioksidan dapat diklasifikasikan ekstrak kulit bawang merah
menjadi dua jenis yaitu antioksidan menunjukkan adanya kandungan
sintetik dan antioksidan alami (Mastuti, flavonoid, polifenol saponin, terponoid
2016). dan alkaloid (Rahayu el al., 2015).
radikal bebas yang dinyatakan
dengan nilai IC50. Nilai IC50 METODE PENELITIAN
didefinisikan sebagai besarnya Alat Dan Bahan
konsentrasi senyawa uji yang dapat Pada penelitian ini alat-alat yang
meredam radikal bebas sebanyak 50%. digunakan Kertas saring, rotary vacuum
Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas evaporator, timbangan analitik,
peredaman radikal bebas akan semakin spektrofotometer UV-Vis, mrek Genesys
tinggi (Nji, 2005). Kulit bawang merah 10S, pipet tetes, tabung reaksi, rak
mengandung senyawa flavonoid, tabung, beaker glass gelas ukur,
saponin, tanin, dan alkaloid. Ada erlenmeyer, labu ukur, blender merek
beberapa variasi metode maserasi, cosmos oven merek memmert, kuvet.
antara lain digesti, maserasi melalui Pada penelitian ini digunakan bahan-
pengadukan kontinyu, remaserasi, bahan yaitu kulit bawang merah (Allium
maserasi melingkar dan maserasi cepa L.). Bahan kimia yang digunakan
melingkar bertingkat. Digesti merupakan terdiri dari akuades, metanol 96% mrek
maserasi menggunakan pemanasan 1.00983.2500 asam askorbat (vitamin C)
lemah (40- 500C). Maserasi pengadukan merek catalague Number 1.00468.0030,
kontinyu merupakan maserasi yang DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil)
dilakukan pengadukan secara terus merek Analytical Reagent FeCl, HC Mg
menerus, misalnya menggunakan dan asam klorid.
shaker, sehingga dapat mengurangi
waktu hingga menjadi 6-24 jam (Suryati, Prosedur Penelitian
2014). Preparasi Sampel
Perkolasi adalah ekstraksi yang Penelitian ini sampel yang diambil
dilakukan pada suhu ruangan dengan menggunakan metode rambang (random
pelarut yang selalu baru. Prinsip kerja sampling) yaitu sampel pedagang kulit
dari perkolasi adalah simplisia bawang merah (Allium cepa L.) yang
dimasukkan ke dalam percolator dan berada di pasar terminal Kabupaten
pelarut7 dialirkan dari atas melewati Pringsewu. Semua pedagang memiliki
simplisia sehingga zat terlarut mengalir kesempatan yang sama untuk dipilih.
ke bawah dan ditampung (Astuti, 2008). Bagian bawang yang digunakan adalah
Antioksidan alami merupakan jenis lapisan terluar pertama dan kedua
antioksidan yang berasal dari tumbuhan (kulit). Kulit bawang merah diisortasi
dan hewan (Purwaningsih, 2012). basah dan dicuci dengan air mengalir.
Kemudian dikeringkan dengan cara
Antioksidan alami mampu diangin-anginkan. Selanjutnya kulit
melindungi tubuh terhadap kerusakan bawang merah disortasi kering untuk
yang disebabkan senyawa oksigen memisahkan kulit bawang yang rusak
reaktif, menghambat terjadinya penyakit karna pengeringan Setelah itu dilakukan
degeneratif serta mampu menghambat penghalusan dengan menggunakan
peroksidasi lipid pada makanan blender.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 914
Preparasi Ekstrasi Kulit bawang kemudian ditambahkan dengan metanol
merah (Allium cepa L.) 96% sebanyak 250 mL. Kemudian
metode maserasi, Ekstraksi kulit dilakukan ektraksi menggunakan alat
bawang merah dengan cara merendam ultrasonik dengan suhu 45º selama 20
200-gram simplisia dengan metanol menit. Setelah ekstraksi selesai disaring
1000 mL selama 24 jam dan sesekali di untuk menggunakan antara filtrat dan
aduk. Hasil ekstrak dipisahkan dengan endapan filtrat ultrasonik digabung dan
menggunakan kertas saring dan filtrat dilakukan evaporasi. Evaporasi dilakukan
ditampung dengan wadah. Ampas dengan rotary vacuum evaporator
kembali dimaserasi dengan pelarut 1000 dengan temperatur suhu 40ºC.
mL atau hingga warna pelarut menjadi dilanjutkan pemekatan dalam oven
jernih filtrat tampung masukkan dengan suhu 35ºC, hingga diperoleh
kedalam wadah tutup rapat. Filtrat yang ekstrak pasta. kemudian dihitung
diperoleh kemudian dipekatkan rendemennya.
menggunakan rotary evaporator pada
temperatur suhu 40ºC sampai diperoleh Uji Fitokimia
ekstrak kental. Ekstrak kembali a. Identifikasi Fenolik
dilanjutkan pemekatan dalam oven Sebanyak 10 mg ekstrak kulit
dengan suhu 35ºC, hingga diperoleh bawang merah (Allium cepa l.)
ekstrak pasta kemudian dihitung Dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
rendemennya. ditambahkan 10 tetes air panas dan 3
Metode maserasi Ekstraksi kulit tetes peraksi FeCl3 3%. Jika warna
bawang merah dibuat menggunakan larutan berubah menjadi warna hijau
200-gram dan pelarut metanol 2000 mL. kebiruan atau biru gelap menunjukan
Rangkai alat perkolator yang sudah adanya senyawa fenol.
bersih dan kering. Sumbat leher alat b. Identifikas Flavonoid
dengan kapas dan lapisi dasar alat Sebanyak 10 mg ekstrak kulit
dengan kertas saring, simplisia 200gram bawang merah (Allium cepa l.)
dibasahi terlebih dahulu dengan pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
metanol selama 2 jam untuk ditambahkan beberapa miligram serbuk
memberikan pelarut kontak dengan mg dan 1 ml larutan hcl pekat.
simplisia hingga simplisia mengembang. Menunjukan adanya flavonoid dengan
Kemudian dialirkan dengan pelarut 2000 terjadi perubahan warna larutan menjadi
mL tambahkan pelarut secara perlahan merah jingga atau merah ungu.
sampai pelarut mulai menetes dengan
c. Identifikasi Tanin
kecepatan 1mL/menit sambil terus
Sebanyak 10 mg ekstrak kulit
ditambahka berulang-ulang pelarut
bawang merah (Allium cepa l.) dilarutkan
pengekstraksi yang baru sehingga
ke dalam 15 ml larutan metanol teknis ke
serbuk selalu terendam pelarut. Filtrat
tabung reaksi, kemudian direaksikan
dengan menggunakan kertas saring dan
dengan fecl3 10 % menghasilkan warna
masukkan kedalam wadah tertutup
biru tua atau hitam kehijauan
rapat. Kemudian diperoleh hasil ekstrak
menunjukan adanya tannin.
dari tetesan perkolat tersebut. Filtrat
yang diperoleh selanjutnya dilakukan d. Identifikasi Alkoloid
evaporasi. Evaporasi dilakukan Sebanyak 10 mg ekstrak kulit
denganrotary vacuum evaporator bawang merah (Allium cepa L.)
dengan, temperatur suhu 40ºC. Kemudian ditambahkan 1 ml asam
Dilanjutkan pemekatan dalam oven klorida 2n dan 9 ml akuadest dipanaskan
dengan suhu 35ºC, hingga diperoleh di atas penangas air selama 2 menit,
ekstrak pasta kemudian dihitung didinginkan lalu disaring. Filtrat dipakai
rendemennya. untuk tes alkaloid. Diambil 3 tabung
Metode ultrasonik, Ekstraksi kulit reaksi, lalu ke dalam masing-masing
bawang merah 200-gram dan 2000 mL tabung reaksi dimasukkan 0,5 ml filtrat.
pelarut metanol. simplisia dimasukkan Tabung pertama ditambahkan 2 tetes
ke dalam Erlenmeyer sebanyak 50-gram pereaksi Mayer, tabung kedua

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 915
ditambahkan 2 tetes pereaksi dengan konsentrasi 5, 10, 25, 50 dan 70
Dragendorff dan tabung ketiga ppm.
ditambahkan 2 tetes Bourchardat. d) Pembuatan Larutan Untuk
Terbentuknya endapan kuning pada Penentuan Panjang maksimal
tabung pertama, endapan jingga pada Larutan DPPH Sebanyak 3,8 mL
tabung kedua dan endapan coklat pada larutan DPPH 200 ppm dipipet serta
tabung ketiga menunjukkan adanya ditambahkan dengan 0,2 mL, metanol
alkaloid. lalu dibiarkan selama 30 menit ditempat
e. Identifikasi Saponin yang terlindung dari cahaya. Larutan
Sebanyak 10 mg ekstrak kulit yang telah dibuat dimasukkan ke dalam
bawang merah (Allium cepa L.) ke dalam kuvet serta diuji serapannya
tabung reaksi ditambahkan 10 ml menggunakan alat spektrofotometri
akuadest yang dipanaskan kemudian visibel pada panjang gelombang 400-800
dinginkan lalu dikocok kuat-kuat selama nm.
10 detik, timbul busa tidak kurang dari e) Uji Aktivitas Antioksidan
10 menit setinggi 1-10 cm, ditambahkan Uji aktivitas antioksidan diukur
1 tetes asam klorida 2N, bila buih tidak dengan menggunakan metode DPPH.
hilang menunjukan adanya saponin. Larutan seri konsentrasi masing-masing
di pipet 1 mL lalu di masukkan kedalam
Uji Antioksidan Metode DPPH labu ukur 5 mL dan di tambahkan larutan
a) Pembuatan Larutan DPPH DPPH 4 mL. Campuran tersebut dikocok
Sebanyak DPPH 200 p dibuat sampai homogen dan diinkubasi selama
dengan menimbang 20 mg serbuk 30 menit pada suhu ruang, Campuran
DPPH.serbuk DPPH tersebut kemudian dimasukkan kedalam kuvet kemudian
dilarutkan dalam 100 mL metanol. labu diukur absorbansinya pada panjang
ukur di tutup rapat dengan penutup lalu gelombang 520 nm. Seluruh reaksi
dikocok sampai larutan homogeny dilakukan di ruangan gelap.
berwarna violet. Proses pencampuran f) Penentuan PersenInhibisi
dilakukan ditempat terlindung dari Nilai serapan larutan DPPH
cahaya matahari. sebelum dan sesudah pengambilan
b) Pembuatan Larutan Asam sampel tersebut dihitung sebagai persen
askorbat inhibisi (% inhibisi) dengan rumus
Asam askorbat ditimbang sebanyak sebagai berikut (Wilapangga et
0,25-gram kemudian dilarutkan dalam al,.2018).
500 mL methanol. Larutan baku Keterangan:
pembanding diperoleh konsentrasi 500 Absorbansi blanko = absorbansi pelarut +
ppm. Larutan baku asam askorbat DPPH
Absorbansi sampel = absorbansi pelarut
dipipet sebanyak 5 mL, dan dilarutkan
DPPH+sampel
dalam metanol sampai batas labu ukur
50 mL, untuk menghasilkan konsentrasi g) Penentuan Nilai IC50
50 ppm. Kemudian, dari larutan baku (InhibisiConcentration)
tersebut dibuat larutan seri dengan Nilai IC50 merupakan nilai yang
konsentrasi 1,2,5, 5,7 dan 10 ppm. digunakan untuk menggambarkan
bersarnya konsentrasi antioksidan dar
c) Pembuatan Larutan Uji
ekstrak sampel uji yang dapat
Sampel Ekstrak kental hasil
menangkap radikal sebesar 50%
maserasi, perkolasi dan ultrasonik
masing-masing ditimbang sebanyak 0,25- (Yuslianti, 2019). Nilai IC50 dapat
gram dan dilarutkan dalam500 mL dihitung dengan menggunakan
metanol. Larutan Ekstrak diperoleh persamaan regresi linier. Persamaan
konsentrasi 500 ppm. Larutan ekstrak regresi linier dapat diperoleh dengan
dipipet sebanyak 20 mL. Dan dilarutkan memasukkan besarnya konsentrasi
dalam metanol sampai batas labu ukur sampel uji sebagai absis (sumbu x) dan
100 mL untuk menghasilkan konsentrasi nilai persen inhibisi DPPH sebagai
100 ppm kemudian dibuat larutan seri ordinatnya (sumbu y). Persamaan
regresi linier tersebut mrnghasilkan nilai

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 916
r (koefisien relasi). Dari data tersebut
maka akan diperoleh persamaan:
Y= bx+a
Keterangan
Y= IC50
X = Kadar larutan sampel
a = intersep
b = slope

Tabel 1. Hasil Ekstraksi Kulit bawang merah dilakukan dengan metode


tanpa Pemanasan Dengan Pelarut Metanol
Bobot Bobot Rata-
Metode Pelarut %
kering Ekstrak Rata
metanol Rendemen
(gram) (gram) %
Maserasi 200 2L 3,42 1,71
Perkolasi 200 2L 2,42 1,41 1,59
Ultrasonik 200 2L 3,32 1,66

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
a) Ekstraksi dan Rendemen yang dihasilkan semakin banyak
Persentase (%) rendemen pada (Armando, 2000). Sedangkan ekstrak
ekstraksi maserasi diperoleh hasil metanol kulit bawang merah hasil
sebesar 1,71% sedangkan % rendemen metode panas dengan metode refluks
pada ekstraksi dan perkolasi diperoleh dan sokletasi yang dilakukan oleh
hasil sebesar 1,41%, dan ultrasonik Tapalina tahun 2021 menghasilkan
1,66% dengan rata- rata hasil 1,59% rendemen 20,34 % dan 19,65%.
yang artinya % rendemen maserasi lebih b) Uji Fitokimia
besar sedikit jika dibandingkan dengan Uji fitokimia pada kulit bawang
% rendemen perkolasi dan ultrasonik. merah (Allium cepa L.) dilakukan untuk
Metode ekstraksi berpengaruh terhadap mengidentifikasi suatu senyawa yang
rendemen ekstrak (Wijaya, 2018). terkandung di dalam positif mengandung
Semakin tinggi nilai rendemen yang senyawa alkaloid, flavonoid, saponin
dihasilkan menandakan nilai ekstrak fenoik dan tannin.

Tabel 2. Uji Fitokimia Ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.)
Sampel Identifikasi Hasil Pengamatan Keterangan
Fenolik Biru Gelap (+)
Flavonoid Merah Jingga (+)
Maserasi Tanin Biru Kehitaman (+)
Alkoloid Terdapat endapan kuning (+)
Saponin Larutan berwarna orange dan (+)
terbentuk busa
Fenolik Biru Gelap (+)
Flavonoid Merah Jingga (+)
Perkolasi Tanin Biru Kehitaman (+)
Alkoloid Terdapat endapan kuning (+)
Saponin Larutan berwarna orange dan (+)
terbentuk busa
Fenolik Biru Gelap (+)
Flavonoid Merah Jingga (+)
Ultrasonik Tanin Biru Kehitaman (+)
Alkoloid Terdapat endapan kuning (+)
Saponin Larutan berwarna orange dan (+)
terbentuk busa

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 917
C) Uji Aktifitas Antioksidan Ektrak Berdasarkan Tabel 4. 3 menunjukkan
kulit bawang merah (Allium cepa L.) bahwa eksraksi metanol maserasi
yang di ektraksi menggunakan pelarut memberikan IC50 paling kuat dan lebih
metanol metode ektrasi tanpa kuat dari baku asam askorbat.
pemanasan.

Tabel 3. Aktifitas Antioksidan Ektrak kulit bawang merah (Allium cepa L.)
yang di ektraksi menggunakan pelarut metanol metode ektrasi
tanpa pemanasan
Konsentrasi % Nilai
Metode Absorbansi Keterangan
(ppm) Inhibisi IC50
1 0,524 35,705
2 0,505 38,036
Asam 2,5 0,464 43,067 8,527 Sangat Kuat
Askorbat
7 0,445 45,398
10 0,375 53,987
5 0,405 50,3
10 0,378 53,6
25 0,303 62,8
Maserasi 3,212 Sangat kuat
50 0,171 79
70 0,110 86,5

5 0,487 40,245
10 0,469 42,458

Perkolasi 25 0,433 46,871 33,25 Sangat kuat


50 0,351 56,932
70 0,310 61,962

5 0,496 39,141
10 0,476 41,595

Ultrasonik 25 0,371 54,478 20,43 Sangat kuat


50 0,217 73,374
70 0,160 80,368

Penelitian ini dilakukan di dua


PEMBAHASAN tempat yaitu di Laboratorium Kimiai
Penelitian ini dilakukan untuk FMIPA Universitas Lampung untuk
menguji antioksidan pada ekstrak evaporasi dan uji fitokimia.
metanol kulit bawang merah (Allium Laboratorium Universitas Malahayati
cepa L.) dengan menggunakan teknik untuk uji antioksidan dengan metode
ekstraksi maserasi, perkolasi dan DPPH. Preparasi sampel dilakukan
ultrasonik. Dimana didapatkan dari dengan menyiapkan dan membersihkan
beberapa pedagang bawang yang ada di sampel kulit bawang merah (Allium cepa
pasar terminal Kabupaten Pringsewu. L.) dari kotoran yang menempel sampel
yang telah di kumpulkan kemudian dicuci
bersih dan dikeringkan. Pengeringan
bertujuan untuk mengurangi kadar air

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 918
yang ada di dalam kulit bawang merah dikaitkan dalam kesesuainnya dengan
sehingga mepermudah proses penarikan pelarut yang digunakan (Emelda, 2019).
senyawa kimia yang terdapat di Sedangkan teknik ekstraksi ultrasonik
dalamnya. sampel yang diambil melibatkan bantuan gelombang
menggunakan metode rambang (random ultrasonik dengan frekuensi tinggi 20-
sampling) yaitu sampel pedagang kulit 2000 kHz. Kerusakan sel dapat
bawang merah (Allium cepa L.) yang menyebabkan peningkatan kelarutan
berada di pasar terminal Kabupaten senyawa dalam pelarut sehingga dapat
Pringsewu. Semua pedagang memiliki meningkatkan hasil ekstraksi (Seidel,
kesempatan yang sama untuk dipilih. 2006). Waktu yang diperlukan untuk
Bagian bawang yang digunakan adalah ekstraksi lebih singkat. Ekstraksi ini
lapisan terluar pertama dan kedua dilakukan pada suhu 45o C selama 20
(kulit). Kulit bawang merah diisortasi menit. Menurut Sekarsari (2019)
basah dan dicuci dengan air mengalir. perlakuan suhu ekstraksi dan waktu
Kemudian dikeringkan dengan cara ekstraksi kulit bawang merah dengan
diangin-anginkan. Selanjutnya kulit gelombang ultrasonik berpengaruh
bawang merah disortasi kering untuk sangat nyata terhadap rendemen, total
memisahkan kulit bawang yang rusak fenolik, total flavonoid, total alkoloid
karna pengeringan Setelah itu dilakukan total saponin total tanin dan juga
penghalusan dengan menggunakan aktivitas antioksidan. Pada suhu 45oC
blender. dan waktu 20 menit menghasilkan
Simplisia yang diperoleh dilakukan ekstrak dengan aktivitas tertinggi.
ekstraksi dengan 3 teknik yaitu dengan Pelarut yang digunakan yaitu
menggunakan alat maserasi, perkolasi metanol 96%. Alasan penggunaan
dan dengan ultrasonik kemudian pelarut metanol 96% adalah bersifat
hasilnya dipekatkan dengan selektif karena hanya menarik zat
menggunakan alat vacum berkhasiat yang diinginkan, mudah
rotaryevaporator. Teknik ekstraksi menguap dan mendapatkan ekstrak
maserasi dilakukan proses pengadukan kental lebih cepat (Misna dan Diana,
bertujuan agar terjadinya 2016). Pemekatan ekstrak
kesetimbangan konsentrasi bahan yang menggunakan alat vacum rotary
diekstraksi lebih cepat di dalam cairan evaporator. Hasilnya berupa gel
penyari. Proses ini dilakukan setiap 24 berwarna coklat kehitaman. %
jam dengan mengganti pelarut baru rendemen pada ekstraksi maserasi
yang bertujuan untuk mencegah diperoleh hasil sebesar 1,71%
terjadinya penjenuhan pelarut sehingga sedangkan % rendemen pada ekstraksi
senyawayang tertarik pada saat dan perkolasi diperoleh hasil sebesar
Ekstraksi lebih maksimal` (Mukhriani, 1,41%, dan ultrasonik 1,66% dengan
2014). Teknik ekstraksi dengan perkolasi rata- rata hasil 1,59% yang artinya %
merupakan proses ekstraksi simplisia rendemen maserasi lebih besar sedikit
yang dilakukan dengan mengalirkan atau jika dibandingkan dengan % rendemen
melewatkan pelarut ke serbuk simplisia. perkolasi dan ultrasonik. Metode
Cairan pelarut dialirkan dari atas selama ekstraksi berpengaruh terhadap
perjalanannya, pelarut tersebut akan rendemen ekstrak merah hasil metode
melarutkan berbagai kandungan aktif panas dengan metode refluks dan
yang terdapat dalam simplisia. Metode sokletasiyangdilakukan oleh (Tapalina,
ini dilakukan dengan menggunakan 2021) menghasilkan rendemen 20,34 %
pelarut yang selalu baru kemudian dan 19,65%.
digunakan untuk melarutkan zat-zat Uji fitokimia pada penelitian ini
aktif dari sel bahan simplisia hingga bertujuan untuk mengetahui secara
berada dalam keadaan jenuh dan kualitatif kandungan senyawa aktif
sempurna Namun, metode ekstraksi ini metabolit sekunder yang terkandung
dinilai kurang efektif dan harus pada ekstrak kulit bawang merah (Allium
diperhatikan tingkat kelarutan senyawa cepa L.). Berdasarkan beberapa
aktif yang menjadi target terutama pengujian yang telah di lakukan,

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 919
didapatkan hasil yaitu ekstrak metanol dengan FeCl3, yang menimbulkan warna
ekstrak kulit bawang merah metode hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang
maserasi, perkolasi dan ultrasonik positif kuat. Terbentuknya warna hijau
mengandung senyawa tanin, flavonoid, kehitaman atau biru tinta pada ekstrak
saponin dan fenolik alkoloid. Uji flavonoid setelah ditambah dengan FeCl3 karena
pada penelitian ini di lakukan dengan tanin akan membentuk senyawa
menggunakan logam magnesium dan
kompleks dengan ion Fe3+, seperti yang
larutan HCL. Menurut Robinson (1995).
terlihat pada Gambar 2.
Tujuan penggunaan logam Mg dan HCL
adalah untuk mereduksi inti benzopiron
yang terdapat dalam stuktur flavonoid
sehinnga terbentuk garam.
Uji fitokimia flavonoid, ekstrak
ditambahkan serbuk Mg lalu
ditambahkan HCl pekat, terbentuk warna
jingga. Uji ini menggunakan magnesium
sebagai pereduksi dimana reduksi
tersebut dilakukan dalam suasana asam
dengan penambahan HCl. Flavonoid
merupakan senyawa yang mengandung Gambar 2. Reaksi antara Tanin
dua cincin aromatik dengan gugus
dengan FeCl3 (Sa’adah, 2010).
hidroksil lebih dari satu. Senyawa fenol
dengan gugus hidroksil semakin banyak
Salah satu uji aktivitas antioksidan
memiliki tingkat kelarutan dalam air
dapat dilakukan dengan menggunakan
semakin besar atau bersifat polar,
metode DPPH. Metode DPPH ini dipilih
sehingga dapat terekstrak dalam
karena merupakan metode yang
pelarut-pelarut polar (Robinson, 1995).
sederhana, mudah, cepat dan peka serta
Flavilium berwarna merah atau jingga
hanya memerlukan sedikit sampel untuk
mekanisme terbentuknya warna tersebut
pengujian aktivitas antioksidan dari
pada Gambar 1.
senyawa bahan alam (Molyneux, 2004).
Prinsip pengukuran aktivitas
antioksidan menggunakan metode DPPH
ini adalah adanya perubahan intensitas
warna ungu DPPH yang sebanding
dengan konsentrasi larutan DPPH
tersebut. Radikal bebas DPPH yang
memiliki elektron tidak berpasangan
akan memberikan warna ungu. Warna
akan berubah menjadi kuning saat
elektronnya berpasangan. Perubahan
Gambar 1. Mekanisme reaksi uji
intensitas warna ungu ini terjadi karena
flavonoid (Septyaningsih, 2010).
adanya peredaman radikal bebas yang
dihasilkan oleh bereaksinya molekul
Uji senyawa tanin menggunakan
DPPH dengan atom hidrogen yag dilepas
reagen FeCl3 1% untuk mengidentifikasi
oleh molekul senyawa sampel sehingga
gugus fenol. Menurut Budini (1980) tanin
terbentuk senyawa difenil pikril hidrazin
adalah salah satu senyawa fenol yang dan menyebabkan terjadinya peluruhan
merupakan golongan senyawa polifenol. warna DPPH dari ungu ke kuning.
Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
Perubahan warna ini akan memberikan
warna hijau kehitaman atau biru tua
perubahan absorbansi pada panjang
setelah penambahan FeCl3. Hal ini gelombang maksimum DPPH
diperkuat oleh (Harbone, 1987). Secara menggunakan spektro UV-Vis sehingga
klasik untuk mendeteksi senyawa fenol akan diketahui nilai aktivitas peredaman
sederhana yaitu menambahkan ekstrak radikal bebas yang dinyatakan dengan

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 920
nilai IC50. Nilai IC50 didefinisikan Larutan baku pembantding asam
sebagai besarnya konsentrasi senyawa askorbat 500 ppm dibuat dengan
uji yang dapat meredam radikal bebas melarutkan 0,25-gram serbuk asam
sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 askorbat dalam 500 mL metanol. Larutan
maka aktivitas peredaman radikal bebas tersebut kemudian dibuat menjadi
akan semakin tinggi (Molyneux, 2004). larutan baku pembanding asam askorbat
Pengujian aktivitas antioksidan diuji 50 ppm dengan cara memipet sebanyak
dengan menggunakan metode DPPH dan 5 mL larutan baku pembanding 500 mL
pengukuran dengan alatspektrofotometri dan dilarutkan dengan metanol sampai
UV-Vis merk Gensys 10S UV-Vis. larutan batas labu 50 mL. Kemudian, dari larutan
DPPH 200 ppm dibuat dengan baku pembanding dibuat larutan seri
melarutkan 20 mg serbuk DPPH dalam konsentrasi 1,2,5, 5,7 dan 10 ppm.
100 mL metanol, proses pencampuran ini Larutan seri konsentrasi asam askorbat
di lakukan diruangan gelap. Campuran tersebut diukur absorbansinya pada
didiamkan selama 30 menit lalu diukur panjang gelombang 520 nm.
panjang gelombang serapan Berdasarkan absorbansi yang didapat
maksimumnya. Berdasarkan pengukuran maka akan terbentuk regresi linier,
didapatkan hasil panjang gelombang 520 regresi linier ini kemudian digunakan
nm dengan absorbansi 0,815. DPPH ini untuk menghitung persen inhibisi.
dilakukan setelah didiamkan selama 30 Berdasarkan data ketiga ekstraksi
menit dan dilakukan diruang gelap karna tersebut dilihat bahwa metode maserasi,
DPPH sangat peka terhadap cahaya. perkolasi dan ultrasonik yang dilakukan
Reaksi Penangkapan radikal oleh terhadap kulit bawang merah
DPPH dapat dilihat pada Gambar 3. menghasilkan aktivitas antioksidan yang
sangat kuat dengan nilai IC50 yang
berbeda-beda dengan nilai IC50 dari
baku pembanding asam askorbat.
Aktivitas antioksidan ekstrak kulit
bawang merah yang diperoleh termasuk
kedalam kategori antioksidan sangat
kuat (Yuslianti, 2019).
Persen inhibisi larutan baku
pembanding asam askorbat dan larutan
masing-masing hasil ekstraksi kemudian
di hitung IC50. Nilai IC50 dari asam
Gambar 3. Reaksi penangkapan radikal askorbat sebagai pembanding diperoleh
bebas DPPH oleh senyawa antioksidan dengan cara memasukkan nilai hasil
(Yuhernita dan Juniarti, 2011). perhitungan % inhibisi ke dalam
persamaan linier dengan konsentrasi
Penggunaan intensitas warna (mg/L) sebagai absis (x) dan nilai
tersebut disebabkan oleh bereaksinya persentase inhibisi sebagai ordinat (y)
molekul radikal DPPH dengan satu atom dengan persamaan y = bx + a.
hydrogen yang dilepakan sampel Berdasarkan perhitungan didapatkan
sehingga terbentuknya senyawa DPPH nilai IC50. larutan baku pembanding
yang berwarna kuning stabil. Senyawa asam askorbat sebesar 8,527 mg/L dan
flavonoid yang terdapat dalam sampel termasuk antioksidan yang sangat kuat
kehilangan atom hidrogen yang akan sedangan nilai IC50 dari ekstrak metanol
menjadi radikal bebas baru yang stabil kulit bawang merah (Allium cepa L.).
dan tidak reaktif. Senyawa flavonoid Hasil ekstraksi secara maserasi,
yang telah kehilangan hidrogen dan satu ultrasonik dan perkolasi adalah 3,21,
elektronnya akan mengalami transisi 20,43 dan 33,25 ppmdannilai aktivitas
electronik untuk menyetabilkan antioksidan yang paling aktif pada
flavonoidnya. Stuktur resonasi radika penelitian ini adalah metode maserasi
radikal bebad flavonoid. karna memiliki nilai IC50 paling rendah

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 921
dibandingkan dengan metode perkolasi Emelda. 2019. Farmakognosi: Untuk
dan ultrasonik. Mahasiswa Kompetensi Keahlian
Aktivitas antioksidan ini tidak Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Baru
lepas dari peranan senyawa metabolit Press.
sekunder golongan flavonoid. Kolorimetri dengan pereaksi biru
Peningkatan suhu yang terlalu tinggi prusia. Ortocarpus. 106-109.
dapat mengakibatkan denaturasi Harbone, 1987, Metode Fitokimia
antioksidan termo-sensitif yang Penuntun Cara Modern
mungkin stabil pada suhu yang lebih Menganalisis.
rendah. Jenis senyawa metabolit Kikuzaki, H., M. Hisamoto, K. Hirose, K.
sekunder yang tertarik selama proses Akiyama, H. Taniguchi. 2002.
ekstraksi berbeda-beda karena nilai Antioxidants Properties of Ferulic
IC50 yang di peroleh yaitu <50 mg/L Acid and Its Related Compound. J.
sedangkan ekstrak metanol kulit Agric Food Chem, 50: 2161-2168.
bawang merah metode maserasi Mardiah, N, Mulyanto., Amelia ., A.,
menghasilkan nilai IC50 sebesar 15,64 Lisnawati L., Anggraeni, D., &
ppm yang juga termasuk kedalam Rahmawaty, D (2017). Penentuan
antioksidan sangat kuat. Sedangkan aktivitas antioksidan ekstrak kulit
ekstrak metanol kulit bawang merah bawang merah (Allium accalonicom
hasil dengan metode refluks dan L.) Dengan metode Dpph. 4(2)
sokletasi yangd ilakukan oleh 147-154Enda
(Tapalina, 2021) menghasilkan nilai Mastuti Widianingsih l Aktivitas
IC50 sebesar 7,953 ppm dan 10,650 Antioksidan Ekstrak methanol
ppm yang juga termasuk ke dalam jurnal Wiyata, Vol. No. 2 Tahun
kategori sangat kuat. Aktivitas 2016
antioksidan pada ekstrak kulit bawang Molyneux, P. 2004. The Use of Stable
merah disebabkan karna adanya Free Radical diphenylpicrylhydrazyl
senyawa flavonoid (Rahayu et al., (DPPH) for Estimating Antioxidant
2017). Senyawa flavonoid memiliki Activity. Songklanakarin J Sci
gugus hidroksil (-OH) senyawa Technol 26:211-219.
flavonoid merupakan senyawa fenol Mukhriani, Nonci, F.Y., Mumang. 2014.
yang sering dijumpai di alam. Penetapan Kadar Tanin Total
Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella
KESIMPULAN sativa) Secara Spektrofotometri
Hasil penelitian perbandingan UV-Vis. Jurusan Farmasi Fakultas
metode maserasi, perkolasi dan ultasonik Ilmu Kesehatan Universitas Islam
terdapat aktivitas antioksidan ekstrak Negeri Alauddin Makassar. JF FIK
kulit bawang merah (Allium cepa L.) UINAM 2: 154-158.
disimpulkan: Nji, F. 2005. Penentuan Aktivitas
Ekstrak metanol kulit bawang merah Antioksidan Pada Ekstrak buah
(Allium cepa L.) ekstraksi maserasi, mengkudu (Morinda citrifolia L.)
perkolasi dan ultrasonik memiliki menggunakan Radikal bebas DPPH.
perbedaan rendemen yang tidak terlalu Skripsi semarang jurusan kimia
banyak FMIPA Undip.
Ekstrak metanol kulit bawang merah Purwaningsih, S. 2012. Aktivitas
(Allium cepa L.) dengan teknik ekstraksi Antioksidan dan Komposisi Kimia
maserasi, perkolasi dan ultrasonik Keong Matah Merah (Cerithidea
memilki aktivitas antioksidan yang obtuse). Ilmu Kelautan ISSN 0853-
bersifat sangat kuat 7291 17: 39-48.
Rahayu S, kurniasih N, Amelia V. 2015
DAFTAR PUSTAKA Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa
Armando, R. 2009. Memproduksi 15 Flavonoid dari Limbah kulit bawang
Minyak Atsiri Berkualitas. Jakarta: merah Sebagai antioksidan Alami.
Penerbit Penebar Swadaya. Hal: 71 Al kimiya. 2(1): 1-8

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 922
Robinson, T, 1995 Kandungan organik Winarsih, H. 2007. Antioksidan Alami dan
tumbuhan Tinggi di terjemahkan Radikal bebas. Yogyakarta Kanisius.
oleh padwawinata, K, hal ., 191- Yuslianti, E.R., 2019. Prinsip Dasar
213, penerbit itb bandung.2007. Pemeriksaan Radikal Bebas dan
Sa'adah, L (2010). Isolasi Dan Antioksidan. .Yogyakarta:
Identifikasi Senyawa Tanin Dan Deepublish.
Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Yuhernita, dan Juniarti. 2011 "analisis
bilimbing L.) Universitas Islam senyawa metabolit sekunder dari
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahin ekstrak metanol daun surian yang
Malang berpotensi sebagai antioksidan.'
Suryati, M. 2017 Pengaruh perbedaan jurnal makara sains 15 (April) :48-
metode ekstraksi bagian dan jenis 52
pelarut terhadap rendemen
aktivitas antioksidan bamboo laut
(lsis hipuris). Technology
scienceand Engineering journal,
1(3).
Sunarni, T. 2005. Aktivitas Antioksidan
Penangkap Radikal Bebas
Beberapa Kecambah dari Biji
Tanaman Familia Papilionaceae.
Jurnal Farmasi Indonesia 2: 53-61.
Sekarsari, S., Widarta, I.W.R., Jambe,
A.A.G.N.A. 2019. Pengaruh Suhu
dan Waktu Ekstraksi Dengan
Gelombang Ultrasonik Terhadap
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
8: 267-277.
Septyaningsih, D. (2010). Isolasi Dan
Identifikasi Komponen Utama
Ekstrak Biji Buah Merah
(Pandanus Conoideus Lamk).
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Tapalina, N., 2021. Pengaruh metode
ekstraksi panas terhadap aktivitas
antioksidan ekstrak kulit bawang
merah (Allium cepa L.) [Skripsi].
Bandar Lampung; Program Studi
Farmasi, Fakultas Kedokteran,
Universitas. Malahayati.
Wijaya, H., & Novitasari, J. S. (2018).
Perbandingan Metode Ekstraksi
Terhadap Rendemen Ekstrak Daun
Rambai Laut (Sonneratia caseolaris
L. Engl). Jurnal Ilmiah
Manuntung, 4(1), 79-83.
Wilapangga, A., Sari L, P. 2018 Analisis
fitokimia dan Antioksidan metode
DPPH Ekstrak daun salam (Eugenia
Polyantha) Universitas essa
Unggul. IJOBB 2; 19-24

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 923

Anda mungkin juga menyukai