ABSTRAK
Kulit bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu limbah
rumah tangga yang sangat jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, kulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid yang
berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
ekstrak kulit bawang merah yang mampu menghambat 50% absorbansi DPPH.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Kulit bawang merah
diekstraksi, dilakukan skrining fotokimia, dan dilakukan penetapan IC50 antiradikal
bebas. Rendemen ekstrak kulit bawang yang diperoleh adalah sebesar 5,381 %.
Berdasarkan penelitian ini diketahui ekstrak kulit bawang merah mengadung polifenol,
flavonoid, alkaloid, saponin, steroid dan triterpenoid, kuinon serta seskuiterpen dan
monoterpen. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit bawang merah dapat dilihat
dari nilai IC50 yaitu sebesar 15,44 ppm sedangkan IC50 kuersetin yaitu sebesar 2,69
ppm. Nilai IC50 ekstrak kulit bawang merah yang diperoleh termasuk dalam golongan
antioksidan yang sangat aktif.
Kata kunci: Allium ascalonicum L.; antioksidan
ABSTRACT
Red onion skin (Allium ascalonicum L.) is one of household waste that is very
rarely used by the community. Based on previous research, red onion skin contains
flavonoid compounds which give antioxidants effect. This study aims to determine the
concentration of red onion skin extract that is able to inhibit 50% absorbance of DPPH.
This study used experimental research. Red onion skin were extracted, phytochemical
screening, and determined IC50 value. Rendement of red onion skin extract was 5,381 %.
Based on this study, it was known that red onion skin extract contains polyphenols,
flavonoids, alkaloid, saponin, steroid and triterpenoids, quinones and sesquiterpenes and
monoterpenes. The result of antioxidant activity of red onion skin extract could be seen
from IC50 value that is 15,44 ppm whereas IC50 of quersetin is 2,69 ppm. IC50 value of
red onion skin extract is highly active antioxidants.
penelitian ini mencoba membuat suatu dikeringkan tanpa terkena sinar matahari
formulasi sediaan gel dari ekstrak kulit secara langsung selama 2-3 hari. Sampel
kulit bawang merah yang telah kering
bawang merah yang berkhasiat sebagai
dihaluskan dengan blender.
antioksidan.
II. METODE D. Ekstraksi Kulit Bawang Merah
Metode ekstraksi yang digunakan
A. Tempat dan Waktu Penelitian
adalah maserasi dengan pelarut metanol.
Penelitian ini dilaksanakan selama Sampel serbuk kulit bawang merah
5 bulan dimulai pada minggu pertama di dimasukkan ke dalam wadah (maserator)
bulan ke dua setelah dana hibah PKM cair. dan di rendam dengan pelarut metanol
Pelaksanaan penelitian dilakukan di hingga serbuk terendam sekitar 1 cm di
Laboratorium Dasar Fakultas Matematika bawah pelarut, ditutup dengan aluminium
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas foil dan didiamkan selama 24 jam. Sampel
Lambung Mangkurat. diaduk setiap 1 jam pada 12 jam pertama
dan setelah 24 jam disaring dengan kertas
B. Alat dan Bahan saring. Residu yang diperoleh di maserasi
Alat – alat yang digunakan kembali dengan pelarut metanol hingga
diantaranya adalah peralatan gelas kimia, sampel terendam oleh pelarut. Sampel
spektrofotometri UV-Vis, pH meter, diaduk sesekali dan setelah 24 jam
blender dan waterbath. disaring dengan kertas saring. Residu yang
Bahan-bahan yang digunakan diperoleh dimaserasi kembali hingga
diantaranya adalah kulit bawang merah diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat yang
(Allium ascalonicum L.), metanol, diperoleh diuapkan atau dipekatkan di atas
aluminium foil, larutan basa amonia 1%, waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.
kloroform, HCl 2N, pereaksi Mayer,
pereaksi Dragendorf (bismuth subnitrat E. Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit
dan raksa (II)Cl), Fe(III)Cl, larutan gelatin Bawang Merah
1%, aquadest, serbuk Mg, amil alkohol, 1. Pemeriksaan alkaloid
eter, vanilin 10% dalam H2SO4 (p), Ekstrak ditambahkan dengan
pereaksi Lieberman- Burchard (20 asam larutan basa amonia 1% dan kloroform di
asetat anhidrat dan 1 H2SO4 (p)), dan KOH dalam tabung reaksi, dikocok, kemudian
5%, etanol 70%, etanol 95%, DPPH, lapisan kloroform (lapisan bawah) dipipet
kuersetin, carbomer, TEA, nipagin, nipasol dan ditambahkan HCl 2 N lalu digojok.
dan propilenglikol. Larutan yang didapat dibagi tiga, yaitu
sebagai blangko, dan sisanya direaksikan
C. Preparasi Sampel masing-masing dengan pereaksi Mayer
Sampel kulit bawang merah dan Dragendorf. Hasil positif yaitu
diperoleh dari hasil pengumpulan limbah campuran dengan pereaksi Mayer
industri rumah tangga di wilayah menimbulkan endapan putih dan campuran
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Semua dengan pereaksi Dragendorf menimbulkan
sampel dikumpulkan dalam satu wadah kekeruhan dan endapan berwarna jingga.
dan dicuci hingga bersih. Sampel 2. Pemeriksaan polifenol
dengan metanol p.a secukupnya. Larutan Masing-masing larutan seri kadar tersebut
kuersetin tersebut dimasukkan ke dalam diambil sebanyak 4 ml dan ditambahkan
labu ukur 10 ml dan ditambahkan dengan larutan DPPH 0,4 mM sebanyak 1 ml lalu
metanol p.a hingga tanda batas kemudian didiamkan di ruang gelap selama 30 menit.
digojok agar tercampur homogen sehingga Setelah 30 menit, masing-masing larutan
diperoleh larutan induk kuersetin 1000 tersebut dibaca absorbansinya dengan
ppm. Larutan induk tersebut diambil menggunakan spektrofotometer UV-Vis
sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam pada panjang gelombang maksimum
labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan DPPH yang diperoleh.
metanol p.a hingga tanda batas dan Perlakuan yang sama dilakukan
digojok agar tercampur homogen sehingga terhadap larutan kuersetin dengan variasi
diperoleh larutan kuersetin 100 ppm. konsentrasi seri kadar berbeda yaitu 2, 4,
Larutan kuersetin 100 ppm diambil 6, dan 8 ppm. Sebagai blangko digunakan
sebanyak 0,6 ml dan dimasukkan ke dalam larutan DPPH 0,4 mM. Nilai % inhibisi
labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan senyawa uji dihitung dengan rumus berikut
metanol p.a hingga tanda batas dan ini.
digojok agar tercampur homogen sehingga ADPPH −ASenyawa Uji
% inhibisi = ( ) × 100
ADPPH
diperoleh larutan kuersetin 6 ppm.
%
Larutan DPPH 0,4 mM diambil
Harga IC50 ekstrak kulit bawang
sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang ditutupi aluminium merah dihitung dari kurva regresi antara
foil. Kemudian larutan kuersetin diambil konsentrasi dengan % inhibisi ekstrak
sebanyak 4 ml dan ditambahkan ke dalam
(larutan uji). Sedangkan harga IC50
tabung reaksi yang berisi larutan DPPH
0,4 mM. Campuran larutan tersebut kuersetin dihitung dari kurva regresi antara
divortex selama 1 menit kemudian dibaca konsentrasi dengan % inhibisi kuersetin.
absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis setiap 2 menit
selama 60 menit, pada panjang gelombang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
maksimum DPPH yang diperoleh. Limbah kulit bawang merah yang
Ekstrak kulit bawang merah digunakan dalam penelitian ini adalah kulit
ditimbang sebanyak 100 mg kemudian bawang merah yang dikumpulkan dari
dilarutkan dengan metanol p.a ke dalam hasil limbah industri rumah tangga di
labu ukur 10 ml hingga tanda batas Industri Rumah Tangga “Mbak Yem”
kemudian digojok agar tercampur yang memproduksi bawang merah goreng
homogen sehingga diperoleh larutan induk daerah Landasan Ulindan pengupas
ekstrak kulit bawang 10.000 ppm. Larutan bawang merah daerah Trikora di
indukdiencerkan dari 10.000 ppm menjadi Banjarbaru. Sampel yang telah
1000 ppm kemudian diencerkan menjadi dikumpulkan kemudian dicuci bersih dan
100 ppm. Larutan ekstrak kulit bawang dikeringkan di udara terbuka tanpa terkena
merah 100 ppm tersebut selanjutnya dibuat cahaya matahari langsung selama 3 hari
larutan seri kadar dengan konsentrasi 5, untuk menghilangkan kadar air yang
10, 15, dan 20 ppm dengan metanol p.a terkandung di dalamnya dan sekaligus
dalam labu ukur 10 ml hingga tanda batas. mencegah terjadinya perubahan kimia
seperti cepat busuk sehingga dapat membran sel yang diakibatkan oleh adanya
menghasilkan mikroorganisme yang gaya difusi.
dapatmerubah senyawa kimia yang Ekstraksi dilakukan berulang kali
terkandung di kulit bawang tersebut. Adapun bertujuan untuk memastikan bahwa zat
sampel kulit bawang merah sebanyak 441,41 aktif yang terkandung di dalam sampel
gram. Selanjutnya sampel dihaluskan sudah terekstrak semua. Pemilihan pelarut
dengan menggunakan blender yang metanol dikarenakan metanol memiliki
bertujuan untuk memperluas permukaan struktur molekul kecil yang mampu
serta membantu pemecahan dinding dan menembus semua jaringan tanaman untuk
membran sel, sehingga lebih mudah menarik senyawa aktif keluar. Metanol
memaksimalkan proses ekstraksi. Serbuk dapat melarutkan hampir semua senyawa
halus kulit bawang merah sebesar 430,51
organik baik senyawa polar ataupun
gram.
nonpolar dan juga sifatnya yang mudah
Metode yang digunakan dalam
menguap sehingga mudah dipisahkan dari
penelitian ini adalah ekstraksi maserasi.
ekstrak.Proses ini bertujuan untuk
Proses ekstraksi ini dilakukan untuk
mempermudah proses penguapan pelarut.
menghindari kerusakan dari sebagian
Dari prosesini dihasilkan ekstrak pekat
senyawa golongan flavonoid yang tidak
berwarna coklat sebanyak 23,14 gram
tahan panas. Selain itu senyawa flavonoid
dengan rendemen sebesar 5,381 %.
juga mudah teroksidasi pada suhu yang
Uji pendahuluan awal ialah dengan
tinggi. Metode maserasi ini memiliki
metode skrinning fitokimia. Skrinning
kelebihan dibandingkan dengan metode
fitokimia menjadi landasan pertama dalam
lainnya khususnya dalam hal isolasi
penentuan adanya golongan suatu senyawa
senyawa bahan alam, karena selain murah
metabolit sekunder dalam sampel.
dan mudah dilakukan, dengan adanya
Berdasarkan beberapa pengujian yang
perendaman sampel dengan pelarut maka
dilakukan, hasil yang didapatkan diuraikan
akan terjadi pemecahan dinding dan
dalam tabel berikut ini.
Tabel I. Hasil skrinning fitokimia ekstrak kulit bawang merah (Allium ascalonium L.)
No. Skrinning Fitokimia Positif Hasil
1. Hijau, Merah, Ungu, Biru
Polifenol Positif
atau Hitam
2. Flavonoid Positif
Wilsatter Jingga/Kuning Positif
Bate-Smith Merah Positif
Kuning, Merah, Coklat,
NaOH 10% Positif
atau Hijau
3. Alkaloid Positif
Mayer Biru/Hijau/Ungu Positif
Dragendroff Endapan Jingga Positif
4. Saponin Buih yang stabil Positif
5. Steroid: Biru/Hijau/Ungu
Steroid dan Triterpenoid Positif
Triterpenoid: Merah/Ungu
6. Kuinon Warna Merah Positif
7. Tanin Endapan Putih Negatif
8. Seskuiterpen dan Jingga-Hitam
Positif
Monoterpen