Anda di halaman 1dari 8

147

Jurnal Pharmascience, Vol. 04 , No.02, Oktober 2017, hal: 147 - 154


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Kulit


Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dengan
Metode DPPH
*Nuraina Mardiah, Catherina Mulyanto, Audifa Amelia, Lisnawati,
Dyah Anggraeni, Dina Rahmawanty

Program Studi Farmasi Universitas Lambung Mangkurat


Jl. A. Yani Km 36 Kampus UNLAM Banjarbaru Kalimantan Selatan
*Email : nurainajilbaber@gmail.com

ABSTRAK
Kulit bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu limbah
rumah tangga yang sangat jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, kulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid yang
berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
ekstrak kulit bawang merah yang mampu menghambat 50% absorbansi DPPH.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Kulit bawang merah
diekstraksi, dilakukan skrining fotokimia, dan dilakukan penetapan IC50 antiradikal
bebas. Rendemen ekstrak kulit bawang yang diperoleh adalah sebesar 5,381 %.
Berdasarkan penelitian ini diketahui ekstrak kulit bawang merah mengadung polifenol,
flavonoid, alkaloid, saponin, steroid dan triterpenoid, kuinon serta seskuiterpen dan
monoterpen. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit bawang merah dapat dilihat
dari nilai IC50 yaitu sebesar 15,44 ppm sedangkan IC50 kuersetin yaitu sebesar 2,69
ppm. Nilai IC50 ekstrak kulit bawang merah yang diperoleh termasuk dalam golongan
antioksidan yang sangat aktif.
Kata kunci: Allium ascalonicum L.; antioksidan

ABSTRACT
Red onion skin (Allium ascalonicum L.) is one of household waste that is very
rarely used by the community. Based on previous research, red onion skin contains
flavonoid compounds which give antioxidants effect. This study aims to determine the
concentration of red onion skin extract that is able to inhibit 50% absorbance of DPPH.
This study used experimental research. Red onion skin were extracted, phytochemical
screening, and determined IC50 value. Rendement of red onion skin extract was 5,381 %.
Based on this study, it was known that red onion skin extract contains polyphenols,
flavonoids, alkaloid, saponin, steroid and triterpenoids, quinones and sesquiterpenes and
monoterpenes. The result of antioxidant activity of red onion skin extract could be seen

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


148

from IC50 value that is 15,44 ppm whereas IC50 of quersetin is 2,69 ppm. IC50 value of
red onion skin extract is highly active antioxidants.

Keywords: Allium ascalonicum L; antioxidant

I. PENDAHULUAN flavonoid yang terkandung dalam kulit


Kulit adalah organ tubuh yang bawang merah yang berperan sebagai
merupakan permukaan luar organisme dan antioksidan, dengan harapan limbah kulit
membatasi lingkungan dalam tubuh bawang merah yang tidak memiliki nilai
dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi ekonomis di masyarakat ini dapat
untuk melindungi jaringan terhadap diminimalisir dan akan menjadi salah satu
kerusakan kimia dan fisika, terutama limbah yang bermanfaat
kerusakan mekanik dan terhadap Penentuan aktivitas antioksidan salah
masuknya mikroorganisme (Setiadi, 2007). satunya dapat dilakukan dengan
Kulit secara alami dapat mengalami menggunakan metode DPPH. Metode ini
penuaaan dini dan hal ini dapat disebabkan sering digunakan karena bersifat
oleh sumber radikal bebas yang berasal sederhana, mudah, cepat, dan peka serta
dari lingkungan seperti polusi udara, sinar hanya memerlukan beberapa sampel.
matahari, gesekan mekanik, suhu panas Senyawa antioksidan akan bereaksi
atau dingin dan reaksi oksidasi yang dengan radikal DPPH melalui mekanisme
berlebihan yang dapat menyebabkan reaksi donasi atom hidrogen dan menyebabkan
oksidatif seperti kerusakan atau kematian terjadinya peluruhan warna DPPH dari
sel (Mutchler, 1991). ungu ke kuning (Hanani et al., 2005).
Di Indonesia banyak sekali Inhibition Concentration50 (IC50)
tanaman yang sering dimanfaatkan oleh didefinisikan sebagai konsentrasi efektif
masyarakat, baik sebagai bahan pangan zat dalam sampel yang dapat menghambat
ataupun sebagai obat. Akan tetapi untuk 50% absorbansi DPPH. Harga IC50
limbah tanaman masih jarang. Salah satu berbanding terbalik dengan kemampuan
contohnya adalah limbah kulit bawang zat/senyawa yang bersifat sebagai
merah yang banyak dihasilkan dari limbah antioksidan. Semakin kecil nilai IC50
rumah tangga (Soebagio, 2007). Diketahui berarti semakin kuat daya antioksidannya.
bahwa ekstrak kulit bawang merah Sediaan gel mempunyai beberapa sifat
mengandung senyawa kimia yang yang disukai seperti alirannya yang
berpotensi sebagai antioksidan yaitu tiksotropik, tidak lengket, mudah
flavonoid yang dapat mencegah
menyebar, mudah dibersihkan, kompatibel
berkembangnya radikal bebas di dalam
tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh dengan beberapa eksipien dan larut dalam
yang rusak (Rahayu et al., 2015). air (Mohamed, 2004). Pelepasan obat dari
Namun, informasi mengenai kulit
sediaan gel juga baik dengan memberikan
bawang merah ini masih terbatas sehingga
penelitian ini dilakukan agar pengetahuan suatu lapisan film yang tembus pandang
mengenai antioksidan menjadi lebih luas, setelah kering ketika diaplikasikan ke
dapat menambah wawasan dan informasi
kulit. Berdasarkan hal tersebut dalam
yang baru mengenai jenis senyawa

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


149

penelitian ini mencoba membuat suatu dikeringkan tanpa terkena sinar matahari
formulasi sediaan gel dari ekstrak kulit secara langsung selama 2-3 hari. Sampel
kulit bawang merah yang telah kering
bawang merah yang berkhasiat sebagai
dihaluskan dengan blender.
antioksidan.
II. METODE D. Ekstraksi Kulit Bawang Merah
Metode ekstraksi yang digunakan
A. Tempat dan Waktu Penelitian
adalah maserasi dengan pelarut metanol.
Penelitian ini dilaksanakan selama Sampel serbuk kulit bawang merah
5 bulan dimulai pada minggu pertama di dimasukkan ke dalam wadah (maserator)
bulan ke dua setelah dana hibah PKM cair. dan di rendam dengan pelarut metanol
Pelaksanaan penelitian dilakukan di hingga serbuk terendam sekitar 1 cm di
Laboratorium Dasar Fakultas Matematika bawah pelarut, ditutup dengan aluminium
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas foil dan didiamkan selama 24 jam. Sampel
Lambung Mangkurat. diaduk setiap 1 jam pada 12 jam pertama
dan setelah 24 jam disaring dengan kertas
B. Alat dan Bahan saring. Residu yang diperoleh di maserasi
Alat – alat yang digunakan kembali dengan pelarut metanol hingga
diantaranya adalah peralatan gelas kimia, sampel terendam oleh pelarut. Sampel
spektrofotometri UV-Vis, pH meter, diaduk sesekali dan setelah 24 jam
blender dan waterbath. disaring dengan kertas saring. Residu yang
Bahan-bahan yang digunakan diperoleh dimaserasi kembali hingga
diantaranya adalah kulit bawang merah diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat yang
(Allium ascalonicum L.), metanol, diperoleh diuapkan atau dipekatkan di atas
aluminium foil, larutan basa amonia 1%, waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.
kloroform, HCl 2N, pereaksi Mayer,
pereaksi Dragendorf (bismuth subnitrat E. Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit
dan raksa (II)Cl), Fe(III)Cl, larutan gelatin Bawang Merah
1%, aquadest, serbuk Mg, amil alkohol, 1. Pemeriksaan alkaloid
eter, vanilin 10% dalam H2SO4 (p), Ekstrak ditambahkan dengan
pereaksi Lieberman- Burchard (20 asam larutan basa amonia 1% dan kloroform di
asetat anhidrat dan 1 H2SO4 (p)), dan KOH dalam tabung reaksi, dikocok, kemudian
5%, etanol 70%, etanol 95%, DPPH, lapisan kloroform (lapisan bawah) dipipet
kuersetin, carbomer, TEA, nipagin, nipasol dan ditambahkan HCl 2 N lalu digojok.
dan propilenglikol. Larutan yang didapat dibagi tiga, yaitu
sebagai blangko, dan sisanya direaksikan
C. Preparasi Sampel masing-masing dengan pereaksi Mayer
Sampel kulit bawang merah dan Dragendorf. Hasil positif yaitu
diperoleh dari hasil pengumpulan limbah campuran dengan pereaksi Mayer
industri rumah tangga di wilayah menimbulkan endapan putih dan campuran
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Semua dengan pereaksi Dragendorf menimbulkan
sampel dikumpulkan dalam satu wadah kekeruhan dan endapan berwarna jingga.
dan dicuci hingga bersih. Sampel 2. Pemeriksaan polifenol

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


150

Ekstrak di dalam tabung reaksi 6. Pemeriksaan steroid dan triterpenoid


ditambahkan dengan sedikit aquadest Ekstrak ditambahkan dengan eter
kemudian dipanaskan di atas penangas air lalu dikocok. Lapisan eter diambil dan
lalu diteteskan dengan Fe(III)Cl (1:1). diuapkan dengan cawan penguap di atas
Hasil positif yaitu timbul warna biru penangas air. Filtrat yang didapat
kehitaman. ditambahkan dengan pereaksi Lieberman-
3. Pemeriksaan tanin Burchard. Hasil positif untuk senyawa
Ekstrak di dalam tabung reaksi steroid ialah timbulnya warna hijau
dilarutkan dengan sedikit aquadest sedangkan untuk senyawa triterpenoid
kemudian dipanaskan di atas penangas air hasil positif ditandai dengan munculnya
lalu diteteskan dengan larutan gelatin 1% warna ungu.
(1:1). Hasil positif yaitu terbentuknya 7. Pemeriksaan kuinon
endapan putih. Ekstrak ditambahkan dengan
4. Pemeriksaan flavonoid sedikit aquadest lalu dipanaskan di atas
a. Uji Wilsatter penangas air. Kemudian ditambahkan
Ekstrak di dalam tabung reaksi dengan KOH 5%. Hasil positif yaitu
ditambahkan serbuk Mg dan HCl 2 N terbentuknya warna merah.
kemudian dipanaskan di atas penangas 8. Pemeriksaan saponin
air lalu ditambahkan dengan amil Ekstrak dilarutkan dengan 10 ml
alkohol dan digojok hingga tercampur aquadest lalu dipanaskan di atas penangas
rata. Hasil positif yaitu tertariknya air. Setelah dingin, larutan dalam tabung
warna kuning-merah pada lapisan reaksi digojok kuat selama ±30 detik.
alkohol. Hasil positif yaitu terbentuknya busa yang
b. Uji Bate-Smith konsisten selama beberapa menit dengan
Ekstrak di dalam tabung reaksi penambahan 1 tetes HCl encer masih
ditambahkan beberapa tetes HCl pekat terbentuk busa.
kemudian dipanaskan selama 15 menit
di atas penangas air. Hasil positif yaitu F. Penetapan IC50 Antiradikal Bebas
larutan berwarna merah. Serbuk DPPH ditimbang sebanyak
c. Uji NaOH 10% 4 mg kemudian dilarutkan dengan metanol
Ekstrak di dalam tabung reaksi p.a dalam labu ukur 25 ml hingga tanda
ditambahkan beberapa tetes larutan batas kemudian digojok agar tercampur
NaOH 10%. Hasil positif yaitu larutan homogen sehingga diperoleh larutan
berubah warna menjadi kuning, DPPH 0,4 mM. Larutan DPPH tersebut
merah, cokelat atau hijau. kemudian diambil sebanyak 1 ml dan
5. Pemeriksaan seskuiterpen dan ditambahkan 4 ml metanol p.a. Campuran
monoterpen larutan tersebut kemudian divortex selama
Ekstrak ditambahkan dengan eter 1 menit dan didiamkan di tempat gelap
lalu dikocok. Lapisan eter diambil dan selama 30 menit. Setelah 30 menit, larutan
diuapkan dengan cawan penguap di atas tersebut kemudian dirunning dengan
penangas air. Filtrat yang didapat menggunakan spektrofotometer UV-Vis
ditambahkan dengan vanilin 10% dalam pada panjang gelombang 450-550 nm.
H2SO4. Hasil positif yaitu larutan jingga Serbuk kuersetin ditimbang
hitam. sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


151

dengan metanol p.a secukupnya. Larutan Masing-masing larutan seri kadar tersebut
kuersetin tersebut dimasukkan ke dalam diambil sebanyak 4 ml dan ditambahkan
labu ukur 10 ml dan ditambahkan dengan larutan DPPH 0,4 mM sebanyak 1 ml lalu
metanol p.a hingga tanda batas kemudian didiamkan di ruang gelap selama 30 menit.
digojok agar tercampur homogen sehingga Setelah 30 menit, masing-masing larutan
diperoleh larutan induk kuersetin 1000 tersebut dibaca absorbansinya dengan
ppm. Larutan induk tersebut diambil menggunakan spektrofotometer UV-Vis
sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam pada panjang gelombang maksimum
labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan DPPH yang diperoleh.
metanol p.a hingga tanda batas dan Perlakuan yang sama dilakukan
digojok agar tercampur homogen sehingga terhadap larutan kuersetin dengan variasi
diperoleh larutan kuersetin 100 ppm. konsentrasi seri kadar berbeda yaitu 2, 4,
Larutan kuersetin 100 ppm diambil 6, dan 8 ppm. Sebagai blangko digunakan
sebanyak 0,6 ml dan dimasukkan ke dalam larutan DPPH 0,4 mM. Nilai % inhibisi
labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan senyawa uji dihitung dengan rumus berikut
metanol p.a hingga tanda batas dan ini.
digojok agar tercampur homogen sehingga ADPPH −ASenyawa Uji
% inhibisi = ( ) × 100
ADPPH
diperoleh larutan kuersetin 6 ppm.
%
Larutan DPPH 0,4 mM diambil
Harga IC50 ekstrak kulit bawang
sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang ditutupi aluminium merah dihitung dari kurva regresi antara
foil. Kemudian larutan kuersetin diambil konsentrasi dengan % inhibisi ekstrak
sebanyak 4 ml dan ditambahkan ke dalam
(larutan uji). Sedangkan harga IC50
tabung reaksi yang berisi larutan DPPH
0,4 mM. Campuran larutan tersebut kuersetin dihitung dari kurva regresi antara
divortex selama 1 menit kemudian dibaca konsentrasi dengan % inhibisi kuersetin.
absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis setiap 2 menit
selama 60 menit, pada panjang gelombang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
maksimum DPPH yang diperoleh. Limbah kulit bawang merah yang
Ekstrak kulit bawang merah digunakan dalam penelitian ini adalah kulit
ditimbang sebanyak 100 mg kemudian bawang merah yang dikumpulkan dari
dilarutkan dengan metanol p.a ke dalam hasil limbah industri rumah tangga di
labu ukur 10 ml hingga tanda batas Industri Rumah Tangga “Mbak Yem”
kemudian digojok agar tercampur yang memproduksi bawang merah goreng
homogen sehingga diperoleh larutan induk daerah Landasan Ulindan pengupas
ekstrak kulit bawang 10.000 ppm. Larutan bawang merah daerah Trikora di
indukdiencerkan dari 10.000 ppm menjadi Banjarbaru. Sampel yang telah
1000 ppm kemudian diencerkan menjadi dikumpulkan kemudian dicuci bersih dan
100 ppm. Larutan ekstrak kulit bawang dikeringkan di udara terbuka tanpa terkena
merah 100 ppm tersebut selanjutnya dibuat cahaya matahari langsung selama 3 hari
larutan seri kadar dengan konsentrasi 5, untuk menghilangkan kadar air yang
10, 15, dan 20 ppm dengan metanol p.a terkandung di dalamnya dan sekaligus
dalam labu ukur 10 ml hingga tanda batas. mencegah terjadinya perubahan kimia

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


152

seperti cepat busuk sehingga dapat membran sel yang diakibatkan oleh adanya
menghasilkan mikroorganisme yang gaya difusi.
dapatmerubah senyawa kimia yang Ekstraksi dilakukan berulang kali
terkandung di kulit bawang tersebut. Adapun bertujuan untuk memastikan bahwa zat
sampel kulit bawang merah sebanyak 441,41 aktif yang terkandung di dalam sampel
gram. Selanjutnya sampel dihaluskan sudah terekstrak semua. Pemilihan pelarut
dengan menggunakan blender yang metanol dikarenakan metanol memiliki
bertujuan untuk memperluas permukaan struktur molekul kecil yang mampu
serta membantu pemecahan dinding dan menembus semua jaringan tanaman untuk
membran sel, sehingga lebih mudah menarik senyawa aktif keluar. Metanol
memaksimalkan proses ekstraksi. Serbuk dapat melarutkan hampir semua senyawa
halus kulit bawang merah sebesar 430,51
organik baik senyawa polar ataupun
gram.
nonpolar dan juga sifatnya yang mudah
Metode yang digunakan dalam
menguap sehingga mudah dipisahkan dari
penelitian ini adalah ekstraksi maserasi.
ekstrak.Proses ini bertujuan untuk
Proses ekstraksi ini dilakukan untuk
mempermudah proses penguapan pelarut.
menghindari kerusakan dari sebagian
Dari prosesini dihasilkan ekstrak pekat
senyawa golongan flavonoid yang tidak
berwarna coklat sebanyak 23,14 gram
tahan panas. Selain itu senyawa flavonoid
dengan rendemen sebesar 5,381 %.
juga mudah teroksidasi pada suhu yang
Uji pendahuluan awal ialah dengan
tinggi. Metode maserasi ini memiliki
metode skrinning fitokimia. Skrinning
kelebihan dibandingkan dengan metode
fitokimia menjadi landasan pertama dalam
lainnya khususnya dalam hal isolasi
penentuan adanya golongan suatu senyawa
senyawa bahan alam, karena selain murah
metabolit sekunder dalam sampel.
dan mudah dilakukan, dengan adanya
Berdasarkan beberapa pengujian yang
perendaman sampel dengan pelarut maka
dilakukan, hasil yang didapatkan diuraikan
akan terjadi pemecahan dinding dan
dalam tabel berikut ini.

Tabel I. Hasil skrinning fitokimia ekstrak kulit bawang merah (Allium ascalonium L.)
No. Skrinning Fitokimia Positif Hasil
1. Hijau, Merah, Ungu, Biru
Polifenol Positif
atau Hitam
2. Flavonoid Positif
Wilsatter Jingga/Kuning Positif
Bate-Smith Merah Positif
Kuning, Merah, Coklat,
NaOH 10% Positif
atau Hijau
3. Alkaloid Positif
Mayer Biru/Hijau/Ungu Positif
Dragendroff Endapan Jingga Positif
4. Saponin Buih yang stabil Positif
5. Steroid: Biru/Hijau/Ungu
Steroid dan Triterpenoid Positif
Triterpenoid: Merah/Ungu
6. Kuinon Warna Merah Positif
7. Tanin Endapan Putih Negatif
8. Seskuiterpen dan Jingga-Hitam
Positif
Monoterpen

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


153

Salah satu uji aktivitas antioksidan aktivitas antioksidan menurut Ariyanto


dapat menggunakan metode DPPH. (2006) dapat diketahui bahwa IC50 ekstrak
Metode ini sering digunakan karena kulit bawang merah < 150 ppm sehingga
bersifat sederhana, mudah, cepat, dan peka tergolong sebagai antioksidan dengan
serta hanya memerlukan beberapa aktivitas sangat kuat. Sedangkan kuersetin
sampel.Metode penangkapan radikal juga memiliki nilai IC50< 50 ppm yang
DPPH didasarkan pada perubahan warna tergolong sangat kuat.
larutan radikal DPPH akibat pemberian
senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Tabel II. Hasil uji aktivitas
Interaksi antioksidan dengan DPPH baik antioksidan larutan kontrol positif
secara transfer elektron atau radikal (kuersetin) dan ekstrak kulit bawang
hidrogen pada DPPH akan menetralkan merah secara kuantitatif
karakter radikal bebas dari DPPH. Jika
Konsentrasi
semua elektron pada radikal bebas DPPH Sampel % Inhibisi IC50 (ppm)
(ppm)
menjadi berpasangan, maka warna larutan kuersetin 2 37,7682 2,69
4 67,0600 (Sangat
berubah dari ungu tua menjadi kuning 6 86,8026 Kuat)
terang. Perubahan warna ini akan teramati 8 90,4506
dalam bentuk penurunan absorbansiDPPH. Ekstrak 5 28, 2748
kulit 10 38, 5087 15,44
Uji ini menghasilkan λmaksimal DPPH bawang 15 45, 0584 (Sangat kuat)
dengan spektrofotometer UV-VIS pada merah 20 61, 7543
520 nm.
Operating time dilakukan dengan IV. KESIMPULAN
mereaksikan DPPH dengan sampel bahan Nilai IC50 untuk ekstrak kulit
uji kemudian diamati perubahan bawang merah (Allium ascalonicum
absorbansi dari waktu ke waktu hingga
mendapatkan pembacaan absorbansi yang L.)sebesar 15,64 ppm yang termasuk
konstan. Pembacaan absorbansi yang dalam golongan antioksidan yang sangat
konstan inimenunjukkan bahwa reaksi aktif.
penangkapan radikal oleh bahan uji telah
terjadi sempurna. Pembacaan operating
timeterlihat pembacaan yang konstan UCAPAN TERIMAKASIH
sehingga ditetapkan operating time adalah Terima kasih kepada Ibu Dina
30 menit. Kurva baku kuersetin dengan
Rahmawanty, S.Far., M.Farm., Apt.,
konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm didapatkan
regresi y = 8,8894x + 26,0729dengan nilai Bapak Dr.Sutomo, S.Si., M.Si., Apt., Ibu
korelasi (r) sebesar 0,95. Dr.Arnida, S.Si., M.Si., Apt. dan Bapak
Hasil uji aktivitas antioksidan
Muhammad Ikhwan Rizki, S.Farm.,
ekstrak kulit bawang merah dapat dilihat
dari nilai IC50 yaitu sebesar 15,44 ppm M.Farm., Apt. yang turut memberikan
sedangkan IC50 kuersetin yaitu sebesar kritik dan saran selama penelitian ini
2,69 ppm. Nilai IC50 tersebut berlangsung.
menggambarkan pada konsentrasi tersebut
suatu antioksidan dapat menghambat 50%
radikal. Berdasarkan tingkat pembagian

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience


154

DAFTAR PUSTAKA Kulit Bawang Merah sebagai


Antioksidan Alami. Al Kimiya. 2: 1-
Ariyanto,R.2006. Uji Aktivitas 8.
antioksidan, Penentuan Kandungan Sasikumar, J.M., V. Mahesu., R. Jayadev.
Fenolik dan Flavonoid Total Fraksi 2009. In Vitro Antioxidant Activity
Kloroform dan Fraksi Air Ekstrak of Methanolic Extracts of Berberis
Metanolik Pegagan (Centella Tincctoria Lesch. Root and Root
asiatica L. Urban). Skripsi. Fakultas Bark. India Journal of Herbal
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Medicine and Toxycology ,3(2) : 53
Arung T, Shimizu K, Kusuma IW, Kondo – 58.
R. 2011. Inhibitory effect of Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi
quercetin 4’-O-Bglucopyranoside Manusia. Graha Ilmu, Jakarta.
from dried skin of red onion (Allium Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep.
cepa L). Natural Product Research. Penerbit EGC, Jakarta.
25 (3):256-263 Soebagio, B., Rusdiana, T. dan Khairudin.
Hanani, E., A. Mun’im., R. Sekarini. 2005. 2007. Pembuatan Gel dengan
Identifikasi Senyawa Antioksidan
dalam Spons Callyspongia sp dari
Aqupec HV-505 dari Ekstrak Umbi
Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Bawang Merah (Allium cepa, L.)
Kefarmasian, 2 : 127 – 133. sebagai Antioksidan. Fakultas
Lachman, L., H. A. Lieberman & J. L. Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Kanig. 1994. Teori dan Praktek Bandung.
Farmasi Industri. UI Press, Jakarta. Yulin, H.R. 2015. Uji Stabilitas Fisik Gel
Mohamed, M.I., 2004. Optimization of
Masker Peel Off Serbuk Getah Buah
Chlorphenesin Emulgel Formulation.
Pepaya (Carica papaya L.) dengan
The AAPS Journal, 6 (3) : 26.
Basis Polivinil Alkohol dan
Mutchler, E. 1991, Dinamika Obatedisi V
Hidroksipropil Metil Selulosa.
terjemahan M.B Widianto dan Skripsi. Fakultas Kedokteran dan
A.Sranti. ITB, Bandung. Ilmu Kesehatan Program Studi
Rahayu, S., N. Kurniasih, & V. Amalia. Farmasi Universitas Islam Negeri
2015. Ekstraksi dan Identifikasi Syarif Hidayatullah Jakarta.
Senyawa Flavonoid dari Limbah

Volume 04, Nomor 02 (2017) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai