Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FITOKIMIA I
“ UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH MANGROVE (Sonneratia alba)
DENGAN METODE DPPH ”

Dosen Pengampu : 1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt


2. Yulianita, M.Farm.
3. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.
4. Siti Mahyuni, M.Sc
5. Marybet Tri R.H, M.Farm., Apt
6. Mindiya Fatmi, M.Farm., Apt
7. Cyntia Wulandari, M.Farm

Asisten Dosen : Nur Hidayanti

Disusun Oleh :

Nama : Isna Anjelita

NPM : 066119090

Kelas : 5C

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Untuk melakukan uji aktifitas antioksidan buah mangrove (Sonneratia alba)

1.2 Dasar Teori


Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat yang bersinggungan langsung dengan
kehidupan manusia di daratan mulai dari manfaat ekologi sampai sebagai sumber
pangan dimana ekstrak dan bahan mentah dari tumbuhan mangrove telah digunakan
oleh masyarakat pesisir untuk keperluan pengobatan alamiah. Masyarakat
memanfaatkan mangrove sebagai obat tradisional karena memiliki potensi kandungan
bioaktif yang sangat tinggi, kandungan dari tumbuhan ini salah satunya dapat
digunakan sebagai antioksidan (Spalding et al., 2010).
Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu
radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm
dengan warna violet gelap (Sunarni, 2005).
Antosianin adalah pigmen yang bisa larut dalam air. Secara kimiawi antosianin bisa
dikelompokkan dalam golongan flavonoid dan fenolik Zat tersebut berperan dalam
pemberian warna terhadap bunga atau bagian tanaman lain dari mulai merah, biru
sampai ke ungu termasuk juga kuning (Samsudin dan Khoiruddin, 2008).
Antioksidan adalah zat yang dapat menangkal atau mencegah reaksi oksidasi dari
radikal bebas Oksidasi merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari
satu zat ke oksidator. Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu
reaksi berantai, menyebabkan kerusakan sel dalam tubuh. Radikal bebas sangat
berbahaya karena dapat merusak jaringan tubuh yang dapat menyebabkan penyakit
degeneratif seperti kanker, tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes melitus,
katarak, proses penuaan dini, dan lain-lain (Haila, 1999).

BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan bahan
2.1.1 Alat
1. Alat – alat analisis
2. Freezer
3. Kantong plastik
4. Oven
5. Pisau
6. Spektrofotometer
7. Sentrifus magnetik stirier
8. Timbangan analitik
9. Vacum rotary evaporator

2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Asam sulfat
3. Asam asetat anhidrat
4. H2SO4 2N
5. HCl
6. Harger dan reagen dragendrof
7. FeCl3
8. Klorofrom
9. Mg
10. Metanol 90%
11. NaOH

2.2 Cara kerja


- Preparasi
1. Diambil Buah S. alba mentah/segar 7 kg dengan ukuran buah 2–3 cm

2. Dikeluarkan, dicuci bersih buah S.alba lalu ditiriskan, setelah itu buah diiris
tipis lalu

3. Dikering anginkan di ruang terbuka selama 7– 10 hari sampai kering, setelah


kering kemudian diblender menjadi 1 kg tepung
- Ekstraksi

1. Dimasukan Tepung buah S. alba ke dalam toples ditimbang 1 kg, kemudian


ditambah pelarut methanol 90% dengan perbandingan 1:3 (w/v). total berat
pelarut metanol yang digunakan sebanyak 6,5 liter. Lalu dimaserasi dengan
pelarut metanol selama 3x24 jam dan setiap 24 jam pelarut metanol diganti.

2. Hasil maserasi kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring


Wharman no. 42 sehingga dihasilkan filtrat.

3. Filtrat lalu dikeringkan dengan vacuum rotary evaporator dengan suhu 40o
sehingga diperoleh ekstrak kental. 4. Ekstrak kental yang diperoleh
selanjutnya dilakukan uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


- Aktifitas Antioksidan DPPH

- Kurva pengujian aktifitas anti oksidan


3.2 Pembahasan

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas yang dapat
menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran dinding sel, pembuluh darah,
basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit. Suatu tanaman dapat
memiliki aktivitas antioksifan apabila mengandung senyawa yang mampu menangkal
radikal bebas seperti fenol dan flavonoid.
Parameter dapat digunakan untuk pengukuran aktivitas antioksidan adalah IC50,
yaitu bilangan yang menunjukan konsentrasi yang mampu menghambat aktivitas suatu
radikal sebesar 50% ( molyneux 2004). Untuk menentukan IC50 diperlukan kurva
standar dari 5inhibisi sebangai sumbu y dan konsentrasi fraksi antioksidan sebangai
sembu x. Semakin kecil nilai IC50 menunjukan semakin tinggi aktifitas
antioksidannya. Hal ini bahwa radikal bebas dapat ditangkap oleh senyawa antioksidan
hanya dengan konsentrasi yang kecil. Metode DPPH merupakan suatu metode untuk
menentukan senyawa radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa yang
mendonorkan atom hydrogen untuk melengkapi kekurangan elektron DPPH. Prinsip
kerja dari metode DPPH adalah adanya senyawa atom hidrogen dari senyawa
antioksidan yang berikatan dengan elektron bebas pada senyawa radikal sehingga
menyebabkan perubahan dari radikal bebas (diphenylpicrylhydrazyl) menjadi senyawa
non-radikal (diphenylpicrylhydrazine).
Alasan menggunakan metanol dibandingkan dengan pelarut lain seperti etanol
karena hasil perbandingan nilai absorbansi DPPH dalam pelarut etanol, pada pH 5,5
dengan panjang gelombang 517 nm maka didapatkan hasil absorbansi terbesar pada
pelarut metanol dengan pH 5,5 metanol yang paling akhir yaitu etanol . Oleh karena itu
pada penentuan aktivitas radikal bebas terhadap DPPH akan memberikan hasil yang
baik menggunakan pelarut metanol.
Metode DPPH yang dapat digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan
komponen tertentu dalam suatu sampel yaitu antioksidan. Antioksidan adalah zata
yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas yang terbentuk suatu
metabolisme oksidatif yaitu hasil reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi
didalam tubuh. Uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH dipilih karena
mempunyai keuntungan diantaranya adalah memiliki uji sederhana, mudah diterapkan
karena senyawa radikal yang digunakan bersifat stabil dibandingkan dengan metode
lainnya, cepet, dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel.
BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :


1. IC50 buah Sonneratia alba yang berukuran 2–3 cm yang diambil disekitar pantai
Desa Nunuk Kecamatan Pinolosian memiliki nilai IC50 = 296,54 ppm dan
dikategorikan sangat lemah.
2. Semakin tinggi konsentrasi pada sempel yang digunakan maka nilai asorbansi
DPPH semakin menurun yang menunjukan adanya aktivitas antioksidan dari
sampel.
3. Prinsip dari uji DPPH adalah hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH
oleh antioksidan pada suatu senyawa.
4. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas antioksidan yang dimiliki
oleh suatu senyawa

DAFTAR PUSTAKA

Haila, K. 1999. Effects of Carotenoids and Carotenoid-Tocopherol Interaction on Lipid


Oxidation In Vitro. University of Helsinki, Department of Applied Chemistry and
Microbiology Helsinki
Samsudin, A.M., dan Khoiruddin. 2008. Ekstraksi, Filtrasi Membran dan Uji Stabilitas Zat
Warna dari Kulit Manggis (Garcinia mangostana). (Makalah Penelitian). Jurusan
Teknik Kimia. Universitas Diponegoro
Spalding M, Kainuma M, dan Collins l. 2010. World Atlas of Mangroves in Indonesia.
Bogor: PKA/WI_ IPB
Sunarni, T., 2005, Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa Kecambah
dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 2, No. (2),
53-61.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai