BERPOTENSI ANTIOKSIDAN
CHRISTINE MAHARDHIKA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Fraksionasi
Ekstrak Kulit Petai Berpotensi Antioksidan adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Christine Mahardhika
NIM G44080109
ABSTRAK
CHRISTINE MAHARDHIKA. Fraksionasi Ekstrak Kulit Petai Berpotensi
Antioksidan. Dibimbing oleh DUDI TOHIR dan GUSTINI SYAHBIRIN.
ABSTRACT
Many medicinal plants have been used in traditional treatment and are
known to be potencial as antioxidant. Petai is one of the medicinal plants having
high antioxidant activity. This study aimed to study the cytotoxicity and
antioxidant activity of the exterior and interior parts mixture of petai seed coat
with brine shrimp lethality test and 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl methods. Petai
seed coat was extracted with methanol and liquid-liquid partitioned by using n-
hexane, chloroform, and ethyl acetate. The 50% lethal concentration (LC50) values
of ethyl acetate and water fractions were 49.51 and 118.01 mg L-1, respectively.
These results showed that both fractions were potencial as active compounds and
toxic. Ethyl acetate fraction had the highest antioxidant activity with the 50%
inhibition concentration (IC50) value of 2 mg L-1. Water and solid fractions had
IC50 values of 5.37 and 4.05 mg L-1, respectively. Gallic acid was used as positive
control and gave IC50 value of 0.48 mg L-1. Based on these results, all 3 fractions
of petai seed coat extract had very high antioxidant activities.
CHRISTINE MAHARDHIKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Fraksionasi Ekstrak Kulit Petai Berpotensi Antioksidan
Nama : Christine Mahardhika
NIM : G44080109
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Fraksionasi Ekstrak Kulit Petai Berpotensi Antioksidan”. Karya ilmiah ini
disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli hingga
November 2012 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan dukungan yang telah
diberikan oleh Bapak Drs Dudi Tohir, MS selaku pembimbing I dan Dr Gustini
Syahbirin, MS selaku pembimbing II. Terima kasih juga kepada Pak Farid, Pak
Budi Arifin, Pak Sabur, Mbak Nia, dan Ibu Yenni atas saran-saran serta bantuan
yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian di Laboratorium Kimia
Organik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, Riris,
Sandi, Bang Tuek, teman-teman, dan semua pihak yang telah mendukung penulis
selama pelaksanaan dan penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Terima kasih.
Christine Mahardhika
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
BAHAN DAN METODE 2
Bahan dan Alat 2
Penentuan Kadar Air 2
Ekstraksi 2
Uji Fitokimia 3
Uji Toksisitas dengan Metode BSLT 3
Uji Aktivitas Antioksidan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Kadar Air dan Ekstraksi 4
Fitokimia 5
Toksisitas dengan Metode BSLT 5
Aktivitas Antioksidan 6
SIMPULAN DAN SARAN 7
Simpulan 7
Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 7
LAMPIRAN 9
RIWAYAT HIDUP 16
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Selain berpotensi sebagai antidiabetes, biji dan kulit petai juga telah
diketahui mengandung senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan
dengan nilai konsentrasi penghambatan 50% (IC50) sebesar 26 mg L-1 pada biji
(Aisha et al. 2012), 3.90 mg L-1 pada kulit bagian luar, dan 46.90 mg L-1 pada
kulit bagian dalam (Tunsaringkarn et al. 2012).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memisahkan senyawa yang
terkandung dalam campuran bagian luar dan dalam kulit petai, menduga golongan
senyawa metabolit sekundernya, serta menganalisis potensi senyawa aktif sebagai
antioksidan, dan efek sitotoksiknya pada hewan uji. Selain dapat mengurangi
limbahnya, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah nilai jual petai.
Tahapan penelitian ini meliputi penentuan kadar air, ekstraksi sampel, uji
fitokimia, uji toksisitas mengunakan larva udang (BSLT), dan uji aktivitas
antioksidan mengunakan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) (Lampiran
1).
Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit petai bagian luar dan dalam dari
daerah Ciampea Bogor, metanol, n-heksana, kloroform, etil asetat, air laut, dimetil
sulfoksida (DMSO), telur Artemia salina Leach, asam galat sebagai kontrol
positif, DPPH, eter, serbuk Mg, amil alkohol, FeCl3 1%, CHCl3, H2SO4 2 M,
NH4OH, HCl pekat, akuades, pereaksi Wagner, Mayer, Dragendorf, dan
Liebermann-Buchard.
Alat-alat yang digunakan adalah peralatan kaca yang lazim digunakan di
laboratorium, neraca analitik, aerator, oven, penguap putar, vorteks, dan
spektrofotometer ultraviolet-tampak (UV-Vis).
Campuran kulit bagian luar dan dalam petai dikeringudarakan pada suhu di
bawah 45 °C tanpa terkena sinar matahari secara langsung, kemudian dihaluskan
menggunakan blender. Simplisia sebanyak 200 g dimaserasi secara dinamik
selama 8 jam dan secara statik hingga 24 jam menggunakan 1 L metanol.
Maserasi dilakukan sebanyak 3 kali ulangan, kemudian filtratnya dikumpulkan
dan dipekatkan dengan penguap putar. Ekstrak tersebut diambil sebanyak 8.275 g
dan dilarutkan dalam 200 mL akuades, kemudian dipartisi secara berurutan
masing-masing dengan 100 mL n-heksana, kloroform, dan etil asetat. Partisi
masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Fraksi air dan etil asetat, serta
padatan dari partisi etil asetat yang dilarutkan dalam metanol dikeringkan dengan
penguap putar.
Uji Alkaloid
Sebanyak 0.1 g ekstrak ditambah dengan 10 mL CHCl3 dan beberapa tetes
NH4OH. Larutan tersebut disaring dan filtratnya ditambahkan 10 tetes H2SO4 2
M, lalu dikocok. Lapisan asam dipisahkan dan masing-masing ditambahkan
dengan pereaksi Mayer (positif jika terbentuk endapan putih), pereaksi Wagner
(positif jika terbentuk endapan cokelat), dan pereaksi Dragendorf (positif jika
terbentuk endapan merah jingga).
Uji Saponin
Ekstrak sebanyak 0.1 g ditambah dengan 10 mL akuades panas, kemudian
dipanaskan selama 5 menit. Filtrat sebanyak 10 mL dikocok selama 10 menit
dalam keadaan tertutup. Ekstrak yang mengandung saponin akan membentuk buih
yang stabil selama 10 menit.
Uji Flavonoid
Ekstrak sebanyak 0.1 g ditambah dengan 10 mL akuades panas, kemudian
dipanaskan selama 5 menit. Filtrat sebanyak 10 mL ditambahkan 0.5 g serbuk
Mg, 1 mL HCl pekat, dan 1 mL amil alkohol. Campuran dikocok kuat-kuat. Uji
positif terhadap flavonoid ditandai dengan munculnya warna merah, kuning, atau
jingga pada lapisan amil alkohol.
Uji Tanin
Sebanyak 10 mL ekstrak dipanaskan selama 10 menit, kemudian disaring
dan filtratnya ditambahkan dengan FeCl3 1%. Ekstrak yang positif mengandung
tanin akan membentuk warna biru tua atau hijau kehitaman.
Fitokimia
Aktivitas Antioksidan
N N
OH O*
N NH
+ +
O 2N NO 2 O 2N NO 2
NO 2 NO 2
Simpulan
Campuran bagian luar dan dalam kulit petai terbukti memiliki bahan aktif
yang berpotensi sebagai antioksidan. Fraksi etil asetat, air, dan padatan dari
ekstrak metanol, ketiganya memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Fraksi etil
asetat memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dengan nilai IC50 2 mg L-1 dan
bersifat toksik dengan LC50 49.50 mg L-1. Aktivitas antioksidan fraksi ini lebih
tinggi bila dibandingkan dengan aktivitas antioksidan kulit bagian dalam dan
bagian luar yang dilaporkan sebelumnya. Hasil uji fitokimia menunjukkan
keberadaan senyawa fenolik, yaitu flavonoid dan tanin sebagai bahan aktif yang
berpotensi antioksidan.
Saran
Nilai toksisitas fraksi padatan perlu diteliti lebih lanjut. Pemisahan lebih
lanjut, analisis kualitatif dan kuantitatif komponen-komponen pada tingkat
molekularnya dari setiap fraksi diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa murni
pada tiap fraksi. Identifikasi tersebut dapat dilakukan antara lain dengan
menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) dan spektrometer
resonans magnetik inti (RMI).
DAFTAR PUSTAKA
Serbuk kulitkulit
Serbuk petai
petaipetai
- Penetapan kadar air
- Maserasi dengan metanol
- Uji fitokimia
- Dilarutkan dalam 200 mL akuades
- Partisi dengan n-heksana
Fraksi kloroform
Fraksi kloroform Fraksi air
Uji fitokimia
Uji toksisitas
Uji aktivitas antioksidan
Lampiran 2 Hasil penentuan kadar air
-
Kadar air (%) = × 100%
-
= × 100% = 7.95%
Contoh perhitungan:
= × 100% = 48.86%
-
= × 100% = 19.62%
Lampiran 4 Foto hasil uji fitokimia
8
y = 0.935x + 3.4155
6 R² = 0.9232
Probit
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Log konsentrasi
b) Fraksi air
Konsentrasi (ppm) ∑ Larva mati % Mortalitas Rerata (%) Nilai probit
0 0
0 0.00 -
0 0
2 20
10 20.00 4.16
2 20
4 40
100 40.00 4.75
4 40
6 60
250 60.00 5.25
6 60
7 70
500 70.00 5.52
7 70
8 80
750 80.00 5.84
8 80
lanjutan Lampiran 5
y = 3.1879 + 0.8746x
5 = 3.1879 + 0.8746x
x = 2.0719
LC50 = antilog (2.0719)
LC50 = 118.0099 mg L-1
8
y = 0.8746x + 3.1879
6 R² = 0.96
Probit
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Log konsentrasi
Lampiran 6 Hasil uji aktivitas antioksidan
a) Asam galat
Konsentrasi (mg L-1) ln Konsentrasi Inhibisi (%)
2 0.6931 67.78
4 1.3863 93.84
6 1.7918 94.97
8 2.0794 95.23
10 2.3026 95.34
y = 62.1658 + 16.5186x
50 = 62.1658 + 16.5186x
x = - 0.7365
IC50 = antiln (- 0.7365)
IC50= 0.4788 mg L-1
100
y = 16.519x + 62.166
50
R² = 0.7504
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ln Konsentrasi
50
y = 42.019x + 20.884
R² = 0.9927
0
0 0.5 1 1.5 2
ln Konsentrasi
lanjutan Lampiran 6
c) Fraksi air
Konsentrasi (mg L-1) ln Konsentrasi Inhibisi (%)
2 0.6931 14.16
4 1.3863 36.64
6 1.7918 54.97
8 2.0794 63.56
10 2.3026 75.08
y = -13.1477 + 37.5768x
50 = -13.1477 + 37.5768x
x = 1.6805
IC50 = antiln (1.6805)
IC50 = 5.3682 mg L-1
R² = 0.9946
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ln Konsentrasi
d) Fraksi padatan
Konsentrasi (mg L-1) ln Konsentrasi Inhibisi (%)
2 0.6931 15.03
4 1.3863 48.79
6 1.7918 70.40
8 2.0794 84.23
10 2.3026 93.69
y = -19.1504 + 49.4223x
50 = -19.1504 + 49.4223x
x = 1.3992
IC50 = antiln (1.3992)
IC50 = 4.0519 mg L-1
60 R² = 0.9993
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ln Konsentrasi
RIWAYAT HIDUP