JUDUL PROGRAM
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK ETANOL DAN
EKSTRAK KLOROFORM BUAH SENGGANI (Melastoma malabathricum
L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl)
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH:
Ketua : Indah Gustari NIM: 159171/ANGKATAN 2015
Anggota: Ghalda’ Karimah NIM: 159163/ANGKATAN 2015
Anggota: Melidyawati Amalia NIM: 159189/ANGKATAN 2015
i
ii
RINGKASAN
Buah senggani diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
Berbagai bukti ilmiah menyatakan bahwa antioksidan dapat menetralisir radikal
bebas, mengurangi resiko penyakit kronis seperti kanker. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antioksidan antara ekstrak etanol
dan ekstrak kloroform buah senggani. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan
dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl) dengan cara ekstraksi
secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan pelarut kloroform.
Aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan ekstrak kloroform serta pembanding
Vitamin C diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil absorbansi
digunakan untuk menghitung IC₅₀. data yang didapat dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian yang didapat yaitu Nilai IC50 ekstrak etanol buah senggani yaitu
52,032%, termasuk antioksidan kuat. Nilai IC₅₀ ekstrak kloroform buah senggani
yaitu 180,97%, termasuk antioksidan lemah. Dan vitamin C sebagai pembanding
yaitu sebesar 3,842%.
Kata Kunci: antioksidan, buah senggani, DPPH, ektstrak etanol dan ekstrak
kloroform.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………..…...ii
RINGKASAN…………………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………....v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2.Tujuan Penelitian……………………………………………………………...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kandungan dan Khasiat Tanaman Senggani………………………………….2
2.2. Ekstraksi……………………………………………………………...……….2
2.3. Antioksidan…………………………...………………………………………2
2.4. DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl)……………………………………….3
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian…………………..….…………………………4
3.2. Alat dan Bahan Penelitian…………………….…..…………………………..4
3.3. Prosedur Penelitian…………………………………………………………....4
3.3.1. Pengambilan Sampel…………………………………………………….4
3.3.2. Penyiapan Sampel……………………………………………………….4
3.3.3. Pembuatan Ekstrak Etanol dan Ekstrak Kloroform Buah Senggani…….4
3.3.4. Uji Antioksidan………………………………………………………….4
a. Pembuatan Larutan DPPH 0,05mM………...…………………………..4
b. Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak etanol dan ekstrak kloroform Buah
Senggani serta Vitamin C sebagai Pembanding………………………..4
c. Uji Kuantitatif Antioksidan……………………………………………..5
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum…………………………5
2. Penentuan Aktivitas Antioksidan……………………………………5
3.4. Analisis Data………………………………………………………………….5
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS……..…………....6
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………...9
5.2. Saran…………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1. Tingkat kekuatan antioksidan dengan metode DPPH…………………..…….3
4.1. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan larutan uji ekstrak etanol buah
senggani dengan metode DPPH.……………………………….………………….6
4.2. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan larutan uji ekstrak kloroform buah
senggani dengan metode DPPH…………………………………………………...6
4.3. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan vitamin C dengan metode DPPH..….7
4.4. Nilai IC₅₀ ekstrak etanol, ekstrak kloroform, dan vitamin C…………………7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
4.1. Grafik nilai IC₅₀ ekstrak etanol, kloroform, dan vitamin C…………………..8
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit kanker di Indonesia semakin meningkat sejak beberapa tahun
terakhir. Penyebaran kanker salah satunya disebabkan oleh faktor radikal bebas
yang masuk kedalam tubuh manusia. Untuk dapat menangkal radikal bebas dapat
digunakan antioksidan.
Buah senggani merupakan salah satu tanaman liar yang manfaatnya belum
banyak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat pada daerah tertentu hanya
memanfaatkan daunnya sebagai obat luka dan obat sariawan. Buah senggani yang
sudah matang berwarna ungu, dimana hal tersebut mengindikasikan tingginya
kandungan antioksidan didalamnya.
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan atau kelebihan satu
elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi tidak stabil dan berusaha
untuk mengambil elektron dari molekul lain. Adanya radikal bebas ini bisa berasal
dari metabolisme tubuh ataupun faktor luar seperti asap rokok, sinar ultra violet,
ataupun zat kimia pada makanan dan polutan lain. Radikal bebas merupakan salah
satu penyebab awal timbulnya penyakit kronis yang dibutuhkan waktu bertahun –
tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
Antioksidan adalah zat yang dapat menetralisir radikal bebas. Hal ini
disebabkan karena antioksidan mampu memberikan pasangan elektron pada
elektron bebas yang radikal sehingga tidak liar lagi (Kosasih, 2004). Berbagai
bukti ilmiah menyatakan bahwa antioksidan dapat menetralisir radikal bebas,
mengurangi resiko penyakit kronis seperti kanker.
Sejauh ini masih sedikit penelitian tentang analisa kandungan antioksidan
pada buah senggani. Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian uji antioksidan
ekstrak etanol dan ekstrak kloroform buah senggani dengan menggunakan metode
DPPH.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan untuk mendapatkan ekstrak etanol dan ekstrak
kloroform buah senggani
2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan buah senggani ekstrak etanol dan
ekstrak kloroform dilihat dari nilai IC50
3. Untuk membandingkan aktivitas antioksidan antara ekstrak etanol dan
ekstrak kloroform buah senggani
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kandungan dan Khasiat Tanaman Senggani
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat adalah
tumbuhan Senggani. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun, akar, buah,
dan biji. Tumbuhan senggani berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan
(dispepsia), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, darah
haid berlebihan, pendarahan rahim diluar waktu haid, mimisan, berak darah
(melena), wasir berdarah, radang dinding pembuluh darah disertai pembekuan
darah didalam salurannya (tromboangitis), air susu ibu (ASI) tidak lancar,
keracunan singkong, mabuk minuman keras, busung air dan bisul (Arisandi,
2008).
Tanaman senggani ini memiliki beberapa zat kimia terutama pada bagian
buahnya. Komponen fitokimia baik buah senggani mentah maupun buah masak
meliputi alkaloid, triterpenoid/steroid, flavonoid, saponin, dan tanin
(Syafitri,2013). Buahnya dapat dimakan, sedangkan daun muda bisa dimakan
sebagai lalap atau disayur (Dalimartha, 1999). Tanaman senggani memiliki buah
yang berwarna ungu kemerahan yang diketahui pada buahnya memilik kandungan
antosianin yang tinggi yang bersifat sebagai antioksidan kuat (Sentra Informasi IPTEK,
2005).
2.2. Ekstraksi
Ekstrasi adalah penyarian senyawa-senyawa yang terdapat dalam simplisia
tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan cara yang tepat
sehingga diperoleh hasil yang secara kualitatif dan kuantitatif memenuhi
persyaratan. Pada prinsipnya senyawa polar diekstraksi dengan pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar diekstraksi dengan menggunakan pelarut nonpolar
(Harborne, 1996).
Maserasi adalah prosess penarikan simplisia dengan merendam simplisia
tersebut dalam larutan penyari menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam larutan penyari. Larutan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
dengan yang diluar sel (Ansel, 1989).
2.3. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam
dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara
mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga
aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. Keseimbangan oksidan dan
3
antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan fungsi sistem imunitas tubuh
(Winarsi, 2007).
Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas, sehingga atom dan elektron
yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron dan menjadi stabil. Radikal
bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya tidak stabil. Ketidakstabilan ini
disebabkan atom tersebut memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan. Atom tunggal tersebut berusaha untuk memiliki pasangan elektron,
sehingga sifatntya sangat reaktif (Tapan, 2005)
Kuat tidaknya antioksidan dapat dilihat dari IC₅₀. IC₅₀ adalah bilangan
yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (μg/mL) atau ppm yang mampu
menghambat 50% oksidasi. Menurut Molyneux (2004), harga IC₅₀ berbanding
terbalik dengan kemampuan zat atau senyawa yang bersifat sebagai antioksidan.
Semakin kecil nilai IC₅₀ maka semakin kuat daya antioksidan senyawa tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Akademi Farmasi Yarsi
Pontianak selama 4 bulan, penelitian menggunakan metode uji antioksidan DPPH.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, evaporator,
spektrofotometer UV-Vis, labu ukur, neraca analitik, bejana maserasi, wadah
sampel, kertas saring, gelas ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, corong gelas, dan
tabung reaksi. Bahan yang digunakan yaitu buah senggani, etanol 96%,
kloroform, DPPH, aquadest, dan vitamin C.
3.3.Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan Sampel
Bahan penelitian berupa Buah Senggani diperoleh di Jl. Trans Kalimantan,
Kubu Raya, Kalimantan Barat. Pengambilan sampel sebanyak 1,5kg.
3.3.2. Penyiapan Sampel
Buah Senggani yang diambil sebanyak 1,5kg, kemudian diblender hingga
halus.
3.3.3. Pembuatan Ekstrak Etanol dan Ekstrak Kloroform Buah Senggani
Buah senggani yang sudah diblender ditimbang masing – masing 500g dan
dimasukkan kedalam bejana maserasi. Kemudian masing – masing ditambahkan
etanol (96%) dan kloroform sebanyak 2 Liter sampai terendam merata dan
didiamkan sambil sesekali dilakukan pengadukan. Proses perendaman ini
dilakukan selama 1x24 jam. Hasil maserasi disaring, sehingga diperoleh filtrat.
Filtrat yang diperoleh kemudian dievaporator hingga didapat ekstrak kental,
selanjutnya dihitung rendemennya.
3.3.4. Uji Antioksidan
a. Pembuatan Larutan DPPH 0,15 mM
Sebanyak 19,716 mg DPPH dilarutkan dengan etanol dalam labu takar
50 mL sampai tanda batas, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1 mM.
Kemudian mengambil 7,5 mL Larutan DPPH 1 mM dimasukkan ke dalam labu
takar 50 mL ditambah kan etanol sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan
DPPH 0,15 mM.
b. Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak etanol dan ekstrak kloroform Buah
Senggani serta Vitamin C sebagai Pembanding
1. Vitamin C
Menimbang sebanyak 10 mg Vitamin C dilarutkan dengan akuabides
dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml ditambahkan akuades hingga batas (100
5
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
Penelitian ini didapatkan hasil yaitu ekstrak etanol dan ekstrak kloroform
dengan rendemen ekstrak etanol yaitu sebesar 13,164% dan ekstrak kloroform
yaitu sebesar 3,624%.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan DPPH sebagai agen radikal
bebas. Prinsip metode DPPH pada penelitian ini adalah pengukuran absorbansi
dari radikal DPPH yang mengalami penurunan akibat adanya senyawa antioksidan
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang
serapan maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya (Thangaraj, 2016). Metode
ini dipilih karena metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk skrining
aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti
akurat dan praktis (Prakash dkk, 2001).
Tabel 4.1. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan larutan uji ekstrak etanol
buah senggani dengan metode DPPH
Konsentrasi (%, b/v) % Inhibisi
20 18,936
40 42,025
60 60,612
80 75,086
100 87,077
Tabel 4.4. Nilai IC₅₀ ekstrak etanol, ekstrak kloroform, dan vitamin C
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai IC₅₀ ekstrak etanol yaitu
52,032% lebih kecil daripada nilai IC₅₀ ekstrak kloroform yaitu 180,97%, hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki daya antioksidan lebih kuat dari
pada ekstrak kloroform. Hal ini dimungkinkan karena senyawa yang terkandung
pada buah senggani sebagian besar bersifat polar, diantaranya flavonoid dan
tannin, dimana flavonoid merupakan golongan senyawa terbesar yang terkandung
didalam tanaman (Syafitri, 2013). Nilai IC₅₀ vitamin C yaitu 3,842% lebih kecil
dari ekstrak etanol yaitu 52,032%, hal ini menunjukkan bahwa vitamin C
memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dari ekstrak etanol. Hal ini
dimungkinkan karena vitamin C adalah salah satu senyawa penangkal radikal
bebas alam yang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. Hal ini menunjukan
bahwa daya antioksidan ekstrak etanol dan kloroform buah senggani lebih lemah
dibandingkan antioksidan vitamin C. Nilai IC50 ekstrak etanol, ekstrak kloroform
dan vitamin C dapat dilihat pada gambar 4.1.
8
Nilai IC₅₀
200 180.97
150
Nilai IC₅₀
100
52.032
50 Sangat Kuat
3.842
0
Ekstrak Etanol Ekstrak Kloroform Vitamin C
Gambar 4.1. Grafik nilai IC₅₀ ekstrak etanol, kloroform, dan vitamin C
Berdasarkan gambar 4.1 di atas menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol
buah senggani yaitu 52,032%, termasuk antioksidan kuat. Nilai IC₅₀ ekstrak
kloroform buah senggani yaitu 180,97%, termasuk antioksidan lemah. Dan
vitamin C 3,842 %, termasuk antioksidan sangat kuat pada metode DPPH.
Sehingga dapat disimpulkan vitamin C memiliki aktivitas peredaman radikal
bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak etanol dan kloroform buah
senggani yang memiliki aktivitas antioksidan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol buah senggani dapat dikembangkan sebagai salah satu pengobatan
alternatif yang berasal dari bahan alam.
Buah senggani memberikan aktivitas peredaman radikal bebas yang lebih
kecil karena penelitian ini masih berupa ekstrak kasarnya bukan senyawa murni,
sehingga masih terdapat kemungkinan senyawa murni yang dikandung memiliki
aktivitas peredaman radikal bebas lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak
kasarnya (Sami dkk, 2016).
Faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu kandungan senyawa
antioksidan yang sedikit dalam ekstrak etanol dan kloroform akibat waktu
maserasi yang singkat yaitu 1 hari jika dibandingkan dengan teori dimana
maserasi biasanya dilakukan selama 3-5 hari (Ansel, 1989) sehingga senyawa
yang berkhasiat sebagai antioksidan tidak teritarik dengan sempurna.
9
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol dan kloroform buah senggani diekstraksi dengan cara
maserasi dan rendemen ekstrak etanol yaitu sebesar 13,164% dan ekstrak
kloroform yaitu sebesar 3,624%
2. Pengujian aktivitas antioksidan buah senggani dengan metode DPPH pada
sampel etanol ditandai dengan nilai IC₅₀ sebesar 52,032 %, sampel
kloroform sebesar 180,97 %
3. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan kloroform buah senggani lebih
lemah dibandingkan vitamin C (IC₅₀ = 3,842 %).
5.2. Saran
Adapun saran penulis, yaitu penelitian dilanjutkan ke tahap uji
farmakologi dan / atau pembuatan produk atau sediaan farmasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat.
Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. UI-Press. Jakarta, hal 607-608
Arisandi, Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Merah. Jakarta
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya.
Jakarta
Hanani, E,. Mun’im, A. & Sekarini, R. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan
dalam Spons Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu
Kefarmasian. ISSN : 1693-9883. Vol. II. No.3:127
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia, Diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro. ITB. Bandung
IPTEKnet. 2005. Tanaman Obat Indonesia. Sentra Informasi IPTEK.
http://www.ipteknet.go.id/
Kosasih, dkk. 2004. Peranan Antioksidan pada Lanjut Usia. Pusat Kajian
Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta
Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical DPPH for Estimating
Antioxidant Activity. Songklanakarin. Sci. Technol, 26(2). Jakarta
Selatan. Hal 211-219
Prakash, A. 2001. Antioxidant Activity. Heart of Giant Reccource, 19 (2). Hal 1-4
Sami, F. J., Rahimah, S. 2016. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Bunga
Brokoli (Brassica oleracea L. var. Italica) dengan Metode DPPH (2,2 diphenyl-1-
picrylhydrazyl) dan Metode ABTS (2,2 azinobis (3-etilbenzotiazolin)-6-asam
sulfonat). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol.2 No.2.
Syafitri,Eka N. 2013. Kandungan Fitokimia, Aktivitas Antioksidan, dan
Sitotoksisitas Ekstrak Buah Harendang. (Melastoma affine D. Don).
Departemen Biokimia Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tapan, E. 2005. Kanker, Antioksidan & Terapi Komplementer. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta
Thangaraj, P. 2016. Pharmacological Assays of Plant-Based Natural Products.
Springer International Publishing. Switzerland
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta
11
c. Maserasi sampel
h. pembuatan larutan seri kadar kloroform i. pembuatan larutan seri kadar etanol