BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
i
ii
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL……………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. ii
RINGKASAN…...………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………......... iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………... 1
I.1 Latar Belakang…………..……………………………... 1
I.2 Rumusan Masalah……..……………………………….. 1
I.3 Tujuan Penelitian.....……………………………............ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................…………... 3
BAB III METODE PENELITIAN ..........……………………….. 4
3.1 Rancangan Penelitian…....……………………………... 4
3.2 Tahapan Penelitian……………………………...…........ 4
3.3 Prosedur penelitian...…………………………………... 5
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ... 6
4.1 Indikator Capaian...…………………………………..... 6
4.2 Analisis Data …………………………………………. 7
4.3 Potensi Khusus ……………………………………….. 8
BAB V POTENSI HASIL……………………………………….. 9
BAB VI PENUTUP ……………………………..…………. 10
Daftar Pustaka...………………………....………............................ 11
Lampiran…………………………………………………..……….. 12
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manggis
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan melalui
beberapa tahapan utama, yaitu pengumpulan dan penyiapan sampel manggis,
maserasi kulit buah manggis menggunakan metanol, fraksinasi ekstrak metanol
kulit buah mangis dengan kromatografi kolom, KLT bioautografi untuk
mengetahui fraksi yang mampu meredam DPPH, uji aktivitas antioksidan fraksi
aktif dengan metode DPPH serta pengolahan dan analisis data
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Pengumpulan dan Penyiapan Sampel Kulit Buah Manggis
Kulit buah manggis yang telah dikumpulkan, dicuci, dipotong-potong dan
dikeringkan menggunakan oven pada suhu 65°C selama 40 menit. Simplisia
kering kemudian diserbukan menggunakan blender. Serbuk simplisia diayak
dengan ayakan mesh 20. Serbuk simplisia kulit buah manggis sebanyak 300 gram
di defatting dengan menggunakan 900 mL pelarut n-heksan di toples. Kemudian
serbuk ditambahkan dengan pelarut metanol dengan perbandingan (1:10) b/v
selama tiga kali 24 jam dengan sesekali diaduk. Ampas hasil maserasi dilarutkan
dalam pelarut metanol dengan perbandingan (1:4) b/v. Ekstrak hasil maserasi dan
4
remaserasi ditampung menjadi satu dan diuapkan dengan alat Rotary evaporator
pada suhu 50°C, sehingga diperoleh ekstrak kental.
3.2.2 Fraksinasi Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis
Ekstrak sebanyak 4 gram dilarutkan dengan sedikit metanol lalu
diimpregnasikan dengan silica gel sebanyak 4 gram. Pemisahan ekstrak metanol
kulit buah manggis menggunakan pelarut n-hexana:etil asetat dengan
perbandingan (9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10) dibuat sebanyak 20
ml. Eluen dialirkan secara terus menerus melalui dinding kolom dengan keran
dalam keadaan terbuka sehingga eluat akan menetes, setiap 5 ml eluat ditampung
dalam vial. Masing-masing fraksi diuapkan dari eluennya untuk kemudian
dilakukan KLT dengan mengambil fraksi kelipatan 4 (1, 4, 8, dan seterusnya).
Fraksi dengan pola kromatogramnya sama akan digabung (Mailandari, 2012).
tampungan berwarna bening, hal ini menandakan bahwa hasil yang ditampung
hanya eluen saja dan setelah diuapkan hasil tersebut tidak menghasilkan residu.
(a) (b)
Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Plat KLT Setelah Disemprot Larutan DPPH (a)
Tampak Visual (s: standar, e: ekstrak, A; B; C ; D: fraksi dan (b) UV 254 nm
Berdasarkan gambar 4.4 diperoleh semua spot memiliki aktivitas antioksidan
ditandai dengan spot berwarna kuning berlatar belakang ungu. Selain spot yang
memiliki pola yang sama dan nilai Rf yang mendekati nilai Rf larutan standar alfa
mangostin yaitu 0,57, terdapat beberapa spot berbeda. Pada track fraksi A dan B
terdapat 3 spot sedangkan fraksi C dan D memiliki 2 spot. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi pemisahan akibat fraksinasi menggunakan kromatografi
kolom. Intensitas warna yang terlihat pada plat KLT pada UV 254 nm, spot yang
memiliki pola seperti larutan standar alfa mangostin lebih mendominasi
8
5.1 Kesimpulan
Aktivitas antioksidan secara kualitatif ditunjukkan dengan adanya warna
spot yang berwarna kuning dengan latar belakang ungu pada fraksi-fraksi.
Dengan nilai masing-masing Rf pada fraksi A yaitu nilai Rf yaitu 0,37; 0,56; 0,94,
fraksi B dengan nilai Rf yaitu 0,40; 0,56; 0,94, sedangkan pada fraksi C dengan
rentang nilai Rf yang berbeda pada fraksi A dan B yaitu 0,32; 0,41; 0,56 serta
pada fraksi D memiliki 2 spot dengan nilai Rf yaitu 0,41 dan 0,5. Senyawa alfa
mangostin yang digunakkan untuk standar memiliki nilai Rf 0,56. Fraksi A, B, C,
D menunjukkan aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 berturut-turut
22,46 µg/mL; 22,72/mL; 10,71 µg/mL; 15,71µg/mL.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pemisahan lebih
spesifik pada kandungan Fraksi C yang merupakan fraksi teraktif.
9
DAFTAR PUSTAKA