( 1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Nilam Fajarwatiala
NIM : 1110103000083
JAKARTA
1434 H / 2013 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada
waktunya. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan do’a dari berbagai
pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari
Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA
selaku Dekan dan pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang selalu memimbing dan memberikan kesempatan kepada saya untuk
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Ketua Program Studi dan untuk
seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan mengajarkan saya
selama menjalani masa didik di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK
UIN Syarif Hidayatullah
3. Dr. Mukhtar Ikhsan, SpP(K), MARS dan Zeti Harriyati, M. Biomed selaku
dosen pembimbing, dimana selain mengarahkan juga memberikan
motivasi kepada saya sehingga penelitian ini bisa selesai pada waktunya
4. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Mariman dan Ibu Ramilah serta adik saya
tersayang Sofiana Puspitasari yang selalu mendukung saya untuk
menyelesaikan penelitian ini
5. Suryani, S.Si yang banyak mengarahkan dan mengajari saya dalam
melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini bisa selesai pada
waktunya
6. Juniarti, S.Si dan Yuhernita, S.Si, M.Si yang telah memberi arahan,
petunjuk serta bahan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
7. Zuwwidatul Husna, Nabilla Ayesha Putri, Leliana Nurul Wachidah,
Achmad Ali Machfud selaku kakak tingkat di PSPD yang juga selalu
memberi nasihat dan pengarahan dalam melaksanakan penelitian ini.
8. Akhmad Hudan Eka Prayoga, Fithriyah, Naufal Farisatrianto, Nurazminah
Alwi dan Khoirul Ahmada Putra yang selalu mengingatkan, membantu
dan menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini
9. Seluruh mahasiswa PSPD 2010 dan juga sahabat serta teman-teman yang
tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun untuk penelitian
ini
Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga bermanfaat bagi masyarakat
dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
ABSTRAK
Nilam Fajarwati. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji aktivitas
antioksidan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan metode DPPH
( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).2013
Banyak penyakit yang pada awalnya disebabkan oleh radikal bebas, sehingga
radikal bebas dan antioksidan banyak diteliti di dunia kesehatan. Daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) diduga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat seperti
halnya buah jeruk nipis yang mampu meredam aktivitas dari radikal bebas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun
jeruk nipis metode dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Penelitian ini
dilakukan secara observasional. Ekstrak daun jeruk nipis didapatkan dengan cara
maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun
jeruk nipis dilakukan pada konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm dan 100 ppm.
Ekstrak daun jeruk nipis ditambah dengan DPPH (634µM). Vitamin C digunakan
sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui aktivitas
antioksidan daun jeruk nipis menggunakan spektrofotomerer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum yaitu 515 nm. Hasil penelitian ini didapatkan
perubahan warna secara kualitatif baik pada esktrak daun jeruk nipis dan vitamin
C. Nilai IC50 ekstrak daun jeruk nipis senilai 93,41 ppm dan termasuk aktivitas
antioksidan kuat berdasarkan klasifikasi Blois.
Kata Kunci : antioksidan, ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia), DPPH
ABSTRACT
NilamFajarwati. Medical Education Study Program. Antioxidant Activity
Assay of Key Lime Leaves (Citrus aurantifolia) Extract by DPPH (1,1-
Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method.2013.
Many health problems caused by free radical production so recent studies focused
on it. Key lime (Citrus aurantifolia) leaves has been predicted has a strong
antioxidant activity as strong as its fruit to reduce free radical activity. The aim of
this study is to know antioxidant activity of key lime leaves extract by DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. Key lime leaves extracted by maceration with
methanol as its solvent. Antioxidant activity tested in different concentration 25
ppm, 50 ppm, 75 ppm and 100 ppm. Key lime leaves extract was added by DPPH
(634µM). This study used vitamin C as positive control. Absorbance measurement
used spectrophotometer UV-Vis in maximum wave length 515 nm to show the
antioxidant activity. Result of this study shows color differences both key lime
leaves and vitamin C on a qualitative scale. IC50 value of key lime leaves is 93,41
ppm and classified as strong antioxidant according to Blois classification.
Keywords: Antioxidant, Key Lime Leaves (Citrus aurantifolia) Extract, DPPH
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 4
3.3 Sampel................................................................................... 16
LAMPIRAN ............................................................................................. 31
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Vitamin C .................................................................................. 33
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.2 Larutan seri vitamin C 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm,4 ppm ............ 22
Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak daun jeruk nipis ................. 24
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Vitamin C ................................................................................ 33
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Citrus aurantifolia atau biasa disebut jeruk nipis merupakan tanaman buah
yang berasal dari Asia. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim tropis. Di Indonesia
sendiri keberadaannya sudah ratusan tahun yang lalu dan hingga saat ini sering
digunakan sebagai bumbu masakan.11 Tanaman ini memiliki ketinggian 150-
350cm.12 Tanaman ini memiliki buah yang berasa sangat asam dan berkulit tipis
serta bunga yang berwarna putih. Tanaman ini akan merontokan bunga dan
buahnya bila kecepatan angin > 40-48%. Temperatur optimal untuk tanaman ini
antara 25-30oC dan kelembapan yang ideal sekitar 70-80%. Tanah yang baik
untuk tanaman ini adalah tanah lempung sampai lempung berpasir, humus cukup,
air dan udara baik. pH tanah optimum sekitar 6. Tanaman ini juga menyukai air
yang mengandung garam 10% dan tumbuh baik dengan kemiringan tanah sekitar
30o.11
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies :Citrus sp.
Tanaman jeruk nipis memiliki daun dengan panjang berkisar 4-6 cm,
berwarna hijau sampai kuning tua, berbentuk bulat panjang dan tumpul bagian
4
5
ujung serta bertekstur agak kaku dengan bagian tepi daun berlekuk keatas.12,13
Berikut ini gambar morfologi tanaman jeruk nipis:
Sumber: www.goree.rice.edu
Sumber :http://www.discoverlife.org
2.1.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum
mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Terbagi menjadi dua yaitu
simplisia nabati dan hewani.16
2.1.3.1 Ekstrak
Ekstrak adalah sedian pekat yang didalamnya terdapat zat aktif yang telah
disaring dari simplisia nabati atau hewani menggunakan bantuan pelarut yang
sesuai. lalu, semua atau hampir semua pelarut diuapkan hingga tersisa massa atau
serbuk yang diperlakukan sedemikian rupa agar memenuhi standar baku yang
sudah ditetapkan.16
2.1.3.2 Ekstraksi
Cara dingin
a) Maserasi
Maserasi adalah suatu proses perendaman menggunakan pelarut untuk
menyaring simplisia dengan beberapa kali pengadukan. Ada 2 macam
maserasi yaitu maserasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik apabila
pada saat maserasi dilakukan pegadukan terus-menerus sedangkan
7
Cara panas terdiri dari refluks, digesti, sokletasi, infludasi dan dekoktasi.16
2.1.4 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron
tidak berpasangan pada orbital luarnya, sehingga menyebabkan elektron yang
tidak berpasangan berusaha mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang
dan berikatan dengan elektron disekitarnya. Bila radikal bebas berikatan dengan
elektron dari senyawa kovalen yang umumnya adalah molekul besar seperti lipid,
protein dan DNA, maka kerusakan yang terjadi akan lebih parah. Dampak yang
terjadi akibat kerja radikal bebas untuk mencari pasangannya adalah terbentuknya
radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil.
Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron oleh
radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal bebas
lainnya. Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat aktivitas radikal bebas, seperti
gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang memicu terjadi berbagai
penyakit.1
2.1.5 Antioksidan
Antioksidan Primer
Antioksidan Sekunder
Antioksidan Tersier
Enzim DNA repair dan metionin sulfoksida reduktase merupakan
kelompok antioksidan tersier. Enzim-enzim ini berfungsi sebagai
perbaikan biomolekuler sel yang rusak akibat efek radikal bebas.1
Antioksidan Alami
Antioksidan yang berasal dari alam didapatkan dari tumbuhan dan telah
diisolasi seperti Vitamin C, vitamin E, karoten, polienol bioflavonoid dan
katekin.
Antioksidan Sintetik
2.1.5.1 Vitamin C
makara sains
near Infrared (185-400 nm, 400-700 nm dan 700-1100 nm). Namun seringnya
pada rentang 185-900 nm. Dasar pengukuran absorbansi adalah hukum Lambert-
Beer yaitu absorbansi tergantung diameter kuvet (dalam cm), konsentrasi larutan
dan koefisien absorpsi molar (L mol-1cm-1). 27
14
Radikal Bebas
Antioksidan
DPPH
Ekstrak daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia)
Memiliki elektron yang
tidak berpasangan
Terdapat senyawa bioaktif
seperti fenol dan flavonoid
DPPH menjadi DPPH-H yang
Bersifat antioksidan lebih stabil
dengan mendonorkan
atom hidrogen
Semakin banyak aktivitas
antioksidan terhadap DPPH
Perhitungan IC50
Spektrofotometer
UV-Vis
analisis
Keterangan : = diteliti
= tidak diteliti
No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur
ukur
1 Konsentrasi Konsentrasi V1M1=V2M2 - Numerik 25 ppm
ekstrak daun larutan uji dalam (perbandingan 50 ppm
jeruk nipis ppm (1 ppm = 1 ekstrak dengan mL 75 ppm
μg/mL) metanol) 100 ppm
2 Absorbansi Nilai absorbansi Diukur panjang Spektofoto Numerik nm
sampel pada masing- gelombang dengan meter
masing sampel alat spektofotometer
3 IC50 Nilai konsentrasi Persamaan regresi - Kategorik Klasifikasi
ekstrak yang linier Ordinal Blois:
mampu IC50 < 50
menghambat µg/ml = sangat
aktivitas proses kuat
oksidasi sebesar IC50 50-100
50 % µg/ml = kuat
IC50 101-150
µg/ml= sedang
IC50 151-200
µg/ml = lemah
IC50> 200
µg/ml = tidak
aktif
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3 Sampel
Sebanyak 500 gram daun jeruk nipis yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan dari pekarangan rumah daerah Jakarta Selatan. Daun dipilih yang tidak
terlalu muda dan tua, tidak kering, tidak berjamur, sudah dibersihkan. Kemudian,
dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Bogor. Determinasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
identitas sampel. Hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang diuji benar
spesies Citrus aurantifolia. (lampiran 1). Kemudian dibuat larutan ekstraknya
dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm yang
masing-masing dibuat secara triplo.
16
17
Daun jeruk nipis basah diambil dari pekarangan rumah daerah Jakarta
Selatan (sudah dideterminasi) kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di
bawah sinar matahari. Daun yang telah kering diblender menjadi serbuk daun
jeruk nipis. 28
3.5.2 Pembuatan ekstrak daun jeruk nipis
Pembuatan ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dilakukan oleh
peneliti di laboratorium biologi dengan menggunakan metode maserasi dan
remaserasi yaitu menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
28
pengadukan pada temperatur ruangan. Setelah dilakukan maserasi selama 24
jam dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat kemudian
dilakukan evaporasi (penguapan) menggunakan rotator evaporator pada suhu
37oC untuk memisahkan pelarut metanol sehingga didapatkan ektrak kental daun
jeruk nipis. Kemudian residu direndam lagi dalam pelarut metanol untuk
dilakukan remaserasi.13
21
22
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa semakin besar konsentrasi semakin terlihat
perubahan warna ungu pekat menjadi lebih pucat. Pada konsentrasi 25 ppm dan
50 ppm terlihat warna ungu yang lebih pekat. Hal ini disebabkan baru sedikit
elektron bebas pada DPPH yang diikat oleh antioksidan. Pada konsentrasi 75 ppm
warna larutan menjadi ungu pucat menunjukan lebih banyak elektron yang diikat.
Pada konsentrasi 100 ppm terlihat warna kuning keunguan menunjukan bahwa
hampir semua elektron bebas pada DPPH telah berikatan dengan atom hidrogen
antioksidan yang ada dalam sampel sehingga mengubah DPPH menjadi DPPH-H
yang sudah kehilangan sifat radikal bebasnya.19
Vitamin C sebagai antioksidan digunakan sebagai kontrol positif karena
terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat.9 Berikut ini adalah gambar
perubahan warna berbagai larutan seri vitamin C:
3 ppm 4 ppm
1 ppm 2 ppm
Pada gambar 4.2 terlihat pada rangkaian seri tabung adanya perubahan
warna menjadi lebih pucat, berarti vitamin C sudah memperlihatkan aktivitas
antioksidan pada konsentrasi kecil. Hal ini bisa menunjukan bahwa vitamin C
mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Setelah diamati secara kualitatif, larutan kontrol, larutan seri ekstrak daun
jeruk nipis dan larutan seri vitamin C diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang maksimum DPPH yaitu 515 nm. Hal ini
untuk mendapatkan nilai absorbansi yang maksimum juga.9 Kemudian dicari %
penghambatan masing-masing konsentrasi. Berikut ini nilai absorbansi dan %
penghambatan dari setiap konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis dan vitamin C:
Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun jeruk nipis
No Konsentrasi Rata-rata nilai % Penghambatan
(ppm) absorbansi
1 25 ppm 0,561 9,3 %
Tabel 4.4 menunjukan ekstrak daun jeruk memiliki nilai IC50 sebesar
93,41 ppm. Berdasarkan klasifikasi Blois termasuk dalam kategori antioksidan
kuat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya dimana dengan
menggunakan pelarut metanol didapatkan nilai IC50 sebesar 76,9 ppm dan
tergolong antioksidan kuat.9 Lingkungan yang baik dapat mempengaruhi senyawa
bioaktif yang terkandung, daun jeruk nipis pada penelitian ini didapatkan dari
tanaman jeruk nipis yang tumbuh bebas di pekarangan, berbeda dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya daun jeruk nipis berasal dari herbarium yang
lingkungan untuk tumbuh sudah dikondisikan dengan baik. Sehingga hasil nilai
IC50 lebih kecil dari pada penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan
konsentrasi larutan seri ekstrak daun jeruk nipis yang lebih kecil dari penelitian
sebelumnya dan didapatkan hasil aktivitas antioksidan kuat juga. Aktivitas
antioksidan yang kuat disebabkan karena daun jeruk nipis banyak mengandung
senyawa bioaktif seperti flavonoid.9 Flavonoid merupakan metabolit sekunder
yang tersebar pada tumbuhan dan termasuk senyawa fenolik sehingga cenderung
mudah larut dalam pelarut polar.29 Flavonoid bersifat antioksidan sehingga
mampu meredam aktivitas radikal hidroksil, superoksidase dan sebagai
antilipoperoksidan.14 Berdasarkan tabel diatas juga menunjukan nilai IC50 vitamin
C 3,8 ppm dan tergolong sebagai antioksidan yang sangat kuat.
26
Penelitian uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada daun Citrus
aurantium dan Citrus limetta tergolong sedang, sama dengan hasil pada buahnya.
Sedangkan untuk aktivitas antioksidan biji kedua jeruk tersebut tergolong kuat.34
Penelitian lain dengan metode yang sama buah jeruk nipis juga memiliki
14,15
aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Pada jeruk keprok, bali dan lemon
aktivitas antioksidan dalam pelarut metanol lebih baik dibandingkan pelarut etil
asetat dan n-heksana. Pada pelarut metanol tergolong aktivitas antioksidan sedang
sedangkan pada etil asetat dan n-heksana aktivitas antioksidan tidak bisa
digolongkan dalam kriteria Blois.35
"Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan, dan Yang telah
menjadikan bagi kalian di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatang kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah, bagi orang-orang yang berakal."(Thaahaa [20]: 53-54)
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk implementasi ayat di atas, dimana
sebagai orang yang berakal seharusnya kita banyak mencari tahu potensi yang ada
di bumi Allah ini. Penelitian ini menunjukan salah satu tanaman yang diturunkan
oleh Allah ternyata memiliki dampak yang baik bagi kesehatan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada berbagai konsentrasi larutan uji
ekstrak daun jeruk nipis didapatkan aktivitas antioksidan. Nilai IC50 ekstrak daun
jeruk nipis sebesar 93,41 ppm tergolong sebagai antioksidan kuat menurut
Kriteria Blois.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan antioksidan daun
jeruk nipis dengan pelarut air, karena penggunaan pada masyarakat daun
jeruk nipis sering direbus untuk dijadikan obat.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif
ekstrak daun jeruk nipis yang bersifat antioksidan
3. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai efek daun jeruk nipis lainnya
seperti toksisitas dan antimikrobakterial.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarsi H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: potensi dan aplikasi dalam
kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. 2007
5. Kumar V, cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi robbins. Edisi 7. Volume 1.
Jakarta: EGC. 2007
6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar sebuah pendekatan
klinis. Jakarta: EGC. 2000
7. National Cancer Institute. Antioxidant and cancer prevention: fact sheet [serial
online] 2004 july [cited 2013 june 15]. available from: URL:
www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/prevention/antioxidant
9. Reddy LJ, Jalli RD, Jose B, Gopu S. Evaluation of Antibacterial & Antioxidant
Activities of The Leaf Essential Oil & Leaf Extract of Citrus aurantifolia. Asian
Journal of Biochemical and Pharmaceutical Research. May 2012;2:346-53
10. Yuhernita, Juniarti. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Methanol
Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Makara Sains. April
2011;15(1): 48-52
11. Prihatman K, editor. Jeruk [serial online] 2000 Pebruary [cited 2013July 22].
Available from: URL: http://www.warintek.ristek.go.id/
12. Rukmana R. Jeruk nipis: prospek agribisnis, budidaya dan pasca panen.
Yogyakarta: kanisius. 2003
14. Sidana J, Saini V, Dahiya S, Nain P, Bala S. A review on citrus: the boon of
nature.Journal pharmacy science review and research. Jan-Peb 2013 18(2): 20-27
29
15. Ghafar MFA, Prasad N, Weng KK, Ismail A. Flavonoid, hespiridine, total
phenolic content and antioxidant activities from citrus species. African Journal of
Biotechnology. January 2010;9(3) : 326-30
16. Departemen Kesehatan RI. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta : Depkes RI. 2000.hal.
1-12.
19. Molyneux P. The use of the stable free radical diphenylpicrylydrazyl (DPPH) for
estimating antioxidant activity. Jurnal Science Technology. Mar-Apr 2004;26(2):
212-8
23. Kistiana HD, ariviani S, Khasanah LU. Ekstraksi pigmen antosianin buah
senggani (Melastoma malabathricum auct. Non linn) dengan variasi jenis pelarut.
Jurnal teknosains pakan. Oktober 2012;1(1): 107
25. Halliwell B, Gutteridge JMC. Free Radical in Biology and Medicine. New York:
Oxford University Press.2000
29. Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The Antioxidant
Activity of Wild Medlar (Mespilus germanical) Fruits, Stem Bark and Leaf.
African Journal of Biotechnology 10 January 2011;Vol.10(2): 283-9.
30. Widiyarti G, Sundowo A, Hanafi M. The free radical scavenging and anti-
hyperglycemic activities of various gambiers available in Indonesian market.
Makara Sains.November 2011; 15(2): 129-134
31. Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and
Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey and Their Combination. Journal
of Pharmacy Research 2009;2(12):1875-1878.
33. Dhiya A, Monica M. Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Buah Jeruk Bali
(Citrus maxima Burm.Fz) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazyl).
UNESA Journal of Chemistry. September 2012;1(2)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Determinasi
Lampiran 2
Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50Ekstrak Daun Jeruk Nipis
Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 ekstrak daun jeruk
nipis
Y = a + bx
50 = -6,795 + 0,608X
56,795 = 0,608 X
X = IC50 = 93.41
33
Lampiran 3
Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50 Vitamin C
Y = a + bx
50 = -8,09 + 15,25 x
58.09 = 15,25 x
X = IC50 = 3.8
34
Lampiran 4
Gambar Alat dan Bahan Penelitian
Gambar 6.2 Pengeringan Daun Jeruk Nipis Gambar 6.3 Larutan hasil maserasi
Lampiran 5
Riwayat Penulis
Identitas :
Agama : Islam
E-mail : nilamfw@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan :