BAGAS ANINDITO
1102015044
JAKARTA
2018
2
PERSETUJUAN PENGAJUAN SIDANG PROPOSAL
Dengan ini mengajukan surat persetujuan untuk sidang proposal dengan persetujuan
dosen pembimbing dan wakil dekan II.
1
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Daftar Tabel......................................................................................................................iii
Daftar Skema....................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1.3 Hepatoprotektor.........................................................................................9
2
2.3 Kerangka Konsep..........................................................................................12
BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................................................14
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................14
3.3.1 Sampel.....................................................................................................14
3.3.2 Bahan.......................................................................................................14
3.3.3 Alat..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................21
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR SKEMA
4
BAB I
Pendahuluan
1
rimpang Curcuma longa terhadap sirosis hati TAA-induced pada tikus
Sprague Dawley (Salama et al, 2013)
2
Hewan sering digunakan dalam berbagai penelitian, contohnya tikus,
dalam islam hewan memiliki manfaat dalam kehidupan manusia, seperti
menghangatkan tubuh dengan bulu-bulu mereka, lalu bisa menjadi sumber
makanan yang baik bagi umat manusia. Sebagaimana firman Allah Swt: “Dan
hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan
kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke
kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). Dan ia
mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha
Pengasih, Maha Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan
keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan
apa yang tidak kamu ketahui” (QS. an-Naḥl (6): 5-8) Melakukan Penyiksaan
terhadap hewan hukumnya dosa, karena hewan merupakan makhluk ciptaan
Allah SWT.
Tumbuhan dalam islam sudah banyak diketahui sebagai sumber
pengobatan yang baik, contohnya dalah madu yang diambil dari sari
tumbuhan yang hidup, dapat digunakan sebagai obat. Curcuma Longa L.
merupakan tumbuhan. pada penelitian sebelumnya Curcuma Longa L.
memiliki manfaat sebagai Hepatoprotektor. Dalam hal ini tumbuhan dalam
islam dikatakan sebagai obat dalam penyembuhan penyakit atau melindungi
umat manusia dari serangan penyakit.
Madu merupakan contoh dari manfaat tumbuhan sebagai obat
Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
3
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An Nahl (16) :
69).
Beberapa tanaman alami telah diketahui memiliki fungsi sebagai
hepatoprotektor. Hal ini berkaitan dengan komponen dari tanaman yang kaya
akan antioksidan yang dapat melindungi hati dari kerusakan akibat induksi
hepatotoksin. Diantara jenis tanaman tersebut adalah kunyit dan meniran.
Rimpang kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman famili
Zingiberaceae yang mengandung kurkuminoid, yang terdiri atas senyawa
kurkumin, demetoksikurkumin, dan bis-demetoksikurkumin. Kunyit juga
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari seskuiterpen dan senyawa turunan
fenilpropan yang meliputi arturmeron, α dan β turmeron, kurlon, kurkumol,
atlanton, turmerol, β bisabolen, β seskuifelandren, zingiberen, ar-kurkumen,
humulen, serta mengandung arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dan
damar (Jayaprakasha et al., 2001) Kunyit memiliki aktivitas hepatoprotektif
terhadap beberapa senyawa hepatotoksin seperti 1 2 parasetamol,
galatosamine, CCl4, thioacetamide (Salama et al., 2013). Kurkuminoid
merupakan bahan aktif dari rimpang kunyit yang diketahui memiliki efek
hepatoprotektif (Hadi, 2000).
4
1.3. Pertanyaan Masalah
1. Bagaimanakah reaksi dari sel-sel nekrotik pada hati tikus putih jantan
yang terkena CCl4 jika di beri ekstrak nanopartikel Curcuma longa L.?
2. Bagaimana efek pada sel Kupfer pada hati tikus putih jantan yang sudah
di beri ektrak nanopratikel Curcuma longa L.?
3. Bagaimana pandangan islam terhadap Penggunaan Curcuma Longa
sebagai obat hepatoprotektor?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
(Nugroho, 1998). Kunyit kuning atau Curcuma Longa, familia Ziniberaceae,
merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropi maupun subtropik di dunia,
dan di budidayakan di negara-negara Asia, terutama: India, Cina, Malaysia,
dan Indonesia,. Tanaman tersebut secara tradisional di gunakan sebagai
bumbu masakan, pewarna maupun obat (Firstya, 2007)
2.1.1.1 Klasifikasi
Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan menurut
Rukmana(1995), tanaman kunyit termasuk ke dalam klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
7
2.1.1.2 Khasiat
2.1.1.3 Kandungan
Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah
zat warna kurkuminoid (kurkumin, desmetoksikurkumin, dan
bisdesmetoksikurkumin), minyak atsiri, protein, fosfor, kalium, besi, dan
vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan
komponen terbesar dalam rimpang kunyit (Anand et al. 2008). Kadar total
kurkuminoid sering dihitung sebagai persentase kurkumin, sehingga pada
beberapa penelitian, baik fitokimia maupun farmakologi, lebih ditekankan
pada kurkumin (Sumiati dan Adyana 2007). Kurkumin [1,7-bis-(4'-hidroksi-
8
3'-metoksifenil) hepta1,6-diena-3,5-dion] merupakan bahan alami yang
terdapat pada berbagai spesies Curcuma. Kurkumin merupakan komponen
penting dari Curcuma longa yang memberikan warna kuning yang khas.
Kurkumin termasuk golongan senyawa polifenol (Antony et al. 2008).
Polifenol merupakan senyawa yang bersifat antioksidan. Pada ekstrak mentah
rimpang kunyit kuning, terkandung 70-76% kurkumin, sekitar 16%
desmetoksikurkumin, dan sekitar 8% bisdesmetoksikurkumin, dimana ketiga
nya sering disebut sebagai kurkuminoid. Penelitian yang luas pada kurkumin
telah menunjukkan spektrum efek terapi yang luas, seperti antioksidan,
antiinflamasi, antibakteri, antivirus, antijamur, antitumor, antispasmodik, dan
hepatoproteksi (Kohli et al.2004)
2.1.1.4 Bioaktivitas
Kurkuminoid merupakan senyawa bioaktif utama yang terdapat dalam
rhizome Curcuma longa yang bersifat sebagai antioksidan yang ditunjukkan
melalui kemampuannya mengahambat 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)
(Nurcholis et al., 2012; Itokawa et al. 2008).kurkuminoid yang terdapat pada
Curcuma longa terutama curcumin, demethoxycurcumin, dan
bisdemethoxycurcumin (Lechtenberg et al., 2004; Thaikert dan
Paisooksantivatana, 2009). Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa ekstrak
ethanol dari C. longa memiliki nilai IC50 sebesar 81.99 μg/ mL menghambat
raikal bebas 2,2-diphenyl1-picrylhydrazyl (DPPH) (Nurcholis et al., 2012).
Senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan antara lain: curcumin,
bisdemethoxy curcumin, demethoxy curcumin (Araujo dan Leon, 2001).
9
memutus rantai antar ion superoksida (O 2- ) sehingga mencegah kerusakan sel
hepar karena peroksidasi lipid dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan
yaitu superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD akan mengonversi O 2-
menjadi produk yang kurang toksik. Curcumin juga mampu meningkatkan
gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa faktor
proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik sitokin.
Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor transkripsi
sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya
untuk membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas
dari hasil sampingan inflamasi berkurang (Marinda, 2014)
2.1.3 Hepatoprotektor
Hepatoprotektor adalah senyawa atau zat yang berkhasiat
melindungi sel sekaligus memperbaiki jaringan hati yang rusak akibat
pengaruh zat toksik. Beragam jenis tumbuhan obat telah diteliti khasiat
hepatoprotektornya salah satu diantaranya adalah Silybum marianum,
dan Curcuma longa (Panjaitan et al., 2011)
10
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan xenobiotik yang lazim
digunakan untuk menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan. Dalam
endoplasmik retikulum hati CCl4 dimetabolisme oleh sitokrom P450
2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil (CCl3).
Triklorometil dengan oksigen akan membentuk radikal
triklorometilperoksi yang dapat menyerang lipid membran
endoplasmik retikulum dengan kecepatan yang melebihi radikal bebas
triklorometil. Selanjutnya triklorometilperoksi menyebabkan
peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis Ca2+ , dan
akhirnya menyebabkan kematian sel (Panjaitan et al., 2007)
11
umum dimanfaatkan sebagai molekul pentarget untuk meningkatkan
selektivitas dari sistem nanopartikel secara keseluruhan ( Martien et
al,. 2012). Beberapa kelebihan nanopartikel adalah kemampuan untuk
menembus ruang-ruang antar sel yang hanya dapat ditembus oleh
ukuran partikel koloidal (Buzea et al., 2007), kemampuan untuk
menembus dinding sel yang lebih tinggi, baik melalui difusi maupun
opsonifikasi, dan fleksibilitasnya untuk dikombinasi dengan berbagai
teknologi lain sehingga membuka potensi yang luas untuk
dikembangkan pada berbagai keperluan dan target. Kelebihan lain dari
nanopartikel adalah adanya peningkatan afinitas dari sistem karena
peningkatan luas permukaan kontak pada jumlah yang sama
(Kawashima, 2000)
Kurkumin
CYP450
X
Antioksidan CCl3-
12
Hepatoprotektif
Molekul seluler
Skema 2.1 Kerangka Teori
Keterangan :
: Mempunyai kandungan, menghasilkan, berikatan, menyebabkan dan menjadi
X : Menghambat
13
Skema 2.2 Kerangka Konsep
14
Keterangan :
2.4. Hipotesis
Dengan menjadikan ektrak Curcuma longa dengan bentuk nano, dapat meningkatkan
efek kunyit sebagai hepatoprotektor
15
BAB III
3.3.1 Sampel
3.3.2 Bahan
3.3.3 Alat
16
Rotary evaporator, homogenizer, magnetic stirrer, centrifuge, particle size
ruskal , blender, spektrofotometer UV-Vis, micropipette, Transmission Electron
Microscope (TEM), neraca analitik, cryotube, centrifuge tube, spuit injeksi 1 ml, spuit
injeksi 5 ml, sonde, vial, pengaduk, tabung reaksi, labu ukur, sonicator, alat destilasi,
alat maserasi, penangas air, gelas piala, botol penampung, corong gelas, mikroskop
cahaya, optilab camera, cawan slide microscope .
17
Tikus putih jantan jenis Sprague Dawley diaklimitasi untuk beradaptasi
selama 7 hari, kemudian dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masingnya terdiri
atas 3 ekor tikus putih jantan. Masing-masnig kelompok di beri perlakuan yang
berbeda selama 7 hari dan pada hari ke-7. Kelompok 1 merupakan kelompok ruskal
tanpa perlakuan yang hanya diberikan 1 ml larutan CMC 0.1%. Kelompok 2 diberi
perlakuan sama seperti kelompok 1 tetapi di induksi CCl4 pada hari ke 7. Kelompok
3 diberi 1 ml campuran 34,2 mg curcuma dengan 3 ml CMC 0.1%. Kelompok 4
diberi 1 ml campuran 250 mg ekstrak kunyit dengan 3 ml CMC 0.5%. Kelompok 5
diberi 1 ml campuran 500 mg ekstrak kunyit dengan 3 ml CMC 0.5%. Kelompok 6
diberi 1 ml campuran 125 mg nanopartikel ekstrak kunyit dengan 4 ml CMC 0.1%.
Kelompok 7 diberi 1 ml campuran 250 mg nanopartikel ekstrak kunyit dengan 4 ml
CMC 0.1%. Kelompok 8 diberi 1 ml campuran 500 mg nanopartikel ekstrak kunyit
dengan 4 ml CMC 0.1%. Seluruh kelompok dengan perlakuan diberi campuran CCl4
dengan olive oil (1:1) pada hari terakhir, kecuali kelompok tanpa perlakuan.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
18
3.7 Alur Penelitian
Kunyit
Ektrak kunyit
19
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Herbal & Farmakologi Universitas
YARSI
Se Ok No De Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag
p t v s n b r r i n l s
Usulan
Penelitian
Persiapan
Melakukan
Penelitian
Pengolahan
& Analisis
data
Penyusuna
n Data-data
20
3.9 Justifikasi Anggaran Penelitian
Justifikasi Harga
No Material kuantitas Jumlah
pemakaian Satuan
BAHAN
1 Rimpang Kunyit Sampel 15 kg 35.000
2 Hewan Coba Sampel 30 ekor 40.000
3 Etanol (362808- Pelarut
3L 100.000
1L) organik
4 Kitosan Bahan DDS 1 pack
1.010.000
(448877-250G) (@ 250 g)
5 Tripolifosfat Bahan DDS 1 pack
200.000
(TPP) (250 g)
6 Kit Albumin Uji Aspek 1 Pack
Laboratoris
7 Kit CHE Uji Aspek 1 Pack
Laboratoris
8 Karbon Uji invivo 1 Pack 3.250.000
Tetraklorida hepatoprotektif
9 Curcuma Uji invivo
hepatoprotektif
10 Olive oil Pelarut
ALAT
1 Aquadest 1 jerigen 80.000
2 Nampan Pengeringan 15.000
5
sampel
3 Pipet tetes 1 box 350.000
4 Kertas saring 1 pack 20.000
5 Aluminium foil 15 lembar 20.000
6 Tisue 2 pack 25.000
7 Lap 5 lembar 15.000
8 Spuit 1 ml Pembedahan 50 pcs 15.000
Hewan Coba
9 Spuit 5 ml Pembedahan 50 pcs 15.000
Hewan Coba
21
10 Gunting Pembedahan 5 pcs 20.000
Hewan Coba
11 Pinset Pembedahan 5 pcs 20.000
Hewan Coba
Jumlah Sub Total 12.775.000
3.10 Biodata Peneliti
Nama : Bagas anindito
Nomor Induk Mahasiswa : 1102015044
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 27 Desember 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Kedokteran Umum
Alamat Rumah : Jl. Bongas blok E2 no. 14 Jatiwaringin Asri
Riwayat Pendidikan : SDN Cipinang Melayu 10 (2003-2009)
SMPN 109 Jakarta Timur (2009-2012)
SMAN 5 Bekasi (2012-2015)
Universitas YARSI (2015- Sekarang)
22
Daftar Pustaka
Akram, M. (2010). Curcuma longa and curcumin: a review article. Rom. J. Biol. –
Plant Biol., 55(2), pp.65-70.
Kohli, K., Ali, J., Ansari, M. and Raheman, Z. (2005). Curcumin: A natural
antiinflammatory agent. Indian Journal of Pharmacology, 37(3), p.141.
23
Dwi Marinda, F. (2018). Hepatoprotective Effect Of Curcumin In Chronic Hepatitis.
Faculty of Medicine, Lampung Univers
C. Gyton, A. and E. Hall, J. (2011). Buku ajar Fisiologi Kedokteran. 12th ed.
Singapura: Saunders elsevier, p.452.
Martien, R. et al,. (2012). Technology Developments Nanoparticles as Drug Delivery
Systems. Majalah Farmaseutik, 8(1), pp.133-144.
24