HALAMAN PERSETUJUAN
ProposaL Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diujikan
dihadapan Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Gigi
Pontianak, 2018
PembimbingUtama PembimbingPendamping
Penguji
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum,wr.wb
proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.Proposal Karya Tulis Ilmiah
Dalam penyusunan dan penelitian proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
1. Dian Femala, S.Si.T, M.Kes sebagai pembimbing utama yang telah banyak
3. Kedua orang tua yang saya sayangi yang selalu mensuport saya dari awal
4. Teman - teman saya di JKG yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
DAFTAR ISI
1. Simplisia ............................................................................................................ 23
2. Infusa................................................................................................................. 25
3. Pembuatan Infusa Daun Mengkudu. ................................................................ 26
BAB III ................................................................................................................................ 28
KERANGKA KONSEP,DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA .......................................... 28
A. Kerangka Konsep................................................................................................... 28
B. Definisi Operasional .............................................................................................. 28
C. Hipotesa ................................................................................................................ 29
BAB IV................................................................................................................................ 30
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 30
A. Jenis Penelitian...................................................................................................... 30
B. Desain Penelitian .................................................................................................. 30
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 31
1. Polulasi .............................................................................................................. 31
2. Sampel............................................................................................................... 31
D. Tempat dan Waktu ............................................................................................... 33
E. Variable Penelitian ................................................................................................ 33
F. Bahan dan Instrument .......................................................................................... 33
G. Pengumpulan Data................................................................................................ 34
H. Jalannya Penelitian ............................................................................................... 34
I. Pengolahan Data dan Analisis Data ...................................................................... 36
BAB V................................................................................................................................. 38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 38
A. Hasil Penelitian...................................................................................................... 38
B. Pembahasan .......................................................................................................... 40
BAB VI................................................................................................................................ 43
PENUTUP ...............................................................................Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 43
C. SARAN ................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 44
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
hidup seseorang . Menurut Potter dkk (2008 ), Prevalensi index DMF-T karies
gigi di Indonesia saat ini mencapai 60% - 80%. Penyakit karies gigi
menempati peringkat ke enam dari penyakit yang sering diderita. Data yang
dengan kebiasaan menggosok gigi yang masih kurang baik sebanyak 96,5%
dan di Kota Pontianak sebesar 96,3% dari 554.764 penduduk yang tidak
berperilaku benar dalam menyikat gigi. Adapun index DMF-T karies gigi yang
diderita anak-anak maupun orang dewasa sebanyak 7943 orang dari 554.764
Pontianak sudah rajin menggosok gigi setiap hari namun ternyata persentase
kesehatan gigi dan mulut masih sangat kurang. Kebersihan gigi dan mulut
yang buruk dapat berlanjut menjadi salah satu faktor resiko timbulnya
Menurut Selwitz dkk (2017). Karies gigi adalah penyakit kronis yang
merusak jaringan keras gigi yang disebabkan oleh produksi hasil fermentasi
demineralisasi pada jaringan keras gigi dan dimulai karena adanya biofilm
(plak gigi) yang menutupi permukaan gigi. Adapun pengertian lain menurut
Plak gigi merupakan suatu deposit lunak yang melekat erat pada
dan mulut. Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva
efektif, efisien dan mudah dalam mencapai tujuan rongga mulut yang sehat.
Pengendalian plak pada jaringan periodontal serta karies gigi harus dilakukan
cara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis dapat dilakukan dengan cara sikat
yaitu sebanyak 58,1% dengan subjek menambahkan alat bantu selain sikat
Menurut Fine dkk (2007) Salah satu metode lainnya yaitu dengan cara
mengontrol pembentukan plak dan gingivitis . Saat ini, telah banyak beredar
berbagai obat kumur di pasar yang kebanyakan berbahan dasar kimia yang
komposit. Selain itu, obat kumur dapat mengubah persepsi rasa sampai 4
jam setelah berkumur (Ciancio, 2000). Menurut Sukmono (2008), harga obat
kumur yang beredar di pasar juga cukup mahal. Oleh karena itu, perlu
obat kumur yang lebih murah dan berbahan alami untuk meminimalkan efek
tropis yang tumbuh dengan mudah hidup di dataran rendah maupun tinggi.
Tanaman ini dapat hidup tanpa perlakuan khusus dan juga sering dijumpai
8
sebagai kompres untuk menyembuhkan kulit yang luka, demam, sendi yang
terkilir dan mengurangi rasa nyeri. Daun mengkudu memiliki ciri berdaun
tebal berwarna hijau berbentuk jorong dengan ukuran 15x50 dan 5x17
cm,tepi daun rata,serat daun menyirip. Adapun cara pembuatan obat kumur
yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
ini adalah metode infusa, karena metode infusa ini merupakan metode yang
infusa ini diharapkan zat aktif yang terdapat di dalam daun mengkudu yang
baik.
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
dan 75%.
10
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Akademik
b. Bagi Peneliti
Citrifolia L) terhadap penurunan plak bagi kesehatan gigi dan mulut, serta
c. Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tengah. Tanaman ini dapat dimanfaatkan dari buah, daun, biji, dan
untuk menyembuhkan bagian kulit yang luka,sendi yang terkilir, dan juga
protein, zat kapur, zat besi, karoten, askorbin, senyawa moridin, moridon,
anti oksidan, mineral (kalium, natrium, kalsium, zat besi), protein, karbohidrat,
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
Ciri umum tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) yaitu tinggi pohonnya
4-6 meter. Memiliki batang yang berkelok-kelok, dahan kaku, kulit berwarna
coklat keabu-abuan dan tidak berbulu. Daun tebal berwarna hijau, berbentuk
jorong lanset dengan ukuran 15-50 × 5-17 cm, tepi daun rata, serat daun
yang masih kuncup berwarna hijau, saat mengembang akan berubah warna
13
menjadi warna putih dan harum. Buah mengkudu bentuknya bulat lonjong
dengan diameter hingga 7,5-10 cm, permukaa terbagi dalam sel-sel polygonal
berubah menjadi kuning. Buah yang matang akan berwarna putih transparan
dan lunak.
aroma seperti keju busuk karena pencampran asam kaprik dan asam kaproat.
tidak utuh, warnanya hijau sampai hijau tua kekuningan, berbentuk bundar
telur, lebar hingga berbentuk elip, dengan panjang 4,5 cm sampai 21 cm,
lebarnya 4,5 cm sampai 8 cm, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing,
dan pinggir daun rata. Daun penumpu bentuknya bundar telur, pinggir rata
warna hijau kekuningan, dengan panjang 0,5 cm hingga 1,5 cm, tangkai daun
kimia yang memiliki banyak khasiat, hal ini telah dibuktikan dari penelitian yang
telah dilakukan . Kandungan kimia dan khasiat yang dimiliki daun mengkudu
antara lain; lignan berguna sebagai larvasida dan antioksidan, asam amino
sebagai sebuah sumber penting dan amino kondisional, flavonoid sebagai anti-
darah dan merangsang sistem kekebalan tubuh, klorofil dan turunannya yaitu
kandungan kimia dan khasiat yang terdapat di buah,daun dan batang dari
1. Flavonoid
2. Prexeronine
pertumbuhan bakteri.
3. Scopotelin
antibakteri.
4. Antrakuinon
sel bakteri dan jamur. Aloin, emodin, barbaloin, saponin, tannin dan sterol
B. Plak Indeks
1. Pengertian Plak
Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan
dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak gigi
memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan inflamasi jaringan
2. Komposisi Plak
Menurut Putri dkk (2013), Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan
saliva. Sekitar 80% dari berat plak adalah air, sementara jumlah
mikroorganisme kurang lebih 250 juta per mg berat basah. Selain terdiri atas
sisa makanan, garam anorganik yang terutama terdiri atas kalsium, fosfot
dan fluor.
dari komponen organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus
posfor, dan sejumlah mineral lain seperti natrium, kalium dan fluor.
Proses pembentukan plak tersebut dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu
sekunder dan pematangan plak. Adapun ketiga proses pembentukan plak ini
a. Pembentukan Palikel
saliva.
peralihan dari lingkungan awal aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-
c. Kolonisasi Sekunder
Dimana pada tahap ini plak meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal
bakteri baru.
dinamakan koagregasi.
d. Pematangan Plak
faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama
terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva,
penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka tulang
6. Plak kontrol
dental plak dan deposit lainnya pada permukaan gigi dan sekitarnya. Suatu
pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Podshdley dan Haley. Indeks ini
berikut :
20
d) Area distal
e) Area mesial
Apabila gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh
gigi insisif pertama kiri atas dan apabila gigi insisif pertama kiri bawah tidak
ada, dapat diganti oleh gigi insisif pertaa kanan bawah. Apabila gigi insisif
pertama kanan atau kiri tidak ada, maka tidak dilakukan penelian untuk
segmen tersebut. Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan seperti : gigi
hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan
mahkota jaket baik terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi yang
sudah hilang atau rusak lebih dari setengah bagian pada permukaan gigi
indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai
Penilaian dapat dilakukan apabila minimal ada dua gigi indeks yang
diperiksa.
rumus :
Sangat baik =0
Buruk = 3,5 – 5
C. Obat Kumur
profilaksis sesudah tindakan bedah, dan lain-lain. Pemakaian obat kumur dapat
memberikan efek samping berupa diskolorasi pada gigi dan lidah, deskuamasi
kanker mulut. Untuk menghindari efek samping akibat pemakaian obat kumur,
22
maka konsumen harus mematuhi aturan pakai yang tercantum dalam setiap
Associatin (ADA) ada dua macam, yaitu obat kumur mengandung Clorhexidin
0,2% dan mengandung essential oil, dengan kandungan utama metil salisilat.
Berbeda dengan obat kumur kimia, kandungan obat kumur alami diolah
dari bahan-bahan alami seperti : kelopak bunga, daun, buah dan akar.
23
senyawa aktif yang terdapat pada obat kumur yang berbahan kimia.
1. Simplisia
dengan eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanamannya atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat
a. Bahan baku
simplisia
terhadap sinar matahari. Secara garis besar pedoman panen sebagai berikut;
salah satunya tanaman yang pada saat dipanen diambil daun yang telah
tua,daun yang diambil dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak
dibagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna. Pada
kadar persen air yang sesuai dengan standar simplisia misalkan pada
atau muda (daerah pucuk) dipetik dengan tangan satu persatu ,kadar air
2. Infusa
nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Pembuatan infus
merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari
bahan yang lunak seperti daun dan bunga. Infus dapat diminum dalam
campuran di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai
90oC sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel,
Menurut FI IV, infus daun Sena dan infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun Sena, infus Asam Jawa dan
26
simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Asam Jawa
sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga
diperoleh massa seperti bubur. Buah adas manis dan buah adas harus
dipecah dahulu.
Pada infus kulit Kina ditambahkan larutan asam sitrat P 10 % dari bobot
Kecuali, dinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera di bawah,
adapun daun yang akan di diambil dalam pengolahan yaitu daun mengkudu
yang sudah tua ,tata cara pengambilan daun mengkudu yang sesuai yaitu
membuat 100 ml infusa daun mengkudu 5%, 10% dan 20%, masing-masing
ditimbang serbuk simplisia daun mengkudu sebanyak: 5g, 10g dan 20g.
panci infusa dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit terhitung dari
menggunakan konsentrasi yang berbeda yaitu 50% dan 75% maka takaran
serbuk simplisia nabati yang digunakan menjadi 50g dan 75g dengan teknik
BAB III
A. Kerangka Konsep
INFUSA DAUN
MENGKUDU PLAK
KONSENTRASI 50%
DAN 75%
B. Definisi Operasional
No VARIABEL Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
bertujuan
membersihkan gigi
menggunakan sediaan
daun mengkudu
dengan konsentrasi
2 Terikat Lapisan tipis yang Pemeriksaan Kaca mulut, Baik = 0,1 – 1,7 Rasio
Plak indeks melekat pada Klinis pada gigi sonde, dan Sedang= 1,8 – 3,4
indeks menurut
Podshdley dan
Haley.
Pengukuran
area, yaitu :
sepertiga
gingival,sepertiga
tengah,sepertiga
incisal atau
oklusal,mesial dan
distal.
plak
C. Hipotesa
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
berikut:
Q1 X Q2
31
Ket :
Q2 = Pemeriksaan Akhir
1. Polulasi
orang.
2. Sampel
tertentu.
a. Kriteria inklusi
32
5. Kooperatif
b. Kriteria eksklusi
2. Memiliki gigi yang bejejal atau tidak sesuai kriteria yang diperlukan
𝑁
n=
1+𝑁𝑒
33
1. Tempat penelitian
Kemenkes Pontianak.
2. Waktu Penelitian
E. Variable Penelitian
1. Bahan :
b. Disclosising Agent
c. Kapas
d. Alkohol
2. Instrument
b. Gelas Ukur
c. Gelas Minum
34
d. Alat Tulis
e. Infomconsent
G. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Awal
2. Tahap Pelaksanaan
disclosing agent pada sampel untuk melihat plak yang terdapat pada
permukaan gigi. Kemudian hitung skor plak awal dan masukkan ke form
3. Tahap Akhir
analisis data .
36
1. Pengolahan Data
Data primer dan sekunder yang terkumpul dari hasil penelitian diolah
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
berikut:
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
Ket :
P= Persentasi
F= Frekunsi
N= Jumlah Responden
37
b. Analisa Bivariat
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Frequency Percent
17 Tahun 1 3.1 %
18 Tahun 13 40.6 %
19 Tahun 17 53.1 %
21 Tahun 1 3.1 %
Total 32 100.0 %
Sumber:Data Primer 2018
Keterangan : Berdasarkan Tabel 5.1 menyatakan golongan umur responden
dari umur 17 tahun sebanyak 1 orang, 18 tahun sebanyak 13 orang, 19 tahun
sebanyak 17 orang dan 21 tahun sebanyak 1 orang. Jadi total responden
berjumlah 32 orang.
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distubusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Laki-laki 4 12.5
Perempuan 28 87.5
Total 32 100.0
Sumber :Data Primer 2018
39
2. Data
Tabel 5.3
Hasil Pemeriksaan Indeks Plak Sebelum Berkumur Infusa
Daun Mengkudu dengan Kosentrasi 50% dan 75%
Frequency Percent
Buruk 32 100.0
Sumber :Data Primer 2018
Tabel 5.4
Hasil Pemeriksaan Indek Plak Sesudah Berkumur Infusa Daun Mengkudu
Dengan Konsentrasi 50% dan 75%
Frequency Percent
Baik 10 31.3
Sedang 14 43.8
Buruk 8 25.0
Total 32 100.0
Sumber : Data dari Spss
Tabel 5.5
Hasil Uji Analisis uji Paired t-test
Skor Plak
32 4.522 .4156 .0735
Awal 0,000
Skor Plak
32 2.384 .9602 .1697
Akhir
Keterangan : Berdasarkan Tabel 5.5 uji data menggunakan uji paired t-test untuk
melihat pengaruh berkumur dengan infusa daun mengkudu kosentrasi 50% dan
75% terhadap penurunan indeks plak. Hasil analisis menggunakan uji paired t-
test menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna
antara sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa daun mengkudu
kosentrasi 50% dan 75%.
B. Pembahasan
penelitian plak akhir ini, penurunan indeks plak terlihat sangat signifikan dari 32
orang dengan kategori buruk ,menjadi 8 orang dengan kategori buruk, hal ini
dikarenakan 2 faktor kemungkinan,yang pertama dikarenakan tingkat kebersihan
gigi dan mulut yang sangat buruk , yang kedua faktor saat melakukan kumur-
kumur responden tidak mengerakkan rongga mulut dengan benar atau pun tidak
mengenai seluruh permukaan gigi dengan baik sehingga terdapatlah kategori
buruk saat sesudah berkumur-kumur.
Hasil penelitian analisis data diperoleh skor rata-rata indeks plak sebelum
berkumr dengan infusa daun mengkudu kosentrasi 50% dan 75% sebesar 4,522
dan skor rata-rata sesudah berkumur dengan infusa daun mengkudu kosentrasi
50% dan 75% sebesar 2,384. Selisih rata-rata skor plak awal dan plak akhir
sebesar 2,138.
Berdasarkan uji paired t-test nilai probabilitas signifikasi 0,000 (p<0,05)
sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks plak
bermakna antara sebelum dan sesudah berkumur dengan infusa daun
mengkudu kosentrasi 50% dan 75%. Pengontrol plak sampai saat ini
masih mengandalkan kontrol plak secara mekanis yaitu seperti menggosok gigi
dan penggunaan benang gigi, dan secara kimiawi dengan menggunakan obat
kumur yang mengandung antibakteri. Dalam penelitian ini digunakan control plak
secara alamiah yaitu dengan cara berkumur dengan infusa daun mengkudu
dengan kosentrasi 50% dan 75% , alasan dalam penggunaan kosentrasi didalam
penelitian ini dikarenakan faktor rasa daun mengkudu yang identik pait dan
mempunyai bau yang khas , maka dari itu peneliti menambahkan perbandingan
air untuk kosentrasi dari infusa daun mengkudu. Diharapkan rasa dan bau dari
infusa daun mengkudu dapat diatasi tetapi tetap memiliki pengaruh terhadap
penurunan plak.
Pada percobaan pendahuluan pengolahan infusa sebelum diberikan kepada
responden,terdapat beberapa hal dari ketahanan, rasa , warna dan bau. Infusa
Daun Mengkudu hanya bertahan paling lama 24 jam, apabila dimasukkan
kedalam lemari es ketahanan dari infusa sekitar 48 jam .
42
Tabel 5.6
Karakteristik infusa daun mengkudu yang baik
No Kosentrasi dari
Infusa daun Warna Bau Rasa
mengkudu
Lebih hijau
Tidak Tidak
1 50 % muda
terdapat terasa
bening
bau pait
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Assi, R. A., Darwis, Y., ,Abdulbaqi, I.M., Khan, A. A., Vuanghao L., Laghari, M.H.,
Chemistry, xxx.
BADAN POM RI,2008. Acuan Sediaan Herbal, Edisi I,vol :4, Badan Pengawasan
Bangun, A.P. dan B. Sarwono. 2004. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Elis, Erna,Putu. 2016. Uji Efek Analgesik Infusa Daun Mengkudu (Morinda
:2008
http//www.books.google.co.id.