TUTORIAL 14
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Salsabila Yasmine (160110160014)
2. Kamilia Dhia Firdaus (160110160028)
3. Valensia Suwarland (160110160042)
4. Ruti Diahayu Suryandari (160110160056)
5. Sarah Shafira (160110160070)
6. Muhammad Istiqlal Gifari (160110160084)
7. Joanita (160110160100)
8. Amalina Candraditya Putri (160110160114)
9. Rizqi Maudhina Putri (160110160128)
10. Livia Angelina Anggara (160110160142)
11. Rizaldi Alfathan Hidayatullah (160110160156)
12. Hana Zahra Mujahidah (160110160170)
Dosen Pembimbing: drg. Agus Susanto, Sp.Perio
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,
rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehinga makalah yang berjudul “Kasus 3:
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu penilaian yang terdapat di blok
Dental Science 1.
tidak langsung dalam makalah ini, kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih
1. Yth. drg. Agus Susanto, Sp.Perio selaku dosen pembimbing tutorial blok
2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun
Tugas ini telah kami kerjakan sebaik mungkin yang kami mampu. Kami
memohon maaf sebesar-besarnya jika ternyata masih ada terdapat kekurangan, dan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.1 Perubahan Hemodinamik .............................................................. 16
iii
2.7.5 Ketentuan pada Situasi Khusus ..................................................... 35
iv
2.13 Stainless Steel Crown ............................................................................. 59
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.11 Penempatan film dan tube pada periapikal pararel. .................. 29
vi
Gambar II.21 Rubber Dam Punch ................................................................... 48
Gambar II.24 Kiri: Stainless Steel Crown. Kanan: tang dan guntung SSC. ... 60
Gambar II.28 Pengujian SSC dan penyesuaian dengan margin gingiva ......... 63
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang anak perempuan bernama Polipia Nekri berumur 5 tahun diantar oleh
ibunya ke dokter gigi dengan keluhan gigi berlubang pada daerah belakang kiri
karies profunda sampai mencapai pulpa, seta gigi 75 karies profunda dengan pulpa
terbuka. Terdapat jaringan lunak berwarna merah keluar dari pulpa 74 dan mudah
b. Vitalitas positif
c. Pulpa polip
merencanakan perawatan pulpa gigi sulung. Diagnosis gigi 75 yaitu nekrosis pulpa
1
2
anaknya. Dokter gigi melakukan perawatan devitalisasi pulpa gigi sulung dengan
pengisian kamar pulpa menggunakan ZnOE. Setelah itu, dokter gigi melakukan
perawatan nekrosis gigi sulung satu kali kunjungan dengan tahapan sterilisasi
pasta kalsium hidroksida serta dilanjutkan dengan restorasi Stainless Steel Crown.
Untuk menjaga sterilitas selama perawatan, dokter gigi menggunakan rubber dam.
Usia : 5 tahun
1.3.1 Terminologi
Terminologi yang kami dapatkan pada kasus ini adalah sebagai berikut.
6. Jaringan lunak merah keluar dari pulpa 74, mudah berdarah ketika teserntuh
sonde
1.3.3 Hipotesis
Hipotesis yang kami tawarkan untuk kasus ini adalah Pulpitis Kronis
1.3.4 Mekanisme
Informasi penunjang pada kasus ini adalah peeriksaan ekstra oral, intra oral,
dan radiologi.
5
Tidak ada poin I don’t know yang kami temukan pada kasus ini.
12. Apa itu perawatan nekrosis pulpa gigi sulung 1 kali kunjungan?
TINJAUAN PUSTAKA
akar gigi.
bakteri. Bakteri yang terdapat pada jaringan pulpa akan mengakibatkan peradangan
dan berlanjut kejaringan periapikal. Sumber utama bakteri dalam pulpa adalah
karies. Bakteri pada karies akan memproduksi toksin yang akan berpenetrasi ke
dalam pulpa melalui tubulus. Akibatnya, jaringan pulpa akan terinflamasi secara
lokal pada basis tubulus yang terkena karies terutama oleh sel-sel inflamasi kronik
seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma. Jika pulpa terbuka, jaringan pulpa akan
daerah nekrosis pada lokasi terbukanya pulpa. Jaringan pulpa bisa tetap terinflamasi
untuk waktu yang lama sampai akhirnya menjadi nekrosis atau bisa dengan cepat
menjadi nekrosis. Hal ini bergantung pada virulensi bakteri, kemampuan untuk
6
7
Setelah nekrosis pulpa, reaksi inflamasi dari jaringan pulpa akan berlanjut
kejaringan periapikal. Jaringan pulpa yang mengandung bateri serta toksinnya akan
keluar melalui foramen apikal, yang mana foramen apikal ini merupakan
penghubung pulpa dan jaringan peridonsium. Bakteri serta toksinnya dan mediator
inflamasi dalam pulpa yang terinflamsi dapat keluar dengan mudah melalui
dibagian foramen apikal terdapat bagian yang lunak untuk tempat keluarnya bakteri
respon inflamasi lokal sehingga akan mengakibatkan kerusakan tulang dan resorpsi
akar.
Banyak gejala lanjutan mungkin mengikuti nekrosis pulpa yang tidak diobati
periapikal, di mana dapat berupa granuloma atau kista (jika kronis) atau abses (jika
akut). Debris jaringan pulpa necrolic, sel-sel inflamasi, dan bakteri, terutama
peradangan periapikal.
Pasien dengan abses periapikal biasanya mengalami nyeri hebat di area gigi
nonvital karena tekanan dan efek mediator kimia inflamasi pada jaringan saraf.
Infiltrasi eksudat dan neutrofilik dari abses menyebabkan tekanan pada jaringan di
sekitarnya, biasanya mengakibatkan gigi sedikit ekstrusi dari soketnya. Pus yang
berhubungan dengan lesi, jika tidak dibatasi secara fokal, maka akan melewati jalur
yang paling tidak resistan dan menyebar ke dalam struktur yang berdekatan. Bagian
rahang yang dapat terasa lembut saat dilakukan palpasi, dan pasien mungkin akan
9
menunjukkan hipersensitif terhadap perkusi gigi. Gigi yang terlibat tidak responsif
Karena cepatnya lesi ini berkembang, pada umumnya tidak terdapat cukup
waktu untuk terjadinya resorpsi tulang dalam jumlah besar . Oleh karena itu, hanya
terdapat sedikit perubahan pada gambaran radiografi dan biasanya terbatas pada
penebalan ringan dari ruang membran periodontal pada daerah apikal. Namun, jika
periapikal kronis, lesi radiolusen akan terlihat dengan jelas. Granuloma periapikal
merupakan hasil peradangan kronis di puncak gigi nonvital. Hal ini merupakan
lanjutan dari nekrosis pulpa, yang dapat berkembang melalui peradangan kronis
Secara mikroskopis, abses periapikal muncul sebagai zona cair yang terdiri
dari eksudat protein, jaringan nekrotik, dan neutrofil yang hidup dan mati (pus).
Jaringan sekitar yang berisi pembuluh darah yang melebar dan infiltrasi neutrofil
jaringan granulasi dan jaringan berserat yang diinfiltrasi oleh sejumlah variabel
neutrofil, limfosit, sel plasma, dan makrofag. (Catatan: granuloma periapikal harus
sarkoid, histoplasmosis] dan fitur dominasi makrofag dan sel raksasa multinukleat).
di gigi itu sendiri atau melalui jaringan lunak di sekitar rahang jika selulitis telah
perawatan yang tertunda atau tidak tepat dapat menjadi signifikan dan kadang-
Penyebaran abses bisa melalui salah satu dari beberapa jalan. Hal ini dapat
terjadi melalui tulang kortikal buccal dan jaringan lunak gingiva, membentuk
saluran alami atau sinus tract. Situasi yang sama dapat terjadi di langit-langit atau
kulit; tergantung pada lokasi asli dari abses dan jalur resistensi paling rendah. Jika
11
tidak dilakukan drainase, eksudat purulen dapat menyebabkan abses atau selulitis
pada jaringan lunak wajah, rongga mulut, atau leher. Selulitis adalah proses
inflamasi akut yang menyebar secara difus di seluruh jaringan daripada dilokalisasi,
seperti abses. Varian ini adalah hasil dari infeksi oleh organisme jahat yang
Selulitis bilateral dari ruang submandibular dan sublingual telah diberi nama
Ludwig's angina.
retrograd melalui vena utusan wajah ke sinus kavernosus dapat mengatur kondisi
Kista periapikal (radikular atau apikal periodontal) sejauh ini merupakan kista
yang paling umum pada rahang. Kista inflamasi ini berasal dari lapisan epitel dari
periodontal.
sebelumnya, yang merupakan fokus dari jaringan granulasi yang meradang kronis
di tulang yang terletak di puncak gigi nonvital. Granuloma periapikal dimulai dan
resipien epitel rest of Malassez terjadi sebagai respons terhadap produk peradangan.
12
Pembentukan kista terjadi sebagai akibat dari proliferasi epitel, yang membantu
melintasi lapisan epitel ke lumen dari sisi jaringan ikat. Masuknya cairan membantu
proteinase, dari sel-sel inflamasi dan sel-sel di bagian perifer dari lesi
Kista periapikal merupakan sekitar satu setengah hingga tiga perempat dari
semua kasus kista di rahang. Kebanyakan kista terletak di rahang atas, terutama
daerah anterior, diikuti oleh daerah posterior rahang atas, daerah posterior
sampai oval, dengan margin radioopak yang sempit yang berdekatan dengan lamina
dura gigi yang terlibat. Komponen radiopak perifer ini mungkin tidak terlihat jika
kista dengan cepat membesar. Diameter kista berkisar dari beberapa milimeter
hingga beberapa sentimeter, meskipun mayoritas cenderung kurang dari 1,5 cm.
Pada kista yang sudah lama, resorpsi akar gigi yang menyinggung dan kadang-
ketebalan yang variabel. Transmigrasi sel-sel nflammatory melalui epitel adalah hal
yang umum, dengan besar PMNs dan jumlah limfosit yang terlibat. Jaringan ikat
suportif yang mendasari dapat secara fokal atau difus diinfiltrasi dengan populasi
sel inflamasi campuran. Plasma sel menginfiltrasi dan menghubungkan dan badan
Pusat kalsifikasi distrofik, clefts kolesterol, dan sel raksasa tipe tubuh
multinucleated asing dapat dilihat setelah terjadi perdarahan di dinding kista. Pulse
menunjukkan komunikasi apikal dengan rongga mulut melalui saluran akar dan lesi
karies.
Dalam persentase kecil dari kista periapikal (dan dentigerous cysts), tubuh
hyaline, yang disebut badan Rushton, dapat ditemukan. Badan-badan seperti itu di
dalam lapisan epitel ditandai oleh bentuk hairpin atau bentuk yang sedikit
usul badan-badan ini diyakini terkait dengan perdarahan sebelumnya. Tidak ada
Lesi periapikal (kista / granuloma) dapat berhasil diatasi dengan ekstraksi gigi
nonvital terkait dan kuretase zona apikal. Sebagai alternatif, pengisian saluran akar
Opsi ketiga, dan yang paling sering digunakan, melibatkan pengisian saluran akar
saja, karena sebagian besar lesi periapikal adalah granuloma dan menghilang
dihilangkan, kista residu dapat berkembang dari bulan ke tahun setelah pemusnahan
awal. Jika salah satu kista residual atau kista periapikal asli tetap tidak dirawat,
melemahnya rahang bawah atau rahang atas. Perbaikan tulang lengkap biasanya
terlihat pada kista periapikal dan residual yang dirawat secara adekuat.
16
Radang adalah suatu respon jaringan hidup terhadap cedera yang ditandai
pemulihannya. Setelah email terbuka yang disebabkan oleh trauma atau infeksi
bakteri, maka jaringan dentin dan jaringan pulpa yang terlindung di dalamnya
Pada perubahan ini melibatkan dua faktor, yaitu tekanan osmotik koloid dan
kapiler yang di imbangi dengan tekanan hidrostatik kapiler yang mendesak cairan
keluar dari kapiler. tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan osmotik koloid
pada kapiler ujung arteri, maka cairan mengalir keluar dari kapiler ke dalam darah.
Vasodilatasi adalah respon awal dari inflamasi, dimana dinding anterior dan
interstisial. Aliran darah lambat menuju keadaaan statis, dimana sel darah berhenti
jaringan interstisial
interstisial .
selanjutnya. Perubahan ini juga melibatkan faktor yang sama dengan perubahan
Dinding pembuluh darah memiliki sifat permeabilitas, akan tetapi tidak bisa
dilewati protein. Tekanan osmotik akan menahan cairan tetap didalam pembuluh
cairan, protein plasma juga masuk ke dalam pembuluh darah kapiler melalui proses
diapedesis. Pada proses ini protein plasma dapat mengecilkan ukurannya sesuai
dengan pori–pori kapiler sehingga protein plasma dapat masuk dalam kapiler.
apabila protein plasma yang keluar dari kapiler melebihi kapasitas pembuluh
interstisial.
darah pada daerah cederayang disebut marginasi, pada saat inflamasi. Lalu
neurofil menyusup keluar dari pembuluh darah dan menyelinap diantara sel–sel
endotel. Neurofil muncul pada daerah cedera dan mengadakan emigrasi menuju
jaringan interstisial. Pergerakan ini adalah proses yang aktif karena adanya sinyal
kimia yang disebut kemotaksis. Bila pulpa terinflamasi, produk–produk yang dapat
menyebabkan kemotaksis adalah toksin bakteri dan jaringan cedara itu sendiri.
antibakteri yang hidrogen peroksida dan melepaskan zat tersebut merupakan cara
Limfosit dan monosit muncul pada daerah cedera, setelah keluar dari
dengan sistem humoral dan selular.Apabila inflamasi pulpa gigi melibatkan bahan–
bahan antigen, maka sistem humoral dan selular akan berperan didalamnya. Sistem
Saat bakteri melewati pembuluh saraf pulpa, timbul peradangan awal pulpa
Selama masa inflamasi, pulpa berada dalam lingkungan yang rigid,
teremenineralisasi, dan memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk
meningkatkan volumenya
Dalam lingkungan yang rendah-penyesuaian, respon peradangan yang intens
dapat menyebabkan peningkatan yang merugikan pada tekanan jaringan,
melampaui mekanisme kompensasi pulpa
Proses peradangan menyebar secara sirkumferensial (melingkat) dan secara
bertahap melewati pulpa, melangsungkan siklus destruktif (merusak)
Infeksi pulpa
disebabkan oleh berbagai jenis bakteri. Penyebab utama dari penyakit pulpa adalah
iritan mikroba dari karies, yaitu bakteri S.mutans dan Lactobacillus spp
4. Proteus vulgaris
21
irreversible pada pulpa yang terinflamasi secara kronis hingga timbul ke permukaan
oklusal. Pulpa polip adalah suatu kondisi jaringan pulpa vital yang mengalami
radang kronis sebagai bentuk respon pertahanan jaringan pulpa terhadap infeksi
bakteri. Respon pertahanan pulpa ini membentuk jaringan granulasi. Pulpa polip
merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari serat jaringan ikat dengan pembuluh
kapiler yang banyak, pulpa polip biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai
benjolan jaringan ikat yang berwarna merah mengisi kavitas gigi di permukaan
oklusal.
pulpa muda yang terinfeksi dengan kavitas yang besar. Pada pulpa muda,
terbentuknya jaringan granulasi saat terjadi invasi bakteri pada jaringan pulpa.
Namun tidak menutup kemungkinan pada pasien muda dengan kavitas besar tidak
terjadi polip pulpa dikarenakan kualitas vaskularisasi pada jaringan pulpa tersebut
yaitu ketika tekanan dari bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak nyaman.
Test elektrik dan palpasi menunjukan hasil yang sama dengan pulpa normal.
Biasanya penyakit ini terdapat pada mahkota gigi yang mengalami kerusakan
(umumnya pada anak) dan muncul menyerupai kembang kol kemerahan sebagai
kadang tertutup oleh epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang
berlangsung lama.
Gejala yang timbul antara lain tidak adanya rasa sakit karena rendahnya
proliferatif. Terbukanya pulpa karena adanya karies yang berjalan lambat dan
hiperplastika diperlukan kavitas yang besar dan terbuka, pulpa muda yang resisten
dan stimulus tingkat rendah namun berjalan kronis. Karena mengandung sedikit
serat saraf, maka tidak menyebabkan rasa sakit namun mudah berdarah karena kaya
akan jaringan pembuluh darah. Pulpitis kronis hiperplastika juga menunjukan hasil
Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda.
sebagian besar kamar pulpa, kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan
gigi.
2. Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan pulpa normal dan lebih
4. Jaringan ini mudah berdarah karena kaya akan suatu anyaman pembuluh
darah.
5. Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan
hanya pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau
suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi
lemah atau sama sekali tidak terhadap testermal, kecuali jika digunakan dingin yang
ekstrim, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal
dimana perbedaan pulpa polip dengan gingival polip adalah pulpa polip berwarna
lebih terang dibanding jaringan sekitar karena banyak mengandung kapiler darah.
Permukaan tidak rata. Terjadi pada gigi vital, berasal dari jaringan pulpa, kapvitas
selalu kelas I. Sedangkan gingival polip yaitu warna sama dengan jaringan sekitar,
permukaannya rata, biasanya pada gigi vital (proksimal) atau non vital (furkasi).
oklusal. Biasanya ditemukan pada mahkota yang karies pada pasien muda. Pulpa
polip biasanya diasosiasikan dengan pulpa muda yang memiliki banyak pembuluh
darah, memadainya tempat terbuka untuk drainase, dan adanya ploriferasi jaringan.
Pada pemeriksaan histologi terlihat adanya epitel permukaan dan jaringan ikat di
bawahnya yang terinflamasi. Sel-sel epitel oral tertanam dan bertumbuh menutupi
Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat
oklusal yang besar. Hal ini kadang-kadang diasosiasikan dengan tanda-tanda klinik
pulpitis rreversibel seperti nyeri spontan serta nyeri yang menetap terhadap
stimulus panas dan dingin. Ambang rangsang terhadap stimulus elektrik adalah
sama dengan pulpa normal. Respon gigi terhadap palpasi atau perkusi normal.
Polip pulpa merupakan hasil dari iritasi mekanis dan invasi bakteri yang
masuk ke kamar pulpa gigi yang mahkotanya mengalami kerusakan yang cukup
parah. Paparan yang luas dari pulpa ke lingkungan oral dan invasi bakteri
yang baik memiliki respon imun yang lebih resisten terhadap infeksi bakteri. Selain
itu, karena gigi yang terbuka ke lingkungan oral, transudat dan eksudat dari pulpa
yang terinflamasi dapat mengalir keluar dan tidak terakumulasi dan tertahan dalam
intrapulpa. Pada gigi muda dimana apeksnya masih terbuka, risiko nekrosis pulpa
karena kongesti vena menjadi menurun. Keberadaan vaskularisasi yang baik pada
pulpa muda ini merupakan mekanisme proteksi yang penting dalam melawan
respon inflamasi.
27
menghasilkan gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya.
Setiap film biasanya menunjukkan 2-4 gigi dan dapat memberikan gambaran secara
rinci tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Pada radiografi periapikal, terdapat dua
teknik proyeksi yang biasa dapat digunakan, yaitu teknik paralleling dan teknik
bisecting.
1. Film diletakkan pada film holder dan ditempatkan dalam mulut, pada posisi
2. Tube head (cone) diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan film.
4. dan penentu arah tube head, teknik ini dapat diulang dengan posisi dan
1. Untuk pemeriksaan gigi insisivus dan kaninus rahang atas dan bawah
gunakan film holder khusus untuk regio anterior, dengan film ditempatkan
secara vertikal. Sedangkan untuk gigi premolar dan molar gunakan film
Harus diperhatikan sisi film yang berwarna putih dan tonjol identifikasi
2. Kepala pasien bersandar pada kursi, bidang oklusal horizontal sejajar dengan
lantai.
Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film
Tabung sinar-x diarahkan tegak lurus pada garis bagi ini, dengan titik pusat
dapat terproyeksi sama besarnya pada film. Penentuan sudut vertikal tabung sinar-
x adalah sudut yang dibentuk dengan menarik garis lurus titik sinar-x terhadap
bidang oklusal. Penentuan sudut horizontal tabung sinar-x ditentukan oleh bentuk
lengkung rahang dan posisi gigi. Dalam bidang horizontal, titik pusat sinar-x
30
untuk memastikan seluruh gigi tercakup didalam film. Perlu diperhatikan juga sisi
yang menghadap tabung sinar-x adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol
Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa tekanan, dengan
ibu jari atau telunjuk (menahan film dengan tekanan yang berlebihan dapat
Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang
tepat.
hiperplastika pada anak adalah teknik radiografi intra oral yaitu periapikal. Teknik
periapikal pada anak-anak sama dengan teknik periapikal pada dewasa hanya
menggunakan ukuran film yang lebih kecil yaitu ukuran 0 untuk anak kecil (22x35
mm) atau 1 yang relatif sempit dan juga biasa digunakan untuk melihat gigi anterior
(24x40 mm).
pulpa, karena karies sudah mencapai pulpa, dan polip merupakan jaringan lunak
berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pada pulpa polip keadaan pulpa masih vital
sedangkan pada nekrosis pulpa pulpa sudah non vital. Kelainan ini memiliki ciri
yaitu : lesi pada mahkota mencapai ruang pulpa dimana pulpa sudah dalam keadaan
vital, membran periodontal dalam batas normal, lamina dura dalam batas normal
persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
1. Keluarga terdekat adlh suami atau istri, orangtua kandung, anak kandung,
rehabilitatif.
3. Tindakan kedokteran yang berisiko tinggi ialah berupa tindakan yang dapat
4. Dokter/ dokter gigi ialah yang diakui pemerintah RI sesuai peraturan UU.
5. Pasien yang kompeten ialah pasien dewasa atau telah/pernah menikah, tidak
2.7.2 Persetujuan
2. Tindakan kedokteran yang berisiko tinggi harus dgn persetujuan tertulis dan
ditanda tangan.
2.7.3 Penjelasan
1. Penjelasan harus diberikan langsung kepada pasien atau keluarga dekat, baik
2. Dalam hal anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan diberikan kepada
3. Penjelasan berupa: diagnosis dan tata cara, tujuan, alternatif, risiko dan
2. Jika terdapat kerguan persetujuan yang diberikan oleh pihak pasien, dokter
dari keluarga terdekat pasien (setelah mendapat penjelasan) yang diberikan secara
tertulis.
tindakan kedokteran.
36
keluarga terdekat. Umur 17 tahun ke atas dianggap telah dewasa, umur di bawah
yaitu:
1. Pulpotomy
2. Partial Pulpectomy
1. Complete Pulpectomy
karena sudah terjadi infeksi periapikal dan kondisi gigi sudah non-vital.
Pulpektomi adalah suatu tindakan pembuangan jaringan nekrotik dan saluran akar
gigi sulung yang pulpanya nonvital atau mengalami radang kronis. Tujuannya
hingga waktunya tanggal tanpa membahayakan benih gigi permanen dan kesehatan
anak.
38
tujuan untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan
periapikal disekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat
2.8.1 Tujuan
2.8.2 Indikasi
1. Gigi sulung dengan pulpitis ireversibel, atau gigi yang semula akan dilakukan
2.8.3 Kontraindikasi
1. Pada gigi dengan kerusakan yang luas dan tidak dapat direstorasi
2. Panjang akar kurang dari 2/4 disertai resorbsi internal atau eksternal
3. Kelainan pada pulpa yang menyebabkan dasar pulpa terbuka ke arah furkasi
1. Rontgen foto untuk melihat hasil pemeriksaan yang menunjukkan apeks akar
gigi.
4. Membuang semua jaringan karies dan seluruh atap pulpa, lalu jaringan pulpa
akar, dan diirigasi berulang-ulang dengan larutan NaOCL (Milton’s) agar sisa
debris hilang;
9. Pada bagian kamar pulpa diisi dengan IRM atau semen base lainnya.
dengan pemberian pasta anti septik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam
keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai pasta para formaldehid.
2.9.1 Indikasi
1. Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau trauma.
1. Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi tidak mungkin
dilakukan.
Kunjungan pertama
1. Ro-foto
3. Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, tujuannya
kontaminasi bakteri
disingkirkan.
5. Buka atap pulpa kemudian singkirkan jaringan yang nekrosis dalam kamar
pulpa.
7. Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO + eugenol pasta atau
Devitalisasi gigi dilakukan agar kamar pulpa mati sebelum dilakukannya pulpotomi.
merupakan obat penghilang dan pereda rasa nyeri. Efek samping dari eugenol ialah
suatu daerah kerja yang aman dan aseptic dari saliva. Hal tersebut bertujuan bagi
2.11.2 Komponen
Material karet yang digunakan untuk mengisolasi gigi yang akan dilakukan
perawatan.
45
isolator karet dan gulungan kapas pada beberapa kasus. Terdiri dari dua macam,
(dam sheet) agar tetap membentang dan tidak menutupi daerah kerja. Terdiri dari
empat macam, yaitu Young frame, Nygaard-Ostby frame, Star Visiframe, dan
Plast-Frame.
47
dan membuka clamp saat akan digunakan atau dilepaskan dari gigi.
6. Dental Floss
Benang gigi yang diikatkan dengan kuat di sekitar servikal gigi pada lubang
tentang apa yang akan dilakukan. Setelah itu, gigi geligi pasien dibersihkan dari
plak, debris, sisa makanan atau kalkulus. Titik kontak interproksimal diperiksa
lengkung geligi. Pada pembuatan lubang di material karet, perlu diperhatikan batas-
batas setelah dipasang. Tanda utama yang harus diketahui, antara lain:
Pada pemasangan rahang atas, gigi insisivus harus terletak 1 inci dari batas
atas dan rahang bawah, lubang yang paling posterior sedikit ke kanan atau ke
kiri dari titik pusat karet dan di letakkan lebih ke depan untuk menghindari
penutupan hidung.
Jarak antar lubang harus sesuai dengan ruang di antara tiap gigi.
lubang agar material karet dengan mudah menempati tiap gigi tanpa terlipat.
Bila lubang dibuat terlalu rapat atau tidak tepat, gigi bisa dimasukkan dalam
keluar dikarenakan tidak simetris. Lubang yang terlalu berjauhan juga tidak
bagus karena adanya bagian yang terlipat di antara gigi disebabkan oleh
Lubang diletakan sedemikan rupa sehingga karet menutupi seluruh mulut dan
yang tidak dikehendaki yang timbul selama perawatan. Cara sederhana dalam
pembuatan lubang yaitu: Pasang material karet pada dam frame, letakan
material karet yang sudah ditandai dengan dam stamp di atas ukuran lubang
50
dam pucnh. Angkat karet dan lakukan proses perlubangan dengan merapatkan
Cengkeram yang dipilih mempunyai titik kontak yang baik di interdental dan
terletak pada posisi yang stabil. Untuk mencegah tertelan atau teraspirasinya
cengkeram saat terlepas maka ikatkan benang gigi ke busur cengkeram untuk
Pemasangan rubber dam hanyalah pada gigi yang akan dirawat, meskipun
terkadang gigi-gigi lain juga diisolasi agar aksesnya menjadi lebih baik. Teknik
frame menjadi satu kesatuan. Teknik ini lebih disenangi dari pada teknik lainnya,
disebabkan teknik ini paling efisien pada sebagian besar kasus karena rubber dam
dapat terletak di atas titik kontak gigi yang cenderung mengungkit cengkeram.
Pasang material karet pada dam frame sehingga material karet teregang
Pasang karet, dam frame, dan cengkeramnya yang telah menjadi satu pada
gigi yang akan diisolasi. Gunakan dam forcep untuk memegang dan
Rapikan posisi material karet melalui sayap cengkeram agar material karet
simpul dan di lewatkan melalui lubang di sisi yang berlawanan diikuti dengan
Sesuaikan material karet pada dam frame agar memperoleh isolasi yang baik
secara berurutan. Metode ini bermanfaat pada pasien yang struktur giginya banyak
yang hilang.
Pasang cengkeram pada gigi yang akan diisolasi menggunakan dam forcep
Sesuaikan posisi material karet agar melekat erat di gigi. Atur sedemikian
Metode ini selain digunakan pada kasus yang sama dengan kasus metode
kedua juga pada kasus ketika mengalami kesuliatan pada penempatan material karet
forcep
Atur posisi cengkeram dan material karet pada gigi sedemikian rupa agar
interdental.
kenyamanan pada pasien serta rapikan bagian interdental dengan dental floss.
Tempatkan dan sesuaikan posisi pasien dengan posisi dokter gigi untuk
Pasangkan material karet, dam frame, serta cengkeram rubber dam sesuai
Rapikan posisi material karet dan atur sedemikian rupa sehingga memberikan
Bersihkan gigi yang akan dirawat dari kotoran yang menempel setelah
Setelah perawatan pada gigi selesai, material karet, cengkeram, dan dam
berikut:
material karet pada interdental agar melekat kuat pada gigi. Jika
forcep.
Gunakan kapas steril untuk membersihkan mulut pasien dan bibir dari
kelembaban.
54
Periksa sisa material karet, apakah semua sisa-sisa material karet telah
terdiri dari formokresol dan glutaraldehid, larutan formaldehid 37% (formalin) dan
merupakan obat antiseptic golongan aldehid, kresol (gol. Fenol), n2 dan krestatin
(metakresil asetat).
2.12.1 Formokresol
perawatan endodontic
sensitivitas terhadap formaldehid atau kresol. Produk ini tidak baik digunakan pada
seseorang yang hamil atau dicurigai hamil tanpa konsultasi kepada dokter
sebelumnya.
Farmakologi: Gabungan dari tiga isomer dari metilfenol, memiliki 3-10 kali
dan deterjen yang dibentuk dari saponifikasi beberapa minyak sayur dapat
Isolasikan gigi dengan dam karet. Buang karies yang ada. Buang pulpa koronal
dengan ekskavator atau bur yang meninggalkan pulpa radikuler. Capai hemostasis.
Basahi kapas pelet kecil dengan fomocresol. Blot atau peras kelebihan cairan
56
apapun dari pelet. Tempatkan pelet langsung di atas pulpa radikuler selama 5 menit.
2.12.2 Glutaraldehid
instrument. Glutaraldehid dapat diperoleh dalam larutan netral (pH 7-7,5), alkali
(pH 7-8,5), asam (pH 4-6,5). Dalam kedokteran gigi selain digunakan sebagai
Obat ini merupakan obat antimikroba yang kuat, efektif, fiksatif (dapat
sifat penetrasi yang terbatas (untuk 1/3 apical). Larutan glutaraldehyde 2% juga
virus yang akan mati dalam waktu 10 – 20 menit, sedang spora baru alan mati
setelah 10 jam.
Konsentrasi yang rendah dari larutan ini tidak menimbulkan reaksi inflamasi.
Sedangkan, konsentrasi yang tinggi atau yang tidak diencerkan dapat mengiritasi
mikroorganisme) dengan proses alkilasi membran dan inti sel. Larutan ini
memberikan gugus alkil pada senyawa yang diserang sehingga senyawa tersebut
NH) & gugus thiol (-SH) sehingga struktur membran sel rusak. Pada inti sel,
glutaraldehid merusak atom Nitrogen (N) pada cincin basa purin pembentuk asam
inti.
Syarat utama keberhasilan perawatan saluran akar pada gigi sulung adalah
bahan pengisi saluran akar harus bisa terserap pada waktu yang sama seperti
Memiliki keuntungan dapat bertahan dalam saluran akar selama beberapa bulan
dalam saluran akar. Namun, memiliki kekurangan yaitu gigi mudah fraktur karena
Adapun syarat-syarat bahan pengisi pada gigi desidu yang lainnya, antara
lain;
1. Radioopak
3. Mudah aplikasinya
4. Tidak mengkerut
5. Bersifat disinfektan
58
solid) dengan dinding saluran akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak
teratur.
Kalsium hidroksida terdiri dari 25% kalsium hidroksida dan 75% larutan
aquous poliakrilik (cair). Memiliki kelarutan yang rendah terhadap air, tidak dapat
larut dalam alkohol, bersifat desinfeksi kuat, dan bactericidal dalam waktu 7 hari.
o Medicament intrakanal
o Sealer endodontik
o Perawatan pulpotomi
Dimulai dari pemisahan ion hidroksil dan ion calcium. Larutan ini dapat
berperan sebagai barrier terhadap bakteri ke saluran akar. Difusi ion hidroksil
nutrisi tidak bisa masuk ke dalam tubuh bakteri. Sedangkan, ion calcium membuat
efek terapeutik.
59
Stainless Steel Crown (SSC) adalah suatu paduan logam dental (alloy) nikarat
yang dapat digunakan untuk bahan tambal sementara maupun tetap berbentuk
anatomi gigi dan mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi yang mengalami
kerusakan yang luas karena karies, fraktur mahkota, hipoplasia email, atau restorasi
pertimbangan, yaitu kemudahan cara pemasangan, mudah didapat, tidak mahal, dan
Komposisi SSC terdiri dari 18% Chromium, 8% Nikel (disebut alloy 18-8)
sifat-sifat yang menguntungkan yaitu semakin besar gaya yang menimpa, akan
umumnya, maka paduan logam dental (alloy) tidak lepas dari terjadinya korosi
60
dalam saliva yang berperan sebagai cairan elektrolit di dalam rongga mulut.
2.13.1 Indikasi
Stainless steel crown tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 2 sampai 7.
Gambar II.24 Kiri: Stainless Steel Crown. Kanan: tang dan guntung SSC.
61
Anestesi tidak harus selalu diberikan saat preparasi gigi yang memiliki terapi
pulpa. Rubber dam harus selalu digunakan untuk menjaga daerah perawatan.
2. Reduksi oklusal
mahkota
3. Reduksi interproksimal.
1. Menghilangkan kontak
2. Menghilangkan struktur
3. Penurunan oklusan
4. Penurunan proksimal
Ukuran disesuaikan dengan bagia mesio distal dengan lengkung yang sesuai,
Mahkota harus sesuai dengan gigi, pemasangan dengan ‘bunyi’ oleh sedikit
tekanan. Jika tidak disertai ‘bunyi’ bisa jadi ukuran terlalu besar atau terlalu kecil
6. Menyesuaikan mahkota
kondisi marginal gingival. Jika ada bagian yang berlebih bisa dipotong oleh gunting
Margin mahkota dimanipulasi dengan tang khusus atau dengan tang adam.
Tujuan dari step ini adalah untuk memastikan adaptasi yang baik dari margin crown
8. Sementasi crown
Crown harus diisi dengan semen. Diutamakan pengisian semen harus sudah
diaduk dan diisi hampir memenuhi crown. Pemasangan harus didulukan pada sisi
64
lingual terlebih dahulu lalu ditekan ke sisi bukal. Apabila proses pengadaptasian
suara ”click” saat crown sudah tepat diposisikan. Apabila rubber dam digunakan,
crown harus ditekan saat terjadi sementasi. Apabila tanpa rubber dam atau dilepas
saat proses sementasi, maka pasien bisa diinstruksikan untuk menggigit. Apabila
ada dua gigi bersebelahan dilakukan bersama maka harus dilakukan bersama-sama
pula.
instrumen tertentu. Pastikan tidak ada semen berlebih yang tersisa pada sisi mesial
dan distal gingival margin dari crown. Disarankan untuk menggunakan Dental
Floss dan dililit sekali. Rubber Cup dan Purnice Prophylaxis sangat berguna untuk
mengilapkan crown.
65
Crown harus diperiksa untuk bagian oklusi dan dipoles halus menggunakan
karena setelah dipasang maka molar primer akan menyesuaikan dengan cepat.
11. Follow Up
Pada tiap pertemuan crown harus diperiksa untuk oklusi dan adaptasinya.
Harus juga memperhatikan kondisi pada margin gingiva disekitar crown. Margin
yang teradaptasi dengan baik akan memudahkan pembersihan plak pada kegiatan
PEMBAHASAN
Sumber utama bakteri dalam pulpa adalah karies. Bakteri pada karies akan
Akibatnya, jaringan pulpa akan terinflamasi secara lokal pada basis tubulus yang
terkena karies terutama oleh sel-sel inflamasi kronik seperti makrofag, limfosit, dan
sel plasma. Jika pulpa terbuka, jaringan pulpa akan terinfiltrasi secara lokal oleh
terbukanya pulpa. Jaringan pulpa bisa tetap terinflamasi untuk waktu yang lama
sampai akhirnya menjadi nekrosis atau bisa dengan cepat menjadi nekrosis.
Radang adalah suatu respon jaringan hidup terhadap cedera yang ditandai
pemulihannya. Setelah email terbuka yang disebabkan oleh trauma atau infeksi
bakteri, maka jaringan dentin dan jaringan pulpa yang terlindung di dalamnya
66
67
alveolar. Suspect radiologis pulpitis hiperplastika kronis, lesi furkasi, dan terdapat
benih gigi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dan pulpitis kronis hiperplastik pada gigi 75 dan dirawat dengan devitalisasi pulpa
gigi 75 dan perawatan nekrose pulpa satu kali kunjungan sesuai permintaan pasien.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. 2003. Phillip’S Science of Dental Materials. 11th ed. Missouri:
Saunders.
Hargreaves, K.M. & Berman, L.H. 2016. Cohen’s Pathways of the Pulp. 11th ed.
Missouri: Elsevier.
Heymann, H.O., Swift, E.J. & Ritter, A. V. 2011. Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. 6th ed. Missouri: Mosby.
Pasler, F. a. 1993. Color Atlas of Dental Medicine-Radiology. Thieme.
Torabinejad, M. 2010. Endodontics Principles and Practice.
White, S.C. & Pharoah, M.J. 2014. Oral Radiology - Principles and Interpretation.
7th ed. Missouri: Elsevier.
69