Anda di halaman 1dari 4

KELAINAN OTOT

1. Atrofi Otot
Atrofi otot adalah penurunan ukuran dari massa otot seseorang karena
hilangnya miofibril secara terus menerus. Atrofi yang terjadi karena otot tidak
digunakan dinamakan disuse atrophy. Seseorang yang terbaring di tempat
tidur (karena suatu penyakit atau sudah tua) mengalami disuse atrophy karena
aliran impuls saraf untuk otot rangka berkurang secara drastis, tetapi kondisi
ini bersifat reversible. Jika pasokan impuls saraf terganggu maka otot
mengalami denervation atrophy. Selama jangka waktu 6 bulan sampai 2
tahun, otot mengerut sekitar 1-4 kali dari ukuran aslinya dan serabutnya tidak
dapat digantikan oleh jaringan ikat fibrosa.

2. Hipertrofi Otot
Hipertrofi otot adalah pertumbuhan otot yang dialami karena pembesaran dari
massa otot. Hipertrofi terjadi karena meningkatnya produksi dari miofibril,
mitokondria, retikulum sarkoplasma, dan organel lain. Hal ini dihasilkan dari
kegiatan otot yang kuat dan berulang-ulang seperti latihan fisik. Karena
hipertrofi otot mengandung banyak miofibril, maka otot dapat melakukan
kontraksi yang kuat. Saat masih kecil, hormon pertumbuhan pada manusia dan
hormon lain merangsang kenaikan ukuran dari serabut otot rangka. Hormon
testosteron mendorong pembesaran serabut otot tersebut.
3. Spasme Otot
Salah satu abnormal kontraksi adalah kejang otot. Kejang otot yang sakit
biasanya disebut kram. Kram dapat disebabkan oleh aliran daarah yang tidak
cukup ke otot, terlalu sering menggunakan otot, dehidrasi, cedera, berada pada
suatu posisi dalam periode yang lama dan kadar elektrolit darah yang rendah
seperti potassium.
4. Tetanus

5. Distrofi Otot
Istilah distrofi otot mengarah ke sebuah kelompok penyakit genetik yang
ditandai dengan kelemahan progresif dan degenerasi (kemunduran) otot
rangka dalam mengendalikan gerak tubuh. Bentuk umum dari distrofi otot ini
adalah Duchenne muscular dystrophy (DMD). Karena gen yang bermutasi di
kromosom X dan laki-laki hanya memiliki satu kromosom X maka DMD
biasanya menyerang anak laki-laki. Penyakit ini biasanya muncul antara usia
2-5 tahun saat orangtua menyadari anaknya sering jatuh dan mengalami
kesulitan dalam berlari dan melompat. Saat umur 12 tahun, biasanya mereka
tidak dapat berjalan. Gagal jantung/pernafasan biasanya menyebabkan
kematian pada umur 20 tahun.
Pada DMD, gen yang mengode protein distrofin termutasi, sehingga hanya
sedikit atau bahkan tidak ada distrofin pada sarkolema. Tanpa efek penguatan
dari distrofin, sarkolema mudah robek selama kontraksi otot yang
menyebabkan serabut otot pecah dan mati.

6. Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan
pada neuromuscular junction dan menyebabkan otot menjadi lemah. Sistem
imun memproduksi antibodi dengan tidak tepat yang mengikat dan memblok
beberapa ACh reseptor di motor end-plates dari otot rangka sehingga
menurunkan beberapa fungsi dari ACh reseptor. Karena 75% pasien yang
menderita myasthenia gravis mempunyai tumor di timus, hal ini diprediksi
bahwa kelainan pada timus yang menyebabkan gangguan. Selama penyakit
tersebut berjalan, semakin banyak Ach reseptor yang hilang. Lalu, otot jadi
semakin lemah, semakin cepat lelah, dan bisa menyebabkan berhenti
berfungsi.
Otot wajah dan leher adalah bagian yang paling sering terkena. Gejala
awalnya seperti kelemahan pada otot mata yang menyebabkan penglihatan
ganda dan kelemahan pada otot tenggorokan yang menyebabkan sulit untuk
menelan. Selain itu, orang yang terserang penyakit ini akan mengalami
kesulitan dalam mengunyah dan berbicara. Otot dari anggota tubuh lain juga
dapat terjangkit. Kematian dapat terjadi dari kelumpuhan otot pernafasan,
tetapi biasanya penyakit ini tidak sampai ke tahap kematian.
Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel multinuklear dan silindris yang
sangat panjang, yang memiliki garis-garis melintang (lurik). Kontraksinya
cepat, kuat, dan biasanya dipengaruhi kehendak.

Anda mungkin juga menyukai