Anda di halaman 1dari 4

Atrofi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan hilang atau berkurangnya ukuran

salah satu bagian dari tubuh. Pengurangan ukuran ini secara langsung juga dapat mengurangi fungsi
bagian yang terdampak.

Atrofi bisa disebabkan oleh berbagai faktor baik genetik, lingkungan, gaya hidup atau efek samping dari
penyakit tertentu. Gejala paling umum dari atrofi yakni bagian tubuh yang tampak mengecil atau
pelemahan di beberapa sisi tubuh. Ada banyak kondisi, penyakit atau kecelakaan yang bisa
menimbulkan efek samping berupa atrofi.

Pada kasus berat yang termasuk patologis, atrofi memang bisa berbahaya dan bersifat permanen.
Namun sebenarnya atrofi juga bagian dari perkembangan alami manusia saat proses homeostasis.
Misalnya saja munculnya kerutan di wajah, rambut yang menipis dan hilangnya gigi. Ini juga termasuk
atrofi namun dalam kategori normal atau tidak berbahaya.

Jenis-jenis Atrofi

jenis atrofi

Atrofi Denervasi

Atrofi ini adalah kondisi mengecilnya tulang dan otot secara progresif diakibatkan oleh tubuh yang tidak
aktif dalam waktu lama. Kasus atrofi ini sering ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit kronis
seperti kanker atau HIV. Mereka biasanya akan mengalami penurunan kepadatan dan massa otot yang
membuat tubuh tampak mengecil dari yang seharusnya.

Penyebab

Hilangnya pasokan saraf dapat disebabkan oleh cedera, gangguan, atau hasil dari prosedur bedah.

Cidera

Denervasi mungkin merupakan akibat dari cedera saraf. Tiga jenis utama cedera saraf adalah
neurapraxia , axonotmesis , dan neurotmesis . Ketiga jenis ini membedakan antara tingkat keparahan
kerusakan saraf dan potensi pemulihan setelah kerusakan. Setelah cedera di mana beberapa saraf rusak,
otak telah menunjukkan kemampuan dalam rewiring atau mengatur ulang sirkuit saraf. Plastisitas ini
memungkinkan otak untuk mengkompensasi hilangnya komunikasi neuron akibat cedera.
Gangguan

Proses denervasi memiliki hubungan yang kuat dengan gejala yang terlihat pada sindrom post-polio .
Mereka yang mengalami sindrom post polio menjalani proses konstan denervasi dan reinnervasi . Proses
ini terjadi setelah poliomielitis akut dan menyebabkan peningkatan area unit motorik dari waktu ke
waktu. Area unit motor segera meningkat ke titik di mana reinnervasi tidak lagi memungkinkan
menyebabkan denervasi unit motor yang tidak terkompensasi yang menyebabkan atrofi otot dan
hilangnya kekuatan otot. Setelah gejala-gejala diagnosis infeksi polio akut seperti kelelahan , kelemahan
umum dan rasa sakit diyakini berkorelasi dengan denervasi otot.

Seperti halnya sindrom post-polio, sclerosis lateral amyotrophic juga memiliki gejala degenerasi neuron
motorik yang mengarah pada kelemahan umum dan dalam beberapa kasus kelumpuhan. Jenis gejala
yang dialami dapat bergantung pada area tubuh mana yang mengalami kehilangan suplai saraf. Namun
proses denervasi ini berbeda dari sindrom post-polio karena hanya melibatkan degenerasi neuron
motorik atas dan bawah dan tidak mengalami proses reinnervasi dan denervasi yang konstan.

Prosedur bedah

Selain cedera saraf perifer , denervasi digunakan sebagai prosedur medis untuk berbagai manfaat yang
dihasilkan dari menghilangkan suplai saraf ke area tubuh tertentu. Pada denervasi ginjal, prosedur ini
melibatkan penggunaan frekuensi radio atau ultrasound untuk menghilangkan suplai saraf simpatis ke
dinding ginjal dengan maksud mengurangi tekanan darah dan mengobati hipertensi kronis. [6] Namun,
denervasi ginjal lebih jarang digunakan dalam beberapa tahun terakhir karena bukti baru menunjukkan
bahwa tekanan darah tidak berkurang secara signifikan setelah prosedur dan bahkan ada rekomendasi
yang menentang penggunaan prosedur karena ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa denervasi
ginjal mengarah untuk mengurangi tekanan darah.

Prosedur bedah lazim lainnya melibatkan pengurangan suplai saraf secara sengaja untuk mengobati
berbagai gangguan. Dalam simpatektomi , ganglion simpatis diangkat dengan pembedahan untuk
mengobati hiperhidrosis , atau keringat berlebih. [8] Dalam vagotomi , saraf vagus diangkat dengan
operasi untuk mengobati penyakit tukak lambung melalui pengurangan asam lambung. [9] Dalam
rhizotomy , serabut saraf di sumsum tulang belakang dihilangkan dengan harapan menghilangkan nyeri
otot kronis.

Cachexia

Cachexia merupakan kondisi atrofi di mana otot tubuh menjadi bagian yang terdampak. Penyakit ini bisa
menyerang pasien yang sering tidur dalam kondisi cedera tulang belakang atau orang yang mengalami
cacat mendadak. Atrofi ini juga bisa menyerang orang yang sehat. Misalnya saja seorang atlet yang
sedang beristirahat dari musim perlombaan. Karena otot tidak digunakan dan bebannya berkurang,
massanya bisa menurun. Karena itu para atlet tidak boleh meninggalkan latihan meskipun sedang tidak
dalam musim pertandingan untuk mencegah terjadinya atrofi.

Atrofi Otot

Atrofi otot merujuk pada pelemahan otot rangka yang membentuk dan menggerakkan tubuh kita. Ketika
otot yang ada tidak digunakan dalam waktu lama, misalnya pada kasus kelumpuhan atau koma,
massanya akan terus menurun.

Atrofi neurogenik

Jenis ini mengacu pada kondisi yang lebih parah. Atrofi ini tidak hanya memengaruhi otot tapi juga
sampai ke saraf. Ketika saraf sudah ikut terdampak, maka proses penyembuhannya bisa lebih kompleks
lagi. Faktor yang bisa menyebabkan kerusakan saraf ini termasuk konsumsi alkohol berlebih, racun
hingga cedera.

Atrofi Otot Spinal

Atrofi adalah kondisi yang juga bisa dibawa seseorang sejak lahir. Jenis atrofi otot spinal misalnya,
adalah gangguan tulang belakang bawaan yang diderita 1 dari 40 orang. Atrofi ini secara khusus
menyerang neuron motorik yang ada di bagian sumsum tulang belakang. Akibatnya, penderita bisa
kehilangan kendali terhadap ototnya.

Atrofi Otak

Jenis atrofi otak adalah salah satu kondisi yang terjadi ketika otak kehilangan sel-sel penyusunnya dan
mengalami penyusutan. Atrofi otak biasanya hanya terjadi pada salah satu sisi saja. Pasien biasanya
akan mengalami gangguan fungsi kognitif, daya ingat, berbicara hingga bergerak.

Untuk melakukan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pengukuran massa tubuh yang terdampak,
menguji darah, melakukan tes MRI hingga pemeriksaan saraf. Penyembuhan atrofi sendiri bervariasi,
tergantung penyebabnya. Atrofi otot biasanya bisa ditangani dengan terapi namun atrofi yang
disebabkan oleh penyakit akan memerlukan bantuan obat-obatan.
Hipertrofi adalah peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen sel. Ia harus
dibedakan dengan hiperplasia, yang dalam kondisi ini ukuran sel tetap akan tetapi jumlah sel yang
bertambah. Meskipun hipertropi dan hiperplasia adalah dua proses yang berbeda, sering kali muncul
bersamaan, seperti dalam kasus proliferasi yang dirangsang hormon serta perbesaran sel pada rahim
saat kehamilan.

Jenis-jenis Hiperatrofi

Hipertrofi otot

Hipertrofi otot adalah satu bentuk paling umum dan paling jelas dari hipertropi organ, muncul pada
organ otot rangka sebagai respon atas latihan fisik atau latihan beban. Tergantung jenis latihannya,
hipertropi otot dapat muncul melalui meningkatnya volume sarkoplasma atau meningkatnya protein
kontraktil.

Hipertrofi ventrikular

Hipertrofi ventrikular adalah membesarnya ukuran ventrikel jantung. Perubahan ini sangat baik untuk
kesehatan jika merupakan respon atas latihan aerobik, akan tetapi hipertropi ventrikular juga dapat
muncul akibat penyakit seperti tekanan darah tinggi.

Hipertrofi payudara

Gigantomastia adalah pertumbuhan ekstrem payudara, sebagai contoh masing-masing payudara


seberat 5 kg atau lebih. Gigantomastia dapat terjadi akibat komplikasi saat kehamilan, atau sering kali
gigantomastia anak saat pubertas.

Hipertrofi klitoris

Klitoromegali adalah gejala interseksualitas, karena klitoris membesar sehingga menyerupai penis.

Anda mungkin juga menyukai