Anda di halaman 1dari 16

NAMA KELOMPOK 7:

JOHN SAPRINAL SAOGO


N.ALDI SAPUTRA
NADIAH F.N

KLAUKOMA
Pengertian
 Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan
bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari pada
normal yang mengakibatkan kerusakan saraf
penglihatan dan kebutaan. Galukoma adalah
adanya kesamaan kenaika tekanan intra okuler
yang berakhir dengan kebutaan.
 Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan
di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi
kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan.
B. Klasifikasi
Klasifikasi dari glaukoma adalah sebagai berikut
(Sidarta Ilyas, 2003)
1. Glaukoma primer
a.Glaukoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma
( 90-95% ) , yang meliputi kedua mata.Timbulnya
kejadian dan kelainan berkembang
secara lambat.
b. Glaukoma sudut tertutup(sudut
sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior
secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong
ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous mengalir ke saluran
schlemm.
2. Glaukoma sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh
darah dan trauma . Dapat mirip dengan sudut terbuka atau
tertutup tergantung pada penyebab :
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
3. Glaukoma kongenital
Primer atau infantil
Menyertai kelainan kongenital lainnya

4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma
(sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.
C. Penyebab
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut :
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan
cilliary.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di
daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil.
Faktor-faktor resiko dari glaukoma yaitu:
a. Umur
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
c. Tekanan bola mata
d. Obat-obatan
D. Patofisiologi
Aqueus humor secara kontinue diproduksi oleh badan
silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang
untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor
mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik
mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem.
Tekana intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 10-
21 mmhg tergantung keseimbangan antara produksi dan
pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Kasus

 Ny. D 64 thn datang ke poliklinik mata dengan keluhan bola mata terasa nyeri,
penglihatan kabur, melihat benda seperti ada bayangan, klien mengeluh tidak bisa
membaca dengan jelas, di depan mata seperti ada bayangan huruf S, melihat benda
terkadang silau, dari pemeriksaan fisik mata terlihat ada putih seperti air terjun,
ketajaman penglihatan. Menurun hasil pemeriksaan fisus 4/6.    TIO (Tekanan
Intraokular) OD (Oculus Dexter) : 28 mmHg, TIO OS (Oculuc Sinister) : 24
mmHg, TD : 160/90 mmHg, N : 92x/menit, RR : 24x/menit, S : 37 C.
•Analisa Data

Hari/tgl Data fokus Masalah Etiologi Paraf


(Data subjektif & Data Objektif)

Senin, DS :  Nyeri Peningkatan Kel 7


25/03/2013 - Klien mengeluh bola mata terasa nyeri.   tekanan  
  D DO :   intraokular  
  - TIO OD (Oculus Dexter) : 28 mmHg      
  - TIO OS (Oculuc Sinister) : 24 mmHg      
  - Tanda-tanda vital :      
  TD : 160/90 mmHg, N : 92x/menit, RR :      
  24x/menit, S : 37 C.      
     
   
 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan intraokular.
•Intervensi Keperawatan

Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional Paraf


Hasil
15/03/2021 Nyeri yang berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi derajat 1. Mengidentifikasi Kel 8
dengan peningkatan tindakan nyeri mata. kemajuan /
tekanan intraokular keperawatan 2. Anjurkan penyimpangan dari
  selama 3x24 jam istirahat di hasil yang
DS : diharapkan nyeri tempat tidur diharapkan.
- Klien mengeluh bola hilang. dalam ruangan
2. Stress mental /emosi
mata terasa nyeri. Kriteria hasil : yang tenang
menyebab-kan
DO : - Klien stress mental
peningkatan TIO.
- TIO OD : 28 mmHg mengatakan /emosi
3. membantu dalam
- TIO OS : 24 mmHg nyeri hilang. menyebabkan
penurunan persepsi /
- Tanda-tanda vital : - TTV dalam peningkatan TIO.
respon nyeri.
TD : 160/90 mmHg batas normal : 3. Ajarkan pasien
4. Untuk mengurangi
N : 92x/menit TD : 120/80 teknik distraksi.
nyeri.
RR : 24x/menit mmHg 4. Kolaborasi
S : 37 C. N : 80-100 pemberian
  x/menit analgetik sesuai
  S : 36-37o C program.
RR : 20x/menit
•Implementasi Keperawatan

TGL Pukul No. Dx Catatan Keperawatan Nama


15/03/2021 08.00 1 Kel 7
- Mengobservasi derajat nyeri mata.
       
      Hasil : skala nyeri klien 5
  10.00 1  
 
       
      - Mengobservasi tanda – tanda vital klien  
       
Hasil :
     
      TD : 140/80 mmHg  
       
N : 92x/menit
  11.00    
    1 RR : 20x/menit  
     
S : 37 C
     
12.00      
  1  
- Mengatur posisi fowler
     
    Hasil : Klien mengatakan nyaman dengan posisi  
13.30 1  
fowler.
•Evaluasi Data

TGL Pukul No.Dx Catatan Paraf


15-03-2021 09.00 1 S : Klien mengatakan nyeri berkurang.
O : skala nyeri klien 4 Kel 7
TD : 120/80 mmHg
N : 92x/menit
RR : 20x/menit
S : 37 C
 
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
- Observasi skala nyeri
- Tingkatkan pengajaran tekhnik manajemen
nyeri
- Libatan keluarga dalam pengobatan dan
perawatan.
- Kolaborasi pemberian analgetik.

Anda mungkin juga menyukai